Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Sunday, September 30, 2012

True Blood Season 5: Summary

Setahun berlalu setelah ending True Blood season 4 yang berisi banyak cliffhanger, dan jadilah season 5 yang singkat ini, 12 episode berturut2 langsung kelar dalam 3 bulan Juni-Agustus. Dengan cerita yang menurut saya paling seru di antara season-season sebelumnya, terutama dengan plot yang complicated dan skala yang besar.

Fokus utama di season ini adalah petualangan Bill Compton dan Erik Northman yang terperangkap oleh The Authority, organisasi vampir yang memiliki kewenangan tertinggi. Mereka ditangkap karena sudah membunuh Nan Flanagan, utusan dari Authority. Meskipun sempat mendapat bantuan dari Nora Gainsborough, orang lingkungan dalam Authority yang juga saudara sedarah Erik, mereka bertiga pun tertangkap.

Bill dan Erik yang hendak dijatuhi hukuman true death, mengajukan penawaran pada Roman, The Guardian, pemimpin Authority, untuk membawa Russell Edgington, vampire berusia 3000 tahun yang sempat menimbulkan keonaran di season 3. Seperti yang kita ketahui, Bill dan Erik tidak membunuh Russell, melainkan hanya menguburnya di tanah, dengan dirantai dengan silver. Dan di akhir season 4, ditunjukkan bahwa Russell sudah lenyap dari kuburannya.

The Authority

Bill dan Erik yang hampir saja dieksekusi oleh Guardian

The Authority, meskipun meragukan kebenaran cerita Bill, mengizinkan mereka menemukan Russell, dengan menambahkan radar agar bisa mengawasi keberadaan mereka. Bill dan Erik meminta bantuan Alcide, si werewolf, dan Sookie untuk mencari keberadaan Russell dengan membaca pikiran pegawai Alcide yang bertugas mengawasi kuburan Russell.

Mereka berhasil menemukan Russell, yang meskipun masih lemah, tapi terlihat mendapat bantuan dari para serigala, dan pihak lain yang sudah membebaskannya. Bill menahan Erik untuk tidak membunuh Russell dulu, sebagai jaminan untuk Authority. Pasukan dari Authority datang dan meringkus Russell, dengan Bill dan Erik dielu-elukan sebagai jagoan baru di Authority, dan otomatis mereka diampuni oleh Guardian.

Hukuman untuk Nora tetap diberlakukan, karena pengkhianatannya sebagai salah satu chancellour (dewan pimpinan Authority) tak termaafkan. Nora diidentifikasi sebagai anggota Sanguinista, kelompok radikal yang percaya sepenuhnya pada isi Vampire Bible, dan bahwa Lilith menginginkan mereka untuk menjadi ras superior, dengan menjadikan manusia tak lebih sebagai makanan untuk mereka.

eksekusi Russell, yang kemudian gagal

Russell berbalik menyerang Guardian

Situasi yang nyaman ini berbalik, ketika Guardian gagal mengeksekusi Russell, dan malah berujung pada kematiannya di tangan Russell. Terbunuhnya pemimpin mereka secara tiba-tiba membuat situasi kacau. Yang anehnya tak berlangsung lama. Salome Agrippa, tangan kanan Guardian, mengungkapkan bahwa dirinyalah yang telah merencanakan semuanya, membebaskan Russell dan menyingkirkan Roman, untuk mengambil alih kekuasaan Authority sebagai pemimpin rezim Sanguinista.

Bill dan Erik yang terjebak dalam situasi ini mau tak mau menurut dan mengikuti alur permainan Salome, terlebih karena keberadaan Russell yang menunjukkan betapa kuatnya dia setelah membunuh Roman dan anggota lain yang melawan. Salome mengadakan ritual dengan meminumkan darah Lilith ke semua yang hadir. Efek yang ditimbulkan membuat para petinggi Authority termasuk Bill dan Erik high, semacam efek yang sama ketika menggunakan drugs. Membuat mereka makin brutal dan memangsa orang2 di sebuah pesta pernikahan. Saat itulah mereka menyaksikan pemandangan luar biasa, Lilith yang bangkit dari gumpalan darah di lantai.

Pembantaian oleh para vampir dari Authority yg dalam keadaan high

kemunculan Lilith

Setelah peristiwa itu, Authority pun dengan segera bertindak. Bill secara tak terduga mengusulkan untuk melenyapkan pabrik Tru Blood, darah sintetis yg biasa dikonsumsi vampir sebagai pengganti darah manusia, untuk memaksa vampir2 mainstream untuk menghisap darah manusia. Rencana yang berjalan dengan jitu, yang menempatkan Bill pada posisi yang dihormati atas kecerdikannya.

Di tengah2 kegilaan di Authority, hanya Erik yang bisa berpikir jernih dan tak terpengaruh, setelah dia menyaksikan Godric muncul setelah Lilith, memintanya untuk menyadarkan Nora. Erik pun mengajak Bill untuk melarikan diri, yang disambut dengan penangkapannya oleh Bill yang sudah sepenuhnya memihak Authority.

Bill mencoba mencuci otak Erik dengan memberikannya darah Lilith. Erik pun terlihat menurut, padahal sebenarnya dia masih tetap waras, dan dengan berhati-hati menyusun rencana untuk kabur bersama Nora yang juga sudah disadarkannya, lagi-lagi berkat kemunculan Godric.

Russell menantang anggota yang lain

"I am stronger than all of you"

Perpecahan di dalam Authority tak lama muncul setelah Russell yang tak puas karena batasan-batasan yang diberikan Salome, dengan tegas menantang anggota yang lain, dan mengejar darah faery milik Sookie. Berkurangnya Russell memudahkan rencana Erik. Ketika jenderal dari Pentagon datang ke markas Authority untuk memperingatkan mereka bahwa pemerintah AS siap berperang, Erik membunuhnya. Dan dengan itu memiliki alasan untuk pergi mengatasi masalah jendral ini.

Erik dan Nora pun akhirnya bebas dari Authority. Tapi tak berlangsung lama, begitu mereka mendapati kalau Pam, anak didik Erik, ditangkap pihak Authority.

Sudahkah gw bilang kalo plot di True Blood ini banyak dan pada beberapa bagian semuanya bertemu? Russell Edgington berhasil menemukan Sookie bersama faery2 lainnya. Dia berhasil mengalahkan Tetua Fairy dan meminum darahnya dan menjadikannya kuat. Sebelum situasi menjadi gawat, Erik tiba-tiba muncul dan menikamnya. Tak peduli seberapa kuat vampir, ketika dia ditikam, dia akan mati juga. Begitu pun Russell.

Erik berhasil menikam Russell

Setelahnya Erik meminta Sookie untuk membantunya menyerbu Authority, untuk membebaskan Pam dan Jessica yang juga tertangkap. Dengan segera tim pun terbentuk berisi Erik, Nora, Sookie, Tara (yg sudah menjadi vampir), dan Jason yang bersikeras untuk ikut.

