Author: Bimo S. Nimpuno, Gerry Nimpuno
Penerbit: Edelweiss
Plot:
Data, yang penat dengan kesibukannya bekerja, mengambil cuti untuk berlibur ke Bali dan Jogja. Sewaktu di Jogja, dia juga menikmati pertunjukan sendratari dan keindahan budaya yang terdapat di kompleks Candi Prambanan. Saat itulah, dia tertarik dengan seorang wanita misterius dengan kecantikan luar biasa yang secara kebetulan dilihatnya di sana. Padahal Data sudah punya pacar, Elektra, dengan hubungan yang mesra di antara keduanya.
Elektra kesal karena merasa Data mengabaikannya, karena tidak mengangkat telpon darinya, yg padahal dikarenakan sinyal yang jelek, dan kemudian dilanjutkan dengan ngambek yang tak beralasan. Sewaktu makan malam di sebuah restoran, Data kembali melihat wanita misterius tadi. Kali ini dia memberanikan diri untuk menemuinya dan berkenalan dengannya. Tanggapan wanita itu cukup dingin, tapi cukup untuk membuat Data penasaran dan terpikat. Namanya Jonggrang, persis seperti legenda Loro Jonggrang. Diam-diam dia mengambil gelas yang diminum wanita itu, dan membawanya pulang ke Jakarta.
Sekembalinya dari masa liburannya, situasi menjadi kurang menyenangkan untuk Data. Setelah berhasil meredakan kekesalan Elektra, Data diganggu oleh kegaduhan di kamarnya. Suara gamelan jawa tiba2 terdengar setiap pukul 11 malam dan 3 pagi, diiringi dengan wangi khas yang dirasakannya ketika bertemu Jonggrang. Dalam beberapa hari, keadaan makin parah, dengan tempat tidur Data bergerak-gerak sendiri, dan membuatnya sulit berkonsentrasi dan sering ketiduran hingga terlambat pergi ke kantor. Pekerjaannya terlantar.
Suatu malam, setelah mengantar Elektra pulang dari acara makan malam, tanpa berpikir panjang, Data terus mengemudikan mobilnya, keluar Jakarta, terus hingga akhirnya tiba kembali di Jogja, dan menginap di hotel dimana dia menginap sewaktu liburan. Data sudah terbius dengan Jonggrang. Setelah mencari-cari keberadaannya, Data berhasil bertemu dengan Jonggrang di dalam kompleks Candi Prambanan, di lokasi dimana patung Bhatari Durga berada.
Elektra yang kuatir dengan Data, setelah bertanya pada teman-temannya, memutuskan untuk menyusul Data ke Jogja. Dia berhasil tiba di hotel tempat Data berada, tapi tidak bisa bertemu dengannya. Dalam usahanya itu, dia bertemu dengan dua arkeolog muda, Aksara dan Dewi. Dua orang ini pula yang sudah bertemu dengan Data sewaktu liburannya kemarin, dan memandunya mengelilingi Prambanan.
Aksara dan Data kemudian menceritakan kepada Elektra tentang apa yang mereka ketahui mengenai masalah yang sedang dialami Data. Jonggrang yang ditemui Data, ternyata benar-benar Loro Jonggrang, wanita dalam legenda itu.
Seribu tahun yang lalu, Loro Jonggrang memberikan syarat pada Bandung Bondowoso, pangeran yang berhasil mengalahkan Prabu Boko, ayah Jonggrang, dan menaklukkan kerajaannya. Bandung yg jatuh hati pada Jonggrang diminta untuk membangun seribu candi dalam semalam. Di luar dugaan, Bandung hampir menyelesaikannya, dengan bantuan ribuan mahluk gaib yang berada di bawah kendalinya. Untuk mencegah tugasnya selesai, Jonggrang menyuruh dayang-dayangnya menumbuk padi, menandakan seolah2 pagi sudah tiba, dan menggagalkan Bandung untuk melengkapi candi ke 1000.
