“This is what I do. I get people out. And I've never left anyone behind.”
Director: Ben Affleck
Cast: Ben Affleck,
Bryan Cranston, Alan Arkin, John Goodman
Plot:
Tahun 1979, sewaktu gejolak politik di Iran menjadi-jadi, demo yang rusuh di kedubes AS di Iran diserbu massa yang menuntut agar Amerika mengembalikan Reza Pahlevi (shah sebelumnya) supaya bisa diadili dan dihukum. Orang2 kedutaan tidak melawan karena menghindari perang terbuka antar dua negara, dan sibuk melenyapkan semua dokumen-dokumen penting. Kedutaan pun dikuasai oleh para demonstran, militan, entah apa sebutannya. Pokoknya rusuh. Semua orang kedutaan ditahan dan dijadikan sandera sampai tuntutan mereka supaya shah terdahulu dikembalikan. Tidak semua, karena 6 orang berhasil keluar sebelum massa menguasai bangunan kedutaan.
Enam orang ini mencari perlindungan dan bersembunyi di rumah dubes Canada yang luar biasa baik hati, meskipun beresiko mendapat hukuman mati jika ketahuan menyembunyikan mereka. Di saat pemerintah AS masih mencari solusi untuk 50 lebih sandera di kedutaan, urusan 6 orang ini mereka kesampingkan. Dua bulan kemudian baru mereka mulai memikirkan strategi untuk mengeluarkan 6 orang itu dari Iran, dengan opsi2 mulai dari bersepeda hingga ke perbatasan luar Iran, sampai menyamar menjadi guru. Semuanya terbukti ga cukup kuat, hingga kemudian Tony Mendez (Affleck), salah satu agen CIA spesialis eksfiltrasi mengajukan usul yg agak aneh. Dia berencana membebaskan mereka dengan strategi membuat film science fiction yg mirip2 Star Wars, supaya bisa masuk ke Iran kemudian membawa 6 orang itu pergi sebagai kru filmnya. Argo adalah judul film bohongan itu.
Mendez pun meminta bantuan orang2 Hollywood, seorang ahli make up (Goodman) dan produser (Arkin) untuk membuat film itu seolah-olah benar-benar dibuat, sampai bikin press conference, membuat srip betulan, sampe menyusun aktor2 beneran untuk maen filmnya, semua supaya dia bisa masuk ke Iran sebagai executive producer yang ingin melakukan syuting di Iran sebagai salah satu lokasi eksotis di Timur Tengah.
Setibanya di Iran, ujian demi ujian pun dihadapi oleh Mendez agar operasi penyelamatannya berhasil. Keamanan dan birokrasi di Iran yang berlapis-lapis mesti mereka lalui. Di grup 6 orang itu pun, rencananya tidak sepenuhnya disambut baik. Salah satu orang kedutaan misalnya, Joe Stafford, menjadi orang yang skeptis dengan rencana Mendez dan sungkan untuk mengikutinya.
Hanya dua hari Mendez di sana, keesokannya mereka pun berangkat ke bandara untuk meninggalkan Iran. Dengan tingkat ketegangan yang luar biasa, satu demi satu halangan bermunculan, mulai dari tidak disetujuinya misi oleh pusat, penjagaan dan interogasi di imigrasi bandara yang sulit, hingga kejaran dari militer Iran yang mengetahui kedok mereka dan berusaha mengejar pesawat mereka di menit-menit akhir. Pada akhirnya mereka berhasil meninggalkan Iran dengan selamat.
Sebagai penutup, kredit untuk keberhasilan operasi ini diberikan pada pihak Canada saja, terutama keberanian dubesnya yg sudah memberikan tempat perlindungan utk mereka. Diceritakan peran CIA dan AS disembunyikan, untuk menghindari tindakan retaliasi militer Iran.
Komentar:
Sebelumnya perlu dijelaskan kalau film ini adalah dramatisasi dari operasi penyelamatan yang sebenarnya. Tidak 100 persen akurat, bahkan boleh dibilang banyak hal yang diada-adakan demi kepentingan cerita. Yang menurut gw ga masalah sih, karena berhasil membuat ceritanya menjadi menegangkan dan seru.
Aslinya, keadaan mereka ga segawat itu, ga sedepressed itu. Ga ada pemeriksaan yang berlebihan di bandara, apalagi militer yg ngejar2 pesawat di menit akhir. Semua itu hanya drama supaya ceritanya menegangkan. Juga ada komplain tentang peran Canada yang dikecilkan. Well, kalo menurut gw ini masalah sudut pandang aja sih, karena film ini kan mengambil pendekatan dari strateginya Tony Mendez yang pake alasan bikin film boongan berjudul Argo. Di film lain, mungkin ada yg ngambil sudut pandang dubes Canada yang ngasih perlindungan utk 6 orang itu.