Tim penyerbuan ke Authority

Tanpa banyak kesulitan, mereka berhasil menghabisi para prajurit Authority, yang semakin kacau oleh pertikaian internal. Bill didatangi langsung oleh penampakan LIlith yang mengatakan bahwa dia adalah yang terpilih untuk memimpin bangsa vampir, dan memintanya untuk meminum seluruh darah Lilith. Mencurigakan karena Lilith juga muncul dan mengatakan yang sama ke Salome dan anggota lain. Bill berpura-pura setuju bahwa Salome-lah yang terpilih, padahal dia menyiapkan siasat untuk menjebak Salome. Darah Lilith yang diminum Salome ditukarnya dengan darah biasa yang dicampur dengan silver, membuat Salome lumpuh dan dengan mudah Bill menghabisinya.

Bill yang berhasil mengelabui Salome

Erik dan Sookie datang ketika Bill hendak meminum darah Lilith. Sookie mencoba membujuk Bill agar mengurungkan niatnya, dan kembali menjadi Bill yang normal. Bill mengabaikannya, dan meminumnya, yang terbukti menjadi racun dan membunuhnya. Atau seperti itulah kelihatannya, karena dari gumpalan darahnya, Bill kemudian muncul, layaknya Lilith muncul sebelumnya, dengan tubuh yang merah oleh darah, dan menjadi semacam monster seperti Lilith.

Wujud baru Bill setelah meminum darah Lilith

Ekspresi ketakutan Erik dan Sookie melihat wujud iblis Bill

End of season 5, kembali menimbulkan cliffhanger.

Dan itu adalah plot utama di season ini, sementara terdapat juga plot2 lain yang melibatkan tokoh2 lainnya.

Tara yang tewas karena menyelamatkan Sookie dari serangan Debbie Pelt, akhirnya diubah menjadi vampir setelah Sookie meminta bantuan Pam. Tara kemudian menjadi murid Pam, dan patuh padanya.

Sookie yang berusaha merahasikan kematian Debbie akhirnya berterus terang pada Alcide bahwa dia membunuh Debbie. Setelahnya Sookie bertemu dengan para faery lainnya, yang darinya dia mengetahui bahwa orangtuanya terbunuh oleh vampir bernama Warlow.

Alcide yang berseteru dengan pack serigala lokal, karena membunuh pemimpinnya, menantang JD, pemimpin barunya yang memimpin pack dengan cara yang salah. Dia berhasil dan menjadi packmaster yang baru.

Sam dan Luna yang merupakan shifter mendapat ancaman dari kaum haters yang memburu vampir dan kaum supernatural lain. Mereka membantu kepolisian untuk membekuk kelompok itu, yg ternyata didalangi oleh mantan sheriff. Setelahnya mereka terjebak dalam situasi dengan Authority karena Emma dibawa pergi oleh Russell.

Dan satu lagi, Terry Bellefleur yang dihantui monster api Ifreet yang merupakan kutukan dari wanita Iraq yang dibunuhnya sewaktu perang.

Dengan kompleksnya plot yang tersaji hanya dalam 12 episode saja, ga salah kalo gw bilang ini season paling seru dari True Blood, kacau balau pokoknya. Dan ekstrim. Segala macam violence, berdarah-darah, sampe adegan seks dan nudity bertebaran di serial ini. Begitulah.

Friday, September 28, 2012

bukan tawuran, tapi tubir

Minggu ini sedang dihebohkan dengan kasus tawuran antara SMA 70 dan SMA 6 yang menyebabkan satu orang tewas. Hmmm, semacam bom waktu ya menurut saya. Tapi coba kita bahas dulu apa yg sebenarnya terjadi di lapangan.

Menurut berita2 di tv yang gw ikutin, ternyata korban ini ga ikut tawuran. Bahkan kejadian itu sendiri sebenarnya bukan tawuran, tapi sekelompok anak 70 nyerbu beberapa anak 6 yg lagi makan. Hmmm.

Waktu gw bilang semacam bom waktu, ya emang iya. Karena tradisi tawuran udah dari jaman baheula udah ada di 70. Aneh padahal, dibalik prestasi yg bagus, baik akademis maupun non akademis, prestasi kriminalnya juga cukup terkenal. Dan selama ini seringnya dibiarkan aja semua kejadian2 tawuran itu tanpa ada upaya berarti supaya tradisinya ga berlanjut. Ujung2nya mesti nunggu sampe jatuh korban kayak sekarang kan. Ya mudah-mudahan aja sih pihak sekolahnya sadar dan berbenah.

Berbenah gimana? Kasih hukuman tegas. Dan basmi doktrinnya, penyebarnya, penghasutnya. Siapa sih? Mari dibahas. Karena ini tradisi, artinya turun-temurun, dari alumni ke senior kelas 3, dilanjutkan dan ditanamkan ke kelas 1 yg baru masuk. Hampir selalu seperti itu. Kalo sekolah emang bener2 niat memberantas tawuran, tambah keamanannya, awasi lokasi-lokasi strategis di sekitar sekolah yg dipake buat kumpul2 dan 'kaderisasi', awasi toilet dan lokasi-lokasi dalam sekolah yg dipake buat mojokin anak2 baru. Intinya jangan biarkan tradisi berlanjut. Masalah membina anak baru sehingga mentalnya bagus dsb, lanjutin aja program yg biasa, ekskul dll.

Tapi itu sih ya kuncinya. Dari senior dan alumni jangan dikasih kesempatan untuk meneruskan tradisi.

Lalu hukuman tegas. Hmm, kalau masalah bully di DB waktu itu, kemaren2 saya ketahui, ternyata para pelakunya diberi hukuman kerja sosial, semacam community service di US sana, mereka bantu2 di panti. Cukup mendidik sih. Tapi untuk kasus ini? Mesti tegas. Satu nyawa melayang. Harus berhadapan dengan hukum. Kalo cuma luka-luka parah masih bisa ngeles, tapi korban jiwa? Penjara. Normalnya untuk anak2 yg ketauan tawuran hukumannya kerja sosial aja, tapi kalo udah ada korban, ya harus penjara. Dan ada satu lagi hukuman yang terhitung berat buat pelaku: minta maaf ke keluarga korban. Sampe kapanpun keliatannya bakal sulit untuk dimaafkan.

Solusi lebih lanjut yg kepikiran, khususnya dalam kasus antara 70 dan 6 ini, menurut gw sih sering2 adain kegiatan bareng aja antar sekolah. Dari jaman gw sih konflik dengan 6 ini sebenarnya ga gede-gede amat, jarang banget malah. Emang ada semacam rivalitas layaknya tim2 sepakbola di Eropa yang berada di kota yg sama, tapi jarang. Apa mungkin karena berita tawuran dengan anak2 STM ga pernah kedengeran (mungkin udah jarang), makanya sekarang targetnya berubah jadi sekolah tetangga?

