Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Tuesday, April 30, 2013

Jurnal 29 April 2013

Sebenarnya gw punya rencana untuk nulis review untuk beberapa hal di blog, kayak misalnya review film, buku, game. Tapi karena capek bikinnya, jadi ya cuma segelintir aja yg jadi.

Selesai baca buku Tere Liye yg Borno si tukang sepit yg kemudian jadi pemilik bengkel. Bagus banget, kagum sama Tere Liye yg kayaknya bisa nulis macem2 genre dgn hasil yg oke. Sebelumnya gw baru baca satu bukunya yg persahabatan itu, yg bersambung tapi ga ada lanjutannya, engg. Dan juga udah denger buku yg Hafalan Solat Delisa, trus yg baru2 ini yg bagus itu katanya Negeri Para Bedebah. Jadi pengen baca lainnya, dan pengen bisa seperti dia, nulis macem2 genre.

Marvel Avengers udah memasuki masa2 akhir buat gw. Sudah level 290, 10 level lagi dan mentok. Chapter 12, chapter terakhir utk "season 1" juga sudah keluar, isinya cukup mengejutkan. Ga ada lagi anak buah2 yg sok dan ngehe. Isinya full miniboss atau boss level. Epic juga sih, nanti mungkin bisa dibahas. Dipikir2, berapa lama ya game ini bakal terus ada, dengan segala updateannya, new hero, new spec ops, new chapter. Sementara kitanya udah mentok di level tertinggi. Entahlah.

Hari Selasa pas libur, nyempetin diri buat ke ITC. Yay, keluar rumah juga, biasanya kalo libur gw males kemana-mana. Sekalinya ke ITC buat beli hape murah, buat dipake ibu gw, karena hape nokia 1112 legendaris punya gw udah ga berfungsi. Lumayan yak, dari taun 2006 belinya. Biar awet, ga mau beli yg mereknya aneh2, mending Nokia aja, settle di harga 400an. Abis itu sempet keliling2 lagi, beli kemeja, trus makan di foodcourtnya. Dan pulangnya, ke bengkel, buat benerin rem sepeda yg kendor. Pokoknya dalam sehari itu, beberapa urusan diberesin. Sip.

Minggu ini semifinal leg pertama Liga Champions Eropa. Dua tim Jerman menjamu dua tim Spanyol. Hasilnya, wow. Kejutan. Ga mengherankan kalo Bayern dan Dortmund bisa menang lawan Barca dan Madrid, tapi skornya. Bayern membantai Barcelona 4-0, pertandingan yg bikin gw puas dan tertawa lebar liat Barca dipermak abis-abisan. Keesokannya, giliran Dortmund yg menggila, menang 4-1 lawan Real Madrid. Anomali ini. Padahal di fase sebelumnya, Dortmund cuma menang 3-2 di menit2 akhir pula lawan Malaga, tim Spanyol lain yg lebih inferior ketimbang Madrid. All German Final pun tinggal nunggu minggu depan aja.

Dan setelah sekian lama ga nonton di bioskop, minggu ini berencana lagi, utk nonton Iron Man 3. Rencananya mau nonton bareng adit di botani, sayangnya ga memperhitungkan kalo nonton di sore hari pasti penuh. Hasilnya ga dapet tiket, dan ga jadi nonton. Jadinya ke gramed aja, liat2 buku padahal gw ga beli.

Jadinya pengen gw tuntaskan aja nontonnya di hari senen, ga pulang dulu dari kantor, buat lanjut masuk malemnya. Nontonlah di blitz, jam 11. Iya ternyata sekarang blitz (setidaknya di GI), buka lebih awal, ada jadwal di jam 1030 dan 1100. Dan yang lebih menariknya lagi, ternyata kalo nonton di jam segitu (morning show), didiskon 30%. Jadinya, bayar tiketnya cuma 28rb, ehehe. Murah juga yak. Kalo gini, tiap minggu aja nonton pagi di sana. Mana kalo nonton pagi2 tuh, sepiii bener, sestudio 1 yg gede itu cuma 10 orang kali. Tentang filmnya, puas lah. Walopun sebelumnya udah denger komen dari beberapa orang yg ga begitu bagus, ternyata buat gw oke2 aja.

Sunday, April 28, 2013

[Review] Avengers vs X-Men

Awal tahun tiba2 tertarik untuk nyari serial komik ini, setelah di Marvel Avengers Alliance udah terlebih dulu dikenalkan melalui special ops-nya. Serial ini adalah salah satu crossover (melibatkan beberapa karakter Marvel dari serial2 dan grup berbeda), yg menurut gw kayaknya seru, dan plotnya udah jauh banget, dibanding ama plot yg gw tau dari serial animasi X-men yg dulu. Jangan pula dibandingin sama film2 X-Men atau Avengers, karena adaptasinya ga selalu sesuai ama komik yg biasanya konsisten.

