Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Friday, July 27, 2012

The Dark Knight Rises: Satu Film, Bermacam Interpretasi



The Dark Knight Rises, seri terakhir dari trilogi Batman karya Christopher Nolan, akhirnya tayang sejak minggu lalu. Gw nontonnya Senen kemaren, di Blitz studio 1 yang kapasitasnya jauh lebih gede ketimbang studio 9 yg biasanya gw nonton disana buat nonton 3D. Udah mirip stadion. Nah, yg gede inilah yg serupa dengan waktu gw nonton KungFu Panda di Blitz PVJ dulu.

Anyway, meskipun nontonnya konsen, ga terganggu oleh rasa kantuk, tapi serasa ada yg kurang dengan experience nonton kali ini. Apakah itu? Apa karena sudah baca sinopsisnya di wikipedia kemaren2nya, jadi ga excited gitu? Ah engga ah, justru jadi ga clueless dan kelewat kan. Tapi kalo menurut gw sih, dengan durasi 2 jam 45 menit (kalo credit juga diitung, and yes, gw nonton sampe abis creditnya, sendirian), plot yang rumit, yang kalo dijadiin miniseri bisa dipotong jadi 5 episode terpisah, banyak tema2 yang ditampilkan, film ini terlalu megah kalau hanya ditonton sekali. Mesti ditonton berulang kali. Tapi karena selama ini gw ga pernah nonton film yg sama di bioskop lebih dari sekali, kita akan nunggu sampe versi brripnya keluar.

Selesai nonton pun, gw baca lagi sinopsisnya, sambil muter ulang adegan2 film TDKR tadi di kepala, dari awal. Baru beberapa scene, udah ga kuat, saking banyak dan memorablenya. Mungkin yg paling diinget ya yg ada di trailer, waktu John Daggett nanya ke Bane, "What are you?" dan dijawab "I'm Gotham's reckoning.".

Ga akan bikin review tentang TDKR. Mungkin nanti, kalo udah nonton lagi dari laptop. Soalnya beberapa hari ini udah baca beberapa review yg cukup representatif. Ada beberapa yg mengganjal sih. Pertama, death or exile, hukumannya kan nyebrang sungai yang membeku. Nah itu kenapa bisa membeku? Emang sih lagi musim dingin. *Eh, apakah ini sudah menjawab? Aneh aja, film2 yg dulu2 juga ga ada salju dan esnya. Kedua, Bruce Wayne tiba2 nongol lagi di Gotham, di depan Selina, itu naek apa? Tiba2 bles langsung dateng aja setelah bebas dari penjaranya Bane. Cepet banget apa, dan padahal Gotham kan lagi diisolasi ama Bane, masa dia gampang banget nongol di sana. Ketiga (spoiler), twist di klimaks film ga terlalu meyakinkan. Miranda Tate yg kemudian diketahui sebagai Talia al Ghul, ga terlihat sesuai dengan karakter anaknya Ras al Ghul yang diceritain berpendirian kuat sehingga bisa keluar dari penjara.

Anyway, review2 film TDKR yg gw baca, diantaranya:

Review dari KacamataFilm

Review dari Flick Magazine

Review dari Raditherapy

Review dari Pangeran Siahaan di JGlobe

Review dari Witra Asliga (@film_bioskop)

Dan di sinilah perbedaan interpretasi tiap orang akan film ini. Dari KacamataFilm, keliatan dia sangat menikmati filmnya dan menyanjungnya habis-habisan. Sementara review2 yg laen berpendapat bahwa TDKR adalah another masterpiece dari Nolan, meskipun masih belum bisa melampaui The Dark Knight. Raditherapy membahas bahwa karakter Bane masih belum bisa menandingi kedigdayaan Joker. Menurut Flick Magazine, penyajian TDKR malah disebut kurang maksimal, 'setengah hati' istilahnya. Idenya lebih spektakuler, tapi penyajiannya belum sebagus TDK. Kalau gw nonton bagian chaos setelah Batman dibuang Bane ke penjara terpencil, dan keadaan tanpa hukum sih, emang terlihat membosankan.

Tapi justru hal inilah, yg kemudian terjelaskan oleh review Pange di JBlog. Politik. Bahwa The Dark Knight Rises adalah film yg sarat dengan materi politik. Bagaimana disitu dibahas pergerakan Bane sebagai pemberontak yg ingin membebaskan kota Gotham dari kaum borjuis, padahal pada kenyataannya dia menjadi diktator. Pokoknya komplit lah pembahasan politiknya, yg bikin gw makin pengen nonton lagi.

Itulah, dari sudut pandang orang yg berbeda, baik dari penggemar film, kritikus dan reviewer film untuk majalah, atau juga orang yg ngerti politik, film TDKR ini bisa jadi bermacam2 interpretasinya. Minggu lalu juga, Mbak Yuska yg penggemar conspiracy theory, ngasihtau gw tentang kemungkinan hubungan aksi penembakan yg di Colorado itu, dengan beberapa hal (beserta link), misalnya campur tangan pihak tertentu, juga dari pihak studio sebagai semacam 'tumbal' biar filemnya laris. Juga plot2 TDKR yg dalam beberapa bagian mencerminkan Illuminati. Underground explosive, nuclear bomb, yang gitu-gitu pokoknya. Gw sih baca aja dulu, percaya belakangan.

Gw sih pengennya biar bisa menikmati film ini, seperti halnya waktu gw sampe sesak napas waktu nonton Prometheus saking deg-degannya. Yah, yg kayak gitu lah. Tapi belum kesampaian di kesempatan pertama nonton TDKR.

Btw, nyadar ga sih, Nolan membuat trilogi Batman ini dengan pendekatan realistik. Liat aja musuh-musuhnya dari awal: Crane, dokter gila yang pake gas saraf, Ras al Ghul yang punya pasukan khusus dan rencana besar untuk menghancurkan Gotham, lalu Joker, penjahat jenius yang tujuannya membuat kekacauan, dan Bane, masih anggota organisasi kegelapan yang sama. Maksud gw, ga ada tokoh2 di film ini yang punya kekuatan khusus, sihir, atau superpower lainnya. Semua karakternya punya kekuatan dengan latihan keras, dan dibantu dengan teknologi canggih. Makanya gw sempet komen, di universe-nya Nolan ini, Batman ga akan ketemu Superman yang bisa terbang.

No comments:

Post a Comment