Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Friday, September 27, 2013

[Review Buku] Ciuman Untuk Eros



Author: Komunitas Penulis Punya Mimpi
Penerbit: LeutikaPrio
115 halaman


Gw dapet buku ini sebagai hadiah kuis dari @siputriwidi. Dari awal promosi buku ini, gw penasaran juga sih dengan isinya yang katanya membahas tentang seksualitas.

Buku ini adalah kumpulan cerpen bertema seksualitas dari 9 penulis yg tergabung dalam Komunitas Penulis Punya Mimpi, diterbitkan secara self-published lewat LeutikaPrio.

1. Adam Adam by Nugroho Yogho Pratomo
Seorang pria berusaha membuktikan sesuatu dengan mendatangi tempat hiburan malam, dan bercinta dengan seorang pelacur. Ternyata dia gagal membangkitkan gairahnya, dan pria itu kembali pada pasangan gaynya.

Hmm, gw ga begitu suka yg ini sih, karena temanya homoseks.

2. Bersimbah Darah by Yanelis Prasenja
Ceritanya diawali dengan sepasang kekasih yang bercinta di sebuah rumah di perkampungan. Nah, setelahnya cerita menjadi absurd. Karakter ceweknya berjalan melewati gang-gang yang sepi dan rawan, lalu dia pulang ke rumahnya, tetapi waktu seakan2 lompat dan berlalu dengan sangat cepat, kemudian dia bertemu hantu. Absurd pokoknya.

Gw ga begitu mengerti jalan ceritanya, tapi gw suka keabsurdannya.

3. Imaji by Aifia A. Rahmah
Seorang anak laki-laki yang baru dewasa, baru berusia 17, sedang mempelajari kedewasaannya, mulai dari mimpi basah, dan rasa ketertarikannya dengan cewek sekolah lain yang ditaksirnya, serta obrolan tentang masturbasi dengan teman baiknya.

Temanya menarik, membahas hal2 khas cowok yg mungkin jarang diketahui cewek2. Bahasanya juga sopan, meskipun dialog antara Adam dan temannya terlalu kaku utk percakapan antar cowok.

4. Kesalahan Terbesar by Setya Ai Widi
Sebuah perselingkuhan, dan Ve berusaha merebut Ren dari pacarnya, dengan bercinta dengannya, lalu diam-diam mendatangi rumah Ren. Bermaksud memergoki dan mengejutkan Ren dan pacarnya, Ve malah terkejut sendiri karena mendapati pacarnya Ren ternyata cowok.

Dibandingkan dengan cerpen lainnya, cerpen ini terlalu singkat.

5. Kita dan Tuhan Saja by DeAnnita
Ceritanya diawali dengan percintaan sepasang kekasih, yang sudah berencana untuk menikah di kemudian hari. Mereka belum menikah karena terhalang status si cewek yg masih kuliah.

Gw suka dengan cerita yg ini. Semacam opini yang jujur tentang kenyataan yang sering terjadi saat ini. Dalam cerpen ini, Andari, karakter cewek, memakai kerudung yg disebutnya hijab, tapi beda dengan kerudung lebar yang dipakai akhwat2 di kampusnya. Dibahas pula perbedaan kerudung yg seadanya dengan kerudung lebar, status akhwat yg eksklusif, dan intinya kerudung lebar atau hijab seadanya tidak menjamin bahwa perilaku mereka benar-benar terjaga, dan itu yang mau ditekankan dari cerpen ini.

Cerpen ini wajib banget dibaca.

6. Koitusisme by Putri Widi Saraswati
Menampilkan Eros, malaikat yang dikaitkan tentang cinta dan hawa nafsu. Manusia sudah melupakan Eros dan menyalahgunakan hawa nafsu seenaknya. Dalam hal ini adalah Dewa, petualang cinta yang berhubungan seks dengan wanita yang berbeda-beda, tanpa ikatan. Eros memberinya mimpi tentang masa depan Dewa, konsekuensi dari tindakannya yang kelewatan.

Cerpen ini memberi peringatan tentang bahaya2 penyakit yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan seks yang ga sehat, berganti2 pasangan dsb. Penampilan karakter Eros mungkin ga begitu perlu, tapi pesan yang dimaksud tersampaikan dengan pas.

7. Rima, Kekasihku! by Andaru Intan
Seorang laki-laki yg bekerja sebagai penggali kuburan dan memiliki istri di rumah. Kasus pencurian mayat ramai dibicarakan. Ternyata dialah pelakunya, yang mencuri mayat lalu memperlakukan mayat itu sebagai istrinya.

Necrophilia. Unik juga temanya.

8. Sepasang Benalu by Dedy Sulistiyanto
Sepasang kekasih yang terpisah, karena si pria mesti menikah dengan wanita yg dijodohkan orangtuanya. Secara kebetulan, mereka dipertemukan lagi melalui lingkungan pekerjaan mereka. Twist yang disajikan adalah, karakter satunya lagi, ternyata bukan wanita, tapi pria.

Rapi dan cerdik dalam menutupi identitas kelamin si karakter kekasih yg ternyata pria. Meskipun gw udah tau kalo ternyata itu laki-laki, gw tetap menikmati membacanya dengan membayangkan kalo karakternya itu cewek, dan pas2 aja.

9. Tangkai-tangkai Dosa by Lea
Ryan yang hendak melangsungkan pernikahan dengan calon yg dijodohkan padanya, Airin, tidak bisa melarikan diri dari kenyataan kalau dia tidak bernafsu dengan wanita. Sebabnya adalah pelecehan yang dilakukan ayah tirinya sejak dia kecil.

Gw merasa ceritanya mirip dengan cerpen pertama yg juga membahas homoseks. Bahasa yang digunakan sering mengandung kiasan, dan gw ga begitu yakin tangkai-tangkai yang dimaksud ini apa.

-oo-

Secara keseluruhan, cerpennya bagus-bagus. Yg menjadi pertanyaan buat gw adalah, tujuan yg tercantum di kata-kata pembuka dan di cover belakang. Yg gw tangkep, buku ini bermaksud untuk membuka cara pandang pembacanya agar tidak selalu menilai seksualitas sebagai sesuatu hal yang tabu dan salah. Nah, tapi beberapa cerpen di dalamnya justru secara tersirat menunjukkan sebaliknya. Pada cerpen pertama misalnya, tokohnya sendiri merasa bersalah dengan keadaannya. Lalu ada necrophilia, bahaya seks bebas, sodomi pada anak, perselingkuhan.

Saya jadi bingung dengan tujuan yang dimaksud.

Tuesday, September 24, 2013

Jurnal 23 September 2013

Minggu ini gw banyak libur. Tapi alih-alih pergi keluar buat beli barang2 yg diperlukan, malah di rumah aja. Baca buku pun ga banyak. Selain baca ebook analekta 7 warna yg bertema lagu sheila on 7 itu, berikutnya baru baca buku reasons hari minggu. Maksain diri buat ngedit salah satu postingan blog, yg berakibat lama2 eneg dan gw berhenti beneran maen game MAA. Lagi ada specops yg baru, dan udah ah capek ngikutinnya.

