Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Thursday, February 28, 2013

selera dan kepuasan dalam menikmati suatu karya

Membaca convo dari dua teman saya, a dan p, yang sekilas membahas rectoverso. Mereka menganggap film itu biasa-biasa aja, di saat banyak yg bilang kalo filmnya bagus. Komen dari a mungkin agak berlebihan, katanya udah drama, dia gelisah dan merana karena nunggu kapan filmnya selesai. Okay, pendapat tiap orang sih, kan beda-beda.

Iya kan, masalah selera kita tentang suatu karya, baik film, musik, atau buku. Masing2 punya genre favoritnya sendiri. Meskipun untuk karya2 tertentu yang promosinya gencar, saya menduga ada pengaruhnya ke konsumen. Semacam subliminal message. Karya2 yang dipromosikan gencar, apalagi pencetus karyanya terkenal atau memiliki banyak follower, maka bagi kebanyakan fans/followernya, film itu sudah bernilai tinggi buat mereka. Dan ketika menonton, mereka akan menerima dan setuju kalo film itu bagus banget, dan sampe bikin nangis kejer bla bla bla.

Lalu ada juga kebalikannya, justru karena promosi yang gencar itu, ga sedikit juga yang ingin anti-mainstream, dan ga terkesan dengan filmnya. Karenanya, ketika menonton dan menemukan kelemahan2 filmnya, makin menegaskan pendapatnya kalo filmnya ga bagus. Seberapa sering kita lihat fenomena ini? Sering lho. Misalnya yg akhir2 ini Rectoverso-nya Dee Lestari, lalu buku kumcer Singgah, hingga ke film dan novel Kata Hati-nya benzbara. Kalo kita cek akun pengarangnya masing2, kita akan menemukan banyak twit berisi pujian atas karya2 mereka. Bisa jadi karena ybs cuma memilih komentar2 yg positif utk ditampilkan, ato memang komentar2 yg masuk ke akunnya dia semuanya positif, sedangkan yg komentar negatif (ga terlalu suka filmnya) ga disampaikan ke dia, tapi tetap beredar di social media. Makanya kadang kita nemu review seseorang yg bilang kalo bukunya ternyata biasa2 aja, ga spesial.

(Trus gw mau ngomong apa sih ya.) Kalo gw sendiri sih, sejak awal kalo masalah mau nonton film atau baca buku tertentu emang udah dipikirin, tertarik ato engga. Dan kalo udah nonton atau baca, gw akan berusaha menikmatinya, dan ga langsung menyerah dan berkesimpulan, ini jelek. Meskipun gw menemukan kalo ternyata itu ga bagus2 amat, gw akan cari sisi positifnya, yg orang2 bilang bagus, biar paling ga bisa ikut merasakan di sebelah mana bagusnya. Tentu nanti penilaiannya berbeda dengan film yg benar2 bagus dan memuaskan. Anggeplah yang biasa2 itu menurut gw ratingnya 7 sampe 8, sedangkan yg bagus banget itu 9-9.5.

Nah, dalam kasus rectoverso ini, gw juga bukannya bilang kalo itu bagus banget. Karena udah baca banyak orang yg bilang bagus dll, nangis di bagian ini, dll. Makanya gw nontonnya sambil nyari momen itu dan merasakan sendiri. Memang ga sampe bikin gw nangis (butuh adegan lain kyknya), tapi gw setuju kalo itu sedih dan pedih banget. 

Karena selera mungkin beda-beda, tapi masalah kepuasan, kalo gw mesti diusahakan biar kita ga ngerasa sia-sia dalam menikmati suatu karya.

Anyway, sebenarnya yg ngusik gw adalah karena komentar dua temen gw itu ya. Yg satu penulis, buku dan cerpen2nya udah banyak. Dan kebanyakan juga sebenarnya drama, dan dimana banyak yg baca pada suka (termasuk temen yg satu lagi itu), menurut gw yg udah berkali2 baca cerpennya yg gayanya hampir sama semua, ceritanya bosen, karena gitu lagi gitu lagi. Jadi aneh aja buat gw. Ga suka film ini karena drama, padahal cerpen2nya juga drama semua. Ah, selera.

Tuesday, February 26, 2013

[Review Film] Argo (2012)

“This is what I do. I get people out. And I've never left anyone behind.”


Director: Ben Affleck
Cast: Ben Affleck,
Bryan Cranston, Alan Arkin, John Goodman

Plot:

Tahun 1979, sewaktu gejolak politik di Iran menjadi-jadi, demo yang rusuh di kedubes AS di Iran diserbu massa yang menuntut agar Amerika mengembalikan Reza Pahlevi (shah sebelumnya) supaya bisa diadili dan dihukum. Orang2 kedutaan tidak melawan karena menghindari perang terbuka antar dua negara, dan sibuk melenyapkan semua dokumen-dokumen penting. Kedutaan pun dikuasai oleh para demonstran, militan, entah apa sebutannya. Pokoknya rusuh. Semua orang kedutaan ditahan dan dijadikan sandera sampai tuntutan mereka supaya shah terdahulu dikembalikan. Tidak semua, karena 6 orang berhasil keluar sebelum massa menguasai bangunan kedutaan.

