Seminggu setelah kejadian yang menimpa Tante Mawar, Amela masih belum mampu melepaskan diri dari suasana hatinya yang murung. Amela yang biasanya ceria sekarang berubah jadi pendiam.
Dia pun belum berani untuk melewati rumah Tante Mawar dalam perjalanan pulang dari sekolah, dan memilih melewati rute lain, yang lebih jauh. Hari sudah melewati senja, dan Amela yang mulai lapar mengamati tempat makan yang berjejeran di sepanjang jalan yang dilaluinya.
Dengan asal, dia masuk ke salah satu kedai terdekat. Warung bakso tahu, atau lebih sering disebut somay. Dia duduk di salah satu bangku yang disediakan, dan menatap kosong pada TV yang sedang menyala. Ketika pramusaji menanyakan pesanannya, dia masih belum menentukan pilihan, dan hanya memesan teh botol saja.
Amela sebenarnya tak terlalu bernafsu untuk makan. Dia hanya ingin duduk sejenak, dan tenggelam dalam pikirannya. Seandainya, ya seandainya dia tahu apa yang tante Mawar pikirkan saat itu, mungkinkah dia bisa mencegah kejadian itu? Seandainya dia mengunjunginya lebih sering, mungkinkah?
"Somaynya, Bu. Dua porsi."
Dia pun belum berani untuk melewati rumah Tante Mawar dalam perjalanan pulang dari sekolah, dan memilih melewati rute lain, yang lebih jauh. Hari sudah melewati senja, dan Amela yang mulai lapar mengamati tempat makan yang berjejeran di sepanjang jalan yang dilaluinya.
Dengan asal, dia masuk ke salah satu kedai terdekat. Warung bakso tahu, atau lebih sering disebut somay. Dia duduk di salah satu bangku yang disediakan, dan menatap kosong pada TV yang sedang menyala. Ketika pramusaji menanyakan pesanannya, dia masih belum menentukan pilihan, dan hanya memesan teh botol saja.
Amela sebenarnya tak terlalu bernafsu untuk makan. Dia hanya ingin duduk sejenak, dan tenggelam dalam pikirannya. Seandainya, ya seandainya dia tahu apa yang tante Mawar pikirkan saat itu, mungkinkah dia bisa mencegah kejadian itu? Seandainya dia mengunjunginya lebih sering, mungkinkah?
"Somaynya, Bu. Dua porsi."
Sebuah suara mengusik lamunan Amela, milik seorang laki-laki yang baru saja masuk ke kedai itu.
"Makan di sini atau dibungkus, mas?" tanya pramusaji.
"Di sini."
Laki-laki itu langsung duduk dan meletakkan tasnya di samping bangku yang didudukinya. Masih muda, dari penampilannya Amela menyimpulkan orang ini baru pulang kerja.
Segera setelah pesanannya tiba, laki-laki itu tak membuang banyak waktu. Diraihnya botol kecap dan saos yang kemudian ditaburkannya ke mangkok somaynya. Amela yang masih menyedot teh botolnya, menyaksikan dengan seksama, bagaimana orang itu dengan gesitnya melahap potongan-potongan bakso tahu itu satu demi satu.
Tak sampai lima menit, semangkok somay itu pun habis. Amela terkesima melihatnya. Ekspresi kenyang laki-laki itu... entah bagaimana membuatnya tersenyum. Tak tahan hanya menonton, dia pun bersahut.
"Mas, kok kuat banget sih makannya? Dua porsi langsung abis gitu."
Dia menjawab sambil tertawa, "Iya dong. Laper, plus capek soalnya."
Dia melihat meja tempat Amela, dimana hanya ada teh botol di atasnya.
"Kamu sendiri ga makan?"
Amela menjawab dengan ragu, "Ntar aja."
"Bad day?"
Amela mengangguk.
"Makan dong kalo gitu. Buat saya, di akhir hari yang berat dan melelahkan seperti ini, dua porsi somay selalu bisa mengembalikan mood seperti sedia kala."
Laki-laki itu berdiri, kemudian membayar makanannya. Sebelum pergi, dia menoleh ke Amela.
"Duluan ya," ujarnya sambil melambaikan tangan.
Amela hanya mengangguk. Dipandanginya laki-laki itu yang menghilang di kejauhan. Dia kembali memandangi TV, kemudian teh botolnya yang sudah hampir habis.
Dia pun memanggil pramusaji.
"Bu, somaynya dua porsi."
Dua menit kemudian, Amela memandangi mangkoknya yang penuh dengan potongan somay yang diluluri bumbu, saos, dan kecap. Persis seperti yang dipesan laki-laki tadi. Tangannya bergerak, menyendok salah satu potongan somay itu.
Dia pun melahap potongan somay pertamanya.
Hmm, enak.
Kekuatannya seakan muncul kembali. Dengan bersemangat Amela melahap potongan-potongan selanjutnya.
Tak peduli seberapa buruk peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, selalu ada hal-hal kecil yang bisa membuat kita tersenyum, dan membuat kita menikmatinya. Seperti somay ini.
-END-
*siapa itu Amela? baca dulu di cerita sebelumnya: Payung Ungu Amela*
Tak peduli seberapa buruk peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, selalu ada hal-hal kecil yang bisa membuat kita tersenyum, dan membuat kita menikmatinya. Seperti somay ini.
-END-
*siapa itu Amela? baca dulu di cerita sebelumnya: Payung Ungu Amela*
4 comments:
geelaaaak.. siomaynya dua porsi.. --"
hehehe, iya
aku kalo makan emang sering 2 porsi :D
yang laper.. yang laper..
:p
#TeamMakanSomay2Porsi :D
Post a Comment