Balik ke solusi tadi. Adakan kegiatan bersama antar sekolah, sering2 aja. Misalnya tanding basket, bola atau apa kek. Daripada berantem di jalan, mending berantem dengan sehat di arena olahraga utk berlomba jadi yg terbaik. Dan juga ga cuma yg sifatnya kompetisi, tapi juga yg kerjasama. Sekali-kali boleh lah studi banding ke sekolah sebelah, dan sebaliknya, dan teratur, seminggu sekali ato gimana gitu. Pokoknya yg bisa menjadikan kedua sekolah bersahabat.

Dan ketika segala usaha tetap ga berhasil, solusi terakhir ya mau gimana, leburkan aja dua sekolahnya, digabung. Dulu juga begitu kan sejarahnya 70, gabungan dari 2 sekolah yang suka berantem.

Btw, istilah tawuran sebenarnya bukan istilah yang populer di sana. Kalo ga ada perubahan, istilah yang betul adalah tubir. Alias ribut. Courtesy dari budaya 70 yang menggunakan bahasa terbalik.

Monday, September 24, 2012

Piknik Geng Cangcimen

Hari Minggu kemarin menjadi hari yang melelahkan, lagi, ngingetin gw waktu hari Minggu di bulan Juni waktu launching The Coffee Shop Chronicles di Gramed Depok. Jadi beberapa hari yg lalu, ada ajakan buat jalan2 ke Bogor akhir pekan ini, itung2 kumpul2 anggota geng TCSC. Ga banyak sih yg dateng, karena selain Bogor itu jauh, ya banyak juga yg sibuk di hari minggu. Jadinya yg ikut itu adit (@adit_adit), iip (iiphche), mbak wangi (@WangiMS), saya, danis (danissyamra), sama bella (bellazoditama).

Rencana kumpulnya adalah di deket pintu masuk stasiun Bogor jam 10. Gw berangkatnya jam 9 kurang. Nah, belom apa-apa udah nemu kendala-kendala. Mulai dari angkot ke arah citayam yg dibajak ama ibu2 kondangan. Untung itu udah deket ke stasiun citayamnya. Kendala berikutnya adalah, tertahan di pintu keluar stasiun Bogor. Yah ini sebenarnya salah gw sih. Gw dicegat petugas stasiunnya yg ngecek tiketnya, dan dibantai, diomelin.

Sebabnya adalah awalnya gw ngasih tiket commuter, tapi cuma sampe depok, dan itu tiket yg kemaren. Gw ganti pake tiket ekonomi, tapi saat itu udah ga guna lagi, soalnya si petugas pasti udah curiga sejak ngecek tiketnya cuma sampe depok. Langsung dicecer lagi, yg tadi kan kereta commuter, kok tiketnya ekonomi. Haeee, akhirnya kena juga saya. Padahal saya jarang curang, cuma kalo ke bogor aja gw males beli tiket commuter, dan cuma beli yg eko karena deket. Tapi baiklah, this is my fault, clearly. You can't really complain when the officer were doing their job, excellently, and you're the one who broke the rules.

Yg bikin gw kesel adalah, mestinya gw bisa mikirin setidaknya dua alesan buat berkelit. Bisa nunggu kereta ekonomi berikutnya lewat, baru ikut berbaur keluar. Atau, at least pas ditanya, bilang, tadi naek kereta eko, trus duduk2 dulu, baru keluar. Gitu. Ah tapi kayaknya lagi ada distraksi dan ga kepikiran. Lagian, sewaktu gw ngasih tiket commuter line yg hari kemaren itu, sepertinya gw sudah kalah. Momen ini sempet bikin mood gw jelek waktu nunggu yg laen dateng bareng adit.

Setelah semuanya dateng, minus bella yg berangkat dari bandung naek bis, kita naek angkot ke KBR (Kebun Raya Bogor). Jadi selain jalan-jalan keliling, dimana gw sama sekali ga tau kita mau kemana, foto2 sebentar, makan eskrim, trus minta tolong potoin rame2 ama mbak cantik yg jual eskrimnya. Lalu jalan lagi, utk kemudian rendezvous dengan bella yg dateng di pintu sebelah lain dari KBR. (ya kan emang tempatnya luas banget).

Begitu semua udah kumpul, mulailah kita settle dan nyari tempat yg adem dan pas di rerumputan buat duduk dan istirahat, sambil menikmati makanan2 yg udah dibawa. Adit bawa semangka yg dah dipotong2, danis bawa puding yg dia bikin sendiri (dengan bangga), yg laen bawa snack2, gw juga bawa kripik yg beli di deket stasiun.

Nah, kalo udah duduk berenam kayak gini, ya masa sih ga disertai degan ngobrol2 alias ngegosip. Yang kemudian berujung pada topik utama ceritanya danis. Hmm, jadi tau tentang seluk beluk abege pacaran. Sempet juga karena capek gw tidur2an aja di rumput, dan ga sengaja hape kepencet dan call nomernya alizarinn. Haha, gw juga ga ngerti tuh gimana caranya bisa kepencet nomer itu.

Trus kita lanjut jalan lagi ke rumah anggrek, bentar doang, trus karena udah jam 2 lewat, keluar aja, buat makan di Warung Taman yang katanya deket situ. Bener sih deket dari KBR, tapi dari sisi sebelah mana? Jadinya kita jalan lagi (acara utama hari ini) sekeliling luar KBR, kira2 setengah jam lebih barangkali, sampe kaki gw pegel, baru akhirnya nyampe tempatnya. Barulah bisa berleha-leha minum es teh dan makan.

Yang membawa kita kembali ngobrol2 dan ngegosip. Kalo cerita danis tadi cukup membuat kita "oh gitu ya", cerita bella kali ini lebih mengejutkan lagi. *cut* Pokoknya bikin gw bengong dan geleng2 kepala. Dan kesel sama orang yg dibicarakan.

Sampe sekitar setengah 4 baru kita selesai. Bella balik lagi ke Bandung naek bus, adit pulang ke kosnya, yg laen ke stasiun buat naek kereta. Selain ketemu langsung dengan mbak Wangi dan Bella, banyak hal dan informasi baru yg didapat hari ini. Membuat kita belajar lebih banyak. Oiya, dan dikasih pinjeman buku-buku Michael Crichton ama adit. Hehe, kalo buku pinjeman, bakal gw usahakan untuk dibaca secepatnya.

Oh, darimana itu asal kata Cangcimen. Alkisah, danis suka banget bikin sajak galau. Keliatannya akhir2 ini, tiap dia nyajak, yg laen suka nyamber, cang kacang, akua, mijon, layaknya situasi di bis gitu lah. Makanya dikasih singkatan Cangcemin, dari kaCang, kuaCi, dan perMen. Begitu.

*sebagian foto2 kemarin.

mbak wangi, adit, iip, danis

adit, bella, wangi, iip duduk-duduk di rumput

bergaya di rumah anggrek

Sunday, September 23, 2012

Blitz Week

Bukannya apa-apa sih, tapi dalam minggu ini, gw udah dua kali ke Blitz, yaitu Selasa dan Jumat, buat nonton 3 film. Yg pertama nonton sendiri, yg kedua bareng temen.