Serial ini sendiri terbagi menjadi 12 chapter (edisi), dan banyak tie-ins yg sebenarnya ga terlalu esensial, tapi semacam pelengkap.

Chapter 1


Phoenix Force, entitas yang merupakan sumber kekuatan maha dahsyat sedang bergerak menuju bumi. Sedahsyat apa Phoenix, dia mampu melenyapkan planet yang dilewatinya. Ingat di serial animasi X-Men? Jean Grey menjadi vessel untuk Phoenix, yang membuatnya lepas kendali, dan akhirnya mengorbankan diri supaya Phoenix pergi. (kira2 gitu seinget gw).

Nova, salah satu sahabat Avengers, bergegas datang ke bumi untuk memperingatkan mereka tentang kedatangan Phoenix Force.

Sementara itu, di Utopia (pulau khusus untuk tempat tinggal mutant), Cyclops (Scott Summers) melatih keras Hope Summers, cewek yang lahir bersamaan dengan perginya Phoenix, dan diramalkan bakal menjadi vessel Phoenix yang baru yang dapat memberikan era baru bagi para mutant.

Avengers mengirim tim yang dipimpin Thor untuk mencoba menghadang kedatangan Phoenix. Captain America mendatangi Wolverine untuk mengonfirmasi Hope sebagai vessel Phoenix. Cap datang ke Utopia untuk meminta Scott menyerahkan Hope, untuk mencegah kekuatan besar yang berpotensi menghancurkan kehidupan di bumi. Sementara Scott berkeras bahwa kedatangan Phoenix akan memberikan hal positif, memberikan kekuatan yang membuat mereka bisa menciptakan era baru dan masa depan cerah untuk mutant.

Perselisihan pun tak bisa dihindarkan. Avengers Assemble, seluruh anggota Avengers pun muncul dan siap bertarung dengan para X-Men.

Chapter 2


Pertempuran pecah antara X-Men dan Avengers. Beberapa di antaranya adalah Colossus vs Red Hulk, lalu Namor vs Thing dan Luke Cage, Iron Man vs Emma Frost, kemudian vs Magneto, Magik vs Dr Strange, dan pusatnya, Captain America vs Cyclops.

Sementara itu, Hope diungsikan supaya tidak terlibat. Wolverine dan Spider-Man diam-diam menepi dari pertempuran dan berusaha membawa Hope, tapi Hope berontak dan melarikan diri, setelah menghanguskan Wolverine.

Chapter 3


Hope tak diketahui keberadaannya. Avengers, dan X-Men yang juga lepas dari serbuan Avengers, sama-sama berusaha mencari keberadaannya melalui Cerebra, mesin pendeteksi mutant. Hope yang cerdik berhasil memalsukan keberadaannya ke lima tempat, dimana masing2 Avengers dan X-Men mengirim tim ke lokasi-lokasi tersebut.

Di atas jet yang mengangkut mereka, Captain America berdebat dengan Wolverine tentang apa yang harusnya mereka lakukan terhadap Hope. Wolverine berpendapat Hope harus dilenyapkan, dan Cap menentang. Mereka bertarung, dan dengan bantuan Ant-Man, Cap menyingkirkan Wolverine dan membuangnya dari atas jet, ke dataran salju kutub.

Chapter 4


Tanpa terduga, Wolverine bertemu dengan Hope di Antartica, tempat dia dibuang oleh Cap. Hope berdiskusi dengan Wolverine, memintanya memberi kesempatan untuk mengendalikan Phoenix Force, dan jika gagal Wolverine boleh membunuhnya.

Di lima lokasi tempat pencarian Hope, pertempuran kembali pecah antara Avengers dan X-Men. Antara lain di Wakanda, Tabula Rasa, Latveria, Wundagore Mountain, dan Savage Land. Pertempuran yang tentu saja tak ada hasil, hingga kemudian Cap menerima kabar tentang keberadaan Hope, dan bergegas mundur.

Wolverine dan Hope membajak pesawat antariksa milik AIM, dan pergi ke bulan, karena di sana diyakini lebih aman untuk menerima Phoenix Force.

Sesampainya di bulan, mereka sudah ditunggu para Avengers, dan kemudian disusul X-Men. Wolverine membocorkan rencana Hope ke Cap America, sementara Emma Frost menyadap pikiran Cap sehingga X-Men pun tahu.

Pertempuran pun hendak terjadi lagi, ketika Thor jatuh terhempas. Tim yang bertugas menghalau Phoenix gagal, dan sesaat lagi dia akan tiba.

Chapter 5


Pertempuran kembali pecah antara kedua kubu, sama seperti sebelum-sebelumnya, seakan tidak memedulikan kedatangan Phoenix Force. Iron Man sementara itu sudah bersiap menghadapi Phoenix Force dengan armor raksasa, menembakkan blaster untuk melenyapkannya. Hal itu sepertinya akan berhasil, Phoenix tercerai berai. Sayangnya, ternyata hal itu malah menyebabkan kekuatan Phoenix tersebar dan masuk ke lima anggota X-Men yang berada di sana, yaitu Cyclops, Emma Frost, Namor, Colossus, dan Magik. Jadilah mereka Phoenix Five, dengan kekuatan Phoenix yang luar biasa.

