Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Sunday, October 30, 2011

Jurnal 30 Oktober 2011

Minggu lalu itu minggu yang santai banget. Setelah pulang shift malem hari Seninnya, gw cuma masuk sekali doang di hari Kamis malem, dan sisanya libur dong hampir seminggu itu. Sebabnya adalah udah gantiin Aji minggu yg lalu, jadi sekarang giliran gw yang digantiin. Dan jadinya seminggu ini gw jadi rajin lagi nonton film2 yang ada di list film yang belum ditonton.

The Exorcicsm of Emily Rose: film exorcism yang disajikan dalam genre court-room. Exorcism yg berujung kematian Emily, ternyata diperkarakan, dengan tersangkanya pendeta yang melakukan exorcism. Kerasukan, dan proses exorcismnya sendiri ditampilin dalam flashback, cukup menegangkan sih. Yg mengganjal buat gw adalah, hal2 seperti ini mestinya ga usah dijadikan kasus dan dibawa ke pengadilan. Memang filmnya itu berdasarkan kisah nyata, tahun 60an tapinya. Di jaman sekarang ini sih kalo ada kejadian seperti itu kayaknya ga bakal sampe dibawa ke pengadilan.

The Beach: film yg pas buat orang2 yg hobi traveling. Leonardo di Caprio, yg lagi liburan di Thailand, dikasihtau sama orang gila yg nginep di kamar sebelahnya, tentang sebuah pantai indah di sebuah pulau rahasia. Dan dia pun terpancing untuk pergi ke sana, tak lupa mengajak turis lain yang baru dikenalnya, a couple, with a clear intention to getting closer to the girl. Duh, #TikungUnite juga ternyata karakternya Leo ini. Begitu sampe disana, mereka ga hanya menemukan pantai, tapi juga komunitas rahasia yg sudah terbentuk oleh turis2 yg tiba di sana sebelumnya. Konflik muncul ketika mereka begitu ketat memegang peraturan untuk tidak menyebarkan keberadaan pulau itu ke orang luar, sesuatu yg sayangnya sudah dilakukan Leo.

Ghost Town: film semi komedi yang menghibur dan sarat nilai moral. Dr Pincus (Ricky Gervais), karena suatu insiden, punya kemampuan untuk melihat dan berbicara dengan hantu. Hantu2 di daerah sana langsung sibuk ngikutin dia, minta dibantu segala macem. Padahal Pincus ini orangnya ga pedulian, dan sombong. Pada akhirnya dia mesti sadar bahwa supaya hantu2 itu pergi dan ga gangguin dia terus2an, dia mesti membuka dirinya dan membantu orang2 menyelesaikan urusan mereka yang belum selesai.

Detective Conan: The Phantom of Baker Street. Film kesekian dari Detective Conan, dimana Conan dan teman-temannya ikut simulasi game Noah's Ark, game supercanggih dengan komputer ber-AI yang memiliki kecerdasan tinggi. Game berubah kacau karena Noah's Ark akan menidurkan semua peserta bila tidak ada satupun yang berhasil menyelesaikan permainan. Nasib 50 peserta pun berada di tangan Conan dan teman-temannya, yang berusaha menangkap Jack the Ripper di dalam simulasi game tersebut. Yang indah dari film ini adalah, satu demi satu, teman-teman Conan berguguran di dalam game, untuk melindungi Conan, supaya dia bisa menyelesaikan misi dan menyelamatkan mereka semua.

The Sorcerer's Apprentice: Dave (Jay Baruchel) tak sengaja bertemu dengan Balthazar (Nicolas Cage), salah satu murid penyihir legendaris Merlin. Demi mengalahkan Horvath, rival Balthazar yang ingin membangkitkan penyihir jahat Morgana, Dave dilatih ilmu sihir. Dave sendiri ternyata orang yang terpilih untuk menjadi penerus Merlin, dan menjadi satu-satunya orang yang mampu mengalahkan Morgana. Meskipun di awal2 sulit berkembang, di saat klimaks, keluarlah kehebatan Dave, dikombinasikan dengan kecerdasannya di bidang fisika, dia mengalahkan Morgana dan menghidupkan kembali Balthazar. Btw Jay Baruchel ini likeable banget orangnya.


3 Idiots. Film fantastis dari India. So wonderful and inspirational. Tentang persahabatan 3 orang sejak kuliah, berpusat pada jenius Rancho, yang punya cara pandang yang terbuka dan lebih manusiawi tentang bagaimana pendidikan itu seharusnya dilaksanakan. Dan dua teman sekamarnya, Farhan dan Raju. Rancho menjadi inspirasi untuk kedua temannya, dan juga yang lainnya, untuk mengejar hal yang mereka impikan, dan bukannya terjebak pada tuntutan orang lain atau penghalang lainnya. Cerita yang sebagian besar berupa flashback, disambung dengan usaha menemukan Rancho yang menghilang sejak upacara kelulusan. Indahnya persahabatan menjadi inti film ini.

Ada dua momen yg bikin gw nangis. Pertama waktu Raju dipaksa milih: ngorbanin temennya Rancho, atau rela dikeluarin yg nantinya bakal mengecewakan orang tuanya. Raju ga bisa ngorbanin salah satunya, dan memilih lompat dari gedung. Untungnya dia selamat dan pulih karena bantuan Rancho dan Farhan. Yang kedua, waktu pak rektor (atau dekan ya) Virus setelah Rancho dkk berhasil membawa anaknya Pak Virus melahirkan dengan selamat. Dia mengakui kalau Rancho adalah murid terbaik yang pernah dimilikinya, dan ngasih pena hasil penemuan NASA ke Rancho.