Selasa itu, karena masuknya malem dan masih jam 10, jadinya pagi itu gw tidur dulu sampe siang, baru abis itu ke Blitz menjelang sore, untuk nonton The Thieves, salah satu film Korea yang keren abis. Ini karena kemaren2 sempet diomongin ama om pipis dan kak rahne, katanya bagus gitu. Penasaran gw cari2 info, ternyata tentang heist2 gitu, mirip Oceans Eleven barangkali ya.

Jadilah gw beli tiket untuk nonton The Thieves yg jam 16.15, sekalian beli tiket untuk film berikutnya, Resident Evil: Retribution yg jam 19.30. Perkiraan selesai nonton Evil jam 9an, baru abis itu ke kantor naek bis trans.


The Thieves. Keren. Ceritanya tentang sekelompok pencuri, yg masing2 punya skill khusus, jadi ada pembagian tugasnya, dapat ajakan untuk misi besar dari Macau Park, seorang pencuri ahli. Sebuah ajakan yang mencurigakan, karena dahulu Macau Park pernah berselisih paham dengan Popeye, pemimpin mereka. Toh akhirnya mereka tetap menyanggupi ajakan itu, dengan mempersiapkan siasat untuk membalas Macau Park.

Selain Korean gang, Macau Park juga merekrut kelompok pencuri CIna, yang menggunakan metode yang lebih keras, yaitu senjata, dan lebih merupakan merampok ketimbang mencuri. Mereka pun mengikuti misi ini, juga dengan agenda lain. Semakin rumit karena di dalam satu geng pun, beberapa anggota memiliki tujuan sendiri2 yang berbeda, intinya adalah bagaimana mendapatkan target, yaitu berlian berharga, untuk dirinya sendiri.

Ketika misi akhirnya dilakukan, situasi pun kacau balau, situasi saling tusuk dari belakang dilancarkan Macau Park dan anggota yg lain. Twist demi twist tersaji, siapa sebenarnya yang berkhianat dibeberkan, membuat penonton seperti saya berbalik mendukung karakter lain. Dan tentu saja, lawan tangguh yang terkenal misterius, yang kemunculannya membuat saya terpukau, karena dengan tenang dan mudahnya dia melumpuhkan semua lawan-lawannya, termasuk armada polisi yang sudah mengepung mereka.

Seru abis pokoknya.

Selesai film itu jam setengah 7 lebih. Tadinya gw mau makan dulu, tapi malah gajadi dan yaudah nunggu jam setengah 8 aja. Resident Evil. Padahal ga terlalu ngefans sih, tapi udah telanjur nonton film sebelumnya, Afterlife, waktu itu di bioskop di Ciwalk, jadi semacam keharusan gini.


Resident Evil: Retribution. Sayangnya pas nonton ini keliatannya saya udah agak ngantuk, agak kurang fokus. Tapi pas adegan berantem2nya masih inget sih. Intinya Alice yg waktu itu di kapal diserang ama pasukan Umbrella Corp, yg anehnya dipimpin ama rekannya dulu, Jill Valentine yg dikendalikan musuh. Alice tertangkap, dan ditahan di markas Umbrella di bawah lautan.

Yang anehnya, si Albert Whisker yg jadi musuh di film sebelumnya, kali ini malah nawarin bantuan buat ngebebasin Alice, dan ngirim beberapa orang (Leon siapa gitu, juga karakternya Boris Kodjoe, juga Kevin Durand, yah ga apal gw nama-namanya) buat bebasin Alice. Mereka pun mesti kabur sambil ngelawan monster-monster, dan juga pasukan yg tadinya temen2 mereka, Jill Valentine, dan Rain (karakternya Michelle Rodriguez dari film yg pertama).

Oiya, opening Retribution ini, seperti yg ada di trailernya, ngasih kesan kalo Alice ada di lingkungan yg damai, punya keluarga, suaminya si Oded Fehr itu, dan punya anak perempuan. Yg meranin Aryana Engineer kl ga salah, yg waktu itu maen di Orphan. Uniknya, mirip seperti Orphan, karakter anak ini juga tuna rungu. Lalu opening sebelum itu juga ga kalah keren, jadi adegannya dibalik gitu, dimundurin, dari Alice yg nyebur ke laut, gerakannya direverse ke sewaktu dia ngelawan pasukan Umbrella sampe sebelum pesawat2 musuhnya dateng.

Rada-rada aneh aja, tiba2 tokoh2nya switching side gitu, ada yg jahat jadi baek etc. Dan makin ga abis-abis aja. Ini udah film kelima dan belum ada penyelesaian yg tuntas. Masih bakal ada lanjutannya ini. Haduhh.

Okeh. Sebelum film The Thieves mulai, ada trailer tentang beberapa film, salah satunya tentang Architecture 101. Film Korea, Yg menarik perhatian gw sih pemeran ceweknya cakep banget. Dan kebetulan aja malemnya adit ngomongin film itu. Gw nyamber aja, mau ikut nonton ceritanya. Dan jadilah direncanakan untuk nonton film Architecture itu hari Jumat sore, pas pulang kerja, bareng adit dan iip.

Padahal Jumat itu, seperti Sabtu, gw abis pulang pagi, dan belom sempet tidur sampe setelah Jumatan. Mana mata udah rada sakit. Kemungkinan karena kemarennya begadang. Makanya sempet bilang ga bisa janji jadi ikut. Akhirnya tidur dulu, dan baru kebangun menjelang jam 4, dimana gw mesti buru2 berangkat biar dapet kereta dan nyampe di waktu yg direncanakan. Karena udah ditungguin di stasiun Depok ama adit, yg transit dulu. Meski ga dapet kereta yg jam 16.40 itu, naek yg jam 5 ternyata masih sempet nyampe GI sebelum film mulai.


So, Architecture 101. Sebuah film romantis yang buagus banget. Ga nyangka ya, dua kali nonton film Korea, keduanya keren-keren meski genrenya beda banget. Ceritanya seorang wanita dateng ke arsitek, minta dibikinin rumah. Mereka ternyata temen kuliah dulu, waktu ikut matkul Architecture 101, padahal si cewek jurusan Musik. Dan tentu aja bukan cuma temen, tapi si cewek adalah first love-nya si cowok, dan vice versa.

Aduuh, kenapa mesti datang sekarang ya, gitu mungkin yg ada di pikiran cowoknya, begitu cinta pertamanya nongol lagi, disaat dia mau nikah bentar lagi ama pacarnya. Situasi pengerjaan desain dan pembangunan rumah membuat mereka jadi deket lagi, dan sepertinya ada harapan (bagi penonton seperti saya) kalo mereka bakal bersama. Ternyata engga sih. Yg juga bikin gw bingung. Loh kok, ga balikan? Gitu yg gw tanyakan di akhir film. Yg dijawab dengan bijak sekali oleh adit, karena ada masa lalu yang ga bisa diperbaiki, seperti halnya pintu rumah si cowok yg rusak.

