Author: Edith Nesbit
Penerbit: Atria
Plot:
Gerald, Kathleen, dan Jimmy yang merupakan kakak adik, menghabiskan liburan musim panas mereka di asrama sekolah Kathleen, yang diurus oleh seorang wanita yang cukup mereka sebut 'Mademoiselle'. Tak butuh waktu lama, mereka pun berpetualang dengan menjelajahi hutan di sekitar tempat itu, dan sampai ke sebuah bangunan puri bernama Yalding Towers.
Di tempat-tempat tersembunyi di sekitar kastil itu, mereka bertemu dengan putri yang tertidur. Mereka membangunkannya, dan kemudian sebagai balasannya, putri itu mengajak mereka berkeliling ke pelosok kastil, menunjukkan ruangan tempat perhiasan berharga, dan cincin ajaib yang bisa membuat mereka menghilang.
Tak berapa lama, terkuaklah kalau dia bukanlah seorang putri, melainkan anak perempuan bernama Mabel, yang merupakan keponakan dari salah satu pengurus rumah di kastil itu. Tak jadi masalah, karena Mabel pun bergabung dengan ketiga bersaudara itu untuk melakukan petualangan berikutnya. Cerita-cerita Mabel sebelumnya pun sebenarnya hanyalah karangannya, kecuali tentang cincin.
Setelah memakai cincin itu, Mabel benar-benar menjadi kasat mata. Rupanya cincin itu benar-benar memiliki kekuatan sihir. Mereka pun harus bersusah payah menghadapi efek-efek yang dihasilkan dari cincin itu, karena masing-masing dari mereka menggunakannya.
Kemampuan sebenarnya dari cincin itu bukanlah untuk membuat pemakainya tak terlihat, tapi lebih dari itu, yaitu mengabulkan keinginan si pemakainya. Hanya saja, seringkali anak-anak itu mengucapkan sesuatu yang tak dipikirkan matang-matang, dan cincin itu, yg menganggapnya sebagai sebuah permintaan, mengabulkannya begitu saja, dengan efek yang tidak mereka harapkan.
Ketika Mabel dan Gerald memakai cincin itu, mereka menjadi tidak terlihat. Gerald memanfaatkan Mabel yang tak terlihat untuk bermain sulap, dan mereka memperoleh cukup banyak uang darinya. Ketika Gerald yang menjadi kasat mata, dia menggunakannya untuk menjadi semacam detektif. Dengan bantuannya mengawasi komplotan pencuri, dia membantu polisi lokal mencegah pencurian tersebut.
Mereka juga mengadakan semacam pertunjukan drama untuk Mademoiselle. Saat itulah masalah mulai muncul. Orang-orangan yang mereka buat, sebagai penonton maksudnya, berubah menjadi hidup. Mahluk2 yang mereka sebut Ugly Wugly ini terbukti cukup merepotkan karena mereka mesti menyembunyikannya dari orang-orang
Ketika tiba giliran Jimmy yang memakai cincin, masalah semakin bertambah. Jimmy yang ingin menjadi kaya, seketika berubah menjadi tua, dan tidak mengenali yang lainnya. Dia pergi bersama salah satu Ugly Wugly yang tersisa, dan tiba-tiba memiliki perusahaan sendiri di kota. Gerald menyusul mereka, untuk merebut cincin itu dan mengembalika Jimmy menjadi anak-anak kembali.
Ketika giliran Kathleen, dia berubah menjadi patung batu, ditambah dengan Mabel yang tubuhnya memanjang, membuat Gerald semakin pusing. Untungnya tidak semua yang ditimbulkan cincin itu adalah masalah. Orang yang memakai cincin itu, misalnya, akan memperoleh keberanian. Selain itu, mereka bisa menyaksikan pemandangan ajaib, dimana patung-patung di sekitar kastil itu menjadi hidup di malam hari, dan berenang bersama-sama di danau terdekat.
Satu demi satu, misteri mengenai cincin itu terungkap, bersama patung-patung dewa yang ramah, Mademoiselle, Juru Sita yang ternyata Lord Yalding, pemilik kastil itu. Tak ketinggalan kisah cinta yang hidup kembali, di antara Lord Yalding dan Mademoiselle. Semuanya berakhir dengan persetujuan semua pihak, untuk mengajukan permohohan terakhir pada cincin itu, yaitu menghapus kekuatan sihirnya dan membuatnya menjadi cincin biasa.