Chapter 6


X-Men betul-betul menggunakan kekuatan Phoenix yang mereka peroleh untuk hal-hal positif. Merombak Utopia menjadi area futuristik, memperbaiki pangan dan pertanian di daerah2 yang sulit, mengatur distribusi air sehingga merata, menghasilkan sumber energi tak terbatas, dan membasmi kejahatan dengan cara damai dan efektif.

Situasi yang sebenarnya bagus, dan membuat Avengers menjadi tak berarti karena Phoenix 5 bisa menyelesaikan semua masalah dan membuat dunia menjadi lebih baik.

Kekuatan berlebih yang dimiliki membuat Phoenix 5 merasa berkuasa untuk bertanggung jawab dalam menangani keamanan planet. Mereka melarang perang atau penggunaan senjata. Meskipun tujuannya baik, para pemimpin negara di UN berpendapat kalau mereka berlebihan, bahwa perubahan tidak bisa dipaksakan secara drastis, melainkan melalui proses.

Avengers pun kembali melakukan misi untuk membawa Hope, dengan menyusup ke Utopia. Rencana mereka hampir gagal karena Cyclops lebih kuat dari mereka. Kemudian Scarlet Witch datang dan menyelamatkan Avengers, juga membawa Hope pergi atas kehendak Hope sendiri. Cyclops hanya membiarkan mereka karena kekuatan Scarlet Witch mampu melukai Phoenix 5, dan dia bertekad untuk membubarkan Avengers. No more Avengers.

Chapter 7


Phoenix 5 dan X-Men memulai perburuan Avengers. Keberadaan Scarlet Witch membuat Avengers bisa mengimbanginya. Wanda mampu melukai Magik, tapi Emma kemudian ikut datang. Hawkeye mengalihkan perhatian Emma dan tertangkap, sementara yang lain mundur.

Perdebatan di antara Phoenix juga terjadi. Namor mendesak agar Avengers dihabisi, karena keberadaan Wanda membahayakan mereka, sementara Cyclops masih berpendapat kalau mereka tidak akan membunuh siapa pun.

Sementara Tony dan yang lainnya berusaha mencari solusi untuk mengalahkan Phoenix, untuk sementara mereka menerapkan strategi ilusi Scarlet Witch, untuk setiap tim yang bertempur, salah satu anggota menyamar menjadi Wanda, dengan bantuan teknik ilusi Dr Strange. Taktik ini cukup berhasil untuk membuat para X-Men segan.

Namor yang kebetulan berhadapan dengan Wanda yg asli, dikalahkan, dan murka, kembali memaksa Cyclops untuk mengubah opininya, dan tak berhasil. Emma diam-diam memberitahu Namor bahwa Avengers bersembunyi di Wakanda. Tak berapa lama, Namor pun datang menyerbu Wakanda dengan armada laut Atlantis miliknya.

Chapter 8


Namor datang dan menghancurkan sebagian besar Wakanda. Sementara Tony, Hope, dan Logan mengungsi ke K'un Lun, dimensi mistis tempat kungfu dilahirkan, Captain America, Black Panther dan yang lainnya mencoba melawan Namor. Dengan mengerahkan hampir semua anggota Avengers dan Scarlet Witch, mereka dengan susah payah berhasil mengalahkannya.

Setelah tumbang, kekuatan Phoenix meninggalkan Namor dan diserap oleh anggota Phoenix lainnya, yang sudah menyusul ke Wakanda. Avengers segera melarikan diri ke K'un Lun sementara Cyclops teralihkan oleh Professor X yang berbicara dengan telepati. Charles meminta Scott untuk menghentikan ulah mereka, dan Scott menolak.

Avengers pun mengungsi ke K'un Lun, tanpa rencana yang pasti.

Chapter 9


Sementara Tony masih berkutat memikirkan strategi mengalahkan Phoenix, anggota Avengers yang lain beberapa kali keluar dari K'Un Lun dan menghadapi para Phoenix. Pertempuran yang biasanya berakhir dengan kekalahan, hampir semua mengalami luka-luka ketika kembali, dan beberapa tertangkap, termasuk Thor.

Situasi ini membuat anggota X-Men selain Phoenix mulai gerah, karena melihat kelakuan para pemimpin mereka mulai diracuni kekuatan Phoenix dan bertindak sewenang-wenang, seperti yang dilakukan Emma. Storm mengajak anggota2 yang lain untuk membelot dan membantu Avengers, bersama Professor X.

Avengers bersama anggota X-Men mendatangi pegunungan Verkhoyanks, dimana Colossus dan Magik menahan anggota Avengers yang tertangkap, untuk membebaskan mereka. Rencana yang hampir gagal karena kedua Phoenix itu menghadang mereka.

