Pembicaraan sewaktu makan siang, beberapa tahun yang lalu
"Eh, bikin janji yuk, 10 tahun dari sekarang, kalo kita berdua masih single, kita nikah aja ya, daripada seumur hidup ga laku-laku. Gimana?"
"Haaaah... Janji macam apa ini? Aku kan ga berminat menikah."
"Tapi aku mau, jadi kalo nanti aku belom dapet2, kamu yang tanggung jawab ya?"
"Oke, fine."
Dan kami pun berjabat tangan untuk meresmikan perjanjian itu.
Sejak kenal kamu sewaktu aku mulai kuliah, dengan segera kita menjadi teman baik. Lucu sebenarnya, karena pertemuan kita terjadi karena pacarmu waktu itu adalah kakak dari pacarku. Jadi waktu itu, kita itu semacam saudara ipar.
Pembicaraan sewaktu makan siang tadi terjadi hampir setahun setelahnya, sewaktu kita berdua sama-sama single, putus dari pacar-pacar kita yang kakak beradik itu. Tapi kita sudah telanjur menganggap masing-masing sebagai saudara, sehingga pacaran di antara kita itu haram hukumnya.
Setelah itu, kamu beberapa kali pacaran dengan orang lain. Sementara aku juga sempat beberapa kali melakukan pendekatan, tapi tidak ada yang benar-benar berhasil. Kita sudah jarang bertemu, tapi kita tetap sering ngobrol lewat telpon atau chat lewat ym.
Lima tahun setelah kita membuat perjanjian, toh kita bertemu lagi, dalam keadaan single. Kita sama-sama menertawakan keadaan masing-masing.
"Eh, bikin janji yuk, 10 tahun dari sekarang, kalo kita berdua masih single, kita nikah aja ya, daripada seumur hidup ga laku-laku. Gimana?"
"Haaaah... Janji macam apa ini? Aku kan ga berminat menikah."
"Tapi aku mau, jadi kalo nanti aku belom dapet2, kamu yang tanggung jawab ya?"
"Oke, fine."
Dan kami pun berjabat tangan untuk meresmikan perjanjian itu.
Sejak kenal kamu sewaktu aku mulai kuliah, dengan segera kita menjadi teman baik. Lucu sebenarnya, karena pertemuan kita terjadi karena pacarmu waktu itu adalah kakak dari pacarku. Jadi waktu itu, kita itu semacam saudara ipar.
Pembicaraan sewaktu makan siang tadi terjadi hampir setahun setelahnya, sewaktu kita berdua sama-sama single, putus dari pacar-pacar kita yang kakak beradik itu. Tapi kita sudah telanjur menganggap masing-masing sebagai saudara, sehingga pacaran di antara kita itu haram hukumnya.
Setelah itu, kamu beberapa kali pacaran dengan orang lain. Sementara aku juga sempat beberapa kali melakukan pendekatan, tapi tidak ada yang benar-benar berhasil. Kita sudah jarang bertemu, tapi kita tetap sering ngobrol lewat telpon atau chat lewat ym.
Lima tahun setelah kita membuat perjanjian, toh kita bertemu lagi, dalam keadaan single. Kita sama-sama menertawakan keadaan masing-masing.
"Ah, toh masih ada lima tahun lagi untuk berusaha."
"Iya, setelah itu aku yang mesti terperangkap sama kamu."
Sempat-sempatnya kita menertawakan hal itu.
Butuh waktu setahun setelahnya bagiku untuk memastikan hal itu. Bahwa aku mencintaimu. Itu sebabnya semua pendekatanku ke cewek-cewek lain tidak ada yang berhasil, karena aku tidak pernah benar-benar bisa mencintai mereka tanpa bayang-bayangmu di pikiranku.
Aku pun tahu sejak setahun lalu, kamu hanya sekali berpacaran, dan sekarang sudah putus lagi. Mestinya ini kesempatanku untuk menyatakan perasaanku padamu. Tapi aku ingat tentang perjanjian kita. Artinya, 4 tahun lagi, jika kita masih single, kita toh akan menikah. Aku menahan diri.
....or at least I tried. Tiga hari setelahnya, aku mendatangimu. Aku terlalu tegang hingga tak sempat berbasa-basi.
"I know it hasn't been 10 years, but... I love you."
Anehnya kamu tidak kaget.
"Do you have any idea how long I've been waiting for you to say that?"
Aku tak bisa berkata apa-apa.
Rupanya sejak kita membuat perjanjian itu, sebenarnya kamu sudah merasakan sesuatu padaku, tapi, seperti itulah caramu menyampaikannya. Membuat perjanjian itu untuk menutupinya. Itu sebabnya semua hubunganmu selalu berakhir. Dan diam-diam, kamu pun menunggu 10 tahun itu tiba, seraya mengharapkanku datang lebih awal.
"I was such a fool."
"Not anymore."
Kami pun berciuman.
*dongeng ini, completely fictional. Semoga bisa menyenangkan pembaca. Pesan moral: buatlah janji seperti itu dengan orang yang kamu sukai. Siapa tahu manjur.*
"Now what? We still have four years to get married."
"Will you wait that long?"
"No."
"Yeah, I thought so."
1 comment:
waaah ini bagus! ;D maknanya dapet. tinggal dikembangin lagi.
Post a Comment