Oiya, selain film2 tadi, selesai juga nonton True Blood season 2. Masih ada season 3 dan 4. Sekian saja jurnal sekaligus review film minggu ini.

Thursday, October 27, 2011

perahu kertas: balada tokoh pendukung yang tersingkirkan

Waktu itu ada temen gw bilang gini: I hate Keenan. Kugy should be with Remi instead. Gw jawab: Ga sesimpel itu.

Kenapa? Sebentar. Taruhlah di sepertiga akhir novel itu, Kugy jadi kawin sama Remi, dan Keenan sama Luhde. Apakah mereka akan bahagia. Mungkin aja sih. Mungkin sekali malah. Tapi itu kan bakal mengulangi yg terjadi pada ibunya Keenan. Yaaa bisa dibilang bahagia sih, tapi coba liat apa yg terjadi waktu dia ketemu Pak Wayan. Itu juga yg bakal terjadi kalo nanti Kugy ketemu sama Keenan. Kebahagian dengan pasangan mereka bakal terguncang hebat kalo mereka ketemu ato bahkan kontak yang sekecil apapun.

Tapi mungkin memang begitulah nasib karakter pendukung seperti Remi dan Luhde. Mau sekeren dan sebaik apapun mereka, mereka bukan karakter utamanya. Jadi semesta dalam novel itu tidak akan memungkinkan mereka jadian dengan karakter utamanya. Selain dua orang itu, ada juga Ojos dan Wanda sebagai mantannya Kugy dan Keenan. Yang lebih parah adalah, selain tersingkirkan, bahkan mereka ga dikasih decent ending. Minimal diceritain kek nasib mereka setelah disingkirkan itu gimana. Nemu tambatan hati baru, ato move on, ato gimana kek. Ini enggak aja, abis Kugy dan Keenan pergi, ga ada kabar lagi dari kedua orang itu. Tragis. Entah apa karena ga ada waktu buat ceritain ending yg bagus buat mereka, ato biar ga ganggu nuansa bahagianya Kugy dan Keenan. Tanyakan pada perahu2 kertas yang sekarang mungkin sudah tenggelam di dasar laut, menumpuk bersama sampah2 lainnya.

Ga adil? Memang sih. Tapi memang banyak hal yg ga adil di novel ini. Kugy dan Keenan adalah bukti dari ketidakadilan itu. They are too perfect. Boleh aja dibilang Kugy gayanya seenaknya dan berantakan. Tapi, dua cowok seperti Ojos dan Remi, yg notabene digandrungi puluhan cewek cakep, nyantol ke dia. Begitu juga dengan Keenan, yg bisa bikin cewek pujaan ratusan umat macam Wanda ga berkutik. Hei, apa mesti ya karakter utamanya magnet banget kayak gini? Ga bisa ya karakter utamanya itu yg rada membumi macam Eko dan Noni?

Terakhir, saran aja sih, ga perlu membanding-bandingkan kisah kita dengan karakter2 di atas. Bagaimanapun mereka hanyalah karakter di sebuah novel fiksi. Kisah mereka tentu tidak sepenuhnya sama dengan kisah kita, jadi jangan terperangkap pada jalan cerita mereka, karena tiap orang punya jalan ceritanya masing-masing.

Tapi kalo ditanya gw mau ato mirip karakter yg mana di novel itu, gw sih ga mau terlibat drama2 merepotkan itu. Gw mau jadi Karel aja.

Wednesday, October 26, 2011

make list for your movies

Beberapa di antara kita punya hobi donlot film, continuosly, sehingga akhirnya filmnya pada numpuk, dan banyak yang belom ditonton. Sementara film2 hasil donlotan baru terus muncul. Mungkin banyak juga yg bingung mau nonton yg mana dulu, dan biasanya yg ditonton adalah film yg baru2 dan bagus. Lalu nasib yg laen gimana, kapan dong ditontonnya? Entah.

Karena itulah, gw mau ngasih usul aja sih: bikin list daftar stok film yg udah kita punya dan belom ditonton. Kalo bisa disusunnya berdasarkan kemunculannya, jadi ketauan mana film yg udah lama didonlot dan mana yg baru. Itu baru langkah pertama.


Tentu kalo kita nontonnya berdasarkan list tadi, film2 yg baru ga bakal ketonton dalam waktu dekat. Makanya perlu dibuat aturan tambahan. Kalo cara yg gw pake sih begini: Dari list yg jumlahnya banyak itu, bagi per kelompok, tentuin satu kelompoknya berapa, misalnya 10. Jadi setiap 10 judul, kasih batas.

film 1
film 2
.......
film 9
film 10
========== (garis pembatas antar kelompok)
film 11
film 12

Nanti urutan nontonnya adalah film pertama dari kelompok satu, kemudian film berikutnya film dari kelompok dua, dan seterusnya. Dengan cara ini, film yg baru pun akan bisa ketonton dalam waktu dekat. Dan memang akan ada film2 yang bakal lama sekali ketontonnya, tapi minimal sistem ini lebih adil.

Jangan lupa memberi tanda pada film yang akan ditonton selanjutnya. Kalo gw sih pake tanda @@@.

film 10
============
@@@film11

Cuma tips doang sih, untuk membantu mengorganisir stok film yang belom ditonton. Boleh dicoba.

