"Jadi, siapa sih cewek yang lu suka?" cerocos Lulu tiba-tiba.
"Apaan sih, dateng-dateng nanya yang aneh-aneh?" Angga bertanya balik.
"Habisnya, dari kemaren-kemaren gw liat lu sering senyum-senyum sendiri. Cuma ada dua kemungkinan. Satu, lu gila. Dua, lu lagi kesengsem sama orang. Dan gw ga mau temenan sama orang gila, jadi mending lu sebutin deh siapa cewek yang udah bikin lu kesengsem."
"Eyalah, ni anak, maksa banget sih. Mau tau aja."
"Iya dong, lu kan anak buah gw, jadi gw sebagai bos mesti tau."
"Bos dari Hongkong. Mentang-mentang lu ketua kelas, tiba-tiba gw sekarang jadi anak buahlu."
"Lho emang iya, elu kan wakilnya, cong."
"Eh iya ya. Yaudah, besok pulang sekolah gw ceritain deh," janji Angga.
Singkat cerita, keesokan harinya, sore hari menjelang senja, di taman dekat sekolah, disanalah Lulu yang sudah duduk manis di bangku taman, menunggu Angga menepati janjinya untuk bercerita.
"Jangan bilang siapa-siapa tapi ya, soalnya orangnya juga belom tau," Angga mewanti-wanti.
"Oke. Rahasia aman. Tapi ngomong-ngomong, gw kenal orangnya ga?"
"Oh iya, lu kenal banget. Tapi biar gw cerita sampe abis ya," kata Angga ketika dilihatnya Lulu hendak menyela dan mengajukan pertanyaan lain.
"Waktu pertama kali ketemu dia tahun lalu, kesan yang gw dapet adalah, dia orangnya pendiem, malu-malu gitu. Eh, siapa sangka, sekalinya dia dikasih kesempatan ngomong, malah bisa ga berenti gitu ngocehnya. Ga cuma itu, setelah kenal baik, ternyata orangnya rada galak dan suka nyuruh-nyuruh. Beuh, beda banget ya ama kesan pertamanya."
"Tapi justru itu yg gw suka. Itu artinya dia percaya ama gw. Dia bisa jadi dirinya sendiri ke gw. Kalo ke orang-orang laen dia masih suka jaim sok-sok pemalu gitu, tapi ke gw keluar deh semua sifat aslinya. "
"Karena urusan tugas dan lain-lain, kita jadi sering ketemu dan kemana-mana bareng, dan tau-tau udah jadi sobat-sobatan aja. Dan gw masih oke-oke aja sih, meskipun sering kesel karena terus-terusan dimanfaatin, hehe enggak deng bercanda."
"Gw pikir kita akan terus temenan seperti ini, tapi suatu ketika dia cerita tentang kakak kelas yang dia taksir, yang anak paskibra itu. Entah kenapa, waktu itulah gw merasa ada yang lain. Pertama kalinya gw cemburu. Keliatannya udah sejak beberapa lama gw jatuh cinta ke dia."
"Deket sama orang yang kita suka, setiap hari pula, karena itulah gw jadi makin seneng dan sering senyum akhir-akhir ini."
Angga berhenti bercerita. Di hadapannya, Lulu memejamkan mata, terharu, dan berusaha menahan air matanya. Semua yang diceritakan Angga tadi, adalah deskripsi tentang dia.
"Jadi, coba kasih saran, Lul. Gw sekarang mesti gimana? Mesti bilang langsung ke dia kalo gw suka ke dia, sementara dia naksir sama orang lain, ato engga?"
Lulu mengangkat kepalanya, dan memandangi Angga.
"Tunggu tiga hari lagi, pas hari Sabtu. Lu ajak dia makan ke tempat yang bagus, trus lu bilang deh ke dia kalo lu suka. Menurut gw, dia ga bener-bener suka ama anak paskibra itu, cuma naksir-naksir boongan doang. Makanya, dia butuh waktu buat yakinin dirinya sendiri. Tiga hari lagi pas lu tanya, gw yakin, 100 persen dia akan jawab kalo dia juga suka sama lu."
Lulu tersenyum. Angga juga.
