Minggu lalu membaca Madre karangan deelestari. Ada satu hal menarik dari cerita tersebut. Tansen, karakter utamanya, punya rutinitas menulis pengalamannya setiap minggu di blog. Itu menurutnya adalah obat untuk ketidakteraturan dalam hidupnya. Ide yg bagus dan gw yakin banyak yg nyontoh
Jadi apa yg terjadi seminggu ini?
Yah, kemaren Lebaran. Meskipun, tahun ini sepertinya suasana semakin seru dan panas. Perdebatan tentang penentuan tanggal 1 Syawal dibicarakan dimana-mana. Apakah hari Selasa tgl 30 ato Rabu 31 Agustus. Yg jelas, karena lelah dengan telatnya pemerintah ngumumin kapan Lebaran sementara banyak spekulasi, dan terutama kalender sudah berasumsi Lebaran itu selasa, apapun yg terjadi saya tetap pilih Selasa. Dan pemerintah pun bersabda: Rabu. Oke, Lebaran rabu, no problem, tapi Selasa saya tetap stop puasa. Solat Rabu.
Dan ini lebih menguntungkan buat gw. Kalo Lebaran pemerintah itu Selasa, sorenya gw mesti masuk, dan repot, soalnya dari tempat kumpul keluarga ke Gambir jauh dan ga tau mau naek apa. Begitu ditetapkan jadi Rabu, problem solved. Gw masuk sore, Rabu pagi solat Id di deket situ, dan kemudian pulang buat kumpul2 keluarga.
Ngomong2 solat IDnya di Balai Kota DKI Jakarta, beserta anak2 Avatar yg lagi apes kebagian masuk. Dan gw duduknya di baris nomer 3 aja loh, di tengah, hanya berjarak 2 setengah meter dari Gubernur DKI Fauzi Bowo alias Foke. Beda 2 baris doang, arah jam 1, 2 setengah meter.
Anyway, that's not what concern me most this week. Well, sejak beberapa minggu, gw lagi kesengsem dengan 2 adik2 yg manis ini. Dua-duanya masih 17, dan udah berapa minggu doang gw follow mereka di twitter, tapi kayaknya udah cukup sering ngobrol dan lumayan akrab. Tentu ada alasan ato pemicu kenapa pertama kali gw follow mereka, dan their beauty (although strongly considered) wasn't the primary reason. Yg satu imut, lucu, dan mengutip orang2: adorable. Yes she is. Yg satunya lagi: pinter, sumbernya kata2 bijak atau puisi2 indah, dan wajah babyface yg memesona. Yup, I think this one has more qualities than the one before. And more responding. Mungkin karena followernya lebih dikit, jadi ga terlalu sibuk kebanjiran mention.
Now now, what trouble me most is, when they didn't reply my mention. Sure, sometimes, it frustrating. Memang, mengutip salah satu tweeps, Sering mention niscaya akan membuat kita berharap. Nah, ini yg harus dikendalikan. Segala macam harapan ekspektasi desire keinginan, coba dihapus dulu, dimeditasikan dulu. Karena begitu semua itu lenyap, pikiran akan tenang. Atau tinggal apus aja sih twit yg ga terbalas. SUseh amat.
Tapi akhir2 ini aku sedikit terganggu dengan adik yg pertama yg unyu itu. Mungkin karena dia kayaknya sedang deket dengan salah satu warga twitter yg laen, ato despite the fact that she already has a boyfriend and she loves him so much (which I admire from her), ato karena gw cemburu karena sebenarnya gw suka sama dia? Akh. Meditasi lagi.
Jadi aku harus menentukan sikap, sorted out my feeling. What exactly the kind of feeling that I have toward her? Liat dong umurnya baru 17. It would be inappropriate. Setelah sekitar seharian pas Lebaran itu melamunkan hal ini, dengan leganya aku memutuskan bahwa perasaanku ke dia adalah seorang kakak terhadap adiknya. Iya, range umur 10-20 dikategorikan ke adik. Dibawah 10: daughter. 20 ke atas: temen. No option for lover/girlfriend, because that's not what I'm looking for. Friend is.