Komentar:
Agak tertipu dengan judul dan covernya. Gw kira buku ini bakal membahas tentang putri dan hal-hal gaib. Well, bagian putrinya dengan cepat musnah, begitu diketahui kalau itu adalah Mabel yang berpura-pura. Tapi tidak mengubah suasana fantasi di buku ini.
Petualangan yang satu ke yang lainnya seru juga, cuma mungkin agak terlalu banyak, dari satu masalah ke masalah lain. Untuk buku dengan 377 halaman, iya mungkin sedikit ketebalan. Meski begitu tetap menarik untuk dibaca. Endingnya juga bagus, dimana ada penjelasan tentang Lord Yalding dan Mademoiselle yang ternyata saling mencintai.
Tokoh-tokohnya juga menarik, dalam arti bukan anak-anak biasa. Gerald ini ada kecenderungan untuk berkhayal dan menyebut dirinya sebagai orang ketiga. Aneh, tapi dibalik itu, dia anak yang sopan, terlihat dari sikapnya pada Mademoiselle. Kathleen mungkin yang paling baik hati diantara yang lainnya. Sedangkan Jimmy, orangnya suka ceplas-ceplos dan ga peduli dengan keadaan (ish, gw banget), dan seringkali bocorin hal-hal penting ke orang. Mabel ceroboh, dan sifatnya mirip dengan Gerald. Hmm, mungkin di masa depan mereka akan jadi pasangan yang cocok.
Hal yang sedikit mengganggu mungkin masalah penamaan. Sepanjang buku ini, beberapa kali karakter Gerald ditulis dengan Jerry, nama panggilannya. Juga Kathleen dengan Cathy. Mungkin mestinya lebih konsisten, dengan hanya menggunakan satu nama saja. Juga tentang Mademoiselle. Gw juga ga ngerti nih, apakah memang namanya ga disebutin, atau anak2 itu cuma memanggilnya dengan 'Mademoiselle', yg artinya 'Miss' (Nona) dalam bahasa Inggris.
Anyway, buku ini merupakan hadiah kuis dari Jia Effendie, sudah diterima sekitar akhir November tahun lalu, dan baru mulai dibaca kemaren2, hehehe. My Rating: 3.5/5 stars.
Penerbit: Atria
Plot:
Gerald, Kathleen, dan Jimmy yang merupakan kakak adik, menghabiskan liburan musim panas mereka di asrama sekolah Kathleen, yang diurus oleh seorang wanita yang cukup mereka sebut 'Mademoiselle'. Tak butuh waktu lama, mereka pun berpetualang dengan menjelajahi hutan di sekitar tempat itu, dan sampai ke sebuah bangunan puri bernama Yalding Towers.
Di tempat-tempat tersembunyi di sekitar kastil itu, mereka bertemu dengan putri yang tertidur. Mereka membangunkannya, dan kemudian sebagai balasannya, putri itu mengajak mereka berkeliling ke pelosok kastil, menunjukkan ruangan tempat perhiasan berharga, dan cincin ajaib yang bisa membuat mereka menghilang.
Tak berapa lama, terkuaklah kalau dia bukanlah seorang putri, melainkan anak perempuan bernama Mabel, yang merupakan keponakan dari salah satu pengurus rumah di kastil itu. Tak jadi masalah, karena Mabel pun bergabung dengan ketiga bersaudara itu untuk melakukan petualangan berikutnya. Cerita-cerita Mabel sebelumnya pun sebenarnya hanyalah karangannya, kecuali tentang cincin.
Setelah memakai cincin itu, Mabel benar-benar menjadi kasat mata. Rupanya cincin itu benar-benar memiliki kekuatan sihir. Mereka pun harus bersusah payah menghadapi efek-efek yang dihasilkan dari cincin itu, karena masing-masing dari mereka menggunakannya.
Kemampuan sebenarnya dari cincin itu bukanlah untuk membuat pemakainya tak terlihat, tapi lebih dari itu, yaitu mengabulkan keinginan si pemakainya. Hanya saja, seringkali anak-anak itu mengucapkan sesuatu yang tak dipikirkan matang-matang, dan cincin itu, yg menganggapnya sebagai sebuah permintaan, mengabulkannya begitu saja, dengan efek yang tidak mereka harapkan.