Minggu ini ada Liga Champions. Tim2 favorit menang. Man United menang 4-2 lawan Bayer Leverkusen, Milan menang 2-0 lawan Celtic. Di akhir pekan, situasi berbalik. Dua tim ini kalah nyesek dari saingannya. MU dihajar Man City 1-4, Milan kalah dari Napoli 1-2. Sekilas. Kemudian karena gw mulai ikut maen fantasy premier league, hasil yg pertama ga begitu bagus, banyak pemain yg gw pilih formnya biasa aja. Walhasil utak-atik dengan pemain lain yg menurut gw bakal bagus.

Anyway, beberapa hari yg lalu gw mempelajari sesuatu. Tentang temen gw, yg ternyata bapaknya cukup terkenal, dan terlibat kasus. Terus terang gw baru tau tentang siapa bokapnya, dan cukup shock. Karena selama ini, gw ga pernah nanya2 ke temen gw tentang keluarganya, siapa bapaknya, kerjanya apa, dll. Bukan urusan gw, dan dalam sebuah pertemanan, hal-hal seperti itu ga begitu penting. Kebetulan gw liat adegan sinetron, ketika si tokoh A bawa temennya ke rumahnya, si ibunya nanya2, bapaknya kerja dimana blablabla. Euwh, tipikal banget. Gw ga suka kayak gitu, dimana gw ato temen gw mesti dihadapkan pada situasi yg ga nyaman karena mesti cerita tentang keluarga kita. Kalo mereka emang pengen cerita, ya kita dengerin. Kalo engga, ya ga usah nanya2.

Perumpamaan yang kebetulan pas dengan hal ini adalah, momen ketika Zoro dan anggota2 Straw Hat lain tahu tentang latar belakang Luffy, bahwa dia adalah anaknya Dragon. Mereka terkejut, tapi ga menganggap itu sebagai masalah. Intinya, I don't care who your father is, if you are my friend, then I'm your friend.

Temen gw ini sekarang jadi terlibat masalah karena bapaknya. Mudah2an segera berlalu dan dia keluar dari masalah ini. Dan mau ga mau, gw jadi merasa lebih bersyukur dengan keadaan gw sekarang. Masalah2 yg gw hadapi jadi terasa ga ada apa-apanya dibandingkan yg dia dapet.

Minggu gw ngebut baca reasons karena bukunya ternyata cacat, ada halaman yg loncat dan ilang. Untungnya bisa diatasi, dan sore udah selesai bacanya, trus bikin reviewnya yg sempet lama.

Sunday, September 22, 2013

[Review Buku] reasons




Author: Aditia Yudis
Penerbit: teen@noura
332 halaman



Buku bacaan Reight book club edisi September.

Plot:

Adeline dan Amber, dua cewek yg bersekolah di tempat yang sama, sebelumnya ga terlalu kenal satu sama lain, masing-masing punya latar belakang dan permasalahan keluarga sendiri. Dan keduanya sama-sama ingin masuk ke UI, dan kebetulan sama-sama menjadi peserta lomba karya ilmiah, dimana pemenangnya akan langsung diterima di UI.

Konflik dimulai karena Adeline menjadi pemenang dan diterima di UI. Amber ga terima dia kalah dari Adeline. Ditambah tekanan berat dari orangtuanya yang memaksakan kehendak mereka, Amber merancang rencana jahat untuk Adeline. Dia dan teman baiknya, Marina, mulai menyebarkan gosip-gosip yang jelek tentang Adeline. Adeline awalnya berusaha untuk mengabaikan, tapi ketika ulah mereka makin menjadi dan menyebar gosip bahwa ibu Adeline gila, dia marah dan tidak tinggal diam. Konfrontasi terjadi antara Adeline dan Amber, yang menyebabkan iphone milik Amber terjatuh, dan kemudian dibalas oleh Amber yang merobek buku Adeline. Amber juga meminta Adeline mengganti iphone-nya yg rusak.

Padahal keuangan Adeline sendiri pas-pasan, dia harus menabung untuk biaya kuliahnya nanti. Demi menyelesaikan konflik dengan Amber, supaya dia berhenti mengganggunya, Adeline menggunakan uang tabungannya untuk mengganti hape Amber. Masalah di antara mereka pun (sementara) tuntas, ditambah lagi karena lulus, mereka tidak akan bertemu lagi di sekolah.

Setelah itu, mereka bersiap memasuki masa kuliah dan mencoba mengatasi masalah2 yang mereka alami. Adeline berhasil membiayai kuliahnya berkat pinjaman dari Bang Rizal, sekaligus bekerja di warnet miliknya bersama Sigit, kenalan Bang Rizal. Adeline dan Sigit pun berteman akrab.

Sementara Amber akhirnya juga berhasil kuliah di UI melalui jalur tes, meskipun tidak sesuai dengan jurusan yang dikehendaki orangtuanya. Amber memutuskan untuk pindah dari rumahnya dan tinggal bersama kakaknya, Abimantra.

Masalah antara Adeline dan Amber kembali muncul, ketika orang-orang di sekitar mereka saling berinteraksi. Amber yang naksir dengan Sigit, dan Abimantra yang naksir Adeline. Hanya tinggal menunggu waktu hingga Adeline dan Amber kembali bentrok, dan menuntaskan konflik mereka yang belum selesai.

Review & Uneg-uneg:

To be honest, gw ga mengira kalo gw bakal suka sama ceritanya. Awalnya gw ragu, soalnya gw ga begitu ngefans sama gaya nulisnya adit yg biasanya mendayu-dayu di cerpennya. Bahasa yang digunakan di buku ini cukup lugas, ga bertele-tele.

Plotnya cukup padat. Selain Adeline dan Amber yang memiliki masalahnya sendiri, karakter2 pendukung yaitu Sigit dan Abimantra pun diberi masalah masing-masing, dan banyak detil-detil tentang mereka yang disajikan dengan komplit.

reasons, judul buku ini, sepertinya mengacu pada alasan-alasan di balik tindakan para tokohnya. Dimulai dari Amber yang dengan ganasnya berusaha menghancurkan Adeline. Itu terjadi karena dia sendiri tertekan oleh sikap orangtuanya yang pilih kasih. Mereka selalu membandingkannya dengan Abimantra, kakaknya, dan apapun prestasi yang diraih Amber, tidak pernah cukup buat mereka. Perlakuan orang tua yang seperti ini berbahaya sekali lho, bisa menyebabkan anaknya melakukan hal-hal mengerikan. Sudah ada contohnya di cerita lain, misalnya Loki yang merasa diabaikan Odin, dan Sasuke yang dibanding-bandingkan dengan Itachi. Hasilnya rusak kan.

Sedangkan Adeline yang sepanjang cerita sebenarnya sudah oke, mendekati akhir cerita kemudian ikut terpengaruh oleh pertikaiannya dengan Amber. Demi membalas perlakuan Amber, Adeline mengiriminya email dengan mengatasnamakan Sigit. Yang ga jelas alasannya mungkin si Marina itu. Cuma ngikut-ngikut dan ngomporin Amber.

Jadi, Adeline dan Amber punya masalah dan alasannya masing-masing, tapi menurut gw si Amber ini keterlaluan. Ga seharusnya masalah yang kita miliki menyebabkan kita menyakiti orang lain yg ga terlibat. Apalagi dia tahu kondisinya Adeline yg sama-sama sulit, bukannya bersimpati, malah menindas. Dan ada satu titik dimana Adeline kepikiran untuk bunuh diri. Kejam banget.

