Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Tuesday, February 21, 2012

Ratu yang Bersedih

Seekor cerpelai sedang bermalas-malasan di padang rumput yang luas. Suasana yang sangat hening dan damai, dengan angin yang bertiup dengan lembut, hanya berlangsung beberapa saat saja. Entah darimana datangnya, langit yang tadinya cerah tiba-tiba mengamuk. Blarr! Petir tiba-tiba muncul dan membuyarkan kedamaian tadi. Cerpelai itu pun terbangun dengan kaget, dan langsung lari tunggang langgang mencari tempat yang aman.

Setelah lima kali petir menggelegar, awan hitam pun dengan cepat menutupi langit, dan menyirami bumi dengan air hujan. Hujan turun dengan cukup deras, dan menghentikan segala aktivitas masyarakat di negeri itu. Mereka menunggu hingga hujan reda.

Tapi ternyata hujan tak lantas berhenti. Beberapa jam kemudian, derasnya guyuran hujan tak kunjung reda. Beberapa jam itu pun berlanjut menjadi sehari, dan kemudian menjadi beberapa hari. Selama tujuh hari, hujan terus turun tanpa henti, menyebabkan orang-orang bertanya-tanya.

Negeri itu berada di dalam wilayah kerajaan Bolsom, yang dipimpin oleh seorang ratu. Tidak banyak yang diketahui oleh para penduduk mengenai kerajaan itu. Yang mereka pahami adalah, kerajaan Bolsom-lah yang mengendalikan cuaca di negeri itu, dan karenanya berpengaruh besar terhadap kesejahteraan mereka. Adapun mereka tak pernah melihat secara langsung seperti apa kerajaan Bolsom, karena letaknya yang tersembunyi di dimensi lain, meskipun secara topografi, kerajaan itu berada di permukaan bumi yang sama dengan yang mereka tempati.

Bagi mereka, lokasi dimana kerajaan Bolsom berada, hanyalah sebuah padang rumput hijau yang luas. Sedangkan bagi para penghuninya, kerajaan Bolsom berisi bangunan-bangunan berperadaban tinggi, dengan istana yang megah dimana ratu penguasa kerajaan itu berada. Selain itu, terdapat sebuah bangunan yang berfungsi sebagai stasiun cuaca, yang terletak ribuan meter di atas permukaan tanah.

Normalnya, hujan turun setiap hari pada musim tertentu, tapi itupun dalam selang waktu yang tidak terlalu lama. Yang terjadi kali ini merupakan sebuah anomali. Jangankan orang awam, penduduk kerajaan Bolsom pun ikut heran dengan keanehan ini. Mereka mengira terjadi suatu kerusakan di stasiun cuaca sana. Seperti halnya yang terjadi di dunia luar, hujan pun turut mengguyuri kerajaan Bolsom tanpa jeda.

~

Ribuan kilometer dari kerajaan Bolsom, jauh di sekitar daerah kutub, terdapat dataran luas yang seluruh permukaannya tertutup salju. Seorang laki-laki berdiri di tengah-tengahnya, memakai mantel bulu yang tebal untuk melindunginya dari hawa yang dingin. Beberapa ekor beruang putih besar nampak mengelilinginya, namun dia tampak nyaman-nyaman saja berada di sana.

Brrrtt... Sesuatu berbunyi. Laki-laki itu merogoh sakunya dan mengeluarkan semacam alat komunikasi, semacam telepon. Dia meletakkan alat itu ke mulutnya dan menekan tombolnya.

 “Pangeran Novak? ” terdengar suara wanita dari alat itu.

“Ya. Ada perlu apa memanggilku, Milla?”

“Ini mengenai Ratu.”

“Ada apa dengannya?” tanya Novak dengan nada serius.

“Sudah tujuh hari ini hujan turun tanpa henti. Kami membutuhkan bantuan Anda, untuk berbicara dengan Ratu.”

Novak menghela napas dan berpikir sejenak.

“Aku segera ke sana dalam dua menit,” katanya sambil memutus komunikasi.

Novak menolehkan kepalanya, mencari-cari letak kerajaan Bolsom. Setelah memastikan arahnya, dia memusatkan pikirannya, memperhitungkan berapa jauh letaknya dari padang salju itu. Sedetik kemudian, diiringi suara letupan kecil, dia lenyap begitu saja.

~

Pangeran Novak muncul kembali di luar istana kerajaan Bolsom, di tengah-tengah hujan yang masih turun dengan derasnya. Novak memang memiliki kemampuan untuk melakukan teleportasi, salah satu dari banyak kemampuan yang dimilikinya. Dengan segera dia memasuki ruangan utama istana, dimana Komandan Milla, wakil sang ratu, sudah menunggunya di sana.

Novak memandangi Milla yang tinggi dan memakai jubah kebesarannya yang bermotif polkadot hitam abu-abu, yang membuatnya tetap terlihat berwibawa.