Spider-Man mengorbankan diri dan menghadapi kedua Phoenix sendirian, sementara yang lain melarikan diri. Kalah jauh dalam kekuatan, Spider-Man babak belur dihajar Magik dan Colossus. Tapi entah bagaimana, dia berhasil memancing kedua saudara itu untuk berselisih paham dan saling bertarung, demi kekuatan Phoenix yang lebih besar. Keduanya saling menjatuhkan yang lain dan tumbang.

Kekuatan Phoenix pun lepas dari mereka, dan meresap ke dua anggota Phoenix tersisa, Emma Frost, dan Cyclops yang tiba2 sudah berhasil masuk ke K'un Lun.

Chapter 10


Cyclops datang dan berniat membawa Hope pulang, tak peduli bahwa Hope berkeras bahwa dia tak mau mengikuti Cyclops. Anggota Avengers yang tersisa berusaha menghadang Scott, dan sia-sia saja. Terlalu tangguh.

Lei Kung, pemimpin K'Un Lun berusaha melindungi Hope dengan membawa Shao Lao, mahluk naga yang menjadi tandingan Phoenix. Sayangnya, naga itu tidak cukup kuat untuk melawan Cyclops. Kesal dengan arogansi Scott, Hope mengeluarkan gelombang hijau yang serupa dengan milik Shao Lao. Tak disangka, Hope sudah berhasil meniru kemampuan si naga.

Ketika Cyclops masih berkeras untuk menyerang, Hope yang marah menggabungkan kekuatan naga, Scarlet Witch, dan Phoenix dalam dirinya, dan melancarkan jurus Iron Fist untuk mengusir Cyclops dari K'un Lun.

Cyclops yang dikalahkan kesal, dan sadar bahwa dia membutuhkan seluruh kekuatan Phoenix, dan bergegas menuju Emma.

Sementara di Utopia, Emma berlaku otoriter sebagai ratu dan membuat mutant yang lain takut. Magneto berusaha memperingatinya, tapi Emma mengingatkan Magneto akan dosa-dosanya di masa lalu. Magneto pun diam-diam menghubungi Charles untuk meminta bantuan.

Chapter 11


Demi pertarungan final melawan Phoenix X-Men, Avengers menghimpun kekuatan. Mereka mendatangi Hulk (yg asli), meminta bantuannya. Anggota2 X-Men yang lain juga memutuskan untuk bergabung, karena sudah tak tahan dengan Scott dan Emma yang lepas kendali, dan berusaha untuk menyadarkan mereka.

Scott dan Emma berdebat, masing2 menginginkan kekuatan Phoenix yang utuh, dan hendak bertarung, tapi kemudian Charles datang dan meminta Scott untuk menyerahkan diri. Charles
berjanji untuk membantu mereka. Scott, yang menolak karena merasa Charles datang terlambat setelah hilang cukup lama, sudah siap bertarung, tapi aliansi Avengers dan X-Men datang untuk bertempur dengan dua Phoenix yang tersisa.

Ketika Cyclops terdesak, dia pun menyerang Emma, dan mengambil kekuatannya, menjadi pemegang tunggal kekuatan Phoenix. Charles mencoba memintanya berhenti, tapi Cyclops yang murka menggunakan kekuatannya dan sepertinya membuat Charles terbunuh.

Dengan kekuatan yang dimilikinya, Cyclops menjelma menjadi Dark Phoenix.

Chapter 12


Para Avengers dan aliansinya tak berdaya menghadapi Cyclops yang terlampau tangguh. Tak hanya itu, kekuatannya menyebabkan penjuru bumi bergolak. Gunung meletus dimana-mana, ledakan energi melesat menghancurkan apapun yang menghalangi.

Saat itulah, senjata rahasia aliansi akhirnya muncul. Hope dan Wanda. Tony menyimpulkan bahwa keduanyalah yang bisa mengalahkan Phoenix, dan meminta mereka untuk bekerja sama. Dengan kekuatan gabungan keduanya, Cyclops pun berhasil dikalahkan.

Kekuatan Phoenix pun lepas dari Scott, menuju penghuni sesungguhnya, yaitu Hope. Hope yang menjadi Phoenix pun bergegas untuk memadamkan api yang membara di seluruh penjuru bumi. Ketika dia kembali, Wanda memintanya untuk mengambil keputusan yang tepat, dan membantunya melepaskan kekuatan Phoenix. No more Phoenix.

Berhasil, kekuatan Phoenix pun pecah dan menyebar, dan menghasilkan efek samping dimana banyak orang yang berubah menjadi mutant. Scott ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, sementara anggota Phoenix yang lain masih bebas.

Captain America berbicara dengan Cyclops, berjanji bahwa dia akan lebih memperhatikan mutant dan memperbaiki situasi.

