Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Wednesday, December 26, 2012

[Review Buku] Menuju(h)


Author:
Aan Syafrani @aansyafrani
Theoresia Rumthe @perempuansore
Iru Irawan @menggeliat
Valiant Budi @vabyo
Mahir Pradana @maheeer
Sundea @salamatahari
Maradilla Syachridar @maradilla

Penerbit: Gagas Media


Menuju(h), adalah kumpulan cerpen yang berasal dari tujuh penulis, masing2 mengambil satu dari tujuh hari dalam seminggu sebagai temanya. Karena masing2 menulis dengan gaya mereka sendiri, maka beraneka genre pun tersaji sebagai hasilnya.

Senin - Aan Syafrani
Seninku Selingkuh
Seninmu Kuselingi

Kedua cerpen bercerita tentang seorang cowok, di cerita pertama dia yg sejatinya selingkuh dari pacarnya mendapati bahwa pacarnya sudah melangkahinya dengan terlebih dulu selingkuh dengan teman baiknya. Sedangkan di cerita kedua, cowok yg sama, yg sudah pindah tempat tinggal, mendapati cewek seksi penghuni kos baru dan berusaha mendekatinya.

Bahasa yang digunakan santai, pake gue-lo, dan banyak berisi dialog2 ga jelas dan ga penting yang diakui sendiri sama tokohnya. Cerita kedua, bermain-main sedikit dengan bahasa yg agak dewasa (mesum) yang berkisar pada kelakuan si cewek penghuni kos barunya. My opinion, ya ga terlalu wah, apalagi di cerita kedua, ending ceritanya dipotong gitu aja, twistnya juga kurang menggigit.

Selasa - Theoresia Rumthe
Hari Ketika Hujan Mati
Sebelum Hari Ketika Hujan Mati

Kedua cerita ini juga berkaitan. Cerita pertama tentang seorang gadis delusional yang jatuh cinta pada hujan, dan seolah-olah berkomunikasi dengannya, berbicara, surat menyurat, dan bahkan bercumbu dengan hujan, hingga akhirnya dia 'membunuh' hujan itu dengan pisau. Cerita kedua dari sisi dokter yang menangani gadis itu, yang kelihatannya tertarik padanya.

Ceritanya unik, meskipun gw masih ga ngerti, kalo si gadis cinta sama hujan, kenapa dia malah terobsesi untuk membunuhnya? Mungkin emang penuh filosofi ya, seperti halnya surat2 delusionalnya yg dia tulis. Penamaan tokohnya, Rainra dan Rianra, utk nama ceweknya dan nama dokternya, sengaja dibikin mirip. Cerita ini mungkin juga terinspirasi dari cerpennya Sapardi Djoko Darmono "Ketika Gerimis Jatuh", makanya temanya hujan.

Rabu - Iru Irawan
Haru Biru Kelabu
Baru Hari Rabu

Cerita pertama berkisah tentang seorang cewek di kafe, sendiri, berusaha move-on setelah putus dari pacarnya, beserta pesan I'm sorry yang tertulis di selembar bon belanja. Cerita kedua, semacam prekuelnya, tentang bagaimana si cewek bertemu dengan pacarnya itu di ulang tahun teman baiknya.

Karena menurut temen gw cerita yg ini aneh, maka gw membacanya dengan konsentrasi lebih, terlebih yg nulis iru (menggeliat), satu2nya penulis di buku ini yg gw follow, yg gw udah tau twit2nya kayak gimana, wordplay dsb. Dan menurut gw, bagus lho. Cerita pertama ama kedua beda banget nulisnya. Pertama itu sesuai ama suasana hati si cewek yg gak jelas karena abis putus. Yg kedua ini juga menarik, membahas gak cuma si cewek, tapi juga teman baiknya, dan kemudian cowok yg kemudian jadi pacarnya. Membaca cerita yg kedua, gw berpikir, mestinya ada cerita ketiga utk melengkapi keseluruhan ceritanya. Sayangnya belum ada.

Kamis - Valiant Budi
Kamis: Puk-Puk
Simak: Kup-Kup

Cerita pertama tentang ibu rumah tangga yang menjadi korban penipuan hipnotis, sejak ia pergi ke pasar hingga kembali ke rumahnya. Cerita kedua, berkisah dari sisi si pelaku hipnotis, latar belakangnya, bagaimana dia melakukan aksinya.