Tips berikutnya adalah: bikin list juga untuk film2 yang udah selesai ditonton. Tujuannya: arsip. Jadi biar tau udah berapa judul yang kita tonton.




Kalo gw sih bikinnya di Excel, selain nyantumin judul (dan tahun), gw kasih personal rating juga, biar ketauan mana film yg menurut gw bagus. Dengan file ini, gw bisa bilang, kalo gw udah nonton lebih dari 1000 film. Kalo ga punya, nah mau pake apa buktinya, ato inget darimana?

~Most people don't bother being organized. I do.

Monday, October 24, 2011

Jurnal 23 Oktober 2011

Sabtu minggu lalu akhirnya gw untuk pertama kalinya mendapatkan Maicih level 10. Nitip ke Zhai. Ga langsung dimakan, berhubung kemaren2 tiap hari masuk, dan kalo gw sakit perut di kantor kan berabe. Dimana-mana lebih enak nyetor di rumah sendiri. Dari Minggu gw nyicil aja dikit2. Panasnya boi, tangan yang megang aja terasa pedes, apalagi perut. Dan hari Selasa dan Rabu sempet mencret, bukan karena Maicihnya sendiri sih, tapi karena lauk di rumah yg juga sedang pedes2nya. Menyiksa. Perut mules terus2an, dan duduk di WC cuma nunggu mulesnya rada berkurang.

Tapi Maicihnya pun gw tuntaskan hari Kamis, meskipun waktu itu hanya tersisa kira2 sepertiganya saja. Dan karena sudah pengalaman mules kemaren, langsung diantisipasi dengan obat sakit perut, sama makan buah buat setidaknya mengurasi tingkat keasaman lambung. Gila ya ini Maicih kripik setan. Jelas2 sih ga menyehatkan, tapi kok pada doyan ya orang-orang? Gw kentut aja serasa ngeluarin gas beracun setelah makan ini. Ah sudahlah, demi maicih gw mendedikasikan sebuah cerita tentang itu.

Jadi #15harimenulisdiblog sudah usai, dengan akhir yg sangat antiklimaks di 3 hari terakhirnya. Tapi gw menemukan tantangan baru dari program nulisbuku. #11projects11days. Isinya sih nulis cerita gitu, maksimal 3 halaman, berdasarkan lagu2 yang mereka cantumkan tiap harinya. Dan uniknya, waktu nulisnya, sejak diumumin lagu temanya, adalah dari jam 11:11 am sampai 11:11 pm. 12 jam saja buat nulisnya. Gw pun pengen nyoba ikut, meskipun baru denger infonya.

Gw ikut mulai Minggu kemaren, dan itu udah hari ke 6 dari 11. Lagu temanya bebas, dan secara random gw milih lagunya Maaya Sakamoto - Another Grey Day. Ceritanya jadi sih. Pokoknya jadi. Kemudian hari Senen, lagu temanya dari siapa gitu, yg judulnya Dance with my Father. Yg gw tangkep: temanya tentang ayah, ga mesti tentang memori tentang ayah, yg nanti malah bikin sedih. Dan jadilah cerita kedua, quite a sweet but unusual one.

Hari Selasa, lagunya Dewa 19-Cemburu. Ga sempet bikin, karena selain sibuk di kantor, mikir ide sulit, dan gw ketiduran setelah sampe rumah, karena kemarennya melek sampe jam 12 malem. Hari Rabu, lagunya Eminem & Rihanna yg Love the Way You Lie. Writer's block, ga bisa bikin jadinya. Entah karena bingung menentukan banyak pilihan ide, yg ga ada ujungnya, ato emang mentok. Begitupun Kamis, lagunya Melly - Bimbang. Udah nulis setengah jalan, tapi lagi2 mundur karena ga bisa nerusin. Akhirnya di hari Jumat, yg mana hari ke 11, gw memutuskan untuk harus bisa. Ga ada lagi maen2 atau ngulur2 waktu. Dari siang harus dipikirin. Dan walhasil berhasil sih. Nyetornya pas magrib2 gitu. Sepertinya kali ini berhasil karena persiapannya lebih awal, ga mepet kaya kemaren2. Lagu tema Queen - Don't Stop Me Now gw jadikan cerita tentang usaha mendapatkan Maicih, dengan twist tentunya.

Jadinya untuk kegiatan #11projects11days ini, gw cuma bikin 3 cerita, tapi berhubung gw mulainya dari hari ke 6, ya lumayan sih. Lagipula, nulis cerita lebih sulit ketimbang nulis blog, karena alternatifnya lebih terbatas, mesti mikirin ide. Kalo di blog kan bisa diganti sama pengalaman pribadi ato yg nonfiksional. Berikut inilah hasilnya:
tak sendirian
keluarga
harus ketemu
Oiya katanya sih nanti hasil kegiatan ini bakal dibukukan. Yah tadinya mengingat kalo ga semuanya ga bakal dipilih, ya ikut aja lah, ga usah berharap. Tadinya ngira cuma 1 buku, etapi ternyata 11 buku boi, yg kira2 artinya 1 lagu tema itu bakal dibikin satu buku. Wah, tiba2 kesempatan untuk cerita gw masuk di buku meningkat. Mudah2an sih, biar ada yg bisa dibanggain. dikit.

hmm, apalagi ya. Selain nambah follower jadi 92, termasuk diantara difollow mbak harigelita, setelah follow dia sejak januari lalu, dan ganti avatar jadi kazu. Kazu, atau disebut juga Kazu-sama, karakter di manga AirGear. Suka aja sama ekspresinya yg tegar dan berlumuran darah itu. Ya, itu ekspresi favorit gw. Sempet hari Jumat ada edisi avatargondrong, tapi gw kan ya ga pernah gondrong banget, soalnya rambut cepet kering dan ga enak rasanya. Makanya  sabtu kemaren juga potong lagi, sendiri, di depan cermin ngeguntingin rambut.

oh, dan hari sabtu, setelah nanya ke adek damitch, gw mengerti sesuatu. Twit2 seseorang itu ga bisa ilang sendiri, hanya bisa diapus oleh yg punya. Ga ada rekayasa mesin dalam hal ini. Artinya... oh baiklah.