Aftermath: Captain membentuk New Avengers, Black Panther dan Storm membangun kembali Wakanda, dan Hope yang menikmati situasi damai.

====

Ada beberapa hal yang gw perhatikan setelah membaca serial ini, diantaranya ya.
- Avengers terlihat lemah sekali sewaktu Phoenix 5 terbentuk. Thor aja jadi keliatan lemah banget, gampang dikalahin, apalagi Captain America. Halah.
- Anggota2 Avengers yang lain tampak muncul sebagai cameo, jarang ngomong, dan perannya minor banget, seperti SpiderWoman, Mockingbird, Captain Britain, dll. Sepertinya cuma Captain, Wolverine, Iron Man, Wanda, yang sering berperan.
- Ada juga anggota2 yang belom gw kenal, misalnya Red Hulk. Dan gw bertanya2, Hulk yg asli kemana. Untungnya di akhir2 dia muncul juga, meskipun ga ngaruh banyak.
- Juga terkait perkembangan plot yang terjadi sebelum event AvX ini, situasi dengan mutant dan X-Men jauh berbeda dengan yg gw inget. Gw baca2 lagi di wiki, situasi ini dikarenakan event sebelumnya, House of M, dimana Scarlet Witch jadi gila dan berujung pada habisnya populasi mutant menjadi segelintir saja. Segelintir yang kemudian menghuni Utopia, dan karenanya mereka bersatu. Makanya Magneto dan Emma satu kubu dengan Cyclops. Tampaknya itu juga yg menyebabkan Charles Xavier menghilang, dan tiba2 udah bisa jalan lagi. Ah, entahlah.
- Terkait dengan mutant, ada perkembangan2 yang juga gw asing, misalnya kenapa Colossus pake helm kayak Juggernaut, atau Magik dan Namor ini siapa, tiba2 jadi anggota penting.

Secara keseluruhan, seri ini cukup seru, meskipun rada one side, karena X-Men (yg sudah menjadi Phoenix) digambarkan jadi lebih kuat dan ga berimbang.

Untuk tie-ins, kebanyakan ga asyik, mungkin cuma Versus yang cukup seru. Isinya pertarungan2 antara Avengers dan X-Men dengan lebih detail, di antaranya misalnya Iron Man vs Magneto, Namor vs Thing, Spider-Man vs Colossus, dan lain-lain.

Meski begitu, keliatannya gw ga begitu berminat nyari komik2 Marvel lainnya. Selain karena sulit nyarinya, ga sempet bacanya, gw sadar kalo artisnya yg gambar ilustrasinya beda-beda. Gambar yang berbeda mempengaruhi mood untuk baca. Kayak seri AvX ini, gambarnya bagus, tapi begitu gw liat tie-insnya, dimana yg gambar beda-beda, rada males karena gambarnya ga sebagus yg pertama. Biarlah, biar geek sejati saja yg baca komik-komiknya. Saya cukup baca yg bagus2 aja :D

Avengers bergabung menghadapi Namor

Charles mencoba meminta Scott untuk berhenti,
dengan dibantu aliansi Avengers dan X-Men

Cyclops yang tak terkalahkan

Monday, April 22, 2013

Jurnal 22 April 2013

Seminggu ini cukup lancar. Seperti yg sudah gw tekadkan, hindari konflik atau masalah. Tidak ada hal-hal seperti itu minggu ini. Yang ramai adalah minggu ini UN (Ujian Nasional) buat anak SMA. UN kali ini berbeda dari taun2 lalu, karena luar biasa kacau, lembar soal yg belum selesai dicetak, serba terlambat, dan ujungnya banyak daerah yg UN-nya ditunda karena masalah keterlambatan tadi. Mentrinya udah habis dihujat orang2 buat mundur, tapi belom ada tanda-tanda ke arah situ.

Yang juga ga kalah rame ini fenomena Eyang Subur di tivi. Well, yg lebih heboh bukan Suburnya yg justru jarang muncul, tapi si Arya Wiguna ini, yg marah2nya over banget, dan udah bikin trademark aja dengan Demi Tuhan dan gedor mejanya. Rusuh lah :))

Minggu ini lanjutin baca bukunya Tere Liye yg tebel itu. Masih belom selesai, karena bacanya emang dikit2, walopun begitu ceritanya yang sederhana itu bagus banget. Juga lanjutin nonton Revenge, dan baca serial Avengers vs X-Men. Tentunya masih ngavengers. Pokoknya gw serasa ngebut maennya, biar cepet sampe level 300 aja, biar abis itu setop.

Sebenarnya gw sama dia berantem itu kan biasa aja ya, pas pacaran juga sering begitu. Tapi biasanya kan ga lama, karena besoknya dia atau gw bakal maafan dan baikan lagi. Tapi kali ini engga, dan kemaren2 gw belom terbiasa dengan itu. Hmm, sudahlah kalo begitu.

Monday, April 15, 2013

Jurnal 15 April 2013

This is embarrassing. Another misunderstanding, and again, this is mainly my fault. Ugh!

