Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Monday, February 13, 2012

another review on 'And Then There Were None'


Membaca lagi 'And Then There Were None'-nya Agatha Christie, karena, ya... karena sudah lama juga gw ga baca buku. Jadi selama ini nulis aja, dengan patokan dan masukan dari cerita2 karya orang lain di blog, tapi bukan dari buku. Padahal mesti sering baca buku juga biar kosakata atau penggunaan katanya bener. Apalagi buku ini buku favorit gw.

Oke, sinopsis singkatnya: 10 orang diundang ke Pulau Negro, oleh orang misterius yang mengaku bernama U.N. Owen. Sepuluh orang ini bukan hanya orang biasa, karena masing-masing dari mereka (dianggap) pernah melakukan pembunuhan, dimana kasusnya sendiri lepas dari jerat hukum. Dan di pulau itu, mereka seakan dihukum oleh Mr Owen yang tak terlihat. Satu demi satu, mereka terbunuh, dengan cara kematian yang disesuaikan dengan syair '10 Anak Negro' yang cukup dikenal di daerah itu.

No need to tell, everyone dies. Dan iya, ada pelaku sebenarnya yang menjadi otak semua kejadian ini, yang ikut mati bersama mereka, dan baru diketahui di epilog, melalui surat pengakuannya sendiri.

Fokus yang mau saya tekankan adalah karakter Philip Lombard. Lombard ini seorang petualang yang sering berurusan dengan hal-hal yang berbahaya, di daerah-daerah pedalaman Afrika. Dia dipilih sebagai salah satu tamu di Pulau Negro, karena:

"Philip Lombard, pada bulan Februari 1932, Anda bersalah atas kematian dua puluh satu orang suku Afrika Timur."

Apa tanggapan Lombard tentang tuduhan ini? Di saat yang lainnya membantah tuduhan yang masing-masing diarahkan pada mereka, Lombard tanpa ragu mengaku memang dia membiarkan mereka mati, dengan alasan untuk bertahan hidup. Dengan mengesampingkan masalah moral (afterall, everyone's guilty), Lombard ini cerdas, kuat, dan waspada. Dia salah satu orang yang sudah memiliki bayangan akan terjadi sesuatu yang tidak beres dengan pulau itu, dan karenanya dia membawa pistol untuk berjaga-jaga.

Now, jika ada orang yang bisa selamat dan bertahan dari semua kejadian di pulau Negro, dia adalah Philip Lombard. Kecurigaan awalnya terhadap siapa pelaku yang menyamar sebagai Mr Owen pun terbukti tepat. Hanya saja, memang sulit memperkirakan kalau orang yang dicurigainya itu ternyata menjadi korban lebih awal (berpura-pura mati tepatnya), dan membuat perhitungannya menjadi meleset setelahnya.

Ketika tinggal 3 orang tersisa, Lombard, Blore, dan Vera Claythorne, situasi memanas setelah Blore ditemukan tewas, dan sesudahnya Armstrong, yang tadinya mereka curigai, juga ditemukan tewas. Inilah yang mengacaukan kesempatan Lombard untuk selamat.

Mau tak mau Lombard dan Vera saling mencurigai yang lainnya. Berakhir karena Lombard lengah, dan Vera mengambil pistolnya, dan kemudian menembaknya tepat di jantungnya.

How? How? Bagaimana bisa Lombard bisa terbunuh oleh seorang wanita yang mungkin tidak pernah memegang pistol sebelumnya?

Selain ceroboh, juga karena Lombard tidak mewaspadainya. Karena Vera seorang wanita, dia menganggap dia tidak terlalu berbahaya. Memang sebelumnya dia sendiri menyatakan pendapatnya kalau pelakunya tidak mungkin wanita, dan dengannya, tanpa sadar sudah meremehkan Vera. Dan satu hal lagi, Lombard tertarik padanya. Ini jelas menyebabkannya lengah. Poor Lombard.

Kalau saya boleh memberi modifikasi pada cerita ini, saya ingin Lombard tetap hidup, dan karenanya Vera juga. Lombard tidak akan membunuh Vera, tapi jelas mereka saling curiga. Yang mungkin dilakukannya adalah: menjaga jarak, sampai bantuan datang. Kalau mereka bertemu dengan pelaku sebenarnya yang berpura-pura mati, tentulah mereka akan mampu memahaminya. Dan saya juga yakin Lombard bisa selamat dari pembunuh itu.

No comments:

Post a Comment