Enam orang ini mencari perlindungan dan bersembunyi di rumah dubes Canada yang luar biasa baik hati, meskipun beresiko mendapat hukuman mati jika ketahuan menyembunyikan mereka. Di saat pemerintah AS masih mencari solusi untuk 50 lebih sandera di kedutaan, urusan 6 orang ini mereka kesampingkan. Dua bulan kemudian baru mereka mulai memikirkan strategi untuk mengeluarkan 6 orang itu dari Iran, dengan opsi2 mulai dari bersepeda hingga ke perbatasan luar Iran, sampai menyamar menjadi guru. Semuanya terbukti ga cukup kuat, hingga kemudian Tony Mendez (Affleck), salah satu agen CIA spesialis eksfiltrasi mengajukan usul yg agak aneh. Dia berencana membebaskan mereka dengan strategi membuat film science fiction yg mirip2 Star Wars, supaya bisa masuk ke Iran kemudian membawa 6 orang itu pergi sebagai kru filmnya. Argo adalah judul film bohongan itu.

Mendez pun meminta bantuan orang2 Hollywood, seorang ahli make up (Goodman) dan produser (Arkin) untuk membuat film itu seolah-olah benar-benar dibuat, sampai bikin press conference, membuat srip betulan, sampe menyusun aktor2 beneran untuk maen filmnya, semua supaya dia bisa masuk ke Iran sebagai executive producer yang ingin melakukan syuting di Iran sebagai salah satu lokasi eksotis di Timur Tengah.

Setibanya di Iran, ujian demi ujian pun dihadapi oleh Mendez agar operasi penyelamatannya berhasil. Keamanan dan birokrasi di Iran yang berlapis-lapis mesti mereka lalui. Di grup 6 orang itu pun, rencananya tidak sepenuhnya disambut baik. Salah satu orang kedutaan misalnya, Joe Stafford, menjadi orang yang skeptis dengan rencana Mendez dan sungkan untuk mengikutinya.

Hanya dua hari Mendez di sana, keesokannya mereka pun berangkat ke bandara untuk meninggalkan Iran. Dengan tingkat ketegangan yang luar biasa, satu demi satu halangan bermunculan, mulai dari tidak disetujuinya misi oleh pusat, penjagaan dan interogasi di imigrasi bandara yang sulit, hingga kejaran dari militer Iran yang mengetahui kedok mereka dan berusaha mengejar pesawat mereka di menit-menit akhir. Pada akhirnya mereka berhasil meninggalkan Iran dengan selamat.

Sebagai penutup, kredit untuk keberhasilan operasi ini diberikan pada pihak Canada saja, terutama keberanian dubesnya yg sudah memberikan tempat perlindungan utk mereka. Diceritakan peran CIA dan AS disembunyikan, untuk menghindari tindakan retaliasi militer Iran.

Komentar:

Sebelumnya perlu dijelaskan kalau film ini adalah dramatisasi dari operasi penyelamatan yang sebenarnya. Tidak 100 persen akurat, bahkan boleh dibilang banyak hal yang diada-adakan demi kepentingan cerita. Yang menurut gw ga masalah sih, karena berhasil membuat ceritanya menjadi menegangkan dan seru.

Aslinya, keadaan mereka ga segawat itu, ga sedepressed itu. Ga ada pemeriksaan yang berlebihan di bandara, apalagi militer yg ngejar2 pesawat di menit akhir. Semua itu hanya drama supaya ceritanya menegangkan. Juga ada komplain tentang peran Canada yang dikecilkan. Well, kalo menurut gw ini masalah sudut pandang aja sih, karena film ini kan mengambil pendekatan dari strateginya Tony Mendez yang pake alasan bikin film boongan berjudul Argo. Di film lain, mungkin ada yg ngambil sudut pandang dubes Canada yang ngasih perlindungan utk 6 orang itu.

Karakter-karakternya juga oke, masing-masing melakukan tugasnya dengan baik. Ya Ben Affleck, John Goodman, Alan Arkin. Bryan Cranston juga, yg jadi atasannya Mendez, di waktu-waktu krusial dia ngotot supaya pusat ngasih bantuan ke Mendez untuk masalah tiket pesawat dsb. Sedangkan dari 6 orang yg bermasalah itu, yang paling mencuri perhatian itu karakter Joe Stafford. Dari awal dia jadi orang yg skeptis, mempertanyakan tindakan Mendez. Memang fungsinya kayaknya sengaja sebagai balancer, biar ga lancar2 aja semua nurut, mesti ada satu yg ga setuju. Tapi hebatnya, sewaktu mereka tertahan di bagian imigrasi bandara, dia yang paling gesit ngasih penjelasan ke para penjaga, berimprovisasi dengan bahasa Farsi yg dikuasainya sehingga membuat mereka lengah. Karakternya Mendez juga, digambarkan sebagai orang yg berintegritas. Sewaktu dikasihtau kalo operasinya dibatalin ama pusat, dia sempet stres, antara mesti ninggalin 6 orang itu. Tapi dia berkeras, kalo ini adalah tanggung jawabnya, dan dia tetap melanjutkan misi, meski tanpa dukungan dari pusat.

