"Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan. Berikutnya adalah mati muda. Tapi yang paling sial adalah mati pada usia tua. " Begitulah kutipan dari catatan seorang demonstran : Soe Hok Gie.(Baru sempet nonton kemaren, setelah didonlot berminggu-minggu yang lalu.)
Apa memang lebih baik mati muda daripada mati tua? Mungkin pernyataannya bisa lebih tepat kalo begini :"Lebih baik mati dalam keadaan muda daripada keriput". Berarti ujung-ujungnya masalah awet muda dong. Dari sinilah khayalan dan imajinasi berkembang.
Kalo masalah berkhayal dan berimajinasi, gw cukup ahli. Kalo diibaratkan film, gw udah punya beberapa skenario dan adegan yang tergambar dengan jelas. Jadi inilah salah satu hasil imajinasi gw :
[semua yg di bawah ini cuma imajinasi]
Di tengah-tengah kehidupan aku yang normal, suatu hari tiba-tiba aku jatuh tak sadarkan diri begitu saja. Aku langsung dibawa ke rumah sakit dan diperiksa. Selanjutnya adalah aku mengalami koma selama 1 minggu. Tentu saja teman-temanku merasa khawatir karena ini merupakan kasus yang tidak biasa. Kemudian pada saat aku tersadar (seminggu kemudian) aku minta berbicara dengan gadis yang kucintai. Itu mungkin kesempatan terakhirku berbicara dengannya dalam keadaan hidup. Setelah itu kuceritakan semua kepadanya.
Jangan khawatir atau sedih. Hal ini tak bisa dihindari. Aku sudah melihat masa depanku, dan inilah yang akan terjadi. Dengar baik-baik, ini terakhir kalinya kau menjumpaiku dalam keadaan hidup. Aku tidak akan mati, tapi bagaimanapun aku tidak bisa bersamamu. Aku akan tertidur panjang dan baru akan terbangun 100 tahun dari sekarang. Ini takdir yang harus kujalani. Aku berharap kau dapat melanjutkan hidupmu dan berbahagia dengan orang lain. Aku akan tetap muncul, tapi tidak di alam ini. Jika nanti kau memiliki keturunan, ceritakan kepada mereka tentangku, dan 100 tahun dari sekarang, saat aku sudah terbangun aku akan menemui mereka dan menjaga mereka dari bencana yang akan menimpa planet ini. (terbatuk-batuk). Kurasa ini sudah waktunya. Selamat tinggal...
Setelah itu akupun benar-benar tertidur. Dokter menyatakan bahwa jantungku masih berdetak tapi kondisi tubuhku tidak mengalami perubahan. Artinya selama aku koma, aku tidak bertambah tua, dan memang itulah yang akan terjadi. Aku akan terbangun dengan keadaan yang seperti sekarang, dan aku tidak akan mati sebelum bencana itu datang. 100 tahun dari sekarang...aku akan bangkit dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Sang gadis pun tak mampu berkata apa-apa. Selama beberapa hari dia masih bersedih dan tidak mengerti kenapa semua itu terjadi. Beberapa minggu sesudahnya dia mulai mengalami mimpi yang aneh. Mimpi yang terasa nyata dan dia bahkan bisa mengingat mimpi itu dengan jelas. Dan mimpi itu terus berlanjut sampai suatu ketika di dalam mimpinya dia bertemu dengan seseorang yang dikenalnya. Seseorang yang dia kira tak bisa ditemui lagi. Aku.
Kau... Ya,ini aku. Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku akan tetap muncul di hadapanmu. Aku akan tetap muncul di mimpimu, mungkin tidak setiap saat, tapi setidaknya selama 100 tahun ini aku akan terus seperti ini. Saat kau merasa bingung dan memiliki masalah, aku akan datang dan membantumu melewati masalah itu. Aku tidak akan meninggalkanmu, tapi kau harus mencari orang lain. Hanya dengan cara itulah kita bisa menyelamatkan masa depan planet ini. Jangan menangis, karena aku akan selalu bersamamu.
Begitulah, sang gadis pun menikah dengan orang lain, dan sampai akhir hayatnya aku selalu muncul di mimpinya, tanpa bertambah tua. Aku pun terus muncul pada mimpi anaknya, dan anak dari anaknya. Sampai 100 tahun berselang aku terbangun kembali. Selama 100 tahun itu, dia dan anak-anaknya terkadang mengunjungi tubuhku yang berada di dalam sebuah kapsul waktu. 100 tahun berlalu. Aku bangkit kembali dan aku jatuh cinta pada keturunannya. Akan tetapi hubungan kami tidak akan pernah berkembang. Dengan kelainan yang kumiliki, tidak mungkin kami bersatu. Aku hanya bisa melindungi keturunannya dan mengorbankan diriku untuk menyelamatkan planet ini dari kehancuran.
[akhirnya imajinasi berakhir]
Cerita yang aneh, makin lama makin ngalor ngidul. Tema menjadi samar, jadi nyambung kemana-mana. Yang seperti ini sebenarnya sudah sering melintas di kepala, cuma ga bisa direalisasikan menjadi sebuah karangan yang konkret. Yah, keterbatasan waktu.
No comments:
Post a Comment