Already make some resolution of what I would and wouldn't do to ensure this thing never happen again.

Monday, April 08, 2013

Jurnal 8 April 2013

Setelah selesai baca Agatha Christie yg Kartu-Kartu di Meja, buku selanjutnya yg rencana maudibaca adalah bukunya Tere Liye yg tebel itu. Tapi minggu depan aja mulainya, soalnya asyik nonton Revenge yang season 1. Dan mau nonton salah satu film taun lalu yg bagus2, mulai dari Zero Dark Thirty.

Aslinya minggu ini jarang maen Marvel Avengers lagi, karena sering kena combat validation error, mesti ngulang2 dan refresh. Eeeh, tak taunya pas akhir pekan dia mulai special ops lagi yg baru, padahal baru sekitar 3 hari specops yg sebelumnya selesai. Jadinya rajin maen lagi, selain buat nyelesain misinya, juga ada fitur2 baru yg bikin betah maennya.

Yang menyenangkan minggu ini, ipod gw ketemu. Ipod yg udah ilang dari minggu sebelumnya, yg gw kira jatoh pas lagi tidur di kantor. Ternyata ga sengaja ditemuin ama temen, di salah satu ruangan juga sih. Bersyukur banget barang satu itu ketemu, soalnya dengan bb yg ga diisi paket internet, perjalanan berangkat dan pulang naek kereta itu serasa hampa. Masa melamun mulu. Yang menyenangkan lainnya, adalah kenaikan gajah.

Yang tidak menyenangkan, perseteruan dengan dia makin sengit. Bisa dibaca di postingan satu lagi. hmm, pokoknya gw menetapkan diri utk ga ngecek atau buka2 timeline ybs, sampe akhir bulan ini deh. Semoga setelah itu nanti situasi kembali normal.

Saturday, April 06, 2013

#refleksi: Move On

Hmm, big fight dengan mantan. I have been thinking a lot, and yes, this is actually my mistake. Persoalan utama buat gw adalah, kelakuannya yang sering twit nomention yang, yah buat gw terasa seperti nyindir. Dia dengan cara dia berkicau. Dan gw yang serius, gampang tersinggung.

Padahal ini salah gw. Sewaktu dulu mengusulkan tentang putus, gw bilang seperti ini, bahwa apapun yang terjadi, bagaimanapun perasaan kita pada akhir masa pacaran kita, kita akan tetap putus.

Ada penyebab kita putus, dan ada penyebab kenapa gw ga bisa batalin keputusan itu untuk lanjut. Penyebab putusnya adalah, karena gw dengan semena-mena menetapkan berapa lama kita pacaran. Iya, gw jahat. Gw bener2 minta maaf karena ga menyangka dia bakal terguncang karenanya. I have my own reasons, alasan yang lebih dalam dari yang sekedar gw kasihtau ke dia. Alasan yang ga bisa gw ceritakan ke siapapun. Masalah filosofi. Adapun penyebab kenapa gw tetap setia dengan keputusan itu, karena situasi di antara kita yang ga mendukung.

Waktu temu yang sedikit. Yang menyebabkan sebagian besar hubungan kita berlangsung lewat sms, telpon, dan dunia maya. Another problem. Gw orangnya serius, ga bisa berpura2 sedih senang di dunia maya, dan terlalu jujur. Sementara dia sering bercanda dengan yg lain, yg menurut gw berlebihan. Kebiasaan yang sudah jadi ciri khasnya dari dulu, dan yg gw keberatan dengan itu. Biarpun gw coba ngertiin, diemin, tapi tetep aja ujung2nya gw ga bisa menerima ini terlalu lama. Mungkin dia dulu suka gw karena sifat gw yang serius ini, tapi apa boleh buat ya, justru itu yang bikin kita ga bisa awet. Hmmm. Selain itu, yang namanya dunia maya, rentan menimbulkan kesalahpahaman. Kesalahpahaman yang mestinya bisa diatasi dengan ketemu langsung, yang sayangnya ga sering kita dapat karena keterbatasan waktu.

Bukan berarti semua ini sia-sia. Jauh, jauh dari sia-sia, karena selama rentang waktu itu hal-hal menyenangkan terjadi. We have fun, while it last. Sesuai dengan apa yang gw lakukan selama ini, collecting memories. Dari dulu sampai sekarang. Kemudian kita pisah.

Dan sekali lagi, ini salah gw.

Dengan naif berharap bahwa setelah putus, situasinya bisa kembali normal, seperti temen biasa. Salah. Hal seperti itu emang bisa, tapi butuh waktu. Dan gw dengan bodohnya mengabaikan itu.

Sewaktu gw mulai terganggu dengan twit2 nomentionnya, harusnya gw ambil langkah yang perlu, abaikan, atau unfollow (dan ga curi2 liat twitnya), sehingga ga perlu kontak dulu dengan dia. Karena masa-masa setelah putus bisa mengubah kita dan menunjukkan sifat terburuk kita. Lebih jauh lagi, bisa merusak kenangan yang sudah gw kumpulkan selama ini tentang dia.