Of course, semua itu bagian dari dramatisasi. Yang berhasil membuat film ini menarik untuk ditonton. Hasilnya adalah penghargaan Best Picture untuk Oscar, juga utk Golden Globes dan BAFTA. Sedikit ganjil karena meskipun menang di Best Picture, Affleck bahkan ga dapet nominasi utk Best Director. Entah, mungkin pihak Academy yg udah antipati ama dia sejak dulu (sama seperti kasusnya Jim Carrey), tapi biarlah, yg penting filmnya diakui sebagai yg terbaik tahun ini.

Btw, dibahas juga Argo itu maksudnya apa, apakah Argonaut, yang kemudian ditanggepin ama karakternya Alan Arkin yg udah bosen denger pertanyaan itu, "Argo Fuck Yourself". Ternyata jadi catchphrase film ini.

myRating: 9/10.

suasana di rumah kedubes ketiga Mendez memaparkan rencananya

Mendez yang stres ketika misinya dinyatakan batal oleh pusat

suasana pemeriksaan di bandara

[Review Buku] Pembunuhan Atas Roger Ackroyd


Author: Agatha Christie
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


Ini salah satu buku yg gw beli duluuu banget, waktu smp. Di waktu gw masih baca buku2 Goosebumps, gw juga udah hobi baca Agatha Christie. Buku ini juga salah satu buku karangan AC pertama yg gw beli sendiri. Sisanya kebanyakan ikut baca dari buku2 yg kakak gw pinjem dari perpus sekolah, yg mana sewaktu gw SMA ikut nerusin kebiasaan itu. Minjem buku dari perpus sekolah setiap minggunya. Kebiasaan yg bertahan sampe kelas 2 saja, karena begitu masuk kelas 3, stok buku2 yg pengen gw baca udah ga terlalu banyak.

Karena udah lama banget (cetakannya aja taun 96), sampulnya aja udah agak2 burem, bolong-bolong dan ada nodanya, sementara halamannya udah menguning. Kalo sekarang mungkin udah dua kali dicetak dengan cover yg berbeda, yg lebih baru. Tapi tetep aja versi yg jadul ini udah cukup buat gw. Buku ini sempet terselip di kolong tempat tidur ato tempat2 lain yang ga terjamah, akibat buruknya sistem penyimpanan buku di rumah waktu itu. Untungnya masih bertahan sampe sekarang.

Novel ini disebut-sebut sebagai salah satu karya terbaik Agatha Christie. Menampilkan Hercule Poirot, detektif yg merupakan salah satu karakter andalan Agatha Christie. Diceritakan Poirot yang sudah pensiun dari kehidupan sebagai detektif swasta di kota besar, pindah ke desa kecil bernama King's Abbott. Tentu saja karena ini novel misteri, ada kasus kematian di sana. Seorang bernama Roger Ackroyd yang merupakan salah satu orang terkaya di desa itu telah dibunuh. Kematiannya yang terjadi di awal cerita sekaligus memberikan waktu tampil yang sangat singkat untuk karakter yang namanya menjadi judul novel ini.

Dengan bantuan dokter lokal, James Shephard yang juga merangkap sebagai narator cerita ini, Poirot pun mulai menyelidik. (Biasanya peran narator ini dilakukan oleh Hastings, sahabat Poirot). Seperti halnya cerita-cerita Agatha Christie lain, faktor keluarga besar menjadi sajian utama. Satu persatu dari anak-anaknya, pelayan-pelayannya, sampai anak haramnya pun dibahas, dimana masing-masing memiliki motif untuk melakukan tindakan kriminal tersebut. Red herring, istilah untuk hal-hal yang akhirnya hanya menjadi tambahan plot yang bukan merupakan kesimpulan cerita, bermunculan. Pelayan yang suka mencuri dengar dan juga suka mencuri barang, putrinya yang ternyata juga mengambil sejumlah uang, dan anak haram yang kurang ajar yang keras kepala meskipun banyak bukti yang memberatkannya. Semua itu menjadi red herring yang mengisi cerita ini.

Agatha Christie memberikan salah satu twist paling tak terduga di buku ini. Siapa pelaku sebenarnya yang melakukan pembunuhan atas tuan Roger Ackroyd, yang akhirnya diketahui di klimaks cerita, betul-betul tak terduga. And that's why we love it. Sewaktu pertama kali baca, gw merasa ditampar dan tertipu, karena tidak menduga kalo pelakunya ternyata orang ini. Mungkin banyak kritikus yang menilai Agatha curang, tapi bagi gw justru hal ini yang membuat seru.

Mau tahu siapa pelakunya? Tanyalah, nanti bakal gw jawab di bagian komen :D

*review ini dibuat untuk partisipasi di #KuisLoveFool nya @kopilovie. Partisipasi aja sih, biar rame. Urusan menangnya ga terlalu penting. *dibahas

Sunday, February 24, 2013

[Review] Avengers: Earth Mightiest Heroes (season 1)

Jadi setelah film The Avengers, yang kemudian lanjut dengan game Marvel Avengers Alliance di facaebook, euforia Avengers gw lanjut lagi dengan serial animasi ini. Untuk durasi sekitar 20 menit, ceritanya cukup padat, banyak karakter2 dari Marvel yang muncul, dan cerita yang cukup solid. Mungkin animasinya aja yg ga begitu sempurna, jadi tampilan karakter2nya ga sebagus di game. Yaiyalah, beda yg bikin gambarnya, hasilnya beda.