Lebih lanjutnya, bisa juga dibaca reviewnya adit, atau review iip tentang film ini. Juga review dari ahlinya, om asliga di sini. Wow, padahal aslinya gw pengen nonton ini karena tokoh ceweknya (yg jaman kuliah) cakep banget, ga taunya filmnya emang bagus banget.

Abis nonton itu kita makan dulu di KFC, dimana akhirnya gw bisa ngerasain rasa Chilly Krunchy itu, emang beda sih. Dan kurang puas karena baru makan satu. Nanti2 ke KFC lagi ah. Dan karena nonton bareng ini, akhirnya gw ngerasain juga naek kereta yg terakhir jam 22.47. Karena mau naek yg dari Sudirman udah abis, kita naek taksi dulu ke Gondangdia, baru naek kereta yg terakhir itu. Sampe rumah jam 12 kurang. Capek dan mata kayaknya masih sakit, tapi puas banget hari itu.

Friday, September 14, 2012

Bantu Aku Membencinya

Selepas magrib, dengan tergesa-gesa aku melompati anak tangga di stasiun Gambir ini. Bukan untuk mengejar kereta, meskipun dalam lima menit akan segera muncul kereta ke arah Bogor. Bukan. Fatma memintaku untuk bertemu, ingin melaporkan sesuatu katanya.

Aku berusaha melepaskan diri dari kerumunan orang-orang yang sedang menunggu di peron, dan menuju bagian di ujung selatan, di bagian yang tak beratap yang biasanya digunakan oleh penumpang wanita, atau juga oleh para perokok yang ingin memenuhi kebutuhan paru-paru mereka akan nikotin. Tidak banyak orang yang berada di sana malam ini.

Disana Fatma sedang berdiri, bersandar pada pagar pembatas, entah sedang menatap Monas atau jalan yang penuh dengan warna-warni lampu kendaraan. Sudah dua bulan sejak terakhir kita bertemu, dia masih tampak mengagumkan seperti biasanya, dengan rambut sebahu yang dibiarkan terurai, dan coat hitamnya. Hanya mungkin ekspresi wajahnya saja yang terlihat murung.

"Hai," sapaku.

"Hai, Don. Thank you, for coming."

Senyumnya masih terlihat mempesona, meskipun di balik senyuman yang lemah itu tercermin kesedihan pemiliknya.

"Jadi, ada masalah apa?"

Fatma menarik napasnya, mengumpulkan kekuatan untuk mulai bercerita.

"Kamu tau ga, udah seminggu ini aku putus sama Ilham?"

Oh, jadi ternyata benar ya.

"Enggak. Tapi aku udah denger rumor tentang itu sih."

Sengaja aku tidak menanyakan lebih lanjut. Dia tidak suka diberondong pertanyaan. Aku hanya menunggu, karena nanti juga dia akan bercerita sendiri.

"Dia dipindahin ke luar negeri. Saat ini sih ke Singapur, tapi nanti dia bakal sering berpindah-pindah tempat, bisa di Asia, ke Eropa atau kemanapun. Nomaden."

Wait, what is he again? A spy?

"Dia bilang mungkin akan sulit buat kita kalau dia ga pernah menetap di suatu tempat. Dia juga ga mau aku ikut dia, karena mungkin bisa berbahaya, buatku."

Must be a spy.

"Aku juga ga bisa membantah. Yang dikatakannya benar. Aku ga bisa ngelepasin kehidupanku disini begitu aja."

Kuperhatikan air mata mulai mengembang di ujung matanya.

"Sudah seminggu lebih, dan aku belum bisa bangkit, Don. Mestinya aku bisa ngelupain dia segera, nyari sifat buruknya yang bisa kubenci, biar semua perasaan ini cepat reda, tapi ga berhasil."

Ketika dia mulai menangis, segera kuraih punggungnya untuk merangkulnya, membiarkan dia menumpahkan kesedihannya hingga habis semua. Dia tidak suka menunjukkan kelemahannya ke orang lain, aku tahu itu.

Beberapa menit berlalu, dua kereta melintas dalam periode itu, dan Fatma pun melepaskan pelukanku. Matanya masih basah seusai menangis tadi.

"Biasanya aku ga pernah punya masalah dengan yang lainnya sewaktu putus. Selalu ada kejelekan mereka yang bisa kujadikan contoh, dan kuingat dalam-dalam supaya aku membenci mereka, dan setelahnya semua beres tak bersisa. Tapi yang ini lain, Ilham berbeda. Kami sudah punya rencana di kemudian hari. Aku punya rencana. Ga gampang untuk ngebuang semua rencana itu ke tempat sampah."

Aku menatapnya lekat-lekat.

"Kenapa mesti membenci dia?" tanyaku sambil tersenyum.

"Supaya aku bisa ngelupain dia."

"Tapi kenapa mesti ngelupain dia?"

Dia tidak menjawab, dan balik memandangku dengan heran. Meminta penjelasan lebih lanjut dariku.

"Kalo emang ga ada yang bisa dibenci dari dia, kenapa mesti dicari-cari kejelekannya? Dan kalopun ada, kenapa kamu mesti benci dia? Mungkin kamu ga perlu membencinya."

"Then, how do I get over him?"

"Biarin aja. Biarkan semuanya mengalir. Kalo kamu masih cinta banget sama dia, biarin aja perasaan itu tetap ada. Mungkin juga kamu bisa menghasilkan sesuatu dari itu, bikin buku atau apa kek. Lalu, ga usah ditungguin, nanti kalo emang sudah waktunya, mereka juga bakal ilang sendiri kok. Mungkin ga bener-bener ilang seluruhnya, tapi cukup buat kamu untuk bisa ngelanjutin hidup kamu yang luar biasa itu."

Perlahan senyumnya mengembang, dan dia tertawa.

"Kamu ini ya, kok sekarang pinter ngomong sih?"

"Hasil dari pengalaman, dan observasi perilaku orang-orang. Kira-kira begitu."

"So, basically, I don't have to do anything to forget him?"

"Right. Semakin kamu ingin melupakan dia, malah semakin sulit untuk melupakan dia. Natural aja. Tau gak, waktu dulu kamu nolak aku, aku juga ga benci kamu abis itu. I mean, I tried, but I just can't."

"Oh ya? Jadi kamu dulu sempet benci sama aku?" tanyanya sambil tertawa.

"Kamu dengerin aku ngomong ga sih? Hih."

Jatuh cinta, patah hati, kemudian menunggu untuk jatuh cinta lagi. Mungkin patah hati lagi, mungkin juga tidak. Seperti itu kan urutannya?