Setelah konflik mereka sempat reda, lalu berjuang dengan masalahnya sendiri, gw kira Amber bakal berubah. Ternyata belom. Begitu ketemu Adeline lagi, dia (dan Marina) masih sama jahatnya. Halaman 242, kalimatnya Marina, "Ngapain sih orang itu muncul lagi. Gue kira udah mampus deh, waktu kita kerjain dulu." Gw emosi baca bagian ini. (Kalo mungkin, gw akan nulis nama Amber, Marina, dan orangtuanya Amber di Death Note.)

Masalahnya Amber ini sendiri berasal dari orangtuanya yang brengsek. Orangtua yang ga memberi anaknya pilihan untuk menentukan masa depannya, dan ga menghargai anaknya.

Coba dipikir lagi deh. Mereka kesal dan ga puas gara2 Amber gagal masuk UI karena kalah di lomba karya ilmiah. Gw pengen bilang: YAELAHBROOO banget ini. Lomba itu kan cuma salah satu jalur untuk masuk ke UI. Seperti yg disebutkan, masih ada jalur lain, yaitu jalur undangan (istilahnya dulu PMDK) dan jalur tes (smptn). Lagian, jalur tes itu lebih bergengsi menurut gw, lebih mencerminkan kualitas si anak. Eeh, mereka malah mempermasalahkan hal ini. Masalah yang sebenarnya ga perlu dibesar-besarkan. Gara2 itu, Amber nyari sasaran pelampiasan pada Adeline, dan malah sibuk menghancurkan Adeline ketimbang belajar buat ujian masuk.

Haduh. Padahal kalo mereka bersikap normal, dan berpikiran jernih kalo masih ada jalur seleksi, masalah dengan Adeline tidak akan pernah ada. Tapi kalo begitu buku ini jadi ga ada isinya sih, haha.

Rating: 4/5

Point-point untuk General Discussion:

1. First Impression
Gw kirain ceritanya bakal boring dan mendayu-dayu, plus tadinya gw ga suka sama nama karakternya Abimantra. Aneh. Untungnya tidak.

2. How did you experience the book?
Buku yg gw beli ternyata cacat. Halamannya ada yg lompat dan ilang. Makanya gw putuskan untuk langsung baca hari ini sampe abis, soalnya kalo dikirim ulang utk dituker sama yg baru, takutnya makan waktu lama. Ada 16 halaman yg hilang di buku yg gw punya, dari halaman 155-170. Untungnya waktu itu udah pernah dikirimin draftnya sama adit, jadi di bagian yg hilang itu gw baca softcopynya, trus lanjut baca bukunya lagi. Setengah hari, bukunya selesai dibaca.

3. Characters
Karakter utama di buku ini dua cewek bernama Adeline dan Amber, yg melalui masa-masa akhir di SMA hingga kuliah di semester awal. Karakter pendukung, Sigit dan Abimantra. Lainnya, Marina, Rani, orangtuanya Amber, ibunya Adeline, dan Bang Rizal. Tiap karakter dibangun dengan baik. Karakter yg gw ga suka cuma Amber, Marina, sama orangtuanya Amber.

4. Plot
Linear.

5. POV
diceritakan dengan pov orang ketiga, yang silih berganti membahas Adeline dan Amber, sesekali membahas Abimantra dan Sigit.

6. Main Idea/Theme
Banyak yg bilang kalo temanya adalah impian, tapi menurut gw bukan. This is not about dream. This is about war. Perseteruan. Kalo tentang impian mereka yg pengen masuk UI, di pertengahan cerita udah selesai masalahnya, tapi malah lanjut, dengan perang di antara Amber dan Adeline. Perang bikin masing-masing pihak mengeluarkan sisi terburuk mereka, termasuk Adeline.

Gw jadi inget sama novelnya adit yg lain, Bittersweet Love. Ceritanya agak mirip, dua cewek yg saling bermusuhan karena keadaan.

7. Quotes
Ehm, menurut gw, quote yg "there is some good in this world" itu ga termasuk, karena itu kan quote Tolkien dari buku lain, yg dimasukin di sini.
Kalimat2 di buku ini sendiri ga banyak yang bisa dijadiin quote sih,  tapi ada satu yg gw tandain.
"Lain kali, kalau ada yang berani menindas lo seperti itu, cerita ya ke gue. Gue enggak suka yang kayak gitu." Sigit.

Trus ada satu lagi nih.
Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Meski begitu, setiap orang punya hak untuk mendapatkan maaf dan diberikan kesempatan kedua.
Err, lucu juga nih si Adeline membatin begitu, padahal dia ga ngasih kesempatan itu buat Abimantra.

8. Ending
Cukup memuaskan karena Adeline dan Amber (sepertinya) berdamai.

9. Questions
Hmm, ga ada

10. Benefits
Pelajaran yang bisa diambil:
Orangtua tidak boleh memaksakan kehendak pada anaknya.
Anak juga sebaiknya memiliki sikap dan pendirian yang teguh akan pilihannya.
Jangan melampiaskan masalah yang kita miliki ke orang lain yang tidak terlibat.
Tindakan penindasan harus dilawan, dan sebaiknya dilaporkan. Tapi jangan dibalas dengan cara2 kotor.

11. Lain-lainnya
- Penggunaan elemen2 fandomnya adit di buku ini, misalnya Star Trek, The Hobbit dll, tadinya gw pikir bakal mengganggu. Ternyata engga, karena banyak juga yg jadi bagian dari plot.
- Typo di buku ini ga terlalu banyak, palingan ada beberapa yg kurang spasi.
- Ada yg lebih mengganggu sih, yaitu penggunaan ", kan," yg ditaruh di tengah2 dialog. Penempatan tanda komanya menurut gw aneh. Tiap kali nemu ini, serasa mesti berhenti jalan sejenak, lalu lanjut lagi. Contoh: "Bukan bermaksud menguping, tetapi ini, kan, wilayah publik"
- Tentang dialog dimana Adeline ngomong aku-kamu sementara lawan bicaranya (Sigit) ngomong gue-lo, menurut gw ga masalah. Karena memang ada orang2 yg konsisten seperti itu.
- Overused word: kedai kopi. Ga ada istilah lain apa ya, lama2 bosen denger kata kedai kopi untuk menggambarkan Starbucks.
- Dan benar, ada dialog Amber-Marina yang kaku, padahal mereka ngomongnya gue-lo.


-OoO-

Wednesday, September 18, 2013

My Heroes in Marvel Avengers Alliance (part 5)

Link sebelumnya:
My Heroes in Marvel Avengers Alliance (part 1)
My Heroes in Marvel Avengers Alliance (part 2)
My Heroes in Marvel Avengers Alliance (part 3)
My Heroes in Marvel Avengers Alliance (part 4)


61. Constrictor (tactician)
Frank Payne began his career as an agent of SHIELD, but the lure of money and power drove him to the crime. He donned a cybernetic suit equipped with prehensile, electrified metal coils and took on the moniker of Constrictor. After winning an excessive force lawsuit against Hercules, he had all the money he could want, and decided he wanted to return to the life of a hero... or at least a soldier with a few scruples.