Minggu ini ditutup oleh kejadian menyedihkan. Marco Simoncelli, pembalap MotoGP, yg di helmnya ada tulisan 'monster', tewas dalam kecelakaan di Sepang, waktu lomba baru masuk lap ke-2. Another good lad has gone. Beberapa jam kemudian, MU dihantam dengan kekalahan paling telak yg pernah mereka terima sepanjang sejarah di kandang sendiri, dari musuh bebuyutan sekaligus tetangga mereka Manchester City. Skornya 1-6. Nangis gak sih.

Friday, October 21, 2011

harus ketemu

I'm a shooting star leaping through the sky
Like a tiger defying the laws of gravity
I'm a racing car passing by like Lady Godiva
I'm gonna go go go
There's no stopping me


Queen – Don’t Stop Me Now
~

SMS masuk. Dengan setengah hati kubaca isinya. Seketika aku tersengat. Kemudian melihat jam di laptop. Waduh, setengah jam lagi. Sempat tidak ya?

Semenit kemudian, aku melompat kursiku dan bergegas keluar dari ruangan kantor. Sesampainya di luar gedung, aku mencari-cari angkot yang biasa lewat. Begitu ada satu yang lewat dan berhenti, aku segera masuk. Angkot pun melaju.

Jadi, isi SMS tadi adalah pemberitahuan bahwa orang yang kucari-cari sedang ada di sebuah lokasi, yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor. Sayangnya, kelihatannya SMSnya terlambat sampai, mestinya sejam yang lalu. Sehingga aku mesti berburu dengan waktu untuk mendatangi orang itu. Untungnya jaraknya memang tidak terlalu jauh. Dengan angkot ini, normalnya aku akan tiba di sana dalam waktu 15 menit.

Atau, setidaknya itulah perkiraanku. Setelah sekitar tiga menit, angkot ini tidak bergerak sama sekali, aku baru sadar kalau jalan yang sedang kami lalui ini sedang macet total. Kutanya pak supirnya, kenapa bisa macet begini, dia bilang rupanya di depan sana sedang ada yang demo. Akh, kenapa juga mesti demo di waktu seperti ini.

Aku mulai panik. Begitu kulihat HP, ternyata waktunya tinggal 15 menit lagi, tapi jaraknya masih begini jauh. Aku pun keluar, dan menatap barisan kendaraan yang terjebak di jalan ini.

Dari sini ke tempat tujuanku sebenarnya tidak jauh, aku biasa mencapainya dengan berjalan kaki. Dalam setengah jam. Sementara waktu yang tersisa tinggal 15, bukan, 13 menit. Sial. Sepertinya aku harus berlari.

Dan aku pun berlari menyusuri trotoar yang panjang itu dengan sekuat tenaga. Sayangnya aku sudah tidak semuda dulu waktu masih SMA. Hanya semenit saja aku kuat berlari, sesudahnya kecepatan pun berkurang menjadi jogging, dan kemudian hanya berjalan cepat saja. Padahal dulu aku termasuk yang paling cepat dalam tes lari di sekolah. Hanya beberapa tahun saja semua stamina itu menurun drastis. Setelah berjalan lima menit, aku coba berlari lagi. Tak ada gunanya. Kurang dari semenit kemudian, aku megap-megap karena kelelahan.

Ah, apakah mesti berakhir seperti ini, karena sepertinya aku akan gagal. Tempat tujuanku masih cukup jauh, dan sekarang hanya tinggal 5 menit tersisa, dan aku sudah tidak kuat berjalan. Sial, padahal ini kesempatan yang jarang seka- HEI!

Ojek! Segera kuhampiri tukang ojek itu, kusebutkan tempat yang mesti dia capai, dan tak lupa kata kuncinya, CEPETAN BANG! Motor ojek pun melesat dengan kecepatan luar biasa, melintasi trotoar, melanggar lalu lintas sebenarnya, tapi siapa peduli, aku harus tiba di sana. Tidak boleh ada yang menghalangiku! Tidak juga dengan kerumunan demonstrasi di depan kantor departemen yang kami lewati di perjalanan kilat ini. Kami, aku dan abang ojek ini, terus melaju.

Kami pun tiba, di luar gedung mall ini. Motornya tidak bisa masuk, sehingga aku harus berhenti di sini. Setelah membayar ongkos ojeknya, kulihat lagi jam di HP. Semenit!

Ayo! Aku berlari lagi, menyusuri sisi luar bangunan mall, berlomba dengan satu menit yang singkat ini, sambil mencari sasaranku. 10 detik berlalu, belum ketemu. 20 detik, masih belum. 30 detik, ITU DIA!

Kulihat mobil berwarna hitam itu, dan seorang gadis cantik berkaos hijau yang sedang bersiap-siap membereskan barang-barangnya ke dalam.