The Avengers

Adapun The Avengers di sini, diceritakan dengan versi yang berbeda dengan di film. Di serial ini, Avengers dicetuskan oleh Iron Man dkk, dan bukan oleh Nick Fury dari SHIELD. Dan di sini, Iron Man lah pemimpinnya, bukan Captain America. Para jagoan yang menjadi pendiri Avengers di antaranya adalah Iron Man, Thor, Ant-Man, Wasp, dan Hulk. Baru kemudian disusul oleh Captain America, Black Panther, dan Hawkeye. Ant-Man dan Wasp adalah dua karakter baru yg gw kenal di serial ini, bahkan belum muncul di game Marvel Avengers waktu itu. Ant-Man bisa mengubah ukuran tubuhnya mulai dari seukuran semut, hingga jadi raksasa (Giant-Man), sedangkan Wasp juga bisa mengubah ukuran tubuhnya jadi seukuran lebah dan terbang menyerang musuh dengan energi blast-nya.

Di season 1 yang total berjumlah 26 episode, plotnya diawali dengan para supervillain yang sudah terkurung oleh SHIELD di 4 fasilitasnya: The Cube, The Vault, The Big House, dan The Raft (nah gw baru tau tempat2 ini. Tiba2 secara bersamaan keamanan semua fasilitas itu jebol dan para supervillain lolos. Semuanya. Dan mulailah para jagoan kita saling bahu membahu menangkap kembali supervillain yang berkeliaran. Dan dari sinilah The Avengers dibentuk. Question: kalo tadinya semua supervillain udah ketangkep, nyaman banget yak, udah damai tentram itu. Cukup mengherankan.

Masters of Evil

Setelah diawali breakout besar-besaran itu, episode berikutnya ga langsung ke bagian nangkepin lagi para musuhnya, tapi episode yg bahas satu-satu anggota Avengersnya dan latar belakangnya. Kemudian tim yang baru terbentuk ini sempat mengalami perpecahan ketika Hulk cabut, merasa ga dianggep ama yg lain. Sementara Hulk ga ada, mereka malah nemu Captain America yang badannya membeku. Kemudian Black Panther, yg aslinya adalah T'Challa, seorang raja dari negeri bernama Wakanda, meminta bantuan Avengers untuk membebaskan negerinya dari diktator yg merebut kekuasaan dari raja sebelumnya, dengan bantuan pihak luar yg terkait dengan Hydra.

Lalu apa itu Hydra dan AIM? Hydra adalah organisasi kriminal yg menjadi musuh Captain America, dan hebatnya masih bertahan aja sampe sekarang, dan belum bubar. Entah bagaimana pergantian pimpinannya, yg di jaman dulu Red Skull, sekarang ganti jadi Baron von Strucker. Sementara masih ada juga Baron Zemo, juga musuh Cap, ga ngerti juga dia bekas anggota Hydra ato gimana. Sementara AIM, juga organisasi kriminal merangkap sains, dipimpin ilmuwan jahat berwujud setengah robot bernama MODOK. Diceritakan sebenarnya Hydra dan AIM ini saling berseteru, yg mestinya menguntungkan jagoan2 kita. Pada akhirnya kedua organisasi itu berhasil diringkus ketika mereka memperebutkan perangkat yg (katanya) bisa mengubah realita sesuai keinginan pemakainya.

Hydra

Hulk akhirnya kembali bergabung dengan Avengers, ketika di episode Gamma World, para penjahat yg berasal dari The Cube (berkaitan dengan korban radiasi sinar gamma) melaksanakan rencana besar mereka untuk mencemari dunia dengan radiasi gamma, mengubah manusia menjadi mahluk2 hijau seperti Hulk. Dengan bantuan Hawkeye, Hulk membebaskan para Avengers dan menggagalkan rencana musuh. Oh, btw, Hawkeye terlibat konflik dengan Black Widow, yg tadinya rekannya sesama agen SHIELD, kemudian ternyata double agent utk Hydra, dan malah balik memfitnah Hawkeye sebagai agent Hydra. Klimaks ketika Hydra berseteru dengan AIM, diketahuilah kalau Black Widow menyusup ke dalam Hydra, seolah2 sebagai double agent, atas perintah Nick Fury. Tapi berhubung Fury menghilang, statusnya masih dianggap sebagai pengkhianat oleh SHIELD.

Musuh utama yg bergerak di balik layar mulai terungkap. Enchantress, salah satu karakter antagonis dari Asgaard sering muncul dan mengusik Avengers, dan mulai mengumpulkan para supervillain di bawah pimpinan Baron Zemo, sebagai Master of Evils untuk menandingi Avengers. Enchantress dan bodyguardnya, Executioner, tentu saja bekerja untuk Loki, saudara tiri Thor yang sedang diasingkan oleh Odin. Dialah yg memberi perintah, yang menyebabkan breakout besar2an di awal cerita, untuk membuat Thor sibuk, sementara dia membangun kekuatan dan strateginya menguasai 9 realm.