Satu lagi lockbox hero. Sempet frustrasi karena seringnya duplikat waktu ngumpulin covernya. Worth juga dia. Tadinya agent SHIELD, lalu berontak dan jadi tenaga bayaran, dan kemudian balik lagi jadi agent SHIELD. Sebabnya adalah, sekarang dia udah dapet banyak duit hasil dari menang nuntut Hercules (entahlah aneh banget ini plotnya). Jadi karena udah banyak duit, dia ga butuh jadi orang jahat lagi. Useful banget. Sebelum nyerang lawan, dia suka make random item, bisa untuk nyerang lawan atau defence, pokoknya random. Bisa distress call Magneto sekali. Dan skill pertamanya berguna banget, Crackdown, bisa generalisir class lawan, kelebihan tipe classnya jadi ga ngaruh.

62. Red Hulk (tactician)
General "Thunderbolt" Ross's obsession with destroying the Hulk led him to undergo gamma ray treatments himself, transforming him into the fearsome Red Hulk. With all of the Hulk's strength, plus energy-absorption and heat generation, he went mad with power and attempted to rule the country. After realizing he has become what he hated most, he now seeks redemption as an Avenger.


Setelah bertanya2 di Avengers vs X-Men, ternyata Red Hulk adalah General Ross yg itu, yg nyoba nangkep/bunuh Hulk. Dia terus melakukan eksperimen gamma ke dirinya sendiri, dan jadi Hulk juga, berwarna merah. Nah, dia tadinya hero PVP, skil2nya cukup ajaib. Selain kekuatannya bertambah tiap kali nyerang atau diserang (Heat, seperti Hulk Up), kalo Heatnya udah 30 atau 40%, serangannya juga menghasilkan Burning effect. Dan kalo Heatnya udah 100%, bakal meltdown, meledak dan kena ke semua, lawan atau kawan. Skill keempatnya AOE, Gamma Bomb, ngasih radiasi ke semua lawan, plus efek2 debuff random lainnya.

63. Daimon Hellstrom (blaster)
Seeking to acquire influence on Earth, the demon lord Marduk Kurios sired a son with a human woman. That son became Daimon Hellstrom, who rejected his father's plans, traveled to the infernal realms himself, and stole his father's Netheranium trident, which allowed him to tap into his own vast mystical abilities. In order to control the dark side of his heritage, Daimon became an expert in sorcery and the occult, as well as a powerful warrior in the fight against Demonkind.



Hero dari special ops. Daimon adalah anak dari raja iblis Marduk, yang menolak keinginan ayahnya untuk menguasai bumi. Dia bersenjatakan trisula Netheranium dan menguasai kemampuan mistik dan sihir. Pakai skill kedua, Cloaked in Shadows, untuk menghasilkan Skittering Darkness. Efeknya, semua serangan tim menjadi stealthy. Lalu gunakan skill pertama, From Hell's Heart, dan setelahnya, tiap kali dia diserang, dia akan nyerang balik dan regenerate. Cool. Skill ketiga, Succubus: Amorous Congress, ngasih efek yg berbeda tergantung di turn keberapa skill ini dilakukan. Bisa ngasih efek mind control ke lawan, atau munculin salah satu demon untuk nyerang lawan. Skill keempat, Purifying Flames, untuk menjaga salah satu anggota tim biar ga mati.

64. Satana (infiltrator)
While her brother Daimon rejected his demonic parentage, Satana Hellstrom embraced it wholeheartedly. Trained in the black arts by her father's demonic subjects, she preys on unsuspecting men and feeds on their souls. After she discovered Mephisto's plans to harvest her life essence, she fled the infernal realms to seek protection from SHIELD... though she is anything but repentant.



Hero dari lockbox, bersamaan dengan special ops Daimon. Satana adalah saudari dari Daimon, tapi dia memilih untuk mengikuti ayahnya. Seperti kita tahu, Satana tadinya adalah salah satu musuh. Setelah Mephisto berencana untuk menyerap energinya ato apalah, dia memutuskan untuk bergabung dengan SHIELD. Kemampuan utamanya adalah menghisap jiwa (soul) korbannya. Seperti halnya Daimon (dan mereka cocok dijadikan team-up), Satana punya skill2 unik. Satana menyebarkan debuff Dark Pact ke seluruh tim ketika dia dipasang. Gunakan skill kedua, Fires of Hell, dan skill pertama, Fiery Fists, masing2 menyebabkan dizzy dan slowed ke seluruh tim. Dan justru Dark Pact akan menyebabkan serangan tim menjadi lebih kuat jika mendapat efek2 tadi. Hasilnya, seluruh tim jadi kuat banget. Skill ketiga, Enthralled Guardian: Bound Blade, sama seperti skill Daimon, summon demon untuk ngelawan musuh. Skill keempat, Soul Kiss, gw ga terlalu make, soalnya udah keburu puas dengan dua skill pertamanya.

65. Angel (generalist)
Warren Worthington III's life of wealth and privilege was changed forever when his mutation manifested and caused wings to sprout from his back. He joined Professor Xavier's School for Gifted Youngsters and became a founding member of the X-Men. Later, he was transformed by Apocalypse into the Horseman of Death, Archangel. To this day he carries the mental scars of Apocalypse's brainwashing, as well as the bio-metallic wings that replaced his feathers. Newly gifted with rejuvenating abilities, the Angel seeks to help his allies and all those unable to protect themselves.



66. Ares (bruiser)
As the Olympian God of War, Ares is one of the most brutal and fearsome warriors of all time. He is a genius-level military tactician and a master of all weaponry, both ancient and modern. Though his half-brother Hercules may be stronger, Ares is meaner, and he isn't shy about demonstrating it.



67. Squirrel Girl (scrapper)
At the humble beginning of her career, Doreen Green attempted to become Iron Man's sidekick. Afterwards, she quickly came into her own, becoming a legendary icon of superhuman power. Though her powers of agility and command of squirrels may seem unimpressive to the uneducated eye, she's proven herself one of the most powerful warriors in the world, having easily defeated Wolverine, Deadpool, Dr. Doom, Terrax, and even Thanos.


68. Black Bolt (tactician)
Even amongst the race of super-powered Inhumans, Blackagar Boltagon's abilities are terrifyingly destructive. Blessed and cursed with a voice that can shatter whole planets, Black Bolt must keep forever mute, lest a single incautious whisper kill everyone around him. As the King of the Inhumans, it is his duty to protect the Inhuman city of Attilan and guide his people through an uncertain future.



69. Mockingbird (generalist)
Barbara Morse was researching a way to recreate the Super Soldier Serum when she was recruited by SHIELD. There, she trained to match her athleticism to her intelligence. Despite a lack of powers, her natural combat prowess has earned her a place on the Avenger's team.


70. Moon Knight (generalist)
Marc Spector was brought back to life by Khonshu, Egyptian god of vengeance and the moon, to be an avatar of justice. At least, that's what Marc claims; leading multiple lives and guilt over his mercenary past have fractured his sanity on several occasions. What is undeniable is that his skills at martial arts, marksmanship, and crime-solving make Moon Knight a formidable crusader against evil.


