I'm a shooting star leaping through the sky
Like a tiger defying the laws of gravity
I'm a racing car passing by like Lady Godiva
I'm gonna go go go
There's no stopping me
Queen – Don’t Stop Me Now
~
Akhirnya, untuk pertama kalinya aku bisa bertemu dengannya.
Maicih level 10-nya masih ada?
Masih. Mau berapa?
Lima ada?
Dia memeriksa ke dalam mobil. Ada, katanya.
Syukurlah.
~
*untungnya tidak seperti ini kejadiannya. dapet nitip sama temen, thanks to @zhaishishou dan @risawamura :D *
Like a tiger defying the laws of gravity
I'm a racing car passing by like Lady Godiva
I'm gonna go go go
There's no stopping me
Queen – Don’t Stop Me Now
~
SMS masuk. Dengan setengah hati kubaca isinya. Seketika aku tersengat. Kemudian melihat jam di laptop. Waduh, setengah jam lagi. Sempat tidak ya?
Semenit kemudian, aku melompat kursiku dan bergegas keluar dari ruangan kantor. Sesampainya di luar gedung, aku mencari-cari angkot yang biasa lewat. Begitu ada satu yang lewat dan berhenti, aku segera masuk. Angkot pun melaju.
Jadi, isi SMS tadi adalah pemberitahuan bahwa orang yang kucari-cari sedang ada di sebuah lokasi, yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor. Sayangnya, kelihatannya SMSnya terlambat sampai, mestinya sejam yang lalu. Sehingga aku mesti berburu dengan waktu untuk mendatangi orang itu. Untungnya jaraknya memang tidak terlalu jauh. Dengan angkot ini, normalnya aku akan tiba di sana dalam waktu 15 menit.
Atau, setidaknya itulah perkiraanku. Setelah sekitar tiga menit, angkot ini tidak bergerak sama sekali, aku baru sadar kalau jalan yang sedang kami lalui ini sedang macet total. Kutanya pak supirnya, kenapa bisa macet begini, dia bilang rupanya di depan sana sedang ada yang demo. Akh, kenapa juga mesti demo di waktu seperti ini.
Aku mulai panik. Begitu kulihat HP, ternyata waktunya tinggal 15 menit lagi, tapi jaraknya masih begini jauh. Aku pun keluar, dan menatap barisan kendaraan yang terjebak di jalan ini.
Dari sini ke tempat tujuanku sebenarnya tidak jauh, aku biasa mencapainya dengan berjalan kaki. Dalam setengah jam. Sementara waktu yang tersisa tinggal 15, bukan, 13 menit. Sial. Sepertinya aku harus berlari.
Dan aku pun berlari menyusuri trotoar yang panjang itu dengan sekuat tenaga. Sayangnya aku sudah tidak semuda dulu waktu masih SMA. Hanya semenit saja aku kuat berlari, sesudahnya kecepatan pun berkurang menjadi jogging, dan kemudian hanya berjalan cepat saja. Padahal dulu aku termasuk yang paling cepat dalam tes lari di sekolah. Hanya beberapa tahun saja semua stamina itu menurun drastis. Setelah berjalan lima menit, aku coba berlari lagi. Tak ada gunanya. Kurang dari semenit kemudian, aku megap-megap karena kelelahan.
Ah, apakah mesti berakhir seperti ini, karena sepertinya aku akan gagal. Tempat tujuanku masih cukup jauh, dan sekarang hanya tinggal 5 menit tersisa, dan aku sudah tidak kuat berjalan. Sial, padahal ini kesempatan yang jarang seka- HEI!
Ojek! Segera kuhampiri tukang ojek itu, kusebutkan tempat yang mesti dia capai, dan tak lupa kata kuncinya, CEPETAN BANG! Motor ojek pun melesat dengan kecepatan luar biasa, melintasi trotoar, melanggar lalu lintas sebenarnya, tapi siapa peduli, aku harus tiba di sana. Tidak boleh ada yang menghalangiku! Tidak juga dengan kerumunan demonstrasi di depan kantor departemen yang kami lewati di perjalanan kilat ini. Kami, aku dan abang ojek ini, terus melaju.
Kami pun tiba, di luar gedung mall ini. Motornya tidak bisa masuk, sehingga aku harus berhenti di sini. Setelah membayar ongkos ojeknya, kulihat lagi jam di HP. Semenit!
Ayo! Aku berlari lagi, menyusuri sisi luar bangunan mall, berlomba dengan satu menit yang singkat ini, sambil mencari sasaranku. 10 detik berlalu, belum ketemu. 20 detik, masih belum. 30 detik, ITU DIA!
Kulihat mobil berwarna hitam itu, dan seorang gadis cantik berkaos hijau yang sedang bersiap-siap membereskan barang-barangnya ke dalam.