Kang

Pada klimaks season ini, dimana awalnya Avengers menghadapi Masters of Evil, akhirnya mereka masing2 terlempar ke 9 realm berbeda, dimana semuanya sudah dikuasai Loki. Dengan bantuan dari para pejuang dan orang2 Asgard yang menentang Loki, para Avengers berhasil menyatukan kekuatan dan menyingkirkan sumber kekuatan yg dimiliki Loki, yaitu Tree of Life. Asgard dan 9 realm pun berhasil diselamatkan dari kekuasaan Loki.

Di tengah2 plot utama yg berujung pada Loki, ada ancaman dari musuh2 lain, yaitu perkenalan dengan Kree, ras alien yang berperang dengan Skrull, ras alien lainnya. Pertempuran mereka sudah diperingatkan oleh salah satu agen mereka, Captain Marvel, dan akan berlangsung di bumi, dan bisa berakibat fatal. Sehubungan dengan inilah, pihak alien lain, Kang the Conqueror, untuk menyelamatkan bumi agar selamat dari invasi Kree dan Skrull, berniat menaklukannya. Tentu saja Avengers tidak membiarkan ini terjadi. Kang yang datang dari masa depan terbukti memiliki teknologi yang lebih canggih. Dengan bantuan pasukan Ultron lah, mereka berhasil mengalahkan Kang.

Ultron

Lalu apa itu Ultron? Tadinya pasukan robot buatan Tony Stark dan Hank Pyman (Ant-Man), yang membantu mereka menangani para tawanan supervillain. Setelah peperangan dengan Kang, Ultron yang melihat kondisi manusia yang tak logis, lepas kendali, dan seperti halnya robot yg terlalu pintar, memutuskan bahwa mereka mesti memperbaiki bumi dengan memusnahkan manusia. Hank berhasil menemukan cara utk menonaktifkan Ultron, dengan memanfaatkan logika Ultron yg juga tak sempurna.

Di akhir cerita, di saat Avengers sudah berhasil mengatasi Loki, ancaman baru muncul. Penyusup dari Skrull muncul dan menyerang Captain America. Hal ini cocok dengan yang dikuatirkan oleh Kang bahwa Captain akan berkhianat. Barulah jelas sekarang, prajurit Skrull itulah yg menyamar menjadi Captain dan menyabotase Avengers, sehingga terlihat bahwa Captain berkhianat.

Loki

Dan masih ada lanjutannya di season 2 yg belom gw tonton. Komentar gw yah seru karena bisa liat musuh yg macem2. Tapi jadinya para jagoan kita seringkali terlihat lemah. Terutama Thor yang ga sesuai dengan harapan. Thor jadi terlihat lemah di serial ini, seringkali dikalahkan oleh lawan2nya yg harusnya bisa dia atasi. Status dewa atau Asgardian seakan jadi sia-sia. Sementara Tony Stark digambarkan ga terlalu jenius, beda dengan versi filmnya. Dan SHIELD adalah organisasi menyebalkan yang seringkali menghambat kerja Avengers, terutama setelah Maria Hill menjabat sebagai director sementara Fury menghilang. Dan melihat musuh2 yg luar biasa, gw ga yakin kalo mereka2 ini bisa dimunculin di versi filmnya. Ragu, apa Avengers bisa mengalahkan musuh2 gaib yang ga masuk akal kekuatannya.

Saturday, February 23, 2013

Jurnal 23 Februari 2013

Worse. Entah kenapa minggu ini kayaknya keadaannya ga mengenakkan. Buat kita. Kemaren2 gw sempet mencret, akibat malemnya ga makan, dan paginya pas makan malah makan yg ga jelas, mulai dari nasi goreng buatan sendiri (yg pake bumbu sajiku), dan abis itu beli bubur pas orangnya lewat. Tambah kacau balau lah perutnya. Malemnya pas di kantor males keluar buat cari makan, dan malah bikin mie aja (yg cuma diseduh ama air panas doang). Jadinya malah rada meriang, demam gitu, dan perut terus mules. Malem itu sempet ke wc sampe 3-4 kali. Pas pulang sebelum nyampe stasiun, ke warteg dan langsung makan disana. Pokoknya nasi, pake tempe, dan bakwan. Ga mau ada sambel2an, perut masih mules. Sampe rumah langsung tidur2 aja, dan untunglah sorenya udah ga meriang, pusing dikit aja. Gatau juga ya apa korelasi antara asam lambung (penyebab perut mules) ama badan meriang (demam).

Liga Champions pekan ini, sajiannya seru. Ga membicarakan Arsenal yg terpuruk dan kalah 1-3 waktu menjamu Bayern, tapi Milan. Milan yg tiba2 jadi jago dan maennya disiplin waktu lawan Barca. Ya, ini terjadi waktu gw mules2 dan bolak balik ke wc itu. Ga disangka, Milan menang 2-0 dan bisa membuat Barca mati kutu, menang penguasaan bola tapi sedikit peluang. Okey, my worst case scenario didnt happen. Good. *sering bikin prediksi dengan worst-case-scenario. Of course, pertandingan ke dua, bisa banget Barca berbalik hajar Milan dan lolos, tapi setidaknya Milan udah bungkam Barca kali ini, tim yg katanya terhebat di dunia saat ini.