71. Thane (blaster)
This mysterious being appeared during Thanos' invasion of Earth. What he is and where he came from remains to be seen, but one thing is for certain: he holds tremendous power in his hands.


72. Bishop (bruiser)
The "M" branded over Lucas Bishop's eye is a stark reminder of the apocalyptic alternate future he comes from. In his world, the Sentinels had imprisoned the entire mutant populace and set their sights on the rest of humanity. Bishop traveled through time to prevent the same fate from befalling our own timeline. With his mutant ability to absorb energy and redirect it into concussive blasts, he seems well-equipped to succeed.


73. Heimdall (bruiser)
Brother of Sif and steadfast friend of Thor, Heimdall is the guardian of the Bifrost Bridge and the eternal sentry of Asgard. His vision and hearing are so sensitive that they border on omniscience, allowing him to perceive threats from all across the Nine Worlds. Though statue-like in his demeanor, he is anything but idle, and will not hesitate to use his considerable skills as a warrior to protect Asgard.


74. Loki (tactician)
Son of a frost giant, lover of deception and chaos, Loki Laufeyson was always doomed to be an outsider in Asgard. Despite his cunning wit and mastery of sorcery, he remained forever in the shadow of his step-brother Thor. Though Loki crafted many schemes to destroy Thor and usurp the throne of Odin, he failed time and time again. Newly released from an Asgardian prison, he now offers to help SHIELD, in exchange for his freedom. But make no mistake; nothing Loki offers is ever as it seems.


75. Doctor Voodoo (blaster)
After twelve years in America studying psychology, Jericho Drumm returned to his homeland of Haiti to help his brother Daniel fight an evil sorceror. As Daniel lay dying, he made Jericho promise to take up the ways of his ancestors and avenge him. Now called Dr. Voodoo, Jericho's knowledge of the mystic arts rivals that of Dr. Strange, and he has held the mantle of Sorceror Supreme when Strange was unable to.


Tuesday, September 17, 2013

Jurnal 16 September 2013

Cukup sibuk di kantor, banyak trouble2 yg bikin kerjaan banyak. Dari minggu lalu belom baca buku lagi. Sudah diniatin utk baca salah satu ebook, tapi terus mengalami penundaan.

Sisi baiknya, gw berhasil nulis satu ff yg buat eros itu. Sebenarnya mau nulis lagi, buat tema yg lain tapi ya karena sibuk jadi belom sempat. Berhasil dapet satu buku gratis, setelah menceritakan pengalaman best kissing, hehe.

Lagi ngikutin serial animasi Avengers season 2. Ceritanya tentang infiltrasi bangsa Skrull yg sampe nyamar jadi Captain America. Ceritanya seru walaupun durasi episodenya cuma 20 menit, singkat banget.

Buku pesenan utk bulan ini sudah sampe. Tapi gw bacanya entar2 aja lah, soalnya yg bulan kemaren juga banyak yg pada ngaret bacanya.


-OoO-
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, September 11, 2013

Jangan Panggil Saya ‘Pak’

Sudah jam 11 malam, hujan masih turun dengan deras di luar, dan Armand masih terjaga, memeriksa satu persatu lembar ulangan murid-muridnya. Dia sudah menghabiskan kopinya sejak dua jam yang lalu, tapi rasa kantuk lambat laun mulai merasukinya. Tak mengapa, dia sudah terbiasa tertidur di meja kerjanya.

Dering ponsel di atas meja membuatnya kembali terjaga. Sebuah nomor tak dikenal terpampang di layarnya. Dengan ragu Armand mengangkatnya.

“Halo?”

“Pak Armand?” suara seorang wanita samar-samar terdengar.

“Iya, ini siapa ya?”

“Shireen, Pak. Saya di bawah. Bapak bisa turun sebentar?”

Sambungan telpon terputus. Armand yang masih setengah sadar berusaha memproses semua informasi ini. Shireen? Oh, Shireen dari kelas 3 IPA 3, salah satu muridnya di sekolah. Beberapa orang muridnya memang pernah menjenguknya sewaktu dia sakit, Shireen salah satunya. Tapi kenapa dia ada di sini malam-malam?

Kemudian dia teringat kalau saat itu masih hujan, dan Shireen bilang dia ada di bawah, berarti di depan rumah susun tempatnya tinggal. Ya ampun, dia pasti kehujanan.

Armand bergegas keluar dari flatnya yang berada di lantai 3 dan menuju ke lantai dasar, lalu membuka pintu depan. Shireen sedang bersandar di salah satu pilar, memeluk dirinya sendiri yang menggigil kedinginan. Seragam putih abu-abunya basah kuyup.

Armand langsung melepas jaketnya dan memakaikannya pada Shireen, lalu dia meraih bahunya dan menuntunnya ke flatnya. Tidak ada waktu untuk ragu-ragu mengambil keputusan. Anak ini bisa sakit kalau dibiarkan kedinginan di luar.

Hampir tengah malam, dan kelihatannya para penghuni rusun lain sudah terlelap. Entahlah, mungkin lebih baik begitu, ketimbang dia harus repot menjelaskan tentang keadaan Shireen, karena dia sendiri pun tidak tahu kenapa gadis ini datang ke rumahnya selarut itu.

Setibanya di flat miliknya, Armand segera menutup pintu, membantu Shireen melepas sepatu, lalu membawanya duduk di sofa. Dia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air, dan memberikannya pada gadis itu. Shireen meminumnya dalam sekali teguk.

Armand duduk di sampingnya, menunggunya bicara, tapi gadis itu hanya diam saja. Armand memandangi wajah Shireen, mencoba mengorek ingatannya tentang muridnya itu. Shireen termasuk anak yang cukup cerdas. Nilai ulangan matematikanya yang terakhir, yang baru saja dia periksa, 90. Dia aktif dalam pelajaran, sering mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan. Dia selalu tersenyum ketika berhasil menjawab pertanyaan. Manis sekali. Dan dia cantik...

Bayangan Shireen yang menggigil di depan rumah susun beberapa menit yang lalu melintas. Pakaiannya yang basah melekat pada tubuhnya yang ramping, memperlihatkan warna kulit tubuhnya dan pakaian dalamnya...

Stop! Armand menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir pikiran aneh tadi. Shireen masih diam, wajahnya menunduk, tangannya memeluk erat-erat jaket Armand yang dikenakannya. Armand baru menyadari bau alkohol dari wajah Shireen.

“Shireen? Hei, ada masalah apa?” tanya Armand.

Shireen tak menjawab. Armand hanya bisa menduga-duga. Gadis ini keluyuran hingga tengah malam, mabuk, dan bukannya pulang ke rumahnya, malah mendatangi rumah gurunya. Mungkin masalah dengan pacarnya, atau dengan orangtuanya, atau keduanya, atau masalah-masalah lain yang tak dia ketahui.

Akhirnya Armand bertanya lagi, “Shireen, kenapa kamu datang ke sini? Orangtuamu nanti kuatir lho kalo kamu ga pulang.”

Shireen menggeleng lemah, dan akhirnya bicara.

“Pak Armand pernah bilang, kalau kami ada kesulitan, kami bisa datang ke Bapak.”

