Surat ini ditujukan untuk kamu yang sedang duduk di kelas 2 SMA. Perhatikan baik-baik, karena surat ini ditulis oleh dirimu di masa depan. Oh, jangan kuatir, situasi di sini baik-baik saja. Aku cuma mau kasih beberapa masukan biar situasimu menjadi lebih baik, karena menurutku yang sudah mengalaminya, ada beberapa hal yang bisa diperbaiki.
Dalam waktu dekat, atau mungkin sudah terjadi, pada suatu sesi pelajaran PPKn, Pak Guru akan kumat isengnya, dan mulai ngomentarin nama-nama kalian. Dia akan sampai ke namamu (Dwi), dan akan mengkaitkannya dengan nama murid sebelum kamu (Dewitri), dan dia akan mulai nanya yang aneh-aneh, seperti: “Lho, ini namanya mirip ya, Dwitri?” Dan itu adalah awal dari situasi awkward yang seterusnya akan kamu rasakan ke cewek itu.
Setelah itu, murid-murid lain akan mulai berkomentar ‘cie-cie’ dan mulai ngegosipin kamu dan cewek itu. Saranku: mulailah untuk bertindak cuek dari sekarang. Kesalahan utama yang kulakukan adalah membiarkan gosip itu, membuatku jadi terbebani, dan ga bebas ngobrol ke dia. It’s unfair for her. Kalo dia bisa cuek, kenapa kamu juga engga. Mungkin kalian ga akan jadian, tapi paling ga, bertemanlah dengannya. Sering-seringlah ngobrol dengannya, toh dia duduknya pas di belakangmu.
Di awal semester dua, dia akan ikut serta dalam suatu lomba film independen. Bantu dia sebisamu. Mungkin kamu belum sadar sekarang, tapi di kemudian hari, kamu akan suka sekali menulis. Momen itu bisa jadi saat yang tepat untuk berlatih, dan ngasih kontribusi ke dia dan kelas kamu. Mulailah berimajinasi, membayangkan cerita-cerita apa yang melintas di kepalamu. Beritahu ke mereka, biar kalian bisa bersama-sama menyelesaikan satu film yang bagus.
Berikutnya, jangan mau kalo diminta jadi ketua panitia Idul Adha. Yang akan melakukan sebagian besar pekerjaan nanti ujung-ujungnya adalah ketua ROHIS juga, jadi kamu ga usah repot-repot pasang nama di situ. Percaya deh, itu bukan bidang kita.
Yang bisa kamu fokus salah satunya adalah: latihan yang lebih tekun. Kamu itu kuat, tapi kamu mestinya bisa lebih kuat lagi. Emang sih, di ekskul pencak silat ini, satu-satunya lawan tanding yang kelas beratnya setara dengan kita itu cuma Aji, ketuanya. Dan kita selalu kalah. Gapapa. Kamu ga perlu menang, tapi paling ga, sekali-dua kali, kamu mesti menyarangkan satu pukulan telak ke perutnya. Biar dia ga besar kepala. Kalo udah gitu, ga masalah mau menang atau kalah.
Nanti kalo sudah kelas tiga, ingat, belajarnya ga usah serius-serius banget. Sesekali, ga ada salahnya ngosongin beberapa soal ulangan atau ujian. Yang penting adalah konsentrasi terhadap minat kita, dan melatihnya sejak awal. Menulis dan belajar bahasa asing, terutama bahasa Inggris dulu, mesti dilancarin. Masalah nanti kuliah dimana, bagaimana pendapatmu tentang hal bernama: belajar otodidak? Ga terlalu sulit sebenarnya, mengingat waktu kuliah nanti, kita pun akan belajar mandiri juga pada akhirnya. Yang penting membiasakan diri dulu dengan internet, nanti pemrograman segala macam bisa dipelajari sendiri. Yakinlah.