Gw pernah patah hati dengan teman baik gw sewaktu kuliah, dan sekarang kita udah baik2 aja. Sewaktu ketemu lagi udah nyaman lagi. Apa kuncinya? Bertahun-tahun ga ketemu dan ga kontak. Well, mungkin ga perlu selama itu. Intinya, butuh waktu untuk menjaga jarak sampai bisa meredakan emosi dan apapun itu yang bikin ga nyaman.

Well, waktu itu belum ada dunia maya bernama twitter. Agak sulit untuk ga menemukannya di ranah twitter. Jadi selain menjaga jarak, gw juga harus melatih lagi pengendalian diri untuk mengabaikan apapun tentang dia. Ayolah, dengan orang sebelumnya yang lebih sulit aja bisa, kenapa ini enggak.

As for the memories, I will reset it, to the last good moments between us, ke surat di hari Valentine itu. Karena menurut gw, itulah kenangan terbaik yang bisa gw ingat. Everything after that, doesnt count.

Mungkin cara move on tiap orang beda-beda. Cara move on dia, mau seperti itu, harusnya itu bukan urusan gw, dan gw ga berhak untuk protes atau ikut campur. Sedangkan move on versi gw adalah ini, mengingat hal-hal menyenangkannya saja. Ga perlu terburu2 mencari orang baru, atau melupakan, atau membenci. Buat hati merasa senang dengan kenangan-kenangan itu, ga perlu dibikin sulit.

Dan mungkin cara belajar yang ga dianjurkan, setelah membuat kesalahan-kesalahan dan banyak berantem, baru bisa memperbaiki diri dan berpikir jernih dan melakukan hal yang benar. Tapi tidak ada kata terlambat untuk itu, daripada tidak sama sekali.

And happy birthday yah, maaf kalo ternyata gw keliru nginget tanggal lahir. Sepertinya dia pernah ngasihtau kalo tanggalnya beda dengan yg di buku, tapi gw kayaknya lupa.

Thursday, April 04, 2013

Pelecehan di Tempat Umum yang Semakin Merajalela

Siang tadi, saya membaca sekilas info di twitter, tentang pelecehan di dalam krl commuter line. Segera saya menyimak timeline dari korban, yang menuturkan kejadian yang baru saja terjadi padanya. Diceritakan, dalam situasi di dalam gerbong yang penuh, seorang bapak2 yg berada di belakangnya, (maaf) dengan sengaja mengeluarkan kemaluannya dan menempelkannya ke bagian belakang tubuh korban. Dan sekali lagi, korban menekankan, kemaluan si bapak ini benar2 dikeluarkan, dan bukannya dari balik celana.

Saya cukup shock. Masih mencerna mungkin maksudnya beda, tapi setelah mendapat respon dari banyak orang, juga korban2 lain yang pernah menerima pelecehan serupa. Terus terang, saya tidak menyangka kalo orang2 sakit jiwa ini bisa bertindak sejauh ini, sampe mengeluarkan kemaluannya di tempat umum. Makin parah. Kasus yg biasa saya dengar adalah sengaja berdesak-desakan, dan nempelin badan ke korban, sedangkan yang tadi saya baca, semakin gila, selain ada yang grepe2, ada yang meremas payudara korban, dan yang paling parah ya dari timeline tadi, sampe mengeluarkan kemaluannya.

Yang tak kalah parah, adalah kurangnya kepedulian dari penumpang lain. Mbak tadi mengaku, sudah berteriak dan memarahi pelaku, dan pelaku ciut lalu ngumpet, tapi penumpang yang lain tidak ada yang bereaksi untuk membelanya. Kacau.

Btw, kereta yang menjadi tkp korban tadi adalah kereta commuter line jurusan bekasi-kota, di waktu pagi hari ketika kereta penuh. Hmm, saya belum pernah naik jurusan itu, jadi ga bisa berpendapat. Soalnya selama ini saya belum menemui kejadian seperti itu selama naik kereta commuter jurusan depok-kota atau depok-tanahabang, atau tanahabang-serpong. Dan memang saya sendiri jarang naik kereta di jam2 sibuk pagi hari ato sore. Thanks to jadwal kerja yang pake shift. Jadi ga bisa menyimpulkan apakah kereta2 tersebut aman ato tidak.

Tapi sewaktu saya kebetulan naik kereta yg penuh di jam2 itu (dulu sering), ya situasinya memang memungkinkan untuk berdesak-desakan, dan berpotensi penumpang wanita badannya didesak oleh penumpang pria dari belakang. Saya sendiri selalu berusaha utk tidak berada dalam kondisi tersebut, misalnya dengan memakai tas di depan, jadi setidaknya badan ga bersenggolan langsung. Atau ga berada pas di belakang penumpang lain (cowok atau cewek), kalo bisa badan diarahin ke samping ato serong, pokoknya ga pas di belakangnya. Mungkin bisa juga sekaligus mengamati keadaan sekitar, untuk memastikan tidak ada potensi pelecehan. Nah, mungkin itu kira2 yang bisa kita lakukan sebagai penumpang pria.