Senin kemaren, sewaktu libur, gw sempetin ke Margo Platinum buat nonton. Setelah menghitung2 ongkos+tiket utk Blitz di GI atau Botani XXI, paling murah dan deket ya di Margo. Pertama nonton Django Unchained dari siang, dan sorenya lanjut Rectoverso. Film yg pertama mantap abis, dengan karakter2 yg cool dari Christoph Waltz dan Leonardo diCaprio. Rectoverso juga bagus, utk level film Indonesia, meski agak heran karena endingnya ternyata gitu ya, ga menyelesaikan konflik. Pantes banyak penonton yg katanya nangis. Dan hari itu banyak pengeluarannya. Selain buat nonton 2 kali, sebelum nonton Django, makan dulu di Yoshinoya, dan pulangnya ke KFC, beli ayamnya aja buat dibawa pulang, 4 pcs.

Masalah lain di rumah adalah pompanya rusak. Jadinya agak ribet seminggu ini, waktu aer ga nyala, bolak balik ngangkut air dari depan (yg dari keran), soalnya kalo narik dari pompa, arusnya lambat. Udah manggil mas tukang kenalan, tapi ternyata ga bisa dibenerin dan panggil tukang pompa beneran. Menunggu saja. Dan kakak gw hapenya ilang, entah ketinggalan ato diambil orang. Ditelpon sih bunyi, tapi ga ada yg ngangkat. Gw inget2 lagi, bener sih ga ada yg ngangkat, kan hape androidnya dikasih password. Yah, kayaknya sih berakhir riwayatnya. Nambahlah permasalahan.

Dan si dia. Atau kamu. Yang minggu2 ini sering menggalau ato twit nomention yg gw ga tau maksudnya ditujukan ke gw ato bukan. Akhirnya berantem juga kan.

Friday, February 15, 2013

Jurnal 15 Februari 2013

Kegiatan membaca yg saya lakukan ternyata masih sebatas lanjutin cinemags yg lotr itu (iya yg dari minggu lalu mulai dibaca), dikit2 bacanya soalnya entah kenapa malah konsisten maen marvel avengersnya. Game yg berpotensi jenuh, malah gw ganti cara maennya biar ga bosen, jadi ketimbang mulai misinya dari awal, gw main di misi yg total scorenya paling rendah, dan seterusnya, sampai scorenya naik, dan gw ganti ke misi lain yg nilainya rendah. Hero dari special ops udah dapet. Havok. Tapi masih kurang satu lagi, yaitu Magneto yg dapetinnya lebih repot. Sedangkan tontonan gw belom nyentuh film lagi, melainkan serial2 saja. Sekarang antara Fringe season 4 dan serial animasi Avengers season 1.

Tapi yg menyenangkan dari minggu ini adalah, ketemu sama si dia lagi, hihi. Seperti biasa hari Minggu. Tapi ga seperti biasanya, kali ini karena besok Senennya gw masuk pagi, maka gw rencanakan berangkatnya ke kantor dulu, dari siang. Udah bawa baju sama laptop, yang disimpen dulu di laci. Baru abis itu ke berangkat ke stasiun tanahabang trus ke bintaro. Sempet terancam soalnya sore itu ujan deres, baik dari depok pas gw berangkat dan di bintaronya. Untung pas gw udah sampe sana tinggal gerimis doang. Setelah nunggu dan orangnya telat, jadilah kita nonton Mama. Film horor ala del Toro, dimana yg maen JessicaChastain. Sayang filmnya cuma sebentar, 1 jam 40 menit doang, dan waktu buat kita terasa kurang. Tapi puas dan menyenangkan.

Karena filmnya yg sebentar, pulangnya pun lebih cepet. Jam 7 kurang udah berangkat dari sana, dan balik ke kantor setengah 8. Abis itu baru jam 9 udah tidur karena ngantuk+capek, akibat semalem bangun buat nonton bola. Besoknya pulang dengan lancar di sore hari.

Minggu ini sudah mulai masuk Liga Champions babak knockout. Hari Rabu dan Kamis dinihari, dimana gw nontonnya di kantor. Celtic vs Juventus 0-3. Dan besoknya Real Madrid vs Man United, dimana tadinya gw perkirakan MU bakal kalah, ternyata bisa bertahan dengan baik dan imbang 1-1 saja. Tapi sebenarnya pas nonton MU itu pun ga begitu konsen, karena gw sibuk mikir buat nulis surat.

Surat apa? surat buat dia, tadinya balesan dari yg awal tahun itu. Dan kemaren2 kan gw janji, abis ketemuan dulu, baru tulis surat. Karena minggu2 ini kan masih ada ajang 30harimenulissuratcinta. Tadinya mau nulis senen, tapi ga sempet dan tunda2 malah jadinya sekalian aja ntar gw kirimnya pas tanggal 14. Tapi itupun malem sebelumnya baru juga mulai. Akhirnya beres juga sih pagi2 itu, jam 6 dan langsung dikirim lewat email. Surat cinta, hihihi.

Oiya tolong buat diingat, masih ada rencana2 untuk nulis surat2 buat yg lain, juga 'surat benci', kebalikannya surat cinta tentang masalah unfollow, dan review2 untuk avengers vs xmen, one piece, avengers yg animasi. Itulah. Dan baca buku dong. Minggu lalu nitip mesen buku ama mbak yuska yg juga salah satu penulisnya Singgah, berhubung ada launching, jadinya diminta tandatangan ama penulis2 yg dateng. Hari Selasa bukunya sampe. Masih menunggu kapan dibacanya.