TUNGGUUUU!! teriakku. Gadis itu menoleh padaku, yang terengah-engah dan basah oleh keringat. Perlahan aku menghampirinya. Dia menunggu dan tersenyum ramah.
Semenit kemudian, aku melompat kursiku dan bergegas keluar dari ruangan kantor. Sesampainya di luar gedung, aku mencari-cari angkot yang biasa lewat. Begitu ada satu yang lewat dan berhenti, aku segera masuk. Angkot pun melaju.
Jadi, isi SMS tadi adalah pemberitahuan bahwa orang yang kucari-cari sedang ada di sebuah lokasi, yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor. Sayangnya, kelihatannya SMSnya terlambat sampai, mestinya sejam yang lalu. Sehingga aku mesti berburu dengan waktu untuk mendatangi orang itu. Untungnya jaraknya memang tidak terlalu jauh. Dengan angkot ini, normalnya aku akan tiba di sana dalam waktu 15 menit.
Atau, setidaknya itulah perkiraanku. Setelah sekitar tiga menit, angkot ini tidak bergerak sama sekali, aku baru sadar kalau jalan yang sedang kami lalui ini sedang macet total. Kutanya pak supirnya, kenapa bisa macet begini, dia bilang rupanya di depan sana sedang ada yang demo. Akh, kenapa juga mesti demo di waktu seperti ini.
Aku mulai panik. Begitu kulihat HP, ternyata waktunya tinggal 15 menit lagi, tapi jaraknya masih begini jauh. Aku pun keluar, dan menatap barisan kendaraan yang terjebak di jalan ini.
Dari sini ke tempat tujuanku sebenarnya tidak jauh, aku biasa mencapainya dengan berjalan kaki. Dalam setengah jam. Sementara waktu yang tersisa tinggal 15, bukan, 13 menit. Sial. Sepertinya aku harus berlari.
Dan aku pun berlari menyusuri trotoar yang panjang itu dengan sekuat tenaga. Sayangnya aku sudah tidak semuda dulu waktu masih SMA. Hanya semenit saja aku kuat berlari, sesudahnya kecepatan pun berkurang menjadi jogging, dan kemudian hanya berjalan cepat saja. Padahal dulu aku termasuk yang paling cepat dalam tes lari di sekolah. Hanya beberapa tahun saja semua stamina itu menurun drastis. Setelah berjalan lima menit, aku coba berlari lagi. Tak ada gunanya. Kurang dari semenit kemudian, aku megap-megap karena kelelahan.
Ah, apakah mesti berakhir seperti ini, karena sepertinya aku akan gagal. Tempat tujuanku masih cukup jauh, dan sekarang hanya tinggal 5 menit tersisa, dan aku sudah tidak kuat berjalan. Sial, padahal ini kesempatan yang jarang seka- HEI!
Ojek! Segera kuhampiri tukang ojek itu, kusebutkan tempat yang mesti dia capai, dan tak lupa kata kuncinya, CEPETAN BANG! Motor ojek pun melesat dengan kecepatan luar biasa, melintasi trotoar, melanggar lalu lintas sebenarnya, tapi siapa peduli, aku harus tiba di sana. Tidak boleh ada yang menghalangiku! Tidak juga dengan kerumunan demonstrasi di depan kantor departemen yang kami lewati di perjalanan kilat ini. Kami, aku dan abang ojek ini, terus melaju.
Kami pun tiba, di luar gedung mall ini. Motornya tidak bisa masuk, sehingga aku harus berhenti di sini. Setelah membayar ongkos ojeknya, kulihat lagi jam di HP. Semenit!
Ayo! Aku berlari lagi, menyusuri sisi luar bangunan mall, berlomba dengan satu menit yang singkat ini, sambil mencari sasaranku. 10 detik berlalu, belum ketemu. 20 detik, masih belum. 30 detik, ITU DIA!
Kulihat mobil berwarna hitam itu, dan seorang gadis cantik berkaos hijau yang sedang bersiap-siap membereskan barang-barangnya ke dalam.
TUNGGUUUU!! teriakku. Gadis itu menoleh padaku, yang terengah-engah dan basah oleh keringat. Perlahan aku menghampirinya. Dia menunggu dan tersenyum ramah.
Akhirnya, untuk pertama kalinya aku bisa bertemu dengannya.
Maicih level 10-nya masih ada?
Masih. Mau berapa?
Lima ada?
Dia memeriksa ke dalam mobil. Ada, katanya.
Syukurlah.
~
*untungnya tidak seperti ini kejadiannya. dapet nitip sama temen, thanks to @zhaishishou dan @risawamura :D *
No comments:
Post a Comment