Author: Brahmanto Anindito
Penerbit: GagasMedia
372 halaman
Buku ini direkomendasikan oleh puput sebagai bacaan bulan Maret. Dari testimoninya puput sih bagus banget katanya. Setelah baca, gw setuju. Emang bagus banget. Awalnya yg gw tau genrenya agak misteri detektif gitu, mengungkap kasus kematian seseorang, tapi ternyata unsur mistis juga berperan penting di sini.
Ceritanya, Lautan Angkasawan; nama yg fantastis; diminta oleh Mr Lachlan Fowler, ayah dari mantan pacarnya, Kirey Fowler, untuk menyelidiki penyebab kematian Kirey. Untuk itu, Lautan mesti pergi ke Gunung Kerinci di Sumatra Barat, karena di sanalah lokasinya.
Jadi mulailah Lautan bertanya-tanya, ke omnya Kirey, ke supir travel, ke dukun sakti, tentang kematian Kirey. Beberapa menolak untuk bersikap kooperatif, dan menyebabkan tugas Lautan di sana terhambat dan malah berikutnya dia sempat terkena musibah. Untungnya dia masih selamat dan masih ada orang-orang yang menolongnya.
Informasi penting pun terkuak ketika Lautan meminta si dukun sakti, Roa, untuk menceritakan semua yang diketahuinya tentang kematian Kirey. Saat itulah, batas logis mulai memudar dan hal-hal mistis terkuak. Dengan kata lain, menyangkut urusan hantu, bro.
Lambat laun, kecurigaan semakin merebak, karena mungkin ada tujuan lain Lautan dikirim ke Kerinci. Tujuan yang berkaitan dengan sifat dasar manusia, keserakahan.
-oOo-
Gaya penulisannya enak, rileks, fleksibel, ga kaku, dan mencampurkan beberapa hal, ya dari segi budaya lokalnya, unsur mistisnya, dan teknologinya. Menarik banget pokoknya. Jumlah halaman yg 350an lebih juga ga terlalu panjang, karena mungkin spasinya lebar ya, dan isi babnya pendek-pendek.
Selain plotnya, buku ini juga memberi beberapa karakter yg mengagumkan.
Karakter-karakternya di sini ada Lautan, lalu Mr Fowler, lalu Tiara pacarnya Lautan, Kirey yg sudah mati, Om Inal, Roa, juga Randy Fowler, kakaknya Kirey.
Gw jadi ngerti kenapa si Lautan ini mulia banget. Jadi Tiara, pacarnya yg sekarang ini, punya penyakit hemofilia, dan mesti dapet dosis teratur setiap berapa hari, dan itu butuh duit banyak, sementara mereka duitnya pas-pasan. Si Lautan kerja keras buat bisa memenuhi kebutuhannya Tiara, biar dia bisa survive. Jadi di balik sifatnya yg sembrono (nyari masalah sama supir travel dan dukun), rasa sayang dan tanggung jawabnya ke Tiara ga ternilai. Yah, mungkin emang ada jenis manusia yg seperti ini.
Lalu ada karakternya Kirey, panggilannya Rey-Rey (cute ya). Walaupun cuma diceritain lewat flashback, atau interpretasi dari scrapbook dan rekaman suaranya, kita bakal dibuat kagum dengan cewek ini. Masih mahasiswi tapi udah punya perencanaan dan investasi yang matang banget. Mandiri banget pokoknya.
Btw, memasuki pertengahan cerita, kita akan dibikin curiga dengan karakter2 lain, dengan motif2 tersembunyi mereka. Mr Fowler, Roa, Om Inal, terutama mereka bertiga, sampai menjelang akhir kita akan menduga2 apakah mereka ini orang jahat atau bukan. Untungnya, buat gw, semua terjawab di akhir.
4,5 bintang buat buku ini.
Catatan:
- ada beberapa penyebutan merek yg detail banget sampe ke tipenya, seperti merek laptop dan hapenya. Dijelasin sedikit sih, kenapa dia milihnya tipe itu, atau kalo tipe itu kapasitasnya cuma semana. Intinya, masih berkaitan dengan plotnya, dan bukan tempelan doang.
- lalu ada penggunaan teknologi internet yg cukup intensif, yaitu Google+ Hangout dan Quora, yg gw juga ga terlalu ngerti, tapi jadi penasaran dengan yg namanya quora. Nice touch. Jadi walaupun settingnya di pedalaman, tetap dikombinasikan dengan teknologi modern.
- ada juga sedikit pembahasan tentang investasi emas. boleh juga itu.
- juga ada penjelasan tentang konsep hantu (qarin) menurut Roa, versi ini kira2 yg juga gw pahami.
- intinya, buku ini penuh dengan detail dan informasi yg berguna, yg pastinya dari hasil riset yg oke.
beberapa pertanyaan yg mengganjal
- si Lautan kan ceritanya ditabrak truk, trus jatuh ke jurang, guling2 gitu, trus nyebur ke sungai dsb, kok kayaknya kondisinya masih lumayan ya. Mungkin mestinya lebih parah gitu.
- rekaman mp3 dari voice recordernya Kirey sebelum dia mati, itu kok bisa diinterpretasikan jadi panjang lebar dan detail gitu? Canggih banget.
- nambah-nambahin konflik kecil di akhir, trus langsung diselesaikan dengan cepat secara offline, agak berlebihan dan kurang rapi.
-OoO-
No comments:
Post a Comment