Hujan turun semakin deras. Gadis itu pun berlari mencari tempat yang teduh. Ketika dilihatnya rumah bercat coklat tua, dia berhenti.
Ah, ini kan rumah Tante Mawar. Aku mampir sebentar aja deh, sekalian numpang berteduh.
Dia pun bergegas memasuki halaman rumah itu dan berdiri di depan pintu sembari memencet bel. Agak lama, sekitar 5 menit kemudian barulah pintu itu terbuka.
Mawar cukup terkejut dengan kehadiran Amela, keponakannya yang masih duduk di kelas 2 SMA itu.
“Eh, Amela?”
“Maaf Tante, aku lagi ga bawa payung. Boleh mampir sebentar ya?” tanyanya sambil nyengir.
“Oh, silahkan.”
Amela pun masuk ke rumah tantenya. Sepi sekali. Mungkin karena Tante Mawar hanya tinggal seorang diri. Amela tidak ingat persis kapan terakhir kalinya dia mengunjungi rumah ini. Empat atau lima tahun yang lalu mungkin. Aneh juga sebenarnya, mengingat dia sering melewati rumah ini dalam perjalanan pulang. Tapi kalo diingat, Tante Mawar juga jarang berada di rumah. Beberapa tahun terakhir dia lebih sering berada di luar negeri, sehingga rumahnya tidak ditempati.
Setelah menyuguhkan teh manis, Mawar menyalakan TV.
“Nih Mel, sembari nonton TV ya?” sahutnya sebelum kembali lagi ke dalam kamarnya.
Beberapa menit kemudian, Mawar keluar lagi dan duduk bersama Amela menonton TV.
“Eh, maaf ya tante, tadi aku mendadak begini. Tante tadi lagi sibuk apa?”
“Oh, em, nggak kok, tadi cuma lagi baca buku aja.”
Mereka pun menonton sebuah acara berita tanpa berkomentar.
Setelah setengah jam berlalu, dan hujan masih belum berhenti, Amela mulai cemas. Sudah lewat magrib, dan dia masih punya beberapa tugas sekolah yang mesti dikerjakan. Lagipula, dia mulai merasa keberadaannya di rumah ini tidak diharapkan tante Mawar. Mungkin dia sedang menunggu pacarnya yang sebentar lagi datang.
“Ehm, tante, aku pulang sekarang aja ya.”
“Oh, tapi di luar kan masih hujan. Sebentar.”
Mawar pergi lagi ke belakang, dan kembali dengan membawa sebuah payung berwarna ungu.
“Bawa payung ini ya.”
“Iya. Besok aku kembaliin ya, tante.”
“Ga dikembaliin juga ga apa-apa. Jaga baik-baik ya payungnya,” kata Mawar sambil tersenyum.
Amela pun pulang dengan memakai payung ungu itu. Sesampainya di rumah, ibunya bertanya,
“Lho, itu payung darimana, Mel?”
“Payungnya Tante Mawar, Ma. Tadi aku mampir dulu di sana, soalnya hujannya deras banget.”
“Tante Mawar? Oh, dia sudah balik dari luar negeri ya?”
“Iya tuh, sudah.”
Ibunya hanya mengangguk-angguk tapi masih menunjukkan wajah yang keheranan. Kenapa Mawar ga bilang-bilang ya kalo sudah pulang, pikirnya.
~
Keesokan harinya, sepulang sekolah, Amela yang membawa payung ungu milik Tante Mawar berniat untuk kembali mengunjungi rumah itu untuk mengembalikan payungnya. Sambil berjalan, dia mengayunkan payung itu dan bersenandung.
Alangkah kagetnya Amela ketika dia melihat garis polisi terpasang di rumah tante Mawar. Ada dua orang petugas yang berjaga di sana.
“Pak Polisi, apa yang terjadi dengan Tante Mawar?” tanyanya dengan cemas.
“Kamu siapa?”
“Saya keponakannya.”
Kedua petugas itu saling berpandangan. Petugas yang satunya kemudian menjelaskan.
“Bunuh diri. Minum obat tidur dalam jumlah banyak.”
Pandangan Amela tiba-tiba terasa berat. Payung ungu yang dipegangnya pun terlepas dan jatuh.
Jaga baik-baik ya payungnya...
Pesan terakhir tante Mawar terdengar kembali olehnya.
-END-
*maaf kalo ceritanya ga sesuai dengan cerita anak-anak yg diharapkan. Nulisnya waktu moodnya lagi jelek. banget.*
10 comments:
Sereeeem ;A;
Aku kira Mawarnya 'hantu', trnyt baru jd 'hantu' pas besoknya..
Nah ini lancaaaarrrr idenya :)
@undead29
iya ya, di tengah2 itu emang ada indikasi kalo dia hantu.
@plut0saurus
iyaaa, kan ga mau kalah dari kamu yg cepet banget nulisnya :p
anyway,
aku ga akan nulis untuk FFHore lagi,
mau istirahat aja :)
Tante Mawar habis diputusin om Marwan yah? *korban iklan
hahaha, iya emang itu nama Mawar diambil dari iklan yg ituh :P
punyaku juga ga cocok dibaca anak2..
keren kok tpi ini
aaaaak, ada Amela yg asli :D
Tante Mawar knp bunuh diri?
hmmm...
ada macam2 faktor kenapa dia bisa bunuh diri.
ada beberapa clue sebenarnya, misalnya kenapa setelah 5 menit baru pintunya dibuka.
juga firasat Amela kalo keberadaannya tidak diharapkan Mawar.
Post a Comment