“Dimana sang Ratu?” tanyanya tanpa basa-basi.

Milla menunjuk ke atas.

“Di stasiun cuaca. Kami sudah berusaha menyusulnya ke sana, tapi dia menahan akses elevatornya. Sebelumnya, dia juga sudah mengusir semua petugas di stasiun.”

“Jadi dia mengurung diri di sana. Apa saja kerusakan yang ditimbulkan?”

“Banjir di beberapa tempat, dan para penduduk tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Semuanya terhambat karena hujan terus turun.”

“Baiklah. Aku akan bicara dengan Ratu.”

Novak pun berjalan keluar, diikuti dengan Milla. Mereka memandang ke atas, ke arah awan hitam yang menutupi langit Bolsom. Stasiun cuaca dimana Ratu berada sekarang letaknya lebih tinggi daripada lapisan awan itu. Dikarenakan sang Ratu menahan elevatornya, dan dia tak bisa melakukan teleportasi langsung ke sana, hanya ada satu cara yang tersisa.

Novak membungkukkan tubuhnya sejenak, kemudian melesat terbang ke atas. Dengan kecepatan terbang yang tinggi, dia menerobos butir-butir hujan yang menghalanginya. Ketika petir menyambar, dengan mudah saja dia menepisnya ke samping. Dalam beberapa detik, Novak sudah menembus lapisan awan hitam, dan muncul di atasnya.

Berbeda dengan suasana di bawah, di atas sana, langit sungguh cerah. Hujan dan petir hanya terjadi di bawah lapisan awan hitam. Novak yang masih melayang di udara, mengalihkan pandangannya, dan menemukan stasiun cuaca itu.

Stasiun cuaca itu berupa bangunan berukuran kecil yang kelihatannya melayang di angkasa, padahal di bagian bawahnya, terdapat pondasi yang menopangnya hingga ke permukaan tanah. Novak segera terbang ke sana, dan tiba pada balkonnya yang terbuka. Dia berjalan menyusuri sisi balkon yang berpagar itu, dan menemukan seseorang di ujung satunya, berdiri membelakanginya.

“Hai,” sapanya.

Orang itu menoleh ke arahnya, dan terlihatlah wajahnya. Wajah perempuan muda yang sangat cantik. Sang Ratu.

“Kakak...” ujar sang Ratu.

~

Jadi, di balkon stasiun cuaca itu, kakak dan adik itu bertemu. Novak yang masih memakai mantel bulu tebalnya, dan sang Ratu yang memakai gaun berwarna biru. Novak menghampirinya.
“Apa yang terjadi, Chloe?” tanya Novak, menyebut nama asli adiknya.

Chloe, sang Ratu, tak menjawab. Matanya berkaca-kaca. Novak memegang pundaknya, dan menatap matanya dalam-dalam. Kemampuan lain yang dimilikinya adalah membaca pikiran orang lain melalui matanya.

Beberapa bayangan dan memori muncul di hadapan Novak. Tentang Pangeran Luis, tamu kehormatan di Bolsom yang mengatakan pada Ratu Chloe bahwa dia mesti kembali ke kerajaan Argento, negeri asalnya. Dia sudah dijodohkan dengan putri dari kerajaan tetangganya.
Novak pun mengerti. Dia memeluk adiknya erat-erat, dan Chloe pun mulai menangis. Hujan pun turun semakin deras, seiring dengan derasnya tangisan sang Ratu.

“Kau sangat mencintainya, ya? Tapi kau bahkan tak pernah mengatakan perasaanmu padanya.”

Beberapa menit kemudian, tangisan Chloe pun mereda. Novak memegang kedua bahunya, dan berkata,

“Dengar, Chloe. Wajar kalau kau merasa sedih karena hal ini, tapi kau harus ingat, kalau kau ini adalah seorang ratu. Kau harus tetap kuat. Masih banyak masalah-masalah besar lainnya yang akan muncul di kemudian hari.”

Dengan mata yang masih berkaca-kaca, Chloe menjawab perlahan.

“Aku hanya seorang gadis kecil. Umurku pun baru 17 tahun. Aku tidak kuat sepertimu, kak Novak.”

“Tapi kau tetaplah seorang ratu. Kau harus belajar untuk menjadi kuat. Kerajaan Bolsom membutuhkan pemimpin yang kuat, dan kau pasti bisa menjalankan peran itu dengan baik.”

“Bagaimana caranya? Ayah dan Ibu sudah tidak ada, dan kakak sudah setahun terakhir ini pergi meninggalkan kerajaan. Siapa yang akan mengajariku?”

Novak terdiam. Meninggalkan adiknya sendirian menanggung beban berat sebagai pemimpin kerajaan ini merupakan sebuah kesalahan. Dia tahu itu. Apa mau dikata, dia pun memiliki masalahnya sendiri, yang menyebabkannya mesti mengasingkan diri.

“Ajari aku supaya aku bisa kuat, kak...” pinta Chloe.