Ketika Mabel dan Gerald memakai cincin itu, mereka menjadi tidak terlihat. Gerald memanfaatkan Mabel yang tak terlihat untuk bermain sulap, dan mereka memperoleh cukup banyak uang darinya. Ketika Gerald yang menjadi kasat mata, dia menggunakannya untuk menjadi semacam detektif. Dengan bantuannya mengawasi komplotan pencuri, dia membantu polisi lokal mencegah pencurian tersebut.
Mereka juga mengadakan semacam pertunjukan drama untuk Mademoiselle. Saat itulah masalah mulai muncul. Orang-orangan yang mereka buat, sebagai penonton maksudnya, berubah menjadi hidup. Mahluk2 yang mereka sebut Ugly Wugly ini terbukti cukup merepotkan karena mereka mesti menyembunyikannya dari orang-orang
Ketika tiba giliran Jimmy yang memakai cincin, masalah semakin bertambah. Jimmy yang ingin menjadi kaya, seketika berubah menjadi tua, dan tidak mengenali yang lainnya. Dia pergi bersama salah satu Ugly Wugly yang tersisa, dan tiba-tiba memiliki perusahaan sendiri di kota. Gerald menyusul mereka, untuk merebut cincin itu dan mengembalika Jimmy menjadi anak-anak kembali.
Ketika giliran Kathleen, dia berubah menjadi patung batu, ditambah dengan Mabel yang tubuhnya memanjang, membuat Gerald semakin pusing. Untungnya tidak semua yang ditimbulkan cincin itu adalah masalah. Orang yang memakai cincin itu, misalnya, akan memperoleh keberanian. Selain itu, mereka bisa menyaksikan pemandangan ajaib, dimana patung-patung di sekitar kastil itu menjadi hidup di malam hari, dan berenang bersama-sama di danau terdekat.
Satu demi satu, misteri mengenai cincin itu terungkap, bersama patung-patung dewa yang ramah, Mademoiselle, Juru Sita yang ternyata Lord Yalding, pemilik kastil itu. Tak ketinggalan kisah cinta yang hidup kembali, di antara Lord Yalding dan Mademoiselle. Semuanya berakhir dengan persetujuan semua pihak, untuk mengajukan permohohan terakhir pada cincin itu, yaitu menghapus kekuatan sihirnya dan membuatnya menjadi cincin biasa.
Komentar:
Agak tertipu dengan judul dan covernya. Gw kira buku ini bakal membahas tentang putri dan hal-hal gaib. Well, bagian putrinya dengan cepat musnah, begitu diketahui kalau itu adalah Mabel yang berpura-pura. Tapi tidak mengubah suasana fantasi di buku ini.
Petualangan yang satu ke yang lainnya seru juga, cuma mungkin agak terlalu banyak, dari satu masalah ke masalah lain. Untuk buku dengan 377 halaman, iya mungkin sedikit ketebalan. Meski begitu tetap menarik untuk dibaca. Endingnya juga bagus, dimana ada penjelasan tentang Lord Yalding dan Mademoiselle yang ternyata saling mencintai.
Tokoh-tokohnya juga menarik, dalam arti bukan anak-anak biasa. Gerald ini ada kecenderungan untuk berkhayal dan menyebut dirinya sebagai orang ketiga. Aneh, tapi dibalik itu, dia anak yang sopan, terlihat dari sikapnya pada Mademoiselle. Kathleen mungkin yang paling baik hati diantara yang lainnya. Sedangkan Jimmy, orangnya suka ceplas-ceplos dan ga peduli dengan keadaan (ish, gw banget), dan seringkali bocorin hal-hal penting ke orang. Mabel ceroboh, dan sifatnya mirip dengan Gerald. Hmm, mungkin di masa depan mereka akan jadi pasangan yang cocok.
Hal yang sedikit mengganggu mungkin masalah penamaan. Sepanjang buku ini, beberapa kali karakter Gerald ditulis dengan Jerry, nama panggilannya. Juga Kathleen dengan Cathy. Mungkin mestinya lebih konsisten, dengan hanya menggunakan satu nama saja. Juga tentang Mademoiselle. Gw juga ga ngerti nih, apakah memang namanya ga disebutin, atau anak2 itu cuma memanggilnya dengan 'Mademoiselle', yg artinya 'Miss' (Nona) dalam bahasa Inggris.
Anyway, buku ini merupakan hadiah kuis dari Jia Effendie, sudah diterima sekitar akhir November tahun lalu, dan baru mulai dibaca kemaren2, hehehe. My Rating: 3.5/5 stars.
No comments:
Post a Comment