Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Wednesday, January 09, 2013

[Review Film] Rurouni Kenshin (2012)



Director: Keishi Otomo
Cast:
Takeru Sato
Emi Takei

Kemunculan live action dari manga/anime yg dulu jadi favorit banget gw ini ga disangka-sangka emang. Tiba2 denger kalo di Jepang tayang filmnya. Yah mungkin bagusnya begitu, daripada telanjur denger kabarnya, trus berharap, dan ga taunya lama jadinya. (Hear that, Evangelion). Tapi seperti halnya yang terjadi dengan adaptasi dari manga/novel ke film, pastinya berbeda dengan aslinya. Seberapa besar bedanya? Gw coba deskripsikan plotnya (sedetail mungkin). SPOILER alert.

Plot:

Pada era Bakumatsu (zaman kekacauan sebelum era Meiji di Jepang), nama Hitokiri Battosai (Batosai si Pembantai) menjadi legenda di antara para samurai. Ketika perang berakhir, Battosai meninggalkan pedangnya dan memutuskan untuk tidak membunuh orang lagi. Pada bagian ini juga ditampilkan Hajime Saito, samurai dari pihak lawan yang mulanya hendak menantang Battosai. Seorang pendekar yang selamat dari perang menemukan pedang itu dan mengambilnya. (dia yang kemudian kita kenal sebagai Jine Udo)

Kenshin Himura

Belasan tahun kemudian, di era Meiji yang 'damai', pengusaha kaya Kanryu Takeda, memiliki rencana licik untuk memproduksi opium besar-besaran dan mengeruk keuntungan darinya. Uang yang kemudian digunakan untuk membeli senjata dan kekuasaan. Kanryu memiliki banyak anak buah, salah satunya adalah Jine, yang berkeliaran membunuh banyak orang, mulai dari polisi, hingga anak2 buah Kanryu yang lain. Jine yang haus darah seakan menggantikan peran Battosai, membantai mengatasnamakan Battosai dari dojo Kamiya Kasshin. Megumi Takani, yang meramu opium untuk Kanryu, melarikan diri ke polisi, dan karenanya Jine membantai seisi kantor polisi.

Sementara Battosai yang asli sekarang menjadi pengembara, dan bertemu Kaoru Kamiya, putri pewaris dojo yang namanya dicemarkan Battosai palsu. Setelah pertemuan singkatnya, Battosai menyelamatkan Kaoru yang sedang berkonfrontasi dengan Jine. Jine melecehkan prinsip Kamiya Kasshin yang menggunakan pedang (kayu) untuk melindungi orang lain. Tak disangka, Battosai juga memiliki prinsip yang mendukung, yaitu dengan menggunakan pedang bermata terbalik (Sakabatou), dimana bagian tajamnya ada di sisi bagian dalam.

Kaoru Kamiya

Kaoru membawa Battosai, yang memperkenalkan dirinya dengan nama Kenshin Himura ke dojonya untuk tinggal sementara. Rombongan samurai anak buah Kanryu datang dan hendak merubuhkan dan mengambil alih dojo Kamiya untuk kepentingan Kanryu, tapi Kenshin berhasil mengalahkan mereka semua tanpa ada yang terbunuh. Polisi datang dan Kenshin malah menyerahkan diri untuk ditahan.

Di dalam penjara (dimana Sanosuke Sagara juga ada), Saito yang sekarang menjadi polisi mendatangi Kenshin dan membawanya menemui Aritomo Yamagata, dulu salah satu atasan Kenshin yang sekarang menjadi menteri. Pak Yamagata menjelaskan tentang rencana jahat Kanryu untuk menyebarkan opium dan membuat masyarakat runtuh karena ketagihan. Dia meminta bantuan Kenshin untuk bergabung dengannya menjadi salah satu panglimanya, tapi Kenshin menolak. Saito yang tak puas berusaha memancing Kenshin agar menggunakan pedangnya, tapi Kenshin bertahan pada sikapnya dan pergi.

Kanryu Takeda

Kaoru datang menjemput Kenshin untuk kembali ke dojonya. Juga tinggal di dojo itu adalah Yahiko Myojin, bocah satu-satunya murid Kaoru, dan Megumi yang meminta tempat untuk sembunyi. Ketika mereka berempat makan di restoran, Kanryu datang dan menawari Kenshin untuk menjadi bodyguardnya, dengan iming2 uang yang banyak. Kenshin jelas menolak, apalagi Kanryu menghinanya. Sanosuke malah muncul dan menantang Kenshin, supaya Kanryu merekrutnya. Dengan pedangnya yang besar, Sano tak mampu menyentuh Kenshin sedikit pun, dan kemudian setuju dengannya bahwa menjadi anak buah Kanryu adalah hal yang tidak pantas.