Novak memandangi Chloe.

“Aku akan menunjukkan sesuatu padamu.”

Novak menggandeng tangan Chloe, kemudian memusatkan pikirannya. Sesaat kemudian, mereka pun lenyap.

~

Novak membawa Chloe ke padang salju tadi, tempat dimana dia menghabiskan waktunya setahun terakhir ini. Dia melepas mantel bulunya, dan memakaikannya ke Chloe yang menggigil kedinginan.

“Chloe, kau memintaku untuk mengajarimu menjadi kuat. Kenyataannya adalah, aku perlu pergi ke tempat yang dingin ini, untuk membekukan hatiku dan mematikan semua emosiku. Dengan cara itulah, aku bisa melupakan masalah berat yang kualami setahun yang lalu.”

Dengan ragu, Chloe bertanya, “Berhasilkah?”

“Tentu saja,” jawab Novak dengan cepat.

“Ajari aku caranya.”

Novak tak langsung menjawab. Dia membawa Chloe berjalan sebentar menyusuri padang salju itu, ke sebuah bangunan kecil yang terbuat dari es. Di dalam lapisan es itu, terdapat sebuah benda kecil, membeku.

“Itu, adalah sebagian dari hatiku, yang berisi segala macam perasaan dan memori tentang kehilangan orang yang kucintai. Sengaja kukeluarkan, dan kubekukan di tempat ini, agar aku tak perlu mengingat dan merasakan apapun tentangnya lagi.”

Chloe diam dan mendengarkan.

“Setahun yang lalu, sewaktu Ellen tiada, aku menyalahkan diriku sendiri. Semua kemampuan yang kumiliki ternyata tidak berguna sama sekali untuk menyembuhkan penyakitnya. Semua dokter yang kudatangi pun tak mampu mengobati penyakit misterius yang dideritanya. Karena kesal terhadap diriku sendiri, aku pergi ke tempat ini hingga hatiku beku seperti es.”

“Chloe, kau lebih kuat dari yang kau kira, jauh lebih kuat dariku. Ayah memilihmu untuk menggantikannya karena mengetahui hal itu. Kau tidak perlu mengikuti jejakku dengan mengasingkan diri di tempat ini. Kau bisa melalui semua masalah yang kau hadapi, tanpa perlu mematikan perasaanmu seperti yang kulakukan.”

Chloe yang sedari tadi mendengarkan, merasa bebannya sudah jauh berkurang. Dia mendongak memandangi langit dimana bintang-bintang yang bertebaran membentuk sebuah rasi yang dikenalnya.

“Ayah bilang, leluhur kita berasal dari salah satu bintang di atas sana. Sekarang hanya kita berdua yang tersisa. Kak, aku tidak bisa melakukan semua ini sendirian. Aku butuh petunjukmu.”
Novak mengangguk.

“Aku mengerti. Mulai saat ini, aku akan terus berada di sisimu, membantumu untuk mengatasi semua persoalan dan membuatmu menjadi seorang Ratu yang tangguh.”

Chloe tersenyum. Senyum pertamanya sejak seminggu terakhir.

~

Ketika mereka kembali ke Bolsom, hujan sudah berhenti. Sebagai gantinya, penduduk di seluruh negeri menyaksikan salah satu pemandangan paling indah yang pernah mereka lihat. Pelangi berukuran besar, yang menghiasi langit di seluruh pelosok negeri selama sehari penuh.

Novak memandangi Chloe yang tertidur dengan pulas di kamarnya. Dia memang membutuhkan istirahat, setelah seminggu terakhir yang berat ini. Novak keluar dan berbicara dengan Milla.

“Ada satu hal lagi yang mesti kubereskan. Aku segera kembali.”

Dengan kemampuan teleportasinya, Novak kembali ke padang salju, ke bangunan es tempat hatinya membeku. Dia tidak sepenuhnya berkata jujur. Selama bagian dari hatinya masih berada di dekatnya, biarpun sudah membeku, dia masih bisa mengingat kenangan tentang Ellen, istrinya yang sudah tiada.

Jadi, diterobosnya lapisan es itu, dan dipungutnya serpihan hatinya. Kemudian dia berteleportasi lagi.

Palung di sekitar lautan Pasifik disebut sebagai salah satu palung terdalam di dunia. Di sanalah Novak berada. Sambil menyelam, dijatuhkannya potongan hati yang dipungutnya tadi, ke dasar palung yang dalam itu.

“Selamat tinggal, Ellen.”

Dan dia pun kembali lenyap, kembali ke kerajaan Bolsom. Sementara sebagian hatinya, perlahan tenggelam semakin dalam, dan menghilang untuk selamanya.

~END~


Keyword: cerpelai, salju, polkadot, rasi, palung
9976 karakter.

Cerpen ini diikutsertakan dalam rangka Lomba Fiksi Fantasi 2012.

No comments:

Post a Comment