Nah ini, cerita yang paling menghibur dan paling lucu mungkin di bagian Vabyo. Juga membuat kita lebih aware tentang kasus penipuan jenis ini. Di lain pihak, di cerita kedua, cerita tentang wanita pelaku hipnotis ini bikin kita bersimpati sama dia, apalagi kalo dipikir2, dibandingkan rekannya yg licik (yg ehem, merkosa si korban selagi tak sadarkan diri), si wanita ini ga jahat-jahat amat. All in all, tema yg diambil unik, dan enak dibaca.

Jumat - Mahir Pradana
Follow Friday
Moonliner

Cerita yang pertama tentang bos pemilik majalah dan pengisi salah satu rubriknya, tentang si bos yang menginginkan isi rubrik itu, follow friday, berbobot dan beda dengan yg lainnya. Sementara cerita kedua, entah lanjutan dari cerita pertama atau bukan, cowok dengan nama yg sama dengan pengisi rubrik tadi (Safir) melanjutkan studi ke Swiss dan jatuh cinta dengan cewek (indonesia juga) di sana.

Cerita pertama semacam penyampaian opini dari penulis yg menyebutkan sendiri kalo dia terinspirasi sama orang2 yg perannya besar yg tidak terjamah oleh twitter. Boleh sih, tapi yg kedua ini, nah ini. Nama tokohnya sama, tapi nuansanya beda banget. Mungkin juga memang namanya saja yg sama, tapi ga nyambung. Karena kisah yg disajikan semacam diary dari Mahir sendiri, yg notabene pada waktu nulis itu emang berada di Swiss. Tadinya gw berpendapat, yah curhatan doang ini, tapi kok kepikiran pengen baca lagi ya, karena ada bagian ciumannya barangkali, hahaha.

Sabtu - Sundea
Kemana Sabtu Pergi?
Ke Sana Sabtu Pergi

Cerita yang pertama tentang Sabtu, sebuah hari, yg tiba-tiba menghilang dari saudara-saudaranya yg lain, dan petualangannya menyamar menjadi buah kelapa. Cerita kedua dari sudut pandang bayang-bayang, yang mempunyai misi membuat Sabtu sedih dengan demotivasionalnya.

Aneh, dari antara cerita2 di buku ini, bagian ini yang paling aneh. Sabtu, sebuah hari, dipersonifikasikan menjadi tokoh, juga bayang-bayang. Yg cerita pertama bagus juga sih, diceritain latar belakang tentang sifat hari-hari yg lain. Untuk yg kedua, kurang seseru yg pertama, mungkin karena si bayang-bayang ini maksa, dan tujuannya ga tercapai.

Minggu - Maradilla
Solo Stranger
Solo Stalker

Hmmm, cerita pertama tentang Aimee, cewek yg nekat ke Solo untuk mencari teman dunia mayanya yg biasanya kirim-kiriman email. Ketika akhirnya dia bertemu dengan orang yg dia yakin itu orangnya, ternyata si cowok ga ngenalin dia. Tapi itu terbalikkan oleh ending cerita pertama, yang disambung dengan cerita kedua yg berasal dari sudut pandang cowoknya.

Hmm, tolong ingetin saya utk ga bikin cerita sejenis ini. Karena ujung ceritanya nyebelin. Tadinya saya pengen maki2 ni cowok trus merenung, gw pernah ga sih kayak gitu juga. Satu pelajaran lagi, kalo mau ketemu, jangan tiba2 dan ga bilang2 kyk Aimee ini, tapi bikin janji lah. Semisal dia janjian dan si cowoknya ga mau ketemu, barulah ketauan kalo niatnya palsu.



Overall, cukup bagus sih, dan ilustrasi di bagian depan tiap chapternya itu keren banget, cocok gitu sama isi ceritanya. Untuk hal ini, mesti diacungi jempol ke Lala Bohang, ilustratornya. Sedangkan untuk isi, my opinion, urutan dari yg paling gw suka, kamis-minggu-rabu-selasa-senin-sabtu-jumat.

PS: ini buku pinjeman, udah selesai baca dari berapa minggu yg lalu, tapi gw maksa mesti bikin reviewnya, tapi ga sempet-sempet.

No comments:

Post a Comment