Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Sunday, March 18, 2012

Aku Sakit Karenamu, Gigi

Laki-laki itu duduk di kursi besar yang empuk. Tangan kanannya digunakannya untuk menopang dagunya, sementara matanya terpejam. Entah apakah sedang tertidur atau berpikir. Yang jelas, suasana yang tenang itu tidak berlangsung lama.

“KAU TAHU AKU INI SIAPA?”

Dari ruangannya, dia bisa mendengar suara bernada angkuh itu dengan jelas. Dari seberang jalan sepertinya.

“BERANI SEKALI KAU MENGOTORI PAKAIANKU YANG MAHAL INI!”

Cukup, pikirnya. Laki-laki itu bangkit dan keluar dari ruangannya, menuju pintu depan untuk melihat apa yang menyebabkan keributan itu.

Kejadiannya berlangsung tak jauh dari kantor laki-laki itu. Seorang anak kecil yang sedang berlari-lari sambil menikmati eskrimnya, tak sengaja bertubrukan dengan orang berpakaian mewah ala bangsawan. Sebagian eskrimnya mengenai pakaian orang itu, yang tak lain adalah anak dari gubernur kota itu.

Orang-orang sudah tahu bagaimana tabiat anak sang gubernur. Dengan ayahnya sebagai orang nomor satu di kota itu, ditambah lagi dengan segala kemudahan yang selalu didapatnya sejak kecil, dia menjadi orang yang angkuh dan menyebalkan. Orang-orang pun hanya bisa mengamati ketika dia menghardik anak kecil itu, tak berani untuk melakukan apa-apa. Hanya ayah dari anak kecil itu yang berusaha melindungi anaknya yang terus menangis dari omelan si anak gubernur.

“KALIAN PIKIR, UANG KALIAN CUKUP UNTUK MENGGANTINYA?”

Si ayah tak henti-hentinya meminta maaf, sementara si anak kecil masih menangis.

Laki-laki yang tadi keluar dari kantornya berjalan ke arah mereka. Setelah berada di dekat anak gubernur, tanpa basa-basi dia langsung menampar wajah si anak gubernur itu dengan kepalan tangannya.

BUK!

Si anak gubernur sampai terpental karena tamparan itu, dan kemudian pingsan.

Orang-orang yang menyaksikan hanya bisa menahan napas.

Laki-laki itu memegangi pipi kanannya sambil melirik ke anak gubernur yang tergeletak di depannya. Dan dia pun berbalik pergi, kembali ke kantornya.

Seseorang berpakaian seragam menghampirinya.

“Komandan?”

“Deputi Amos,” balasnya, ”kapan dokter giginya akan datang?”

“Baru nanti sore, pak.”

Si Komandan pun menghela napas. Artinya masih harus menunggu beberapa jam lagi sebelum sakit giginya bisa diobati.

“Jangan biarkan keributan seperti ini terjadi lagi. Aku butuh suasana yang tenang.”

“Baik, pak.”

Deputi Amos hanya bisa memandangi komandannya yang masuk kembali ke kantornya dan langsung menutup pintu.


-END-


*ditulis dalam keadaan sakit gigi beneran*

No comments:

Post a Comment