TUNGGUUUU!! teriakku. Gadis itu menoleh padaku, yang terengah-engah dan basah oleh keringat. Perlahan aku menghampirinya. Dia menunggu dan tersenyum ramah.



Akhirnya, untuk pertama kalinya aku bisa bertemu dengannya.




Maicih level 10-nya masih ada?
Masih. Mau berapa?
Lima ada?
Dia memeriksa ke dalam mobil. Ada, katanya.

Syukurlah.
~

 *untungnya tidak seperti ini kejadiannya. dapet nitip sama temen, thanks to @zhaishishou dan @risawamura :D *

Monday, October 17, 2011

keluarga

If I could get another chance
Another walk, another dance with him
I'd play a song that would never ever end
How I'd love, love, love to dance with my father again, ooh


Luther Vandross – Dance with My Father

~

Jumat sore. Padahal aku sudah berencana ingin pulang cepat hari ini, tapi tambahan pekerjaan mendadak membuatku tertahan hingga maghrib tiba. Pukul setengah tujuh, barulah aku bisa meninggalkan kantor, dan berjalan menuju stasiun.

Aku tiba di stasiun pukul 18.45. Jadwal kereta menuju tempat tinggalku semestinya pukul 18.55. Tapi pengumuman dari pihak stasiun menyebutkan bahwa kereta akan terlambat karena gangguan sinyal. Seperti halnya penumpang lain, aku juga kecewa karena aku sudah tidak sabar untuk berada di rumah.

Kereta pun akhirnya tiba, pukul 19.30. Dikarenakan keterlambatan tadi, penumpang pun menumpuk dan aku mesti berdesak-desakan di dalam kereta yang penuh sesak. Sejam kemudian, kereta pun sampai di stasiun tujuanku. Kuambil beberapa menit untuk menghirup udara segar yang tak kudapatkan sedari tadi berada di dalam kereta.

Aku melanjutkan perjalanan pulang dengan mengendarai sepeda yang kutitipkan di stasiun tadi pagi. Kukayuh sepedaku melalui jalan yang tak terlalu ramai, kemudian masuk ke kompleks perumahan tempat tinggalku. Setelah sepuluh menit bersepeda, aku tiba di depan pekarangan rumahku. Kulihat lampunya sudah menyala. Mereka sudah di rumah, pikirku.

Dan sambutan pertama yang kuterima sewaktu aku tiba di depan pintu adalah

“Papaaaaaaa!”

Anak perempuan berusia 7 tahun itu berlari dan memelukku. Kurangkul dia erat-erat.

“Halo, Tuan Putri… Kangen sama Papa ya?”
“Papa, ajarin aku piano lagi ya, ya, yaaaa?”
“Iya, abis Papa mandi ya?”
“Okeee.”

Dan dia pun berlarian lagi masuk ke belakang.

Demi malaikat kecil inilah, aku berusaha pulang cepat hari ini. Aku hanya bisa bertemu dengannya mulai dari Jumat sore hingga Minggu malam, karena dia kusekolahkan di asrama. Meskipun aku lelah luar biasa karena perjalanan lewat kereta tadi, semua itu tak seberapa ketika kulihat senyum manisnya menyambutku pulang.

Kemudian, seorang wanita muncul dan menyambutku.

“Kok lama banget pulangnya?”
“Kerjaan numpuk. Mana keretanya telat sejam pula. ”
“Dia sudah nunggu kamu daritadi lho.”
“Iya, makasih ya kamu udah jagain dia sebelum aku pulang.”

Kami pun saling tersenyum.



Dia bukanlah istriku. Kami tidak pernah menikah. Tapi kami memiliki keinginan yang sama: memiliki seorang putri.

Dan malaikat kecil kami, dia bukan putri kandung kami. Kami mengadopsinya beberapa tahun lalu, saat dia masih bayi. Suatu saat dia akan tahu, nanti. Dia juga akan tahu kalau kami berdua sangat menyayanginya, dan akan selalu menyayanginya setelah saat itu tiba.

Jadi disinilah kami sekarang, tiga orang yang tidak terikat oleh ikatan yang resmi maupun hubungan darah. Meskipun kami bukan suami istri maupun orangtua sungguhan, tapi kami tinggal bersama sebagai satu keluarga, dan kami bahagia. Itu yang terpenting.



Kemudian aku akan memainkan piano untuk putriku, mengajaknya untuk ikut menekan tuts-tutsnya, sambil menyanyikan lagu kesukaannya. Lalu kami bertiga akan menyanyi dan menari bersama, sampai kami lelah dan tertidur di depan TV yang menyala.


Dan aku berharap kami bisa memiliki kebahagiaan ini selama mungkin.
~

again, ini untuk nulisbuku hari ke-7. ini dongeng lho, yg bagian betulannya paling pas naek keretanya doang.

Sunday, October 16, 2011

Tak Sendirian

And now she wakes to another grey day
In the Big Blue World
And her room's a tiny cage for a golden bird
O where did love go?