Thursday, February 07, 2013

Jurnal 7 Februari 2013

Well, ternyata untuk berhenti maen game sama sekali enggan banget rasanya. Apalagi di saat-saat akhir PVP season 4 kemarin, yg deadlinenya itu selasa pagi jam 9. Nah, ini dia. Sebenarnya dari senen pagi gw udah mulai intensif tanding pvp pake tim agent blaster, hercules, dan scarlet witch. Normalnya, dalam kondisi attacking gw menang, palingan sekali dua kali kalah. Tapi dalam posisi defending (attacked) selalu kalah. Beuh, jadi pas ditinggal tidur dan bangun dini hari, yg tadinya udah diamond langsung turun lagi jadi silver. Dari kemaren sorenya sebenarnya udh kesel ketika ketemu lawan yg pake quantum jumper, coordinated attack dsb yang nyerang berkali-kali. Eh pas bangun pagi, abis ngabisin energi buat normal mission, lanjut coba PVP. Udah bagus padahal tuh, dari silver ke diamond, sampe ratingnya 11%. Itu udah jam 8 kurang. Tapi apa yang terjadi... sejak jam 8, hitungannya bangke. Sewaktu gw tanding pvp dan menang, pas dicek ratingnya malah drop. Ternyata oh ternyata, dalam waktu bersamaan, gw kalah 4 kali di posisi attacked. Deuh, gimana mau tembus kalo gini caranya. Akhir2 pas sisa 9 menit malah kena maintenance, PVP dianggap selesai. Dan jadinya gw cuma gold league doang, dapet 10 gold. Target diamond biar dapet weapon ga tercapai. Dengan ini juga gw menetapkan diri untuk selesai ikutan PVP. Di season berikutnya, gw akan bodoamat aja.

Orang2 yg menang dan masuk ke level tertinggi, Adamantium League yg ratingnya 0,1% (yg terbaik dari yg lain), berhak dapet hero baru Punisher. Nah, ini udah gw pikirin lama. Orang2 yg akhirnya adamantium ini, usahanya biar menang itu bener-bener niat banget. Entah berapa jam abis buat tanding pvp terus, jumlah fightnya berapa, sampe ngeluarin duit beneran buat beli gold buar beli senjata yg canggih dll. Waktu dan biaya yg dihabiskan, setimpal kah? Kalo gw sih males banget sampe segitu niatnya. Mending maen biasa dan beli heronya belakangan, bulan depan. Masalah weapon yg ga dapet, yah sebodo lah, weapon doang, mending dipake, toh dipakenya paling buat kepentingan pvp lagi. Nah kalo gw udah ga ikutan pvp, jadi ga penting lagi kan.

Masya Allah, tadi itu cuma curhat tentang game toh. Cuaca seminggu ini sebenernya normal2 aja, kadang2 aja hujan. Cuma kemaren doang, Rabu di Jakarta katanya banjir lagi sore karena ujan deres. Tapi cuma sore itu aja, ga lanjut sampe malemnya. Gw sih ga ada urusan, pas lagi libur soalnya.

Hmm, mau ketemu ama si dia, tapi ditunda lagi. Belom siap katanya. Udah 5 minggu. Besok kalo jadi berarti 6 minggu sejak terakhir ketemu.

Dan saya masih belum memulai membaca buku. Yg ada mulai baca cinemags yg dibeli bulan lalu yg edisi The Hobbit itu. Iya, itu baru dibaca. Heran deh, padahal dulu waktu belom lulus, kalo beli cinemags ya langsung dibaca. Ya dulu, distraksinya ga sebanyak sekarang.

Ohiya, yg tadinya mau bikin surat2 cinta itu, kemaren coba mulai, setelah pvp selesai, waktu temanya utk tokoh fiksi. Bikinlah buat Scarlet Witch ceritanya. Yang kemudian terjadi adalah lagi2 gw kecewa karena suratnya ga dishare ama tukang posnya, mbak chacha itu. I'm aware kalo dia mungkin sibuk mikirin nikahannya yg bulan depan. Ya makanya karena ngelewatin surat gw, dan berdasarkan pengamatan, jatah surat2 yg dia urusin itu biasanya disharenya pas tengah malem. CK ck ck, kalo bandingin ama kak iko sih beda banget perlakuannya. Yaudahlah gw ga usah jadi ikutan nulis surat cinta. Kalopun nulis gw ga mau share2 ke poscinta lagi. Malesin.

Tuesday, February 05, 2013

Thank You, Wanda Maximoff


Sewaktu pertama melihat gambarmu tercantum sebagai hero baru, yang diberi label nilai paling tinggi, 90 CP, setara dengan hero-hero utama lain seperti Captain America dan Hulk, kami sempat ragu dan meremehkanmu. Kami kira kamu tidak pantas diberi nilai setinggi itu, berdasar fakta bahwa kami tidak begitu mengenal namamu sebelumnya. Sekarang kami tahu kalau kami salah, dan untuk itu, kami mohon maaf karena sudah meragukanmu, Wanda.