Karakter-karakternya juga oke, masing-masing melakukan tugasnya dengan baik. Ya Ben Affleck, John Goodman, Alan Arkin. Bryan Cranston juga, yg jadi atasannya Mendez, di waktu-waktu krusial dia ngotot supaya pusat ngasih bantuan ke Mendez untuk masalah tiket pesawat dsb. Sedangkan dari 6 orang yg bermasalah itu, yang paling mencuri perhatian itu karakter Joe Stafford. Dari awal dia jadi orang yg skeptis, mempertanyakan tindakan Mendez. Memang fungsinya kayaknya sengaja sebagai balancer, biar ga lancar2 aja semua nurut, mesti ada satu yg ga setuju. Tapi hebatnya, sewaktu mereka tertahan di bagian imigrasi bandara, dia yang paling gesit ngasih penjelasan ke para penjaga, berimprovisasi dengan bahasa Farsi yg dikuasainya sehingga membuat mereka lengah. Karakternya Mendez juga, digambarkan sebagai orang yg berintegritas. Sewaktu dikasihtau kalo operasinya dibatalin ama pusat, dia sempet stres, antara mesti ninggalin 6 orang itu. Tapi dia berkeras, kalo ini adalah tanggung jawabnya, dan dia tetap melanjutkan misi, meski tanpa dukungan dari pusat.
Of course, semua itu bagian dari dramatisasi. Yang berhasil membuat film ini menarik untuk ditonton. Hasilnya adalah penghargaan Best Picture untuk Oscar, juga utk Golden Globes dan BAFTA. Sedikit ganjil karena meskipun menang di Best Picture, Affleck bahkan ga dapet nominasi utk Best Director. Entah, mungkin pihak Academy yg udah antipati ama dia sejak dulu (sama seperti kasusnya Jim Carrey), tapi biarlah, yg penting filmnya diakui sebagai yg terbaik tahun ini.
Btw, dibahas juga Argo itu maksudnya apa, apakah Argonaut, yang kemudian ditanggepin ama karakternya Alan Arkin yg udah bosen denger pertanyaan itu, "Argo Fuck Yourself". Ternyata jadi catchphrase film ini.
myRating: 9/10.
Director: Ben Affleck
Cast: Ben Affleck,
Bryan Cranston, Alan Arkin, John Goodman
Plot:
Tahun 1979, sewaktu gejolak politik di Iran menjadi-jadi, demo yang rusuh di kedubes AS di Iran diserbu massa yang menuntut agar Amerika mengembalikan Reza Pahlevi (shah sebelumnya) supaya bisa diadili dan dihukum. Orang2 kedutaan tidak melawan karena menghindari perang terbuka antar dua negara, dan sibuk melenyapkan semua dokumen-dokumen penting. Kedutaan pun dikuasai oleh para demonstran, militan, entah apa sebutannya. Pokoknya rusuh. Semua orang kedutaan ditahan dan dijadikan sandera sampai tuntutan mereka supaya shah terdahulu dikembalikan. Tidak semua, karena 6 orang berhasil keluar sebelum massa menguasai bangunan kedutaan.
Enam orang ini mencari perlindungan dan bersembunyi di rumah dubes Canada yang luar biasa baik hati, meskipun beresiko mendapat hukuman mati jika ketahuan menyembunyikan mereka. Di saat pemerintah AS masih mencari solusi untuk 50 lebih sandera di kedutaan, urusan 6 orang ini mereka kesampingkan. Dua bulan kemudian baru mereka mulai memikirkan strategi untuk mengeluarkan 6 orang itu dari Iran, dengan opsi2 mulai dari bersepeda hingga ke perbatasan luar Iran, sampai menyamar menjadi guru. Semuanya terbukti ga cukup kuat, hingga kemudian Tony Mendez (Affleck), salah satu agen CIA spesialis eksfiltrasi mengajukan usul yg agak aneh. Dia berencana membebaskan mereka dengan strategi membuat film science fiction yg mirip2 Star Wars, supaya bisa masuk ke Iran kemudian membawa 6 orang itu pergi sebagai kru filmnya. Argo adalah judul film bohongan itu.
Mendez pun meminta bantuan orang2 Hollywood, seorang ahli make up (Goodman) dan produser (Arkin) untuk membuat film itu seolah-olah benar-benar dibuat, sampai bikin press conference, membuat srip betulan, sampe menyusun aktor2 beneran untuk maen filmnya, semua supaya dia bisa masuk ke Iran sebagai executive producer yang ingin melakukan syuting di Iran sebagai salah satu lokasi eksotis di Timur Tengah.