(Maaya Sakamoto – Another Grey Day in the Big Blue World)

~
Gadis itu terbangun di rerumputan yang hijau
Dia tertidur di taman sejak subuh tadi
Ini kesekian kalinya dia kabur dari rumahnya
Ah, mungkin kurang tepat kalau itu disebut rumahnya
karena bukan keluarga yang ditemuinya di sana
Hanya sekumpulan orang asing yang kebetulan memiliki hubungan darah dengannya
Orang asing yang dia panggil ayah dan ibu,
tapi tak pernah memberinya kasih sayang yang cukup
Dan ketika dia sudah tak tahan menerima segala omelan, dia pun pergi

Gadis itu menatap langit,
berharap menemukan cahaya matahari yang menyilaukan di sana
Dia mendapatinya tertutup oleh awan kelabu
Mendung
semendung suasana hatinya
sekelabu hari-harinya selama ini

Gadis itu berjalan tanpa arah
Sementara awan kelabu di atas sana semakin tebal
Hujan pun hanya tinggal hitungan menit saja

Gadis itu menatap sekelilingnya
Orang-orang berjalan berdampingan, bergandengan tangan
Sementara dia sendirian di tengah keramaian itu
Cinta,
kenapa dia tak bisa mendapatkannya,
di saat semua orang memilikinya?

Perlahan dia mulai menangis
Bersamaan dengan hujan yang mulai turun,
mengiringi air matanya yang mengalir deras

Gadis itu hanya berdiri di sana,
tak mempedulikan hujan yang mengguyur tubuhnya
dan terus menangis.

Hujan masih turun, tapi dia tak lagi merasakan butiran-butirannya menerpanya
Sebuah payung menaunginya
Kakaknya datang menjemput,
seperti biasanya.

“Ayo pulang.”

Biasanya dia tak akan berpikir dua kali untuk mematuhinya,
tapi kali ini…
“Buat apa? Toh keadaan tidak akan menjadi lebih baik. Hari-hariku akan tetap kelabu seperti biasanya.”

“Mungkin akan tetap kelabu, tapi kamu tidak akan sendirian melaluinya. Aku juga akan ada di sana.”

Seiring hujan yang mereda, reda pula suasana hati gadis itu
Dia tidak sendirian.

~

ditulis dalam rangka menyemarakkan #11projects11days dari @nulisbuku
yakali aja masuk.

Jurnal 16 Oktober 2011

Kelanjutan dari #15harimenulisdiblog, yang akhirnya berakhir hari Jumat kemarin. Tapi sejujurnya, saya sedikit kecewa karena di akhir2 malah pencetus idenya pada menghilang, dan jadinya ditelantarkan saja ini kegiatannya. Karena itulah, begitu tau bahwa mas @hurufkecil berniat ngelanjutin ini di blognya di majalahkecil, saya pesimis. Bah, paling ditelantarin lagi. Lagian yg dipilih itu biasanya dari kalangan tertentu doang, yg udah kenal. Kayak fiksimini lah, udah mulai eksklusif. Males ya jadinya ikut2an kayak gitu.

Minggu ini kayaknya gw full masuk, dan sampe minggu depan juga. Gantiin aji yg masih harus ngurus ujian. Mulanya kan masuk senen selasa (rabu), kamis masuk lagi lagi, jumat sabtu (minggu), dan senen besok gantiin aji lagi, selasanya pagi lagi, rabu (kamis). Lah, hampir tiap hari ada di kantor jadinya. Tapi nanti tunggu waktu gw digantiin deh, biar bisa puas di rumah.

Oh, avatar di twitter ganti. Sebelum nanti ada yg nyangka kalo gw cewek, gw ganti lagi pake foto sendiri. Soalnya nonton Skins season 5nya juga dah selesai, dah 2 minggu pula. Dan lalu lintas twitter minggu ini rada sepi yah, selain gw nulis blog, praktis jarang ada hal menarik lainnya. Tapi mungkin bagus, biar gw bisa tambah sering nulis. Well, okay, ada gempa di Bali hari Kamis kemaren, dan ada orang bernama JTmor yg jadi sensasi mendadak. Dan gw jadi sering blogwalking, kadang nemu tulisan2 yg menarik, dan mengharukan, dan ada lagi yg cinta-cintaannya kental banget, gw sampe kagum.

Dan marilah kita bahas postingan2 gw di #15harimenulisdiblog dari #10 sampe #15.
#10 #hadiah
dariku untuknya
#11 #hujan
kamu dan aku, di tengah hujan
#12 #mantan
thank you
#13 rumah
rumah terkutuk
#14 pernikahan
janji
#15 quotes
i make my own quotes

Seperti sebelumnya, gw coba menerapkan genre dan cara penulisan yg berbeda untuk setiap postingannya.