Suara pengumuman dari pihak stasiun menyebutkan kereta tujuan Bogor berikutnya akan tiba. Kuperhatikan wajah Fatma yang sudah tampak segar dan bersemangat, berbeda sewaktu tadi aku pertama melihatnya.

"Udah oke kan? Naik kereta yang ini?"

Dia mengangguk. Di balik senyumannya, dia mengucapkan terimakasih tanpa suara.

~
Bantu aku membencimu
Ku terlalu mencintaimu
Dirimu begitu berarti untukku

Inspired by La Luna - Selepas Kau Pergi.
untuk #30HariLagukuBercerita

Wednesday, September 12, 2012

Becoming You

Tengah malam. Kobaran api. Sebuah cottage terpencil di pinggir danau. Alunan simfoni Beethoven no. 7 yang mendayu-dayu. Dan seorang manusia. Aku.


Duduk dengan santai di meja makan, menikmati segelas sampagne sembari mendengarkan nada-nada menyayat hati, seolah tidak mempedulikan keadaan rumah yang sedang dilahap api.

Tidak ada siapapun di sekitar rumah ini. Tidak akan ada yang berusaha menolong dalam waktu dekat. Tidak perlu terburu-buru.

Awalnya aku sempat berpikir untuk menggunakan kebocoran gas, tapi aku tidak yakin seberapa cepat ledakannya akan menelanku, jadi pada akhirnya kuputuskan untuk menggunakan cara tradisional. Gasoline. Hanya di permukaan luar, sehingga memberiku waktu yang cukup untuk menikmati momen ini.

Ketika gelasku mulai kosong, kuisi lagi dari botol sampagne yang terletak di meja, di samping segelas lain yang juga terisi minuman yang sama.
I am expecting a guest.

Api mulai menjalar ke dalam ruangan, melahap dinding dan segala sesuatu. Aku masih menunggu dengan sabar. Kalau perkiraanku tepat, dia pasti akan datang sebentar lagi.

Api makin membesar, panasnya sudah tak tertahankan lagi. Aku tetap tak beranjak dari kursiku. Toh tidak ada pengaruhnya. Kalaupun ingin melarikan diri, sudah tidak sempat.

Kemudian dia datang. Dalam wujud manusia, dengan wajah sama seperti yang pernah kutemui bertahun-tahun silam.

"Hello. I've been waiting for you."

Bosan. Seperti itulah kira-kira ekspresi wajahnya.

"Drink?" Kucoba menawarinya minuman yang ada di atas meja. Dia tidak menanggapi.

"Why are you doing this again? I hate wasting my time to save impatient man like you."

"I'm not asking you to save me."

Perlahan aku mengambil pistol yang berada di atas meja, dan mengarahkannya ke kepala tamuku itu.

"I want to kill you."

Bersamaan dengan bunyi pistol yang meledak, sebutir peluru melesat menembus kepalanya.

--

Seolah ada benteng tak terlihat, kobaran api hanya berkumpul mengelilingi kami, tanpa bisa merangsek masuk. Peluru tadi menembus kepalanya, tanpa menimbulkan bekas apa-apa.

"What makes you think you can kill me?"

Kuturunkan lagi pistolku.

"We've met before, so I know a little about you."

"Really? Like what?"

"I know that you're tired, and you're bored. Having this job for a long long time."

Malaikat Maut. Dia menyeringai padaku.

"And what happen after you kill me?"

"I will take your job, and hopefully, do it better than you."

"This is a curse, you know that."

"Not always a curse. Besides, we can always hope there's a crazy person like me as a replacement."

Seringainya semakin lebar. Dia tertawa. Betapa mengerikannya tawa si pencabut nyawa. Kemudian setelah selesai, dia memandangiku.

"Do it."

Sekali lagi, kuarahkan pistolku ke kepalanya, dan kutarik pelatuknya.

Setelahnya, api dengan cepat melahap semuanya.

Pada pagi harinya, rumah ini akan ditemukan dalam keadaan hangus, dan sesosok mayat akan ditemukan di dapur. Mayat yang kelak akan dikenali identitasnya, yaitu aku.

Sementara aku melayang di atas reruntuhannya, menyaksikannya untuk terakhir kali, sebelum melesat pergi.

Ada banyak nyawa manusia yang mesti kuambil.

-end-

"MENANTANG MAUT. Saat teracung pistolku ke arah kepala malaikat pencabut nyawa" - rayfarahsoraya

Our Public Transportation is Sucks.

Senin kemaren, adek gw ga masuk kantor. Padahal udah berangkat paginya, tapi jam setengah 10 udah balik ke rumah lagi. Sebabnya adalah suasana senin pagi yg luar biasa padat. Udah dari jam 6 nunggu angkot, tapi ga ada yg kosong. Semua penuh, isinya ama anak sekolah yg pinter banget jadwal masuknya kok bisa sama ama jadwal orang2 berangkat kerja. Akhirnya jam 6.20 katanya baru dapet angkot. Tapi itu pun hanya untuk menemui masalah berikutnya. Macet. Padahal dari depan kompleks ke stasiun itu ga jauh2 banget, 15 menit mestinya nyampe. Ini katanya jalanan penuh minta ampun. Ya gw bisa bayangin, isinya angkot2, dan motor2 yg ga mau ngalah yang juga mau buru2 berangkat kerja.

Setelah jam 7 lewat masih belom beranjak, dan baru setengah perjalanan, adek gw mutusin utk ga masuk aja sekalian. Karena dengan jam kantor yg jam 8, kalo naek kereta abis itu pasti masuknya telat, dan kalo telat ga dapet uang makan. Hasilnya dia nunggu angkotnya jalan aja biar bisa ke puskesmas, buat bikin surat sakit. Baru abis itu pulang.

Malemnya, kakak gw baru pulang setengah 9. Sebabnya adalah, mau naek kereta dari cawang, tapi ga bisa masuk, karena penuh minta ampun terus. Alhasil, setelah nunggu sejam baru dapet kereta. Padahal pulangnya udah dari jam 5. Tapi mau naek bis TJ juga terhambat karena selalu penuh. Dobel lah telatnya.

Apa yg bisa ditarik dari peristiwa-peristiwa di atas? Yaitu transportasi umum kita payah. Banget.

Mulai dari angkot yg di Depok dulu deh. Specific case: angkot O5 tujuan Depok-Citayam. Ini angkot taik yang jumlahnya kebanyakan, dan sering ngetem lelet, tapi anehnya kalo pagi selalu penuh dan ga menyisakan tempat kosong. Pastilah jumlah yg bejibun itu hanya diperuntukkan untuk pagi hari aja, dimana anak2 sekolah dan orang2 masuk kerja berangkat bersamaan. Dari jumlah yg banyak itu, casingnya (bodi mobilnya) banyak yg ga layak pakai dan udah pada ancur-ancuran. Yg ga ancur suka norak, masang lampu temaram di dalem yg ga ada gunanya, atau mejeng botol bir di depan. Buat apaan? Belom kalo ada ban di dalem, menuh-menuhin tempat sehingga bikin susah duduk. Beberapa kali gw nemu duduk di bangku depan yg pintunya susah ditutup. Belom lagi tingkah supirnya yg hobi banget nungguin penumpang yang masih ada di rumahnya buat keluar ke jalan, yang belum tentu juga mau naek angkot jurusannya. Belom lagi mayoritas supir angkot adalah orang2 yg mencurigakan, dan perokok.

