Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Wednesday, March 14, 2012

Klub 29

28 Februari 2009, 23:59

Jarum detik pada jam dinding terus berdetak, mendekati angka 12, menyusul jarum jam dan menit yang sudah terlebih dahulu berada di sana. Ketika mereka bertiga akhirnya bertemu di sana, mereka pun berhenti.

Semenit, dua menit, lima menit kemudian tidak ada tanda-tanda kalau jam itu akan berputar kembali. Waktu telah berhenti,

...dan seorang anak masih tertidur dengan lelap, tanpa menyadari peristiwa yang cukup krusial ini.


07:10

Anak itu terbangun juga. Dilihatnya jam wekernya yang sepertinya mati, karena masih menunjukkan jam 12. Untungnya ponselnya masih berfungsi dengan baik dan memberikannya waktu yang sesuai. Dia turun ke ruang tamu dan menyalakan TV, tapi hanya ada statik di sana. Apa pula ini, siarannya mengalami gangguan? Dia pergi ke dapur, tapi belum ada makanan yang tersedia kecuali sisa semalam.

Penasaran, dia mengetuk pintu kamar orangtuanya. Tidak ada jawaban. Dengan hati-hati dia mengintip ke dalam, mendapati mereka masih tertidur lelap. Begitu pula dengan kakaknya, ketika dia pergi ke kamarnya untuk mengecek. Memang ini hari Minggu, tapi tidak biasanya, semua orang masih belum bangun. Aneh, karena jam dinding di ruang tamu juga sepertinya mati, di angka 12.


09: 30

Setelah mandi dan membuat sendiri mie rebus, anak itu menghabiskan waktu dengan membaca komik. Kemudian bel rumahnya berbunyi. Dia pun bergegas ke depan dan membuka pintu. Seorang pemuda menyambutnya.

“Kak Irfan?”

“Hai, Dika.”

Dika bertemu dengan Irfan setahun yang lalu, ketika dia merayakan ulangtahunnya yang ke 12. Tidak disangka, Irfan dan temannya Raya juga berulangtahun pada hari yang sama. Mereka pun akhirnya merayakannya bersama-sama waktu itu.

“Ada apa Kak?”

“Ikut yuk, kita rayakan ulangtahun kita sama-sama lagi.”

“Tapi kan tahun ini bukan tahun kabisat. Ga ada tanggal 29 Februari.”

“Ya ga apa-apa. Kita rayain aja. Bareng-bareng sama yang lain. Banyak lho yang ulangtahun di tanggal 29 Februari.”

“Lagipula,” lanjut Irfan, ”hari ini bukan hari biasa. Coba, ada sesuatu yang aneh ga sejak kamu bangun?”

Dika langsung mengerti.

“Iya, jam di rumah mati semua, dan semua orang masih tertidur.”

“Itu karena, buat mereka, hari ini tidak ada. Tapi buat kita, ada.” Irfan menjelaskan.

“Kita?” tanya Dika.

“Iya, kita orang-orang spesial, yang lahir di tanggal yang spesial pula.”


10:00

Mereka berada di dalam mobil yang dikendarai Irfan, menempuh jalanan yang sepi dan kosong.

“Dua tahun yang lalu, Raya yang memberitahuku. Kami bukan satu-satunya orang yang lahir pada 29 Februari. Ternyata, ada beberapa orang selain kami yang tersebar di kota ini. Wajar saja kalau mereka membuat semacam perkumpulan khusus untuk orang-orang yang lahir di tanggal itu. Namanya Klub 29. Raya pun mengajakku bergabung.”

“Kegiatan Klub 29 sederhana saja, mengadakan perayaan ulang tahun bersama-sama setiap tahunnya. Setiap tahun, artinya termasuk tahun-tahun yang bukan tahun kabisat seperti sekarang. Tadi kamu bilang ada yang aneh dengan hari ini kan? Begitu juga dua tahun yang lalu, waktu aku pertama kali mengalaminya. ”

“Di antara tanggal 28 Februari dan 1 Maret, waktu berhenti untuk orang-orang normal. Mereka tidak akan merasakan perbedaannya, dan akan bangun di pagi harinya seperti biasa pada tanggal 1 Maret. Tapi, bagi anggota Klub 29, kita punya satu hari tambahan. Hari yang akan menjadi 29 Februari untuk kita.”

Dika mendengarkan semua penjelasan Irfan dengan takjub.

“Tapi aku kan belum bergabung menjadi anggota.”

“Ga masalah. Sewaktu kita bertemu tahun lalu, kamu otomatis sudah terdaftar dalam Klub 29. Artinya, efek satu hari ini akan kamu rasakan.”

“Lalu, bagaimana caranya waktu berhenti pada saat ini?”

“Hmm, aku juga kurang tahu tentang itu. Hanya pak ketua saja yang kelihatannya paham. Soalnya adalah, ini bukan hanya terjadi di kota ini. Di seluruh penjuru dunia, di negara-negara lain, juga terdapat Klub 29. Mereka juga mengalami hari tambahan ini sesuai dengan waktu mereka masing-masing.”

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di tempat tujuan. Di depan taman rekreasi.

~


Ada sekitar 15 orang anggota Klub 29 yang berkumpul di sana. Irfan memperkenalkan Dika pada anggota yang lain, termasuk Raya. Entah bagaimana, ada salah satu anggota yang memiliki akses ke taman rekreasi ini. Dia dan beberapa anggota yang lain pun kelihatannya bisa mengoperasikan hampir semua wahana di tempat ini. Adapun persiapan lain yang dibuat klub ini cukup lengkap. Selain kue ulangtahun, mereka juga menyiapkan bekal makan siang dan makan malam untuk semua yang hadir.

Seharian itu, Dika bersama anggota Klub 29 yang lain, bergiliran mencoba semua wahana yang bisa digunakan, termasuk wahana yang sebenarnya Dika takuti, roller coaster. Setelah sempat waswas di awal, pada akhirnya dia malah berhasil menaklukkan ketakutannya, dan mencobanya sampai tiga kali.

Sorenya, setelah semua wahana itu berakhir, mereka semua berkumpul dan melakukan seremoni. Kue ulangtahun yang ukurannya cukup besar ditaruh di meja. Tepat ada 29 lilin di kue itu, yang tentu saja karena tidak dimaksudkan untuk perayaan perseorangan, tapi semua yang hadir, yang berulangtahun pada tanggal 29 Februari.

Ulangtahun ke-17 yang spesial untuk Dika. Normalnya, di saat anak-anak seusianya merayakan momen pergantian usia ke 17 tahun dengan meriah, Dika dan orang-orang lain yang lahir di tanggal ini tidak bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Karena itulah, bisa dibayangkan, betapa bersemangatnya Dika sore itu, ketika dia bersama-sama dengan yang lain meniup lilin pada kue yang mereka siapkan.

~


21:15

Irfan mengantarkan Dika hingga ke rumahnya.

“Sampai ketemu lagi tahun depan, Dika.”

Dika yang sudah kecapekan karena aktivitas luar biasa yang dilaluinya hari itu, hanya mengecek kondisi rumahnya sebentar, memastikan tidak ada sesuatu pun yang berubah sejak tadi pagi. Dia pun bergegas ke kamarnya dan menenggelamkan diri di tempat tidur.

Keesokan harinya dia akan terbangun seperti biasa, bersama keluarganya dan semua orang normal lainnya, di tanggal 1 Maret.


23:59

Ketiga jarum jam masih terpaku di angka 12.

00:00

Jarum detik pun bergerak kembali.

1 Maret 2009.


-END-

No comments:

Post a Comment