Somehow, it relaxes me, and make me smile when I read her tweets or talk to her. Emm, them (don't ignore the other one, she's prettier). Yes, I like you because you could always make me smile :)
Jadi apa yg terjadi seminggu ini?
Yah, kemaren Lebaran. Meskipun, tahun ini sepertinya suasana semakin seru dan panas. Perdebatan tentang penentuan tanggal 1 Syawal dibicarakan dimana-mana. Apakah hari Selasa tgl 30 ato Rabu 31 Agustus. Yg jelas, karena lelah dengan telatnya pemerintah ngumumin kapan Lebaran sementara banyak spekulasi, dan terutama kalender sudah berasumsi Lebaran itu selasa, apapun yg terjadi saya tetap pilih Selasa. Dan pemerintah pun bersabda: Rabu. Oke, Lebaran rabu, no problem, tapi Selasa saya tetap stop puasa. Solat Rabu.
Dan ini lebih menguntungkan buat gw. Kalo Lebaran pemerintah itu Selasa, sorenya gw mesti masuk, dan repot, soalnya dari tempat kumpul keluarga ke Gambir jauh dan ga tau mau naek apa. Begitu ditetapkan jadi Rabu, problem solved. Gw masuk sore, Rabu pagi solat Id di deket situ, dan kemudian pulang buat kumpul2 keluarga.
Ngomong2 solat IDnya di Balai Kota DKI Jakarta, beserta anak2 Avatar yg lagi apes kebagian masuk. Dan gw duduknya di baris nomer 3 aja loh, di tengah, hanya berjarak 2 setengah meter dari Gubernur DKI Fauzi Bowo alias Foke. Beda 2 baris doang, arah jam 1, 2 setengah meter.
Anyway, that's not what concern me most this week. Well, sejak beberapa minggu, gw lagi kesengsem dengan 2 adik2 yg manis ini. Dua-duanya masih 17, dan udah berapa minggu doang gw follow mereka di twitter, tapi kayaknya udah cukup sering ngobrol dan lumayan akrab. Tentu ada alasan ato pemicu kenapa pertama kali gw follow mereka, dan their beauty (although strongly considered) wasn't the primary reason. Yg satu imut, lucu, dan mengutip orang2: adorable. Yes she is. Yg satunya lagi: pinter, sumbernya kata2 bijak atau puisi2 indah, dan wajah babyface yg memesona. Yup, I think this one has more qualities than the one before. And more responding. Mungkin karena followernya lebih dikit, jadi ga terlalu sibuk kebanjiran mention.
Now now, what trouble me most is, when they didn't reply my mention. Sure, sometimes, it frustrating. Memang, mengutip salah satu tweeps, Sering mention niscaya akan membuat kita berharap. Nah, ini yg harus dikendalikan. Segala macam harapan ekspektasi desire keinginan, coba dihapus dulu, dimeditasikan dulu. Karena begitu semua itu lenyap, pikiran akan tenang. Atau tinggal apus aja sih twit yg ga terbalas. SUseh amat.
Tapi akhir2 ini aku sedikit terganggu dengan adik yg pertama yg unyu itu. Mungkin karena dia kayaknya sedang deket dengan salah satu warga twitter yg laen, ato despite the fact that she already has a boyfriend and she loves him so much (which I admire from her), ato karena gw cemburu karena sebenarnya gw suka sama dia? Akh. Meditasi lagi.
Jadi aku harus menentukan sikap, sorted out my feeling. What exactly the kind of feeling that I have toward her? Liat dong umurnya baru 17. It would be inappropriate. Setelah sekitar seharian pas Lebaran itu melamunkan hal ini, dengan leganya aku memutuskan bahwa perasaanku ke dia adalah seorang kakak terhadap adiknya. Iya, range umur 10-20 dikategorikan ke adik. Dibawah 10: daughter. 20 ke atas: temen. No option for lover/girlfriend, because that's not what I'm looking for. Friend is.
Somehow, it relaxes me, and make me smile when I read her tweets or talk to her. Emm, them (don't ignore the other one, she's prettier). Yes, I like you because you could always make me smile :)
No comments:
Post a Comment