Mungkin ini memang masalah klasik angkutan umum seperti angkot dan metro mini, yg masih pake sistem setoran. Eh iya bukan sih? Sepengetahuan gw sih gitu. Kalo emang iya ya berarti ga ada perubahan dari dulu ya. Yang menyebabkan sopir2 hobi ngetem demi setoran, dan munculnya sopir2 cabutan, yg ga jarang menimbulkan kasus kriminal di angkot. *perkosaan, rampok, hih*

Semestinya koperasi atau organda apa yg ngurus angkutan ini meninggalkan sistem yg kadaluarsa ini dan memakai sistem seperti bus TJ, dimana sopirnya udah dijamin honornya, ga pake rebutan setoran lagi, sehingga kalo bisnya penuh ato engga, dia tetep jalan.

Satu lagi, masalah bayar ongkos angkot. Meskipun ga bisa dihindari, tapi kepikiran juga kalo bayar pas turun itu menghambat banget. Apalagi kalo mesti pake kembalian. Waktu yg terbuang buat ngurus bayar ongkos ini bisa nyebabin macet, apalagi di jalan yg cuma dua ruas bolak-balik, jadi kalo berhenti, yg belakang ga bisa maju. Kalo ga pake sistem tiket (tapi susah kali ye kalo angkot jadul gitu) ya pake sistem akun prabayar/pascabayar gitu, kayak telpon. Jadi tiap ke halte/stasiunnya, gesek kartu, nanti nominal berkurang. Udah abis itu tinggal naek angkot, trus berhenti langsung turun ga pake lama2 bayar. Dan lebih gampang karena ga usah nyari2 kembalian buat supir, atau uang pas bagi penumpang. Serius, ngerogoh kantong buat nyari duit itu kadang2 repot, apalagi kalo penuh, susah ngambilnya.

Loncat ke kereta. PT KAI, kalian mesti betah ya dimaki2 ama banyak orang tiap harinya. Perjalanan menggunakan kereta adalah sarana transportasi yang paling efektif, karena ga terjebak macet seperti halnya kendaraan di jalan, apalagi yg rumahnya di sekitar Bodetabek. Sayangnya, jenis 'kemacetan' utk kereta pun tetap ada dalam bentuk lain. Kereta yg penuh sesak. Yang bikin perjalanan terhambat karena mesti nunggu kereta berikutnya yg agak kosong, dan seterusnya. Mending kalo kereta berikutnya cuma nunggu bentar. Yang ada kadang setengah jam baru ada, dan udah pasti penuh juga. Emang sih ngerasa kalo jumlah penumpang kereta makin banyak aja yg dari depok dan bogor, akibat pemekaran kota, katanya begitu. Makin banyak yg tinggalnya di luar jakarta, walhasil yg naek kereta makin banyak. Solusinya sih emang mesti nambah armada kereta, yg tiap lima menit ada gitu. Kalo ga gitu ya tetep aja tiap hari orang bakal stres pas berangkat dan pulang kerja.

Terakhir, bis trans jakarta. Sarana transportasi yang paling diandalkan orang2 yg mau kerja di lokasi2 strategis di jakarta. Masalahnya sejenis ama kereta, penumpangnya udah terlalu banyak sekarang sehingga mesti nunggu lama biar bisa naek, karena nunggu yang kosong. Sering beberapa bis lewat gitu aja, tanpa ada penumpang bisa masuk karena udah pada penuh. Lalu dari kesaksian para pengguna bis lewat twitter, katanya kondisi bis sekarang udah banyak yg memprihatinkan ya, ada yg atapnya jebol, trus tiang buat peganganya copot lah.

Ga ada yg nyaman dan mudah dan lancar. Di lain pihak untuk mengurangi kemacetan, orang2 dianjurkan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan make transportasi umum. Tapi udah banyak nih yg make transportasi umum, dan hasilnya sarananya ternyata belom cukup, atau tepatnya udah ga cukup untuk melayani jumlah penumpang yg membludak. Padahal yg make kendaraan pribadi juga masih banyak loh. Ga ada solusi jadinya. Tambah armada. Mungkin itu. Baik kereta ataupun bis tj.

Lalu kalo capek nungguin kereta/bis yang selalu penuh dan capek desak-desakan, pake kendaraan pribadi aja. Mobil gitu, kalo udah ada duit. Mobil? Maksudnya biar bisa ikut terjebak macet gitu di jalan, apalagi nyetir sendiri? Yg membuat gw ga akan milih mobil selain karena ga punya duit buat beli adalah, terjebak macet, nambah2 kemacetan di jalan, biaya maintenance yg gede.

Yaudah, pake motor aja kalo gitu. Enggak. Gw ga suka ama motor2 yg menuhin jalan di depok sini, juga secara umum yg berkeliaran di jalanan jakarta. Kasusnya agak beda. Yg di depok, jumlah motor udah terlalu banyak sehingga seringkali merekalah yg bikin macet, dan yg gw ga suka, pada suka berebut mau jalan, sehingga bikin susah orang yg mau nyebrang jalan kayak gw, karena motor ga abis2 lewatnya. Nah, ini mestinya masalah infrastruktur, mesti dikasih lampu merah biar orang2 punya kesempatan buat nyebrang.

Yg di jakarta, kelakuan pengendara motor tuh ya, dari pengendara mobil aja udah banyak keluhannya, yg suka seenaknya nyalip lah, ntar asal keserempet malah nyalahin mobilnya. Lalu ada juga yg suka bandel masuk ke jalur busway. Giliran ketabrak dan mati, masuk berita, trus nyalahin bisnya deh. Kalo kasus gw sebagai pejalan kaki sih, selain ga mau ngalah, motor2 ini suka tetep nyelonong meskipun udah lampu merah. Beberapa kali gw nyebrang tetep aja ada motor yg ngelaju. Kadang pengen gw sikut beneran itu yg nyetir, biar jatoh.

Dengan ga sukanya gw akan pengendara motor yg begitu, gw ga bakal mau menjadi salah satu dari mereka. Makanya gw ga mau make motor di jalanan. Cukup di lingkungan komplek aja yg deket2.

Lalu belum ada solusi untuk permasalahan transportasi umum dan kemacetan secara umum, yg bikin orang2 tiap hari ngabisin waktu berjam2 buat perjalanan dari dan ke kantor. Bikin stres. Ini Jakarta, kota yg sebentar lagi akan lumpuh karena kemacetannya. Solusi global adalah memisahkan peran jakarta sebagai pusat industri dan ibukota. Atau sebagian aktivitas dialihkan, dipindahin ke kota lain. Coba itu kantor pusatnya dipindah ke Bogor, biar yg di Bogor ga usah jauh2 ke Jakarta.