Terakhir, ada dua hal penting yang harus kamu ketahui. Pertama, salah satu murid seangkatanmu akan menghilang, kemungkinan diculik, menjelang akhir kelas tiga. Peringatkan dia dan teman-teman dekatnya untuk mewaspadai dan mencegah hal itu. Kedua, beberapa kali akan terjadi kasus uang hilang di beberapa kelas, termasuk kelasmu. Berusahalah untuk mencari tahu siapa pelakunya. Ajak temanmu yang bisa dipercaya, Prana misalnya. Bagaimanapun caranya, kalian mesti membongkar kasus itu.
Dua hal tadi adalah hal-hal yang sampai sekarang pun masih menjadi misteri bagiku. Kalau kamu bisa menyelesaikan kedua hal itu, artinya aku bisa mempercayaimu untuk menangani masalah-masalah lain yang terjadi waktu itu. Tapi untuk sementara, berjuanglah sebisamu.
Oh, aku harus mengingatkanmu, kalau kamu menerima surat ini dan menuruti beberapa saranku tadi, kemungkinan besar masa depanmu akan berbeda dengan yang sudah kulalui. Artinya, kamu akan memiliki jalan hidupmu sendiri. Kamu tidak akan bertemu dengan orang-orang yang kutemui di kehidupanku. Hal itu tidak terlalu bermasalah, karena aku yakin kamu akan bertemu teman-teman yang lain, yang tidak pernah kutemui di kehidupanku. Semoga berhasil.
dari masa depan,
17 Februari 2012.
PS: Kalau sempat, sering-seringlah main ke GOR di samping sekolah. Lihatlah anak-anak perempuan yang sering main basket di sana. Salah satunya mungkin akan jadi temanmu.
Dalam waktu dekat, atau mungkin sudah terjadi, pada suatu sesi pelajaran PPKn, Pak Guru akan kumat isengnya, dan mulai ngomentarin nama-nama kalian. Dia akan sampai ke namamu (Dwi), dan akan mengkaitkannya dengan nama murid sebelum kamu (Dewitri), dan dia akan mulai nanya yang aneh-aneh, seperti: “Lho, ini namanya mirip ya, Dwitri?” Dan itu adalah awal dari situasi awkward yang seterusnya akan kamu rasakan ke cewek itu.
Setelah itu, murid-murid lain akan mulai berkomentar ‘cie-cie’ dan mulai ngegosipin kamu dan cewek itu. Saranku: mulailah untuk bertindak cuek dari sekarang. Kesalahan utama yang kulakukan adalah membiarkan gosip itu, membuatku jadi terbebani, dan ga bebas ngobrol ke dia. It’s unfair for her. Kalo dia bisa cuek, kenapa kamu juga engga. Mungkin kalian ga akan jadian, tapi paling ga, bertemanlah dengannya. Sering-seringlah ngobrol dengannya, toh dia duduknya pas di belakangmu.
Di awal semester dua, dia akan ikut serta dalam suatu lomba film independen. Bantu dia sebisamu. Mungkin kamu belum sadar sekarang, tapi di kemudian hari, kamu akan suka sekali menulis. Momen itu bisa jadi saat yang tepat untuk berlatih, dan ngasih kontribusi ke dia dan kelas kamu. Mulailah berimajinasi, membayangkan cerita-cerita apa yang melintas di kepalamu. Beritahu ke mereka, biar kalian bisa bersama-sama menyelesaikan satu film yang bagus.
Berikutnya, jangan mau kalo diminta jadi ketua panitia Idul Adha. Yang akan melakukan sebagian besar pekerjaan nanti ujung-ujungnya adalah ketua ROHIS juga, jadi kamu ga usah repot-repot pasang nama di situ. Percaya deh, itu bukan bidang kita.
