Peperangan pecah di Prambanan. Kerajaan Prambanan yang dipimpin Prabu Boko yang bertubuh raksasa diserbu pasukan kerajaan Pengging yang dipimpin Bandung Bondowoso yang memiliki kesaktian luar biasa. Tanpa kesulitan berarti, Bandung membinasakan Prabu Boko dan mengalahkan Prambanan.
Saat dia melihat seorang gadis cantik luar biasa yang ternyata adalah putri Prabu Boko, Bandung Bondowoso pun terpikat. Segera saja dia mendatangi gadis bernama Loro Jonggrang itu dan mengutarakan niatnya untuk memperistri Jonggrang.
"Wahai, Loro Jonggrang, jadilah istriku."
Jonggrang yang tidak suka dengan Bandung Bondowoso, apalagi dia sudah membunuh ayahnya dan mengambil alih kerajaannya, takut untuk menolaknya secara langsung. Dia mempertimbangkan bahwa dengan kekuatan yang dimilikinya, bisa-bisa Bandung mengamuk dan menghancurkan seluruh kerajaan beserta rakyatnya jika dia ditolak. Karena itulah, dia datang dengan suatu ide.
"Maaf, tuanku Bandung Bondowoso, untuk dapat meminangku, kau harus mampu menyelesaikan satu syarat yang kuminta."
"Sebutkan saja!" tantang Bandung.
"Kau harus mampu membuat seribu candi, dalam satu malam."
Sempat terkejut, Bandung tak hilang akal dan menyanggupi tugas itu. Segera dia memanggil pasukan mahluk gaibnya, dan memerintahkan mereka untuk membangun seribu candi.
Bangsa jin tentu saja berbeda dengan manusia, apalagi mereka di bawah kendali Bandung Bondowoso yang memiliki kekuatan sakti. Mereka bisa mengerjakan tugas-tugas berat yang tak bisa dikerjakan manusia biasa dengan mudah. Dalam sekejap, belasan candi pun selesai dibuat.
Sementara Bandung Bondowoso mengawasi pasukan jinnya bekerja, entah dari mana asalnya, seseorang menyapanya.
"Hai, Bandung Bondowoso."
Bandung menoleh dan melihat seorang laki-laki dengan pakaian yang tak dikenalnya.
"Siapa kau? Bagaimana bisa melewati para pengawalku?"
Orang itu menjawab dengan tenang.
"Siapa aku tidaklah penting. Dan jangan coba-coba menggunakan kekuatanmu padaku, karena itu tidak akan berhasil."
Bandung mengerenyit. "Apa maumu?"
"Aku ingin menanyakan satu hal. Jawab dengan jujur, apakah kau betul-betul mencintai Loro Jonggrang, atau hanya ingin memuaskan nafsumu saja padanya?"
Pertanyaan itu membuat Bandung tertegun.
"Memangnya kenapa?" tanyanya balik.
"Karena dia tidak mencintaimu, bahkan cenderung membencimu atas apa yang sudah kau lakukan pada kerajaaannya. Dia tidak akan mau menikahimu. Kau boleh saja membangun candi-candi ini sampai selesai, tapi dia akan berusaha menggagalkan usahamu sehingga kau tidak berhasil membangun seribu candi. Dan kalaupun kau berhasil, dia akan mencari cara supaya kau tidak bisa menikahinya. Melihat bagaimana teguhnya pendiriannya, aku yakin dia lebih memilih mati daripada menjadi milikmu saat ini."
Bandung Bondowoso tersentak mendengar penjelasan orang asing itu.
Orang itu menjelaskan lebih lanjut.
"Karena itulah, kalau kau mencintainya, dan ingin melakukan hal yang benar, kau akan menyuruh pasukan jinmu berhenti dan menyuruh mereka pulang. Kemudian kau akan meminta maaf pada Loro Jonggrang, dan pergi dari kerajaan ini, untuk kemudian memperbaiki dirimu. Barulah kau boleh datang lagi kesini untuk meminangnya."
Bandung terdiam. Dia mencoba memahami penjelasan orang asing itu. Loro Jonggrang gadis yang sangat cantik. Tapi apakah dia mencintainya? Atau hanya terpikat pada kecantikannya?
Dia pun mengaku.
"Sejujurnya, aku tidak yakin apakah aku mencintainya atau tidak."
"Itu hal yang wajar. Kau baru melihat dan bertemu dengannya hari ini. Kau harus mengenalnya lebih jauh untuk memastikan apakah kau mencintainya atau tidak."
"Lalu apa yang harus kulakukan?" tanya Bandung.
"Lakukan sesuai yang kuminta tadi. Pergilah untuk saat ini, perbaiki dirimu, dan datanglah lagi dengan baik-baik."