Untungnya gw ga mengalami tingkat stres seperti orang2 yg biasanya berangkat tiap pagi dan terjebak permasalahan ini. Jadwal gw yg beda cukup membuat gw bisa bernapas lega. Masuknya kebanyakan siang ato malem, dan banyak liburnya. Tolong jangan dibahas berapa gajinya, kemungkinan sih masih gedean orang2 lain lah. Tapi gapapa, gw ngitungnya ini kerja partime, jadi wajar kalo gajinya cuma setengah dari orang2. Lebih milih begini daripada ikut-ikutan stres. Mungkin orang2 kuat. Tapi gw ga mau nyobain stres berkepanjangan.

Solusi lain yg diambil beberapa temen kantor gw untuk mengurangi masalah kemacetan adalah: mengurangi jarak dari kantor ke tempat tinggal. Kos. Iya, kos adalah solusi efektif untuk terhindar dari kemacetan. Apalagi yg bisa dapet kos murah tapi deket sama kantor biar bisa jalan kaki. Tersebutlah daerah kebon sirih. Lalu ada juga yg agak ekstrim solusinya, yaitu ga punya tempat tinggal. Tinggalnya di kantor. Serius. Ga pulang-pulang, baju disimpen aja di loker, mandi juga di kantor. Pulangnya nanti sekalian mudik kalo udah ngumpulin jatah libur seminggu misalnya.

Orang2 mungkin berpendapat, sebaiknya kita menghadapi masalah dengan gagah berani. Tapi kalo gw sih, kalo bisa dihindari kenapa enggak?

Juga ada yg bilang, daripada cuma ngeluh, mending ngasih solusi, perbaiki. Ya gimana, emang bisanya cuma komplain kok. Dikira kita kerjanya di dinas transportasi apa. Yakali kalo boleh langsung kesana trus ngotakngatik sistemnya.

*tolong maafkan uneg-uneg yang terlalu panjang ini*

Monday, September 10, 2012

Maudy Ayunda - Perahu Kertas



Perahu kertasku kan melaju membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila, tapi ini adanya
Perahu kertas mengingatkanku betapa ajaib hidup ini
Mencari-cari tambatan hati, kau sahabatku sendiri

Hidupkan lagi mimpi-mimpi (cinta-cinta) cita-cita (cinta-cinta)
Yang lama ku pendam sendiri, berdua ku bisa percaya

Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu

Tiada lagi yang mampu berdiri
Halangi rasaku, cintaku padamu

Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu

Oh bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu

*buat gambar*

*udah*

Thursday, September 06, 2012

Lagu Bercerita

Jadi selama September ini sebenarnya ada proyek nulis #30harilagukubercerita, isinya nulis berdasarkan lagu. Wah, sebenarnya cocok sama rencana nulis buku gw waktu itu, yg bikin cerita berdasarkan lagu-lagu favorit. Eksekusinya aja sih yg tertunda mulu. Jadi harusnya saat ini momen bagus buat mulai, tapi berhubung mata saya masih saja bermasalah, saya kurang sreg buat mulai nulis. Apalagi mesti terjadwal gitu, apalagi ternyata lagunya pun ada temanya, kali ini LDR lah. Ya gw mau nulis tentang lagu ini ntar kan ga sesuai tema.

Jadi intinya sebodo aja lah ya. Kalo sempet, nulis aja berdasarkan lagu yg gw mau, ga usah peduliin temanya. Udah kepikiran macem-macem lagu sih yg di playlist favorit, bukan buat proyek ini, tapi buat dibukuin. Dan mesti di satu universe, makanya ga bisa ngasal-ngasal nulisnya.

Adapun beberapa lagu yg pengen gw pake adalah:

1. Sixpence None the Richer - Breathe
2. Taylor Swift - Untouchable (juga Love Story, You Belong with Me, Speak Now, Safe & Sound)
3. Andra and the Backbone - Sempurna
4. Gloomy Sunday (banyak versi, tapi gw dengerin yg Bjork)
5. D'Masiv - Cinta ini Membunuhku
6. Joey McIntyre - Stay the Same
7. Kiroro - Fuyu no Uta
8. Mocca - I Think I'm in Love
9. The Beatles - Hey Jude (tapi gw juga suka yg versi Stephanie Sun sih)
10. The Carpenters - Rainbow Connection
11. Sheila on 7 - Bila Kau Tak Di Sampingku
12. Adele - Hometown Glory
13. Avril Lavigne - Goodbye (dan lagu2 Avril lainnya)
14. Evan Taubenfeld & Avril Lavigne - Best Years of Our Lives
15. Jessie J ft BoB - Price Tag (juga yg Domino)
16. Joe McElderry - Someone Wake Me Up
17. Katy Perry - The One That Got Away (dan lagu2 lainnya)
18. Keane - Somewhere Only We Know
19. Kelly Clarkson - Mr Know It All (juga Dark Side, What Doesnt Kill You)
20. fun - We Are Young.
21. Kylie Minogue - In Your Eyes
22. Lady Antebellum - Need You Now
23. Maroon 5 - Payphone; Never Gonna Leave This Bed
24. Neon Trees - Animal
25. The Click Five - Dont Let Me Go
26. Sara Bareilles - Gonna Get Over You
27. Roxette - Its Possible
28. Vanessa Carlton - A Thousand Miles
29. Train - Hey Soul Sister
30. Selena Gomez & the Scene - Who Says
31. Paramore - The Only Exception (dan lagu2 lainnya)
32. Dr Dre, Eminem, Skylar Grey - I Need a Doctor
33. Muse - Starlight
34. Gotye & Kimbra - Somebody that I Used to Know


ah, banyak pokoknya. Yg baru2 juga mau.

Stop Jurnal

Hmm, jadi sudah setahun sejak pertama kali gw nulis jurnal mingguan. Seperti yg gw ceritakan waktu itu di jurnal bulan September taun lalu, alasannya adalah ingin mencoba mengikuti kebiasaannya Tansen, karakter utama di buku Madre karangan Dee Lestari. Dia rutin nulis jurnal di blognya tiap minggu.

Gw pikir itu kebiasaan yg bagus, jadi selain untuk melatih dan menjaga memori, juga biar momen2 yg berkesan ga lewat begitu aja. Paling ga terekam dalam jurnal itu. Tapi setelah setahun berlalu, dan saat ini isinya mungkin lebih pribadi daripada sebelum-sebelumnya, dengan enggan mungkin gw ga akan lanjutin publish jurnalnya, sementara. Mungkin masih nulis, tapi ga publish di sini. Kadang ga enak juga ama nama2 yg tersebut di dalamnya. Dulunya cuek2 aja karena palingan ga ada yg baca. Ah entahlah, nulis yg laen aja lah. Nulis FF atau review film atau buku gitu.

Demikian.