Tahu kalau Jonggrang sudah bertindak curang, Bandung mengutuk Jonggrang, menjadi candi ke 1000 dimana tubuhnya berubah menjadi patung, yg dikenal sebagai patung Bhatari Durga. Kutukan itu membuat Jonggrang terperangkap, dan membuatnya beralih ke kegelapan. Tak terhitung sudah berapa laki-laki yang dipikatnya dan dijeratnya, untuk kemudian terperangkap ke dalam candi itu, menjadi bagian darinya. Data akan menjadi korban berikutnya, dan Elektra harus mencegahnya.
Akhirnya Elektra berhadapan dengan Jonggrang dan Data. Data menyuruhnya pergi, tapi Jonggrang memanggil anak buahnya untuk menahan Elektra, dan menunjukkan wujud lainnya, sebagai mahluk mengerikan yang berusia ribuan tahun.
Dengan bantuan dan petunjuk dari suara2 yang kemudian diketahui berasal dari Aksara dan Dewi, Elektra berhasil menggagalkan rencana Jonggrang, menyadarkan Jonggrang kembali ke sisi yang baik, dan menyadarkan Data juga. Arwah Jonggrang yang tersadarkan pun berterima kasih pada Elektra, dan kemudian lenyap meninggalkan alam mereka.
Elektra kemudian menerima pesan terakhir dari Aksara dan Data, untuk membantu mereka. Pada sebuah lokasi dimana sempat terjadi longsor, dia dan Data menemukan dua orang yang tak sadarkan diri, tertimbun batu-batu candi. Mereka adalah Aksara dan Dewi. Setelah bantuan datang, Aksara meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, sementara Dewi berhasil diselamatkan.
Lima tahun kemudian, Data dan Elektra yang sudah menikah, mengunjungi Dewi yang sekarang sudah menjadi biara dan berganti nama menjadi Suster Agnes.
Komentar:
Detail-detail mengenai lokasinya cukup bagus. Mulai dari jalan di daerah ibukota, tempat-tempat di Bali, juga di Jogja, terutama area kompleks Candi Prambanan yang menjadi salah satu lokasi penting di cerita ini. Begitu juga dengan penggambaran legenda Bandung Bondowoso dan Loro Jonggrang di awal cerita.
Yang bikin gw bingung adalah, di dalam critanya sendiri dibahas kalo aslinya Candi Prambanan itu dibangun pada masa Rakai Panangkaran, dan bahwa cerita tentang Loro Jonggrang hanyalah legenda. Lalu kenapa ceritanya sendiri ujung2nya malah berkait dengan legenda yg jadi nyata itu? Mestinya ga usah mengkontradiksi dengan jelasin kalo itu cuma legenda. Biarin aja nanti dicantumin di akhir, di luar cerita.
Mengenai dialog, banyak yg menurut gw kurang sreg, misalnya dialog rayuan antara Data dan Elektra. Ada kalimat redundan, paragraf yg kepanjangan. Ditambah lagi typo dan cara penulisan partikel kalimat yg masih banyak yg salah. Saya sempet stop dulu, karena kesel melihat banyaknya typo. Sepertinya emang ga ada editornya ya?
Mengenai karakter dan cerita, sempet ga abis pikir dengan karakternya Elektra. Ga ada angin, ga ada api, tiba2 ngamuk2 dan ngambek ga jelas, dan langsung nuduh pacarnya selingkuh cuma karena telponnya ga diangkat. Yaampun, padahal kemaren2 masih mesra2an eneg gitu. Ini karakternya dibikin nyebelin banget ato emang stereotipnya begitu ya? Tapi anehnya lagi, di menjelang akhir cerita, personalitinya langsung berubah, jadi orang yg peduli dan pengen menyelesaikan masalah.
Satu lagi, sepanjang cerita, POV dari Data, tapi begitu dia diculik Jonggrang, jreeng, tiba2 POV pindah ke Elektra, dan seterusnya sampe tamat. Ini apa-apaan, bilang2 dulu kek, asal ganti POV aja.
Sekian saja resensi saya. myRating: 2/5 stars.
No comments:
Post a Comment