Yang bisa kamu fokus salah satunya adalah: latihan yang lebih tekun. Kamu itu kuat, tapi kamu mestinya bisa lebih kuat lagi. Emang sih, di ekskul pencak silat ini, satu-satunya lawan tanding yang kelas beratnya setara dengan kita itu cuma Aji, ketuanya. Dan kita selalu kalah. Gapapa. Kamu ga perlu menang, tapi paling ga, sekali-dua kali, kamu mesti menyarangkan satu pukulan telak ke perutnya. Biar dia ga besar kepala. Kalo udah gitu, ga masalah mau menang atau kalah.
Nanti kalo sudah kelas tiga, ingat, belajarnya ga usah serius-serius banget. Sesekali, ga ada salahnya ngosongin beberapa soal ulangan atau ujian. Yang penting adalah konsentrasi terhadap minat kita, dan melatihnya sejak awal. Menulis dan belajar bahasa asing, terutama bahasa Inggris dulu, mesti dilancarin. Masalah nanti kuliah dimana, bagaimana pendapatmu tentang hal bernama: belajar otodidak? Ga terlalu sulit sebenarnya, mengingat waktu kuliah nanti, kita pun akan belajar mandiri juga pada akhirnya. Yang penting membiasakan diri dulu dengan internet, nanti pemrograman segala macam bisa dipelajari sendiri. Yakinlah.
Terakhir, ada dua hal penting yang harus kamu ketahui. Pertama, salah satu murid seangkatanmu akan menghilang, kemungkinan diculik, menjelang akhir kelas tiga. Peringatkan dia dan teman-teman dekatnya untuk mewaspadai dan mencegah hal itu. Kedua, beberapa kali akan terjadi kasus uang hilang di beberapa kelas, termasuk kelasmu. Berusahalah untuk mencari tahu siapa pelakunya. Ajak temanmu yang bisa dipercaya, Prana misalnya. Bagaimanapun caranya, kalian mesti membongkar kasus itu.
Dua hal tadi adalah hal-hal yang sampai sekarang pun masih menjadi misteri bagiku. Kalau kamu bisa menyelesaikan kedua hal itu, artinya aku bisa mempercayaimu untuk menangani masalah-masalah lain yang terjadi waktu itu. Tapi untuk sementara, berjuanglah sebisamu.
Oh, aku harus mengingatkanmu, kalau kamu menerima surat ini dan menuruti beberapa saranku tadi, kemungkinan besar masa depanmu akan berbeda dengan yang sudah kulalui. Artinya, kamu akan memiliki jalan hidupmu sendiri. Kamu tidak akan bertemu dengan orang-orang yang kutemui di kehidupanku. Hal itu tidak terlalu bermasalah, karena aku yakin kamu akan bertemu teman-teman yang lain, yang tidak pernah kutemui di kehidupanku. Semoga berhasil.
dari masa depan,
17 Februari 2012.
PS: Kalau sempat, sering-seringlah main ke GOR di samping sekolah. Lihatlah anak-anak perempuan yang sering main basket di sana. Salah satunya mungkin akan jadi temanmu.
===================
dibuat dalam rangka #ForYoungerMe
1 comment:
jadi, setelah membaca surat2 yg lain, banyak yang membuatnya jadi puitis, atau pengalaman yang menyentuh. Me, on the other hand, ga bisa bikin yg begituan. Apalagi ini surat yg ditulis ke diri sendiri. Mana mungkin bahasanya puitis?? *nahlo*
masa lalu itu semestinya sudah berlalu, dan ga usah diutak-atik. Toh, meskipun surat2 seperti ini bisa nyampe kesana, sesuai prinsip mesin waktu yang kita anut, timeline yg sekarang itu sudah ga bisa diubah, jadi cuma bisa maju ke depan. Masa lalu yg diubah itu cuma berefek pada alternate-universe yg berbeda.
Tapi sekali lagi, kalaupun surat itu nyampe, why not go all the way? change everything, fix everything. bagi masa ini tidak akan pengaruhnya, tapi bagi masa itu, paling tidak ada manfaat bagi para penghuninya. namanya juga berandai-andai :p
Post a Comment