Armand tak mampu berkata apa-apa. Sewaktu dia mengatakan itu ke murid-muridnya, yang dia maksud adalah kesulitan dalam hal pelajaran, jika ada soal-soal yang tak mereka mengerti. Armand menghela napas.

“Apa yang bisa saya bantu?” tanyanya.

“Saya mau tidur saja, Pak. Capek.”

Armand mengangguk. Dia membantu Shireen berdiri dan menuntunnya ke dalam kamarnya. Dia mendudukkan Shireen di atas tempat tidur, dan melepas jaket yang dikenakannya. Pakaian Shireen masih basah, dan membuat kulit tubuhnya terekspos. Buru-buru Armand mengalihkan pandangannya, dan menghampiri lemari bajunya.

“Kamu tidur di sini aja, saya di sofa depan. Kita bicara lagi besok pagi. Tapi kamu ganti baju dulu ya, soalnya baju kamu basah, nanti kamu sakit. Pake salah satu kaos-”

“Pak Armand?” sahut Shireen memutus ocehan Armand.

Armand menoleh, dan tanpa diduganya, Shireen melompat ke arahnya, menubruknya hingga terdesak ke lemari. Tangannya memeluk leher Armand, wajahnya mendekat, dan bibirnya menubruk bibir Armand. Gadis itu menciumnya dengan beringas.

 “Saya... saya jatuh cinta dengan Pak Armand,” ucapnya, sebelum kembali mencium mulut gurunya itu.

Armand tak bisa berpikir jernih. Otaknya serasa jungkir balik. Bagaimana ini? Shireen adalah muridnya dan dia adalah gurunya. Semua ini salah, pikirnya.

Tapi...

Dia hanyalah seorang guru muda berusia 25 tahun yang belum genap setahun mengajar di sekolah Shireen, dan Shireen adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang sangat menarik. Dia laki-laki, dan Shireen perempuan.

Armand menyerah. Dia membalas ciuman Shireen. Lidah mereka bertemu. Armand meraih tubuh Shireen, merasakan kulit tubuhnya di balik pakaian seragamnya yang basah, dan membaringkannya di atas ranjang. Dia mulai membuka kancing baju Shireen, satu persatu.

...

Setengah jam kemudian.

Shireen menyandarkan kepalanya pada dada Armand. Tubuh mereka yang basah oleh keringat saling bersentuhan tanpa penghalang apa pun. Pakaian Armand, seragam Shireen, dan pakaian dalam mereka berserakan di sekitar ranjang yang mereka tiduri bersama.

“Pak Armand...” sahut Shireen dengan lirih.

“Ssst... Jangan panggil saya ‘Pak’. Saat ini saya bukan guru kamu,” ujar Armand sambil membelai rambut Shireen. Dia menengadahkan wajah Shireen, dan mencium dahi gadis itu.

“Saat ini aku adalah kekasihmu.”


-OoO-

Tuesday, September 10, 2013

Jurnal 9 September 2013

Seminggu ini saya sudah berniat untuk menulis flashfiction untuk event fferos, tapi realisasi masih nol. Padahal sudah ada ide, tapi ide saja ga cukup. Kecenderungan gw untuk mikirin detil2 dan kerangka plot ceritanya menghasilkan pertanyaan2 yg sulit ditemukan jawabannya, dan hasilnya, tulisannya belum dimulai. Mungkin karena sudah banyak membaca dan cukup banyak nulis juga, jadinya merasa kalo nulisnya ga bisa main2. Mesti bener.

Belum membaca buku baru lagi, karena gw pikir gw harus mulai menulis.

Sabtu kemarin jadi kumpul2 klub buku di Plaza Senayan. Naik 19 turun di Ratu Plaza, trus jalan dulu buat nembus ke PS, karena letaknya di belakangnya. Semua anggota klub dateng, walaupun belakangan, ditambah anggota2 baru yg ikut dateng. Waktu gw dateng, baru ada mbak yuska dan mas ega. Ngumpul2 sekaligus bahas buku dan ngobrol ngalor ngidul lainnya bertempat di foodcourtnya yg rame dan berisik, dan tempat duduknya kurang memadai sih, jadinya buat ketemuan berikutnya, tempatnya bakal pindah ke fx.

Aduh, udah ga ada ide mau nambahin apa lagi.

-OoO-


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, September 06, 2013

[Review] True Blood Season 6


Okay. Season ini dimulai dari cliffhanger akhir season lalu, dimana Bill yang meminum darah Lillith, berubah menjadi monster dengan tubuh merah berlumuran darah. Erik membawa Sookie kabur sebelum Bill menyerang mereka. Mereka bergabung dengan rombongan lainnya, yaitu Jason, Jessica, Pam, Tara, dan Nora, meninggalkan markas The Authority yang hancur lebur. Yah, begitu saja ya ternyata the Authority.

Bill yang sudah memperoleh kekuatan Lillith

Mereka berdebat tentang apa yang mesti dilakukan pada Bill, mendapati bahwa dia berubah menjadi sesuatu yang berbeda. Mayoritas berpendapat mereka harus membunuh Bill, karena kuatir jika dia berubah menjadi reinkarnasi Lillith, hal itu dapat menyebabkan bencana. Bill kemudian muncul dengan sikapnya yang normal. Erik dan Sookie mencoba menikamnya (staking) dengan pasak, dan tak berhasil. Jessica membela Bill (sebagai ayahnya), dan mengusir yang lain agar tak mengganggu Bill.

Yang terjadi pada Bill adalah, dia memiliki kekuatan Lillith, telekinesis, dan memiliki memorinya. Bahkan dia sempat melihat bayangan masa depan, dimana para vampir, termasuk Jessica, Eric, Pam, Tara, dikumpulkan di suatu ruangan dan terbakar sinar matahari. Dalam keadaan trance, Bill bertemu dengan roh Lillith, berusaha meminta petunjuk. Lillith memberitahunya bahwa bangsa vampir dalam bahaya kehancuran, dan Bill mengemban tugas untuk mencegahnya.

Niall mengajari Sookie jurus bola cahayanya

Bahaya yang dimaksud berasal dari manusia, tepatnya gubernur Truman Burrell. Akibat ulah Authority di season sebelumnya, yg membuat onar dan menghancurkan pabrik Tru Blood, gubernur Burrel menerapkan peraturan ketat untuk vampir, dan bahkan menangkapi para vampir yang berkeliaran di malam hari. Burrell tidak bekerja sendiri, dia dibantu oleh Sarah Newlin, mantan istri reverend Steve Newlin (yg terakhir kita lihat di season 2). Sarah yang delusional, mengaku bahwa Tuhan-lah yang memberinya tugas untuk membasmi vampire, mengumpulkan para vampir yang tertangkap di sebuah camp, dimana mereka dikurung, dan diteliti, serta dijadikan bahan percobaan. Dilengkapi dengan persenjataan terbaru dan canggih untuk melawan vampir, mereka kelihatannya cukup berhasil. Nora, dan kemudian Pam tertangkap. Eric dan Tara menyerahkan diri (untuk membebaskan Pam). Kemudian, Jessica juga tertangkap setelah Sarah bertemu dengannya di rumah Jason. Tak ketinggalan, Steve Newlin juga.