#10 dariku untuknya
Ini berdasarkan pengalaman gw sendiri. Lagi ga pengen ngarang2 cerita, jadinya gw coba inget2 aja, sekalian liat2 postingan dulu2. Bukan buat mengungkit2 masa lalu, tapi untuk memberitahu orang, kalo gw juga bisa begitu loh. Dan ternyata orangnya baca, aduh, waktu nulis itu gw juga ga memperkirakan dia bakal baca, ya ga dalam waktu dekat gitu. Tapi sudahlah.
#11 kamu dan aku, di tengah hujan
Yang ini sih, boleh dibilang, inspired by true story. Kejadiannya sih emang gw pernah ujan2an, tapi ga berdua, menyenangkan. Gw bikin aja ceritanya jadi rada romantis, plus pengen nyelipin ability untuk memperkirakan kapan hujan bakal turun. Kayak John Locke di LOST. Kadang2 gw juga suka sotoy gitu sih, jadi kalo lagi mendung, gw suka "hmm, 5 menit lagi ujan nih."
#12 thank you
Tema mantan ini yg tersulit di antara yg lain. Iya gw tau maksud mantan disini adalah mantan pacar. Tapi gw pengen bikin dobel meaning, dimana bukan cuma ceritain mantan pacar, tapi juga mantan jenis lain. Dalam hal ini, mantan assassin. Dan hasilnya lumayan sih, di akhir2 dijadiin twist kalo si cowok itu mantan agen/pembunuh bayaran. Ah, sayangnya pas sudah hari ini, mas hurufkecilnya ngilang, dan pada telantar lah, jadinya posting gw yg ini ga dishare. Padahal udah oke gitu twistnya.
#13 rumah terkutuk
Kali ini bukan fiksi atau pengalaman, tapi gw simply mendeskripsikan rumah di film Ju-On. Tadinya mau sedikit sadis gaya nulisnya, tapi dijadiin datar aja. Sudah cukup serem sih, buktinya kak elna bilang ini MEMEBLOG, nyesel bacanya, yaiyalah pas dibacanya hari Kamis, karena Rabunya kedua admin pada sibuk.
#14 janji
Menulis dengan tema pernikahan sungguh merupakan tugas yang maha sulit. Karena selain gw ga pernah mengalami, kemungkinan gw juga ga bakal melakukannya. Mudah aja sih kalo bikin cerita tentang pernikahan gagal, atau kecewa karena pernikahan orang lain, tapi hari itu gw mau ceritanya berakhir bahagia. Dan bisa juga sih nulisnya. Sebagian karena teringat scene di How I Met Your Mother dimana Ted ama Robin bikin perjanjian bakal nikah kalo umur 40 masih single. Dan gw coba kembangkan dari situ, tapi ga lama2 sampe 40, nanti udah keburu jelek. Instead, 10 tahun aja dari janji itu, jadi pas umurnya 30 lah. Dan sengaja ga dibikin sampe bener2 nunggu sampe 30, di cerita ini disebutkan di tahun ke 6 dia akhirnya ga kuat menahan perasaannya. Setelah jadi dan gw baca, wow, dongeng banget ini. Dalam hati, ini jenis bullshit yg ga bakal terjadi sama gw. Tapi gapapalah biar pembaca senang.
#15 i make my own quotes
Yg terakhir kok terasa antiklimaks ya. Selain karena sudah 3 hari blognya pada ga dishare (semangat menurun) posting dengan tema ini ga memungkinkan untuk bikin cerita, walaupun ada sih beberapa yg bisa jadiin cerita dari tema quotes ini. Gw coba pinter dikit deh, obrak abrik tab favorites buat cari kata2 mutiara yg gw bikin, trus kasih judulnya rada pede gitu, i make my own quotes. beuh, cukup garang sih. Tapi jadi kesempatan yg bagus buat menjelaskan prinsip2 gw. Yakalo pada baca, ini aja udah pada telantar.

Dan sebenarnya masih pengen nulis, yg ada banyak kata2 I know di dalamnya, kayak puisi yg semua barisnya dimulai dengan I know. Oya selain I know, gw juga konsisten, jadi ada badan postingan, trus ganti baris berapa kali, semacam penutup/kesimpulan, ganti baris berapa kali lagi, dan after scene, epilog, atau twist di beberapa postingan. Gw suka gaya yg seperti ini.

Friday, October 14, 2011

i make my own quotes

Daripada aku nyari2 orang terkenal seperti Nietzche buat dapet quote2 yg berhubungan sama hidupku, mending aku bikin quote sendiri aja deh..

Jreng, yg di atas barusan bisa dijadikan sebagai quote lho. But seriously, ini quote2 yg pernah kutulis di twitter, dan biasanya kufavoritin sendiri.


"Don't regret what you've done, unless you think it's wrong. Have some dignity."
Ini menjadi semacam prinsip utama dalam hidupku, seperti halnya slogan blog ini:
"Live your life with pride and dignity, no matter what kind of life that is."


"People can't look perfect all the time, but there are times when we look best."

Awalnya sih ini panduan untuk nyantumin avatar kita. Pilih foto kita yg bagus2 aja, yg jelek2 jgn dipake sebagai avatar. Tapi lebih dalam, ini untuk mengingatkan bahwa penampilan dan wajah seseorang bukanlah segalanya, meskipun biasanya darisanalah kita tertarik dengan seseorang.


"Dear love, I don't expect you exist for me, and I don't intend to look for you. But if you think I'm wrong, then come and find me."
*bukan penggalauan, tapi sikap*

"Because trying will lead to expectation, and expectation will lead to disappointment."

Lengkapnya mungkin bisa ditambahin di depannya: "Stop trying so hard."

Yang ini mungkin ga cocok diterapkan ke orang lain, tapi buatku cocok. Ini khusus diterapkan untuk masalah, ehem, cinta. Jangan berusaha terlalu keras, ga usah maksa-maksain, karena nanti ujung2nya akan punya harapan berlebih, dan harapan berlebih seringkali akan berakhir dengan kekecewaan yang besar pula. Kalo bisa sih, sejak awal, hilangkan aja ekspektasi atau keinginannya, biar hidup lebih damai dan tenang.
Tapi tentu saja, kemungkinan besar, yg seperti ini ga cocok diterapkan ke orang-orang.



Terakhir, kalimat singkat ini,
"I know."

Pernahkah kita ngasihtau orang sesuatu, trus dia merespons dengan "I know."? Tentunya rasanya beda2 tergantung dari bagaimana ekspresi orang tsb waktu bilang "I know". Inget memorable quote dari Star Wars, waktu Leia bilang ke Han Solo, "I love you." si Han jawabnya "I know." Cool banget kan?




PS: Have you notice, that I always use the phrase "I know" in each post in this series of #15harimenulisdiblog, from #3 to #15?

