Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Saturday, August 04, 2012

[Book Review] Rahasia Kaum Falasha




Author: Mahardhika Zifana
Penerbit: Edelweiss

Plot:

Esa, seorang dosen bahasa Inggris (di UPI ceritanya) suatu hari menerima paket berisi kepingan segitiga emas. Di hari yang sama dia mendengar kabar bahwa Heri, teman baiknya, tewas terbunuh, di Ethiopia. Kedua hal yang kemudian terbukti berkaitan ini adalah awal dari petualangannya, atau permasalahan yang kemudian dihadapinya.

Heri yang sepertinya sedang melakukan riset di sana, diperkirakan dibunuh oleh rekannya yang bernama Indra yang dikenalnya di Australia, tempat dimana dia meneruskan S2nya. Selepas pemakaman Heri, Esa mendiskusikan benda misterius itu dengan Nisa, temannya yang baru muncul setelah kematian Heri. Dahulu Heri pernah berniat melamarnya, tapi Nisa malah kemudian menghilang.

Nisa menawarkan diri untuk menyimpan segitiga itu. Tanpa diduga, ternyata Nisa menyerahkannya pada seorang Yahudi bernama Avram Meir. Nisa memiliki deal dengan Meir, dengan ganti Meir akan memberitahu keberadaan ayah Nisa yang menghilang bertahun-tahun yang lalu setelah terlibat kasus penyelundupan narkoba.

Adapun Meir berniat mencelakakan Nisa setelah barang itu diterimanya. Untungnya, Nisa yang cerdik berhasil mengelabui orang suruhan Meir dan melarikan diri ke Singapura, membawa ibu dan adiknya ke Saudi, kemudian menemui ayahnya di Yaman. Sementara barang yang diberikannya ke Meir pun ternyata palsu.

Meir yang murka, bersama Goldstein, rekannya, kemudian melacak keberadaan Nisa, dan Esa, yang mereka duga bekerjasama dengannya ke Australia, dimana Esa berada untuk menerima penghargaan dari Monash University mewakili keluarga Heri.

Sejak itulah, situasi berbahaya dihadapi oleh Esa dan Nisa, dan orang-orang yang membantu mereka dalam situasi ini, diantaranya Syaikh Rashed, ulama yang menjadi guru Heri di sana, Umi Alifa, istri syaikh, Younnes dan Hashim, kedua murid syaikh, hingga Bu Rini, ibu Indra, dan Bayu, saudara kembar Indra.

Esa sempat diculik dan dibawa ke hanggar Avalon airport dan dihajar oleh anakbuah Meir dan Goldstein, sebelum dibebaskan oleh seseorang. Kemudian rumah Syaikh, tempat Esa dan Nisa menumpang, didatangi komplotan mereka. Kemudian mereka sempat ditawan di sebuah kapal yang dibiarkan tenggelam, sebelum diselamatkan salah satu murid Syaikh. Situasi berbahaya satu demi satu mereka hadapi.

Mereka akhirnya bertemu dengan Indra, yang berhasil lari dari tahanan polisi. Indra pun rupanya sedang menjadi buruan komplotan Meir dan Goldstein. Sewaktu mereka bersembunyi di ranch terpencil milik keluarga Bayu, komplotan itu datang lagi. Dalam suasana mencekam dan desingan senjata, syaikh Rashed, Umi Alifa, Bu Rini, dan Bayu tewas terbunuh.

Esa, Nisa, dan Indra ditolong oleh Josh, pegawai Bu Rini, dan Yitro, orang Afrika yang juga waktu itu menolong Esa di Avalon. Perlahan mereka mulai mencerna situasi yang mereka alami.

Meir dan Goldstein adalah anggota The Knight of Zion, kelompok Zionis yang memiliki rencana2 jahat dan pengaruh di berbagai negara. Rupanya Heri dan Indra telah menemukan manuskrip yang berisi tentang informasi mengenai sejarah bangsa Israil, yang berujung pada harta terpendam milik Raja Sulaiman, yaitu Tabut Perjanjian (semacam kitab suci?) dan harta karun. Kelompok Zion ingin memperoleh harta itu, untuk melancarkan misi mereka menguasai dunia. Ketika Heri menolak untuk membantu, dia pun dibunuh, dan seterusnya, Esa dan yang lainnya terlibat masalah ini.