Bill bermaksud untuk membuat sintesa dari darah faerie agar para vampir kebal dari sinar matahari. Awalnya dia meminta bantuan Sookie, dan ditolak. Berikutnya dia menculik keempat putri faerie sheriff Andy Bellefleur yang baru berusia beberapa hari (dan sudah berwujud remaja), mengambil darah mereka sebagai sampel, dan menculik Dr Takahashi, orang yang membuat sintesa True Blood, untuk melakukan hal yg sama pada darah faerie. Usaha ini baru berjalan setengahnya, dan keadaan menjadi runyam karena Jessica lepas kendali dan menyedot habis darah anak2 itu, kecuali seorang yang masih bertahan.

Eric menculik Willa, putri gubernur Burrell

Saat mendapat jalan buntu itulah, Bill menemukan Warlow yang sedang bersama Sookie.

Warlow. Vampir yang membunuh kedua orangtua Sookie, dan sempat menghantui Sookie di season lalu, merupakan progeny dari Lillith, dan sudah berusia lebih dari 5000 tahun. Kakek buyut faerie Sookie menjanjikan untuk mengawinkan Warlow dengan keturunan faerie pertama, yaitu Sookie. Orangtua Sookie tidak rela anak mereka menjadi vampir, dan hendak membunuh Sookie sebagai tindakan pencegahan. Warlow menggagalkan usaha mereka dan membunuhnya, dan kemudian faerie pelindung Sookie muncul dan mengurungnya di alam lain. Saat ini Warlow sudah berhasil lolos.

Niall Brigant, leluhur faerie Sookie, muncul bersama Jason, untuk membantu mereka membunuh Warlow. Sulitnya adalah, mereka tidak tahu wujud Warlow seperti apa. Warlow ternyata menyamar menjadi seorang faerie yang terluka, dan ditolong Sookie. Ketika Niall dan Jason berusaha menyergapnya, mereka gagal. Tak berapa lama, Sookie pun mengetahui identitas Warlow.

Sookie yang hendak menjerat Warlow

Warlow berterus terang pada Sookie tentang niatnya, tentang orangtua Sookie yg hendak membunuhnya, dan dia ingin Sookie menjadi pasangannya, hidup abadi sebagai faerie-vampir. Sookie merupakan keturunan ningrat faerie, dan Niall semacam raja faerie, karena itulah Warlow menginginkannya. Warlow, yang tadinya adalah faerie, diculik oleh Lillith dan diubah menjadi vampir, dan dia sangat membenci keadaannya. Warlow kembali ke desa faerie dan tak mampu menahan lapar, memangsa semua faerie, kecuali Niall yg waktu itu masih anak2. Warlow yg kesal kemudian membunuh Lillith, mengeksposnya dengan sinar matahari. Dan jadilah dia sebagai satu-satunya faerie vampire, vampir yg bisa berjalan di bawah sinar matahari.

Bill yang memiliki memori Lillith, dapat bertindak seolah2 sebagai Lillith dan memanggil Warlow sebagai muridnya. Darah Warlow pun dijadikan sampel untuk disintesa oleh Takahashi. Ketika Sookie dalam bahaya karena arwah ayahnya yg merasuki Lafayette hendak membunuhnya, Warlow dilepaskan untuk menolong Sookie. Sookie kemudian membawa Warlow ke alam faerie untuk menyembunyikannya dari Bill.

Jessica dan Tara di sel camp vampir

Di lain pihak, Eric berusaha mengatasi masalah dengan Burrell dengan caranya sendiri. Dia menculik putri Burrell, Willa yang bersimpati pada vampir, dan kemudian mengubahnya, menjadikannya murid kedua setelah Pam. Eric berharap dengan mengubah putrinya menjadi vampir, Burrell akan mengubah sikapnya pada vampir. Nyatanya tidak, Burrell pun juga menahan Willa di camp. Selanjutnya, Eric dan Tara menyerahkan diri. Eric sempat diadu dengan Pam untuk saling membunuh, tapi mereka berdua menolaknya. Kesal dengan ulah Eric, gubernur Burrell menjadikan Nora sebagai target. Dia menyuntikkan Tru Blood yang dicampur dengan racun hep V pada Nora, yang menyebabkan kondisi Nora memburuk.

Eric berhasil kabur dari camp dan membawa Nora pada Bill, dengan harapan darah Bill mampu menyembuhkannya. Kenyataannya tidak. Hep V tidak bisa disembuhkan. Darah Lillith tidak membantu. Begitu pun darah Warlow, yg memang berkhasiat membuat vampir kebal terhadap sinar matahari, tapi tidak untuk hep V. Eric setuju untuk membantu Bill menangkap Warlow untuk diambil darahnya, asalkan dia menolong Nora. Nyatanya, Nora tak tertolong, dan Eric yang marah pada Bill, mencari Warlow sendirian.

Kepala Burrell yang dipenggal Bill

Dia berhasil masuk ke alam faerie setelah menghisap darah Adilyn, putri faerie Andy yang selamat. Padahal Bill sudah susah payah meminta bantuan Sookie untuk menyerahkan Warlow, beralasan hal itu dapat membantu menyelamatkan Jessica dan Tara yg notabene teman Sookie. Mereka menemukan Warlow dalam keadaan sekarat setelah darahnya disedot Eric. Sookie menyuruh Bill untuk mengejar Eric saja, karena dialah yang memiliki darah Warlow saat ini.

Oh btw, Bill membunuh gubernur Burrell, memenggal kepalanya. Hal ini menyebabkan Sarah lah yang sekarang memegang kendali. Jason yang menyusup dengan menjadi salah satu prajurit, ditangkap dan diserahkan ke sel vampir cewek. Beruntung salah satu vampir yg merupakan jagoan di sana, Violet, mengambilnya sebagai miliknya, melindunginya dari vampir lainnya.

Tru Blood yang sudah dicampur racun hep V diedarkan ke seluruh camp. Pam, Tara, Jessica, dan Willa yang tahu tentang hep V tidak ikut meminumnya. Aksi mereka lambat laun ketahuan oleh Sarah. Dia kemudian mengumpulkan semua yg menolak minum Tru Blood, termasuk juga Violet, James (vampir cowok temannya Jessica), dan Steve Newlin (yg diberitahu James) ke sebuah ruangan, dimana mereka akan dihadapkan pada matahari. Sesuai dengan gambaran yg dilihat Bill.

Nora tak berhasil selamat dari virus hep V

Pada saat hampir bersamaan, Eric dan Bill, masing2 menyerbu camp. Eric yang lebih dulu datang membunuh para penjaga dan membebaskan para vampir, dan menolong Jason yang kehabisan darah. Tapi Bill lebih dulu tiba di ruangan Pam dll dikurung, dan memberikan darahnya, yg juga sudah bercampur darah Warlow (meskipun tak sebanyak Eric) pada mereka. Semua vampir menghisap darah Bill, kecuali Steve Newlin. Eric menahannya dan membiarkan Steve terbakar.

Rencana Sarah untuk memusnahkan para vampir gagal, dan dia hendak melarikan diri. Jason menghadangnya, tapi dia enggan membunuhnya, dan membiarkan Sarah pergi. Sementara para vampir bereforia setelah meminum darah Warlow. Mereka berjalan dengan gembira di bawah matahari.