Setibanya di Iran, ujian demi ujian pun dihadapi oleh Mendez agar operasi penyelamatannya berhasil. Keamanan dan birokrasi di Iran yang berlapis-lapis mesti mereka lalui. Di grup 6 orang itu pun, rencananya tidak sepenuhnya disambut baik. Salah satu orang kedutaan misalnya, Joe Stafford, menjadi orang yang skeptis dengan rencana Mendez dan sungkan untuk mengikutinya.
Hanya dua hari Mendez di sana, keesokannya mereka pun berangkat ke bandara untuk meninggalkan Iran. Dengan tingkat ketegangan yang luar biasa, satu demi satu halangan bermunculan, mulai dari tidak disetujuinya misi oleh pusat, penjagaan dan interogasi di imigrasi bandara yang sulit, hingga kejaran dari militer Iran yang mengetahui kedok mereka dan berusaha mengejar pesawat mereka di menit-menit akhir. Pada akhirnya mereka berhasil meninggalkan Iran dengan selamat.
Sebagai penutup, kredit untuk keberhasilan operasi ini diberikan pada pihak Canada saja, terutama keberanian dubesnya yg sudah memberikan tempat perlindungan utk mereka. Diceritakan peran CIA dan AS disembunyikan, untuk menghindari tindakan retaliasi militer Iran.
Komentar:
Sebelumnya perlu dijelaskan kalau film ini adalah dramatisasi dari operasi penyelamatan yang sebenarnya. Tidak 100 persen akurat, bahkan boleh dibilang banyak hal yang diada-adakan demi kepentingan cerita. Yang menurut gw ga masalah sih, karena berhasil membuat ceritanya menjadi menegangkan dan seru.
Aslinya, keadaan mereka ga segawat itu, ga sedepressed itu. Ga ada pemeriksaan yang berlebihan di bandara, apalagi militer yg ngejar2 pesawat di menit akhir. Semua itu hanya drama supaya ceritanya menegangkan. Juga ada komplain tentang peran Canada yang dikecilkan. Well, kalo menurut gw ini masalah sudut pandang aja sih, karena film ini kan mengambil pendekatan dari strateginya Tony Mendez yang pake alasan bikin film boongan berjudul Argo. Di film lain, mungkin ada yg ngambil sudut pandang dubes Canada yang ngasih perlindungan utk 6 orang itu.
Karakter-karakternya juga oke, masing-masing melakukan tugasnya dengan baik. Ya Ben Affleck, John Goodman, Alan Arkin. Bryan Cranston juga, yg jadi atasannya Mendez, di waktu-waktu krusial dia ngotot supaya pusat ngasih bantuan ke Mendez untuk masalah tiket pesawat dsb. Sedangkan dari 6 orang yg bermasalah itu, yang paling mencuri perhatian itu karakter Joe Stafford. Dari awal dia jadi orang yg skeptis, mempertanyakan tindakan Mendez. Memang fungsinya kayaknya sengaja sebagai balancer, biar ga lancar2 aja semua nurut, mesti ada satu yg ga setuju. Tapi hebatnya, sewaktu mereka tertahan di bagian imigrasi bandara, dia yang paling gesit ngasih penjelasan ke para penjaga, berimprovisasi dengan bahasa Farsi yg dikuasainya sehingga membuat mereka lengah. Karakternya Mendez juga, digambarkan sebagai orang yg berintegritas. Sewaktu dikasihtau kalo operasinya dibatalin ama pusat, dia sempet stres, antara mesti ninggalin 6 orang itu. Tapi dia berkeras, kalo ini adalah tanggung jawabnya, dan dia tetap melanjutkan misi, meski tanpa dukungan dari pusat.
Of course, semua itu bagian dari dramatisasi. Yang berhasil membuat film ini menarik untuk ditonton. Hasilnya adalah penghargaan Best Picture untuk Oscar, juga utk Golden Globes dan BAFTA. Sedikit ganjil karena meskipun menang di Best Picture, Affleck bahkan ga dapet nominasi utk Best Director. Entah, mungkin pihak Academy yg udah antipati ama dia sejak dulu (sama seperti kasusnya Jim Carrey), tapi biarlah, yg penting filmnya diakui sebagai yg terbaik tahun ini.
Btw, dibahas juga Argo itu maksudnya apa, apakah Argonaut, yang kemudian ditanggepin ama karakternya Alan Arkin yg udah bosen denger pertanyaan itu, "Argo Fuck Yourself". Ternyata jadi catchphrase film ini.
myRating: 9/10.
suasana di rumah kedubes ketiga Mendez memaparkan rencananya |
Mendez yang stres ketika misinya dinyatakan batal oleh pusat |
suasana pemeriksaan di bandara |
No comments:
Post a Comment