Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Friday, February 03, 2012

Review Film: M (1931)



Director: Fritz Lang
Cast:
Peter Lorre
Otto Wernicke
Gustaf Gründgens

Plot:

Anak-anak kecil menghilang dan dibunuh. Kasus serial killer ini membuat seisi kota waswas. Akibatnya polisi meningkatkan pengawasannya. Setiap orang menjadi paranoid, dan serba mencurigai tiap kali ada orang yang mendekati anak-anak. Yang juga jadi korban dari situasi ini adalah kalangan mafia (pencuri dsb) yang operasi mereka terhambat karena polisi jadi makin sering patroli.


Menyikapi hal ini, pimpinan mafia setempat, Safecracker (Grundgens) mengadakan rapat dengan anak buahnya, untuk mencari cara untuk menemukan child murderer ini, supaya usaha mereka bisa kembali berjalan normal. Di lain tempat, kepolisian juga memikirkan hal ini, di bawah kendali Inspektur Lohmann (Wernicke).

Orang2 mafia kemudian memutuskan untuk menggunakan sindikat pengemis, untuk memata-matai seisi kota, karena keberadaan mereka yg tidak diperhatikan orang2. Cara ini terbukti berhasil. Seorang pengemis buta yg juga penjual balon, mengenali siulan khas si pembunuh (Lorre), yg juga dia dengar sewaktu korban terakhir menghilang. Segera dia memberitahu ini pada rekan2nya yg lain.

Ketika Beckert, si pembunuh, menyadari bahwa dia dibuntuti, dia panik, dan membatalkan rencananya untuk menculik seorang anak. Untuk menandai si pembunuh, seorang pengemis menuliskan huruf M di tangannya dengan kapur, kemudian secara sengaja menepuk pundak jaket Beckert dengan alasan dia buang kulit jeruk sembarangan. Alhasil, di pundak Beckert, terdapat tanda M yang membuatnya dikenali oleh sindikat mafia.


Mereka terus mengikuti Beckert, hingga dia bersembunyi di sebuah gedung yang dikunci. Para pengemis melapor ke Safecracker, dan mereka pun mendatangkan armada untuk mencari si pembunuh ke seluruh pelosok gedung. Di saat bersamaan, polisi pun sudah menemukan petunjuk yg sama ke arah Beckert sebagai pelakunya.

Orang2 mafia pun berhasil menemukan Beckert, dan membawanya pergi ke markas mereka. Tapi karena polisi segera datang ke lokasi karena petugas gedung yang mereka sekap menyalakan alarm, mereka buru2 pergi, dan lupa dengan salah satu rekan mereka yg masih tertinggal di sana, yang akhirnya tertangkap polisi.

Franz, anggota yang tertangkap itu, kemudian diinterogasi oleh Lohmann, yang berhasil membuatnya buka mulut tentang pencarian si pembunuh, dan apa yang kalangan mafia hendak lakukan padanya.

Mereka menggelar semacam pengadilan untuk pembunuh itu. Para mafia itu berpendapat bahwa orang seperti Beckert terlalu berbahaya, dan tak bisa dimaafkan karena telah membunuh anak2. Meski begitu, Beckert berdalih, dan memberikan semacam pernyataan yang dramatis, bahwa dia tak bisa mencegah dirinya. Keinginan membunuh dalam dirinya merupakan penyakit yang tak bisa disembuhkannya. Seorang pengacara yg membelanya pun membenarkan, bahwa dia mesti dirawat di institusi kejiwaan.


Kalangan mafia, dan juga para orangtua yg menjadi korban, yg jadi bagian dari pengadilan itu, tak setuju. Mereka tetap berkeras untuk mengeksekusi si pembunuh. Tapi sebelum hal itu terjadi, polisi keburu datang. Gagallah rencana mereka. Film ini berakhir ambigu, dengan pengadilan yang sebenarnya, hendak membacakan vonis untuk Beckert, belum diketahui apakah dia akan dihukum ato dirawat kejiwaan. Di akhir film, ada peringatan dari seorang ibu korban, yang mengingatkan penonton bahwa apapun vonisnya, para korban tidak akan kembali, dan orangtua mesti memperhatikan anaknya baik-baik.

Komentar:

Wow. Meskipun sedikit kecewa karena di awal genre serial killernya berubah jadi chasing si pembunuh ini, tetep seru. Dan kita jadi dibikin jadi dukung para mafia dan pengemis untuk menangkap si pembunuh. Polisi? Beh. Nyatanya orang2 mafialah yang berhasil menemukan si pembunuh lebih dulu.

Sementara kesan pembunuh yang di awal begitu menyeramkan dan misterius, yg ditandai hanya dengan bayangannya, dan siulan khas itu, begitu dia tertangkap, hilang sudah kesan mengerikan itu. Beckert terlihat pathetic, menyedihkan setelah dia tertangkap. Tapi memang dia sendiri yang bilang, kalo itu memang penyakit yang dideritanya.

Kemudian di akhir film, penonton akan terbagi menjadi dua kubu, yaitu yang setuju kalau Beckert dihukum mati, ato dirawat dengan alasan tidak waras. Jujur, gw lebih pilih ke kubu hukuman mati. Gila atau tidak, dia sudah membunuh beberapa orang, anak kecil malah. Dan terlampau berbahaya. Seperti yang dikatakan orang2 mafia, siapa yg bisa menjamin kalau dia dirawat dia ga akan kabur dan mengulangi perbuatannya?

my Rating: 9.

No comments:

Post a Comment