Betapa kami salah besar, karena kamu terbukti menjadi salah satu andalan kami yang paling berharga. Kamu adalah pilihan pertama kami untuk maju ke turnamen PVP, bertanding dengan hero-hero lain di sana. Tidak peduli apakah agen yang kami kirim memakai kostum blaster, bruiser, scrapper, atau infiltrator. Tidak peduli apakah kami memilih Hercules, Doctor Strange, atau Ghost Rider sebagai hero pendamping, kamu, Scarlet Witch, tetap menjadi pilihan utama kami dan tak tergantikan oleh lainnya.

Tentu saja, sebelumnya kami minta maaf karena sebelumnya kami lebih memilih Emma Frost untuk menjadi andalan kami. Itu terjadi sebelum kami menyadari bahwa kamu jauh lebih hebat dari dia. Well, juga karena kami tidak memiliki alternatif kostum untuk Emma. Sementara di luar sana, tim-tim lain yang menyertakan Emma hampir semuanya memiliki kostum Phoenix 5, yang membuatnya (dan juga rekan-rekannya) berpotensi mengeluarkan Cosmic Power, dimana kekuatan mereka menjadi berlipat ganda. Sekali lagi maaf karena kami membandingkanmu dengan hero lain.

Kamu sangat berperan dalam kemenangan-kemenangan kami selama ini. Kekuatanmu betul-betul berguna dalam mengatasi lawan-lawan kami. Kemampuan Hex Sphere milikmu membuat serangan lawan seringkali meleset dan berbalik menyerang mereka. Kemudian ketika kami berada di situasi yang tidak menguntungkan, kemampuanmu yang lain, Chaos Shield dan Probability Field seringkali mengeluarkan kami dari kesulitan itu dan mengubahnya menjadi keuntungan. Energi kami yang tadinya menipis bisa kembali pulih karenamu, luka-luka akibat pendarahan, terbakar, racun, dan sebagainya, bisa lenyap seketika, dan sebaliknya seringkali lawanlah yang menerima wabah dan efek-efek merugikan dari Probability Field yang kamu hasilkan.

You're really helping us a lot, Wanda.

Beberapa minggu yang lalu, ketika kami akhirnya membaca komik Marvel edisi Avengers vs X-Men, barulah kami paham, betapa pentingnya seorang Scarlet Witch. Kamulah satu-satunya individu yang mampu mengimbangi Cyclops dan 4 X-Men lain yang sudah memiliki kekuatan Phoenix, yang menjadikan mereka tak tertandingi. Kamu satu-satunya anggota Avengers yang mampu mengalahkan mereka, di saat Captain, Iron Man, bahkan Hulk tak berdaya. Andaikan tidak ada kamu, Wanda, The Avengers pasti sudah hancur lebur dan tamat riwayatnya. Dan kami pun mengambil kesimpulan penting.

You are the most powerful human/mutant in the Marvel Universe.

(Well, between you and Phoenix, perhaps.)

Keyakinan akan kekuatanmu membuat kami semakin mantap untuk mengandalkanmu dalam turnamen PVP yang terakhir. Bersama dengan Hercules, kalian berhasil memenangkan sebagian besar pertandingan dengan tim lain. Kami pun yakin akan memperoleh hasil yang bagus kali ini, sama seperti turnamen sebelumnya. We were on good run.

Kemudian lawan-lawan tangguh pun mulai bermunculan. Lawan yang lebih tangguh dari sebelumnya, semakin tangguh dan tim kalian tak mampu mengalahkan mereka. Ketika satu kekalahan disusul dengan kekalahan-kekalahan berikutnya, kami pun sempat putus asa. Kami mencoba melakukan sedikit perubahan di tim, dengan memasukkan Tigra sebagai pengganti Hercules, dengan kamu Wanda tetap tak tergantikan. Kalian mendapat hasil yang cukup bagus, dengan rentetan kemenangan dan hanya sekali dua kali kalah, sebelum akhirnya kalian tak kuasa untuk menghalau rentetan kekalahan.

Apa daya. Lawan semakin beringas, rela mengeluarkan emas dengan jumlah banyak untuk memperkuat tim mereka. Senjata-senjata yang sangat menyulitkan, sulit untuk dihalau, serangan bertubi-tubi, kekalahan demi kekalahanlah yang kalian terima.

Kami pun gagal. Ya Wanda, bahkan dengan bantuanmu, kami gagal memperoleh tahta yang kami inginkan. Maafkan kami karena tak cukup kuat untuk mendampingimu, membuat kekuatanmu menjadi sia-sia. Maafkan kami karena mengecewakanmu, dan sempat menyalahkanmu atas kegagalan ini. Bagaimanapun, kamu adalah satu yang tak tergantikan, yang terkuat di antara yang lain. Kami sudah mengambil keputusan untuk tak lagi berkompetisi di turnamen berikutnya. Sudah cukup kami meminta bantuanmu selama ini. Kami tak akan membebanimu lebih jauh lagi, Wanda.

Thank you, Wanda Maximoff.


#30HariMenulisSuratCinta edisi tokoh fiksi

Note: Wanda Maximoff (Scarlet Witch), salah satu karakter di Marvel Universe, anggota The Avengers, juga playable character di game Marvel Avengers Alliance.