Kemudian penumpang wanita, yang berpotensi menjadi korban, mungkin usaha2 yg bisa dilakukan untuk meminimalisir hal2 seperti itu, diantaranya,
-tidak berdiri di area dekat pintu, tapi masuk ke dalam, ke sela-sela tempat duduk. Karena area dekat pintu itu yang paling banyak orang berdesakan.
-masuk di gerbong khusus wanita. tapi siap dengan masalah lain, kejudesan ibu2 yg egois. yah, katanya sih begitu. Tapi mungkin gerbong wanita juga terbatas ya kapasitasnya.
-bepergian bersama teman. Bisa teman pria (atau suami), ato teman wanita. Gunanya untuk saling menjaga dan mengawasi. Apalagi kalo benar kejadian, pasti akan ada yang membela.
-mempersiapkan mental. Berani. Jika tanda2 ke arah pelecehan muncul, ambil tindakan tegas, teriak bila perlu.
-mempelajari self-defense. bisa bela diri, ato bawa pepper spray ato apalah, saya juga kurang ngerti macem2 bendanya. tapi intinya untuk menumbuhkan mental berani tadi.

Yang jelas, kalo sudah kejadian, ya seperti yg dikatakan orang2, mesti berani dan lawan itu pelakunya, teriak, permalukan dia di depan orang lain, apalagi kalo bisa nangkep basah dia, orang2 mestinya ga akan diem aja. Bisa sekalian diusut dan dilaporin.

Sekarang kenapa orang2 cuma diem aja sewaktu itu terjadi. Ada kemungkinan. Pertama, kalo berprasangka baik, mereka ga tau apa yang terjadi, dan emang ga merhatiin (mungkin karena pikiran stres, ngantuk, dll), dan ketika korban teriak, masih ga tau ada apa. Makanya, kalo bisa nangkep basah si pelaku, mestinya jadi dorongan dan bukti yg kuat sehingga orang2 pada belain.
Kemungkinan berikutnya, yg menyedihkan adalah, ya karena orang2 udah apatis dan cuma mikirin diri sendiri. Tapi saya percaya, masih banyak orang yang peduli. Saya juga harus peduli kalo mendapati situasi seperti itu. Mudah2an diberi keberanian untuk membela yang benar.

Adapun penyebab perilaku asusila itu, beberapa menyebut itu adalah penyakit, kelainan pada pelaku yang eksibisionis (pamer kemaluan ato gesek2 di depan umum). Hmm memang harus dihukum biar kapok sih.

Adapun ciri2 potensial korban pelecehan ini, biasanya berpenampilan menarik. Tapi tidak menutup kemungkinan si pelaku nyerang korban tanpa pandang bulu. Jadi walopun udah berpakaian sopan pun tetap aja kena jadi korban.

Kalau tadi perilaku asusila itu kelainan, Sekarang saya jabarkan apa yang terjadi di sisi orang normal. Kadang2 kita melihat penumpang wanita yang menarik. Menarik bisa berarti cantik, atau menurut kita seksi. Jika dia cantik, normalnya pria akan kagum, dan beberapa kali meliriknya/curi pandang. Sekarang kalo si wanita penampilannya seksi (dan mungkin juga didukung wajah yang cantik). Tentu seksi menurut tiap orang beda2. Kalo menurut saya, badan langsing, lalu pake blus lengan pendek yang ketat, dan rok mini/celana panjang ketat.
Yang biasanya saya lakukan adalah ngeliatin, tapi ga terus-terusan apalagi eye contact dengan orangnya. (karena biasanya cewek reseh kalo diliatin, dianggapnya kurang ajar). Melihat sekilas, tidak terlalu lama, dan menoleh ke arah lain, tapi sambil mengingat2 rupa wanita tadi. Yah, kira2 sama lah ama kelakuan cewe2 yg ngeliat cowok yg dianggapnya hot. Imajinasi, ngebayangin macem2 lah. Kayaknya wajar ya, namanya juga manusia yg punya nafsu. Bedanya, beberapa orang ada yg kemudian ngomongin hal itu (imajinasinya) terbuka, beberapa ada yang menyimpannya sendiri di kepala (seperti saya), untuk kemudian diingat2 lagi di kesempatan lain.

Bagian terakhir ini sebagai gambaran, apa yg di benak orang2 normal. There's a difference between thinking about it, and actually doing itu. Pengendalian diri yang membedakan orang normal dengan yg kelainan tadi, yg ga bisa menahan dirinya hingga terjadi kasus2 pelecehan seperti tadi.