Jine berulah lagi. Menyaksikan korban2 pembantaiannya, Kenshin teringat sewaktu dia masih menjadi pembantai. Ada seorang pria (Kyoshiro Sato) yang berkali-kali bangkit biarpun Kenshin sudah menebasnya. Orang dengan semangat pantang mati itulah yang sudah menorehkan salah satu bekas luka di pipinya.

Jine Udo

Kanryu menjalankan rencananya mencemari air konsumsi penduduk dan membuat orang2 keracunan. Megumi menunjukkan skillnya sebagai dokter dan berusaha keras menyembuhkan mereka. Terkuaklah bahwa Megumi merupakan keturunan keluarga dokter terkenal, yang menjadi satu-satunya yang tersisa setelah perang. Tak lama setelahnya, Megumi menyerahkan diri ke Kanryu, tapi usahanya untuk membunuh Kanryu gagal percuma.

Kenshin pun membulatkan niat untuk menghentikan ulah Kanryu dan mendatangi markasnya bersama Sano. Berdua mereka mengatasi puluhan ronin anak buah Kanryu tanpa kesulitan. Di dalam rumah Kanryu, mereka berdua masing-masing bertarung dengan lawan-lawannya. Lawan Sano (yg seharusnya Shikijo) menggunakan tangan kosong, sedangkan lawan Kenshin (yg seharusnya Hannya) adalah orang bertopeng yang menggunakan pistol dan kodachi (pedang pendek). (oke, karakter2 ini yang buat gw mengganggu banget, entar dibahas lah).

Sanosuke Sagara

Setelah melewati lawan-lawannya, Kenshin dan Sano berhadapan dengan Kanryu dan gatling gun-nya. Dengan bantuan Saito yang ikut muncul, Kenshin melumpuhkan Kanryu dan membebaskan Megumi, yang meminta Kenshin untuk segera menyelamatkan Kaoru yang diculik Jine.

Dengan kekuatan semacam hipnotis yang dimilikinya, Jine membuat Kaoru lumpuh, tak bisa bergerak. Satu-satunya jalan untuk membebaskannya adalah dengan membunuh Jine. Dengan cara inilah Jine memaksa Kenshin untuk kembali menjadi pembantai. Melihat Kaoru yang tersiksa, amarah Kenshin meningkat dan naluri pembantainya muncul. Tapi di saat dia hendak membunuh Jine, Kaoru berhasil melepaskan diri dari hipnotis Jine dan menyadarkan Kenshin. Dia pun tidak jadi membunuh Jine, dan hanya mematahkan tangannya agar tak bisa menggunakan pedang. Jine yang kalah, menikam perutnya sendiri dengan tangan kirinya.

Hajime Saito

Ketika tersadar di dojonya, Kaoru yang cemas berusaha mencari Kenshin, kuatir kalau Kenshin sudah pergi mengembara lagi. Kenshin masih ada di sana, memutuskan untuk tinggal dengannya sementara.

--

Komentar:

Secara visual, Rurouni Kenshin keren. Banyak pemandangan yang indah, setting di era Meiji juga cukup pas. Lalu dari tampilan karakter2nya, lumayan sih. Yang jadi Kenshin mirip banget ama di manga/anime, juara pokoknya. Sehingga menyisakan kekurangan di karakter2 lainnya. Kaoru, Megumi, Jine tampilan karakternya oke, mirip. Saito yang diperanin Eguchi Yosuke (dulu sering nonton dorama, boi) tampangnya kurang jahat. Kanryu juga ga mirip, Sano juga, ga setajam di manga. Itu masalah tampilan.

Masalah cerita/plot. Boleh gw bilang, kacau. Bukan kacau yang baik sih. Gw ga tau gimana reaksi orang2 yg ga familiar ama cerita manganya, ya tapi kalo dipikir2 kalo ga baca manganya mungkin juga ga tertarik buat nonton ya. Komen gw ini sebagai orang yg udah baca manganya komplit dari vol 1 sampe 28 tamat.

