"Kid, what do you want to be?" | "Be happy. I just want to be happy, dad."
~ @DAMITCH
Setiap kali ada keputusan penting yang kuambil, aku selalu melaporkannya ke Papa. Seperti waktu aku hendak lulus SMA, kukatakan padanya kalau aku tak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, dan memilih untuk mengikuti beberapa les bahasa asing dan keterampilan lainnya. Dia tidak keberatan.
Begitu pula ketika dua tahun kemudian aku mengatakan padanya bahwa aku ingin menjadi penulis dan pembuat film, dan melanjutkan sekolah di bidang perfilman. Dia mendukung pilihanku sepenuhnya.
Dan kali ini, kembali aku dihadapkan pada satu keputusan yang krusial dalam hidupku. Seperti sebelumnya, kudatangi dia yang sedang duduk di teras belakang sambil membaca salah satu koleksi bukunya. Dia masih terlihat muda, sama seperti yang kuingat sewaktu aku kecil.
"Dad?"
"What is it, Princess?"
"I want to tell something."
"Go on then."
"Remember the boy that I told you about? I'm in love with him, and I want to spend the rest of my life with him."
"It's a good news! So... what's the problem?"
"He's... different from us."
Papa terdiam. Beberapa menit kemudian barulah dia membuka suara.
"Do you remember when I asked what do you want to be, and then you said you just want to be happy? That's the most honest and beautiful answer I've ever heard. So let me ask you one thing: Are you happy right now, with your life, with him?"
"I am."
"Then you have my blessing. Do it."
"...Thanks, Dad."
"You know, I'm so happy that you still call me 'Dad', even after you realize that I am not your real father."
"You mean, not my 'biological' father. For me, you are my real dad, a great one."
Papa tersenyum.
"Give my regard to your Mom."
"I will."
Dan aku pun terbangun dari tidurku.
Papa meninggal sewaktu aku berumur 11 tahun, sebelum Mama menceritakan padaku bahwa mereka bukanlah orangtua kandungku. Meski begitu, aku masih sering bertemu dan berbicara dengannya, di dalam mimpiku. Hingga saat ini.
~~~
yak, boleh dibilang cerita ini adalah kelanjutan dari cerita sebelumnya, berjudul Keluarga, dengan selang waktu berapa belas tahun kemudian.
and of course, it's fiction.
~ @DAMITCH
Setiap kali ada keputusan penting yang kuambil, aku selalu melaporkannya ke Papa. Seperti waktu aku hendak lulus SMA, kukatakan padanya kalau aku tak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, dan memilih untuk mengikuti beberapa les bahasa asing dan keterampilan lainnya. Dia tidak keberatan.
Begitu pula ketika dua tahun kemudian aku mengatakan padanya bahwa aku ingin menjadi penulis dan pembuat film, dan melanjutkan sekolah di bidang perfilman. Dia mendukung pilihanku sepenuhnya.
Dan kali ini, kembali aku dihadapkan pada satu keputusan yang krusial dalam hidupku. Seperti sebelumnya, kudatangi dia yang sedang duduk di teras belakang sambil membaca salah satu koleksi bukunya. Dia masih terlihat muda, sama seperti yang kuingat sewaktu aku kecil.
"Dad?"
"What is it, Princess?"
"I want to tell something."
"Go on then."
"Remember the boy that I told you about? I'm in love with him, and I want to spend the rest of my life with him."
"It's a good news! So... what's the problem?"
"He's... different from us."
Papa terdiam. Beberapa menit kemudian barulah dia membuka suara.
"Do you remember when I asked what do you want to be, and then you said you just want to be happy? That's the most honest and beautiful answer I've ever heard. So let me ask you one thing: Are you happy right now, with your life, with him?"
"I am."
"Then you have my blessing. Do it."
"...Thanks, Dad."
"You know, I'm so happy that you still call me 'Dad', even after you realize that I am not your real father."
"You mean, not my 'biological' father. For me, you are my real dad, a great one."
Papa tersenyum.
"Give my regard to your Mom."
"I will."
Dan aku pun terbangun dari tidurku.
Papa meninggal sewaktu aku berumur 11 tahun, sebelum Mama menceritakan padaku bahwa mereka bukanlah orangtua kandungku. Meski begitu, aku masih sering bertemu dan berbicara dengannya, di dalam mimpiku. Hingga saat ini.
~~~
yak, boleh dibilang cerita ini adalah kelanjutan dari cerita sebelumnya, berjudul Keluarga, dengan selang waktu berapa belas tahun kemudian.
and of course, it's fiction.
2 comments:
Oohh baru tau ternyata ini asal usulnya cerita samenleven :) nice story, kepikiran aja ya ide nya kaya gini. Hebat
kok ganti lagi jadi findingnem0? :p
oh, ini bukan asal usulnya, disambung-sambungin aja sih biar sesuai tema, waktu itu buat dikirim juga soalnya, buat cerita dengan tema ayah.
Post a Comment