Bandung Bondowoso menghela napas. Dia menghadap ke arah pasukan jinnya yang masih giat membangun candi.
"Wahai anak buahku, hentikan apa yang kalian lakukan. Tugas kalian sudah selesai hari ini."
Ratusan jin yang memenuhi tempat itu saling menatap kebingungan. Tidak biasanya majikan mereka bersikap sebaik ini. Biasanya dia tidak pernah bicara kecuali memberikan perintah saja.
"Pulanglah! Kembalilah ke alam kalian."
Meskipun tidak terlalu paham situasinya, ratusan jin itu patuh. Dengan segera mereka pun lenyap, meninggalkan proses pembangunan candi yang baru setengahnya jadi.
Di dalam istananya, Loro Jonggrang terkejut melihat situasi di luar sana. Kenapa mereka tiba-tiba menghentikan tugasnya dan pergi? Dilihatnya baru ada sekitar seratus candi yang sudah jadi.
"Batalkan rencana. Sepertinya kita tidak membutuhkannya lagi," perintahnya pada dayang-dayangnya.
Para dayang pun meletakkan kembali lesung padi yang sudah mereka siapkan. Mereka berencana untuk menumbuk lesung itu ketika para jin hampir menyelesaikan candi ke 900.
Lara Jonggrang melihat Bandung Bondowoso datang menghampirinya. Sambil tetap waspada, dia menyambutnya.
"Ada apa gerangan, tuanku Bandung Bondowoso? Kulihat kau belum menyelesaikan syarat yang kuajukan."
"Tidak perlu. Dengan ini aku menarik kembali permintaanku untuk menikahimu. Setelah kupikir lagi, yang kulakukan ini tidaklah pantas. Karena itulah, aku ingin meminta maaf."
Loro Jonggrang tak mampu berkata apa-apa mendengar perubahan sikap Bandung Bondowoso yang cukup drastis itu.
"Kami akan meninggalkan kerajaan ini, dan menyerahkannya kembali padamu."
Setelah mengucapkan itu, Bandung Bondowoso pun berbalik pergi.
"Tunggu!" panggil Jonggrang.
"Terimakasih atas kebaikanmu, Bandung Bondowoso."
Bandung tersenyum kecil.
"Kalau ada kesempatan lagi, aku ingin kembali lagi ke sini, dan bukan sebagai musuh. Apakah kau keberatan?"
Jonggrang menjawab, "Kurasa itu tidak masalah."
Mereka pun saling berpamitan.
"Selamat tinggal, Loro Jonggrang."
"Selamat tinggal, Bandung Bondowoso."
Dan dengan demikian, Bandung Bondowoso pun pergi meninggalkan kerajaan Prambanan beserta seluruh pasukannya.
Bandung berpapasan lagi dengan orang asing tadi.
"Aku sudah melakukan hal-hal yang kausarankan tadi."
Orang itu mengangguk.
"Kau sudah melakukan hal yang benar," ucapnya singkat.
Bandung bertanya sekali lagi.
"Sekedar bertanya, bagaimana kalau tadi aku tetap berkeinginan untuk memiliki Loro Jonggrang?"
"Bila demikian halnya, aku akan langsung menghancurkanmu saat ini juga, untuk menghindari permasalahan yang akan muncul nanti."
Bandung bergeming mendengar ucapan orang itu. Selama beberapa menit mereka saling memandangi lawannya.
"Aku tidak tahu kenapa, tapi kau sepertinya bukan tipe orang yang hanya menggertak. Siapa kau sebenarnya?" tanya Bandung.
Orang itu memandangi Bandung lama sebelum akhirnya menjawab.
"Aku datang dari dunia lain, dunia dimana mereka mengenalmu, dan apa yang terjadi antara kau dengan Loro Jonggrang. Aku datang kemari untuk mencoba memperbaiki masalah yang terjadi."
Bandung terheran-heran mendengar jawaban orang itu. Dia tidak bertanya apa-apa lagi dan melanjutkan perjalanannya.
Orang itu menyaksikan kepergian Bandung Bondowoso dan pasukannya.
"Jaka Tarub dan Bandung Bondowoso sudah. Sekarang tinggal Sangkuriang dan Malin Kundang."
Dia berpaling ke lokasi pembangunan candi-candi yang baru setengah jadi.
"Mudah-mudahan mereka tidak keberatan kalau nantinya Candi Prambanan tidak sampai selesai dibangun semuanya."
"Mudah-mudahan mereka tidak keberatan kalau nantinya Candi Prambanan tidak sampai selesai dibangun semuanya."
-end-
improvisasi dari legenda Loro Jonggrang
#7HariMendongeng hari ke-6 tema: remake
#7HariMendongeng hari ke-6 tema: remake
No comments:
Post a Comment