Dijelaskan pula identitas Yitro. Dia yg juga anggota kelompok Zion, aslinya adalah orang Beta-Israel, yaitu kaum Yahudi yang merupakan orang Afrika (Ethiopia) asli, yang merupakan kaum dari Ratu Balqis (istri Sulaiman). Yang juga dikenal dengan kaum Falasha. Kaum Falasha-lah yang sebenarnya mengemban tugas untuk melindungi peninggalan Sulaiman itu. Karena itulah Yitro membelot dari kelompok Zion, yang ajaran Yahudinya dirasa sudah banyak tercemar dan menyimpang dari ajaran asalnya.

Yitro kemudian membawa Esa, Nisa, dan Indra pergi ke Ethiopia, dengan dibantu rekannya, Rachel, yang juga seorang pilot. Mereka mencari keberadaan harta itu, berbekal segitiga emas itu dan petunjuk dari manuskrip yang diingat oleh Indra. Pencarian mereka berujung pada sebuah kapel di Axum, dimana mereka menemukan lorong bawah tanah yang berujung pada air terjun, gua, dan lorong2 lainnya.

Tapi komplotan Zion pimpinan Meir dan Goldstein juga mengikuti mereka, dan berhasil mengepung mereka, dan lagi-lagi menahan mereka. Dalam situasi genting, mereka terselamatkan oleh lorong rahasia yang membawa mereka kembali ke depan gua, dan berada dalam posisi yang menguntungkan. Mereka menggunakan dinamit milik kelompok Zion, dan meledakkan gua itu dan mengubur orang2 Zion itu di dalamnya, bersama dengan harta peninggalan Sulaiman.

Untuk sementara, mereka pun selamat dari ancaman komplotan itu. Nisa kembali menemui keluarganya di Saudi, dimana Esa kemudian menikahinya.

Komentar:

Buku ini, aslinya dibeli waktu pameran di Istora, November taun lalu. Lah, kok baru dibacanya sekarang?? Begitulah. Salah satu dari beberapa buku terbitan Edelweiss yg didiskon.

Ceritanya cukup seru, detail-detailnya oke, typo pun terhitung ga ada. Yang jelas, menambah wawasan dan pemahaman kita tentang asal usul bangsa Israel, terlepas dari masalah akurasinya. Mirip2 lah sama karya2 Dan Brown, dimana di beberapa bagian kita nambah ilmu baru, tapi juga ada perasaan bahwa ah, ini berlebihan ah, belom tentu bener. Seperti halnya penjelasan tentang kelompok Zionis, yg dalam hal ini mengingatkan gw akan Illuminati, yang sama2 bertujuan mengendalikan kejadian2 penting di seluruh penjuru bumi. Yah, terserah kita sih mau percaya ato enggak.

Yang menurut gw aneh mungkin begitu scene dimana banyak orang berkumpul (Esa, Nisa, Indra, Yitro, Syeikh, dll), urutan orang yang ngomong dan adegannya jadi rada kaku dan ga smooth. Mungkin untuk menggambarkan scene seperti ini memang sulit, untuk membagi peran ke semua tokoh biar adil, tanpa ada yang terabaikan.

Yang juga menarik, ato mungkin nyebelin, adalah relasi antara Esa dan Nisa, yang sebenarnya saling suka tapi ga berani ngomong. Ekspresi cemburunya Esa seakan norak banget. Ya wajar sih namanya orang cemburu pasti norak, tapi bertentangan banget ama imej Esa yg taat beragama itu. Ah, ato mungkin pendapat gw aja kali ya, kalo emang mau karakter yg religius itu mesti perfect, bener2 alim, tanpa sifat2 norak kayak cemburu tadi.

Penggambaran karakter antagonisnya (orang2 Zionis) juga tipikal banget, ngomongnya kasar gitu, jelek2in. Gw ga suka ya, cara mereka menghina perempuan. Apa emang ga bisa nerima kalimat semacam itu di buku yg karakter utamanya orang Muslim. Ya ga tau juga sih apa emang mereka aslinya kayak gitu (kasar), lagian kan ini fiksi. Diasumsikan bahwa kelompok itu belum tentu ada.

Meskipun ga mau jadi paranoid, gw sempet mikir, kalo gw dalam situasi seperti itu, diculik dan ditahan orang2 ga dikenal, apa yg mesti gw lakukan ya? Pasrah aja, ato ngelawan sekuat tenaga?

Oiya, selain tipikal, karakter antagonisnya dibikin jadi teledor. Udah dua kali mereka menyia-nyiakan kesempatan untuk menghabisi tokoh2 utama kita, tapi malah ga langsung dilakuin, dan malah sengaja diiket dulu, dan disekap dengan alasan biar matinya perlahan-lahan. Penjahat jaman sekarang yg pinter sih bakal langsung tembak, ga ngulur2 waktu begitu.

Sekian saja review saya. myRating: 3.5/5 stars.

No comments:

Post a Comment