-END-
"Apaan sih, dateng-dateng nanya yang aneh-aneh?" Angga bertanya balik.
"Habisnya, dari kemaren-kemaren gw liat lu sering senyum-senyum sendiri. Cuma ada dua kemungkinan. Satu, lu gila. Dua, lu lagi kesengsem sama orang. Dan gw ga mau temenan sama orang gila, jadi mending lu sebutin deh siapa cewek yang udah bikin lu kesengsem."
"Eyalah, ni anak, maksa banget sih. Mau tau aja."
"Iya dong, lu kan anak buah gw, jadi gw sebagai bos mesti tau."
"Bos dari Hongkong. Mentang-mentang lu ketua kelas, tiba-tiba gw sekarang jadi anak buahlu."
"Lho emang iya, elu kan wakilnya, cong."
"Eh iya ya. Yaudah, besok pulang sekolah gw ceritain deh," janji Angga.
Singkat cerita, keesokan harinya, sore hari menjelang senja, di taman dekat sekolah, disanalah Lulu yang sudah duduk manis di bangku taman, menunggu Angga menepati janjinya untuk bercerita.
"Jangan bilang siapa-siapa tapi ya, soalnya orangnya juga belom tau," Angga mewanti-wanti.
"Oke. Rahasia aman. Tapi ngomong-ngomong, gw kenal orangnya ga?"
"Oh iya, lu kenal banget. Tapi biar gw cerita sampe abis ya," kata Angga ketika dilihatnya Lulu hendak menyela dan mengajukan pertanyaan lain.
"Waktu pertama kali ketemu dia tahun lalu, kesan yang gw dapet adalah, dia orangnya pendiem, malu-malu gitu. Eh, siapa sangka, sekalinya dia dikasih kesempatan ngomong, malah bisa ga berenti gitu ngocehnya. Ga cuma itu, setelah kenal baik, ternyata orangnya rada galak dan suka nyuruh-nyuruh. Beuh, beda banget ya ama kesan pertamanya."
"Tapi justru itu yg gw suka. Itu artinya dia percaya ama gw. Dia bisa jadi dirinya sendiri ke gw. Kalo ke orang-orang laen dia masih suka jaim sok-sok pemalu gitu, tapi ke gw keluar deh semua sifat aslinya. "
"Karena urusan tugas dan lain-lain, kita jadi sering ketemu dan kemana-mana bareng, dan tau-tau udah jadi sobat-sobatan aja. Dan gw masih oke-oke aja sih, meskipun sering kesel karena terus-terusan dimanfaatin, hehe enggak deng bercanda."
"Gw pikir kita akan terus temenan seperti ini, tapi suatu ketika dia cerita tentang kakak kelas yang dia taksir, yang anak paskibra itu. Entah kenapa, waktu itulah gw merasa ada yang lain. Pertama kalinya gw cemburu. Keliatannya udah sejak beberapa lama gw jatuh cinta ke dia."
"Deket sama orang yang kita suka, setiap hari pula, karena itulah gw jadi makin seneng dan sering senyum akhir-akhir ini."
Angga berhenti bercerita. Di hadapannya, Lulu memejamkan mata, terharu, dan berusaha menahan air matanya. Semua yang diceritakan Angga tadi, adalah deskripsi tentang dia.
"Jadi, coba kasih saran, Lul. Gw sekarang mesti gimana? Mesti bilang langsung ke dia kalo gw suka ke dia, sementara dia naksir sama orang lain, ato engga?"
Lulu mengangkat kepalanya, dan memandangi Angga.
"Tunggu tiga hari lagi, pas hari Sabtu. Lu ajak dia makan ke tempat yang bagus, trus lu bilang deh ke dia kalo lu suka. Menurut gw, dia ga bener-bener suka ama anak paskibra itu, cuma naksir-naksir boongan doang. Makanya, dia butuh waktu buat yakinin dirinya sendiri. Tiga hari lagi pas lu tanya, gw yakin, 100 persen dia akan jawab kalo dia juga suka sama lu."
Lulu tersenyum. Angga juga.
-END-
*sebenarnya FFSpesial, dan ga boleh diposting di blog dulu katanya,
but hey, I don't follow rules :D*
No comments:
Post a Comment