Sarah Newlin, dalang dari penahanan para vampir

Kembali ke Sookie yang baru saja menghadiri pemakaman Terry Bellefleur. Ketika dia kembali menemui Warlow, dia mengaku belum siap untuk menjadi vampir dan meninggalkan teman-temannya, dan mengusulkan untuk pacaran dulu dengan Warlow. Warlow yang sedari tadi kelihatannya kalem2 aja, menunjukkan sifat aslinya yang buas. Dia tidak sudi, dan tak sabar, kemudian memaksa Sookie dan menahannya di alam faerie.

Pada saat ini, Jessica menyarankan Bill untuk membebaskan Sookie dari Warlow. Dengan dibantu oleh Jason, Violet, serta Andy dan Adilyn yang mampu memasuki alam faerie, Bill menghadapi Warlow sementara yang lain menyelamatkan Sookie. Bill yang kehabisan darah Lillith tak seimbang melawan Warlow. Warlow kelihatannya akan berhasil, tapi tiba2 Niall muncul dari belakangnya dan menahannya, dan Jason menikamnya. Warlow bukan Lillith yang kebal akan tikaman, karena dia meleleh dan mati. Whussh. That easy.

Bill memberikan darahnya untuk menyelamatkan para vampir

Kematian Warlow menyebabkan vampir2 yg tadi meminum darahnya, tak lagi kebal terhadap sinar matahari. Termasuk Eric yang dengan epicnya digambarkan terbakar dalam keadaan nude (wtf).

Cerita melompat ke enam bulan kemudian. Sookie sekarang dengan Alcide. Hubungan antara vampir dan manusia membaik, dengan Bill menjadi semacam duta perdamaian. Saat ini, bahaya yang mengancam adalah vampir2 yg terkena hep V, yg menjadi semacam zombie. Sam Merlotte, yg sekarang jadi mayor, membuat program dimana vampir dan manusia bekerja sama, dimana manusia memberi darahnya, dan vampir melindungi mereka. Weird.

-OoO-

Okay. Plotnya padat banget dan kompleks, dan banyak detail penting. Itu pun masih ada plot tambahan yang ga begitu penting, yang terpisah dari plot vampir dan Warlow. Ada plot Sam dan Nicole, yg berurusan dengan pack-nya Alcide, dimana Alcide akhirnya keluar dari pack karena ga cocok dengan kehidupan pack yang liar dan ga beradab. Juga ada plot Terry Bellefleur yg stres setelah di season lalu bunuh temennya. Akhirnya dia mengatur agar salah satu teman lamanya bunuh dia, dan dia meninggalkan uang asuransi utk istrinya, Arlene.

Warlow berhasil dibunuh, dengan cara ditikam layaknya vampir

Plotnya terlalu cepet kalo menurut gw. Baru juga vampir2 ditangkep sama Burrell, eh di episode 6 si Burrell udah dibunuh sama Bill. Udah lah ga ada gunanya status main cast, kalo si Burrell dimatiin. Nora juga abis itu dimatiin, padahal munculnya juga ga begitu sering. Dan yg ga gw suka adalah, musuh besar mereka di season ini, Warlow, simpel banget dibunuhnya. Sama kayak Russell Edgington season lalu. Ya mungkin realistisnya gitu ya, soalnya secara kekuatan, Warlow ga ada yg menandingi, jadi ngalahinnya mesti pake trik. Dan menurut gw, season ini masih kalah dibanding season lalu. Memang ga ada yg ngalahin karakternya Russel Edgington yg eksplosif sih.

Pemeran utamanya yg bertahan masih sama. Anna Paquin sebagai Sookie, Stephen Moyer sebagai Bill, Alexander Skarsgaard sebagai Eric, Ryan Kwanten sebagai Jason. Deborah Ann Woll sebagai Jessica, Kristin Bauer von Stratten sebagai Pam, Rutina Wesley sebagai Tara. Wajah lama yg kembali adalah Anna Camp sebagai Sarah Newlin. Wajah2 baru yg jadi pemeran utama antara lain Arliss Howard (gw inget dia dulu main di Jurassic Park) sebagai Burrell, Rutger Hauer (!) sebagai Niall, dan Rob Kazinsky sebagai Warlow. Rob Kazinsky ini yang juga main di Pacific Rim jadi salah satu pilot Jaeger, makanya pas nonton film itu kok familiar. Selain itu, karakter2 baru seperti Willa, Violet, James, dan Adilyn, cukup menarik perhatian dan mungkin bakal jadi main cast season depan, yg katanya bakal jadi season finale.

Oiya, gw baru nyadar, episode2 True Blood ini dinamain sesuai judul lagu yg disetel di akhir episode. Kayak episode terakhir, Radioactive, itu judul lagunya Imagine Dragons. Jadi, keliatannya judul episodenya yg disesuaikan dengan judul lagu, atau dicari2 yg pas lah.

Tuesday, September 03, 2013

Jurnal 2 September 2013

Setelah terakhir baca bukunya Neil Gaiman, gw pengen baca dulu ebook2 yg belom gw sentuh. Banyak sih, kumpulan cerpen2 gitu. Apalagi setelah gw bisa add sendiri metadatanya di goodreads. Artinya, baca ebook pun diitung baca buku dalam target 30 buku tahun ini, yg sekarang udah 22.

Ebook yg gw baca adalah Supernatural, ebook dari The Hermes, kelompok penulisnya jia. Selain itu, masih ada antrian lainnya sih. Lalu selain baca ebook, gw juga baca buku beneran secara simultan. Sebabnya adalah hari kamis nganterin ibu gw terapi, jadi mesti bawa buku buat ngisi waktu. Gw baca Rectoverso-nya dee.

Dua buku itu lumayan cepet selesai dibaca. Nah, hari Minggu berhubung pergi ke arisan keluarga besar, buat bekal ya bawa buku lagi. Kali ini gw nyomot buku yg udah agak kuning2 kotor karena lama ga disentuh. A Cat in My Eyes nya Fahd Gibran. Isinya bukan novel sih, entah juga apa, yg jelas penerbitnya Gagas.

Serial Jane by Design selesai ditonton, dan emang ga dilanjutin serialnya. Berikutnya nonton True Blood season 6 yg jumlah episodenya cuma 10. Berarti cepet selesai, kalo satu hari gw nonton satu episode.

Mainan game MAA juga lanjut buat dapetin hero baru, Ares. Dan ada lagi, Playdom nambah2in kerjaan dgn bikin task2 sebelum hero baru, Squirrel Girl nongol.

Dari sepakbola, yg seru2 adalah bursa transfer pemain. Milan ngelepas Boateng ke Schalke, padahal kemaren dia udah berjasa cetak 2 gol lawan PSV dan bawa Milan lolos ke liga champion. Tapi gantinya Milan datengin Matri dan, wait for it, Kaka! Hari2 terakhir seru. Bale resmi ke Real Madrid dgn harga 100juta euro. Langsung disusul dengan Oezil yg pindah ke Arsenal. MU ga tau nih, dapet pemain baru ato engga, soalnya penampilannya masih kacrut. Kemaren kalah dari Liverpool 0-1.


-OoO-
Powered by Telkomsel BlackBerry®