Plot yang disajikan di live action ini mengambil banyak elemen dari hampir semua plot/arc di manganya, dicampur aduk. Menurut gw ini ga bagus. Utamanya dia mengkombinasikan plot Kanryu, yg mestinya juga menyertakan Aoshi dan Oniwabanshu disana sebagai anak buahnya Kanryu, dan plot Jine yang aslinya muncul sebelum plot Kanryu. Selain itu di tengah2nya juga disisipkan plot Battosai palsu dari dojo Kamiya, plot Sanosuke diselipin dikit banget (maksa). Sempat ada plot flashback Kenshin, dan Dan juga termasuk dosa besar adalah memasukkan Saito ke dalam cerita ini, padahal aslinya dia baru muncul kemudian, setelah plot2 ini selesai. Jadilah Saito perannya cuma semacam tempelan, sekali doang sih ngeluarin jurus Gatotsunya.

Ya namanya film, mesti beda ama cerita aslinya. Tapi buat gw yang udah baca, aneh rasanya ngeliat Jine, Kanryu dan Saito muncul bersamaan. Mau yang lebih kacau? Anak buahnya Kanryu. Semua aja dimasukin jadi anak buahnya, ya gerombolan samurai lah, Jine lah, juga dua orang mencurigakan yang menjadi pengganti Oniwabanshu. Secara penampilan, dua orang ini adalah Banjin Inui dan Gein (baca di wiki), yang aslinya merupakan anak buah Enishi di arc Enishi yang muncul di akhir manga. Dan dua karakter ini mengganggu gw banget sampe mesti dibahas satu-satu.

Banjin yang jadi lawan Sano ini, menggantikan peran Shikijo, anggota Oniwabanshu yg harusnya jadi lawannya. Tapi entah kenapa, di karakter ini juga terselip sedikit kepribadian Anji, biksu jahat yg juga pernah jadi lawannya Sano. Jadi 3 karakter dikompositkan jadi 1. Masih mending. Coba yang satunya lagi.

Gein, masih pake topeng
Gein sesudah lepas topeng

Gein, yang memakai topeng tengkorak, menggantikan peran Hannya, anggota Oniwabanshu yang juga memakai topeng. Makanya gw sampe salah ngira kalo itu Hannya. Tapi begitu dia ngelepas topengnya dan mulai bertarung dengan Kenshin, keluarlah elemen2 dari karakter lainnya. Muka aslinya ga jelek kayak Gein, tapi lumayan ganteng, dengan rambut putih dan bekas2 luka di pipi. Ngingetin siapa ya, ohiya, Enishi Yukishiro. Lalu sewaktu ngeluarin jurus, awalnya konsisten ama Gein, pake kawat2 gitu. Tapi begitu pake pistol, setelah gw cermati, mirip sama tangan kanannya Enishi, Wu. Dan begitu dia pake kodachi, meh, jelas2 ini maksudnya memasukkan Aoshi sebagai bagian dari karakternya. Nah diitung tuh, ada 5 karakter yang dikompositkan jadi satu.

Dan ada karakter baru, 3 asisten Kanryu yang make baju putih, berkacamata, dan kipas2. Asli ga guna dan ga jelas banget maksud keberadaan mereka.

Plot yang campur aduk ini juga memunculkan Jine yang menjadi lawan terakhir Kenshin. Jadi secara kronologi aslinya, dari Jine, maju ke Kanryu trus balik lagi ke Jine. Mestinya mereka fokus ke salah satu plot, musuhnya satu tapi plotnya sesuai. Gitu sih pendapat gw.

Kemudian jurus-jurusnya, kayaknya selain jurus Kenshin, yg lainnya ga disebutin. Bahkan terkadang ga ada nama jurusnya, misalnya Sano, dia bertarung asal aja, bahkan sampe lempar telor. Duh.

Anyway, usaha untuk mengadaptasi ke live action ini patut diapresiasi dan didukung, apalagi kalo misalnya nanti mau dibikin sekuel, lawan Shishio :D. Selain konsisten dengan genrenya, film ini juga tak lupa menyisipkan beberapa kata-kata mutiara dari manga.

"Pedang adalah senjata, dan ilmu pedang adalah teknik untuk membunuh."
lalu Kaoru yg berkata "Aku tidak peduli dan tidak kenal dengan Battosai. Yang kutahu adalah Kenshin si pengembara yang baik hati"
dan di akhir hidupnya, Jine berkata pada Kenshin, "Sampai kapan kau mampu bertahan dengan prinsipmu itu, aku akan menyaksikannya dari neraka."

Rating saya: 7.5/10

1 comment:

piliang said...

Eh?udah ada pilem livenya? Lin dong link,,,

Post a Comment