Thursday, October 13, 2011

janji

Pembicaraan sewaktu makan siang, beberapa tahun yang lalu

"Eh, bikin janji yuk, 10 tahun dari sekarang, kalo kita berdua masih single, kita nikah aja ya, daripada seumur hidup ga laku-laku. Gimana?"
"Haaaah... Janji macam apa ini? Aku kan ga berminat menikah."
"Tapi aku mau, jadi kalo nanti aku belom dapet2, kamu yang tanggung jawab ya?"
"Oke, fine."

Dan kami pun berjabat tangan untuk meresmikan perjanjian itu.

Sejak kenal kamu sewaktu aku mulai kuliah, dengan segera kita menjadi teman baik. Lucu sebenarnya, karena pertemuan kita terjadi karena pacarmu waktu itu adalah kakak dari pacarku. Jadi waktu itu, kita itu semacam saudara ipar.

Pembicaraan sewaktu makan siang tadi terjadi hampir setahun setelahnya, sewaktu kita berdua sama-sama single, putus dari pacar-pacar kita yang kakak beradik itu. Tapi kita sudah telanjur menganggap masing-masing sebagai saudara, sehingga pacaran di antara kita itu haram hukumnya.

Setelah itu, kamu beberapa kali pacaran dengan orang lain. Sementara aku juga sempat beberapa kali melakukan pendekatan, tapi tidak ada yang benar-benar berhasil. Kita sudah jarang bertemu, tapi kita tetap sering ngobrol lewat telpon atau chat lewat ym.

Lima tahun setelah kita membuat perjanjian, toh kita bertemu lagi, dalam keadaan single. Kita sama-sama menertawakan keadaan masing-masing.

"Ah, toh masih ada lima tahun lagi untuk berusaha."
"Iya, setelah itu aku yang mesti terperangkap sama kamu."

Sempat-sempatnya kita menertawakan hal itu.

Butuh waktu setahun setelahnya bagiku untuk memastikan hal itu. Bahwa aku mencintaimu. Itu sebabnya semua pendekatanku ke cewek-cewek lain tidak ada yang berhasil, karena aku tidak pernah benar-benar bisa mencintai mereka tanpa bayang-bayangmu di pikiranku.

Aku pun tahu sejak setahun lalu, kamu hanya sekali berpacaran, dan sekarang sudah putus lagi. Mestinya ini kesempatanku untuk menyatakan perasaanku padamu. Tapi aku ingat tentang perjanjian kita. Artinya, 4 tahun lagi, jika kita masih single, kita toh akan menikah. Aku menahan diri.


....or at least I tried. Tiga hari setelahnya, aku mendatangimu. Aku terlalu tegang hingga tak sempat berbasa-basi.

"I know it hasn't been 10 years, but... I love you."
Anehnya kamu tidak kaget.
"Do you have any idea how long I've been waiting for you to say that?"
Aku tak bisa berkata apa-apa.

Rupanya sejak kita membuat perjanjian itu, sebenarnya kamu sudah merasakan sesuatu padaku, tapi, seperti itulah caramu menyampaikannya. Membuat perjanjian itu untuk menutupinya. Itu sebabnya semua hubunganmu selalu berakhir. Dan diam-diam, kamu pun menunggu 10 tahun itu tiba, seraya mengharapkanku datang lebih awal.

"I was such a fool."
"Not anymore."

Kami pun berciuman.





*dongeng ini, completely fictional. Semoga bisa menyenangkan pembaca. Pesan moral: buatlah janji seperti itu dengan orang yang kamu sukai. Siapa tahu manjur.*




"Now what? We still have four years to get married."
"Will you wait that long?"
"No."
"Yeah, I thought so."


Wednesday, October 12, 2011

rumah terkutuk

Rumah itu rumah biasa yang memiliki 2 lantai, terletak di sebuah gang, di antara rumah-rumah lainnya. Keluarga yang menghuninya terdiri dari sepasang suami istri dan anak mereka yang berumur 8 tahun. Dari sinilah cerita dimulai.

Suasana rumah yang tadinya datar-datar saja, berubah drastis pada suatu malam. Sang suami menemukan buku harian istrinya, membacanya, dan mengetahui bahwa istrinya mencintai orang lain. Dibakar rasa cemburu yang berlebih, sang suami murka. Ketika istrinya pulang, tanpa ampun, dia memukulinya, dan dalam puncak amarahnya, sang istri pun tewas. Belum puas, sang suami juga menenggelamkan anaknya di bak mandi. Kemudian dia pergi, membawa mayat istrinya dalam bungkusan plastik.

Rumah itu pun tak berpenghuni lagi.

Setelah sekitar 2 tahun, pengelola bangunan kemudian berhasil merapikan rumah itu, dan menjualnya ke keluarga lain. Penghuni kali ini juga keluarga biasa, dengan satu anak remaja. Lima bulan setelah mereka tinggal, mereka semua hilang. Penyebabnya adalah anak kecil yang mengeong seperti kucing, dan wanita berambut panjang berbaju putih yang merangkak turun melewati tangga. Mereka adalah anak dan istri yang 2 tahun lalu dibunuh oleh si suami. Mereka adalah penghuni rumah itu sebelumnya.

Tahun demi tahun berganti. Beberapa kali rumah itu mendapat penghuni baru. Kesemuanya selalu mengalami nasib yang sama. Beberapa bulan setelah mereka menempati rumah itu, mereka tewas, atau menghilang. Kutukan rumah itu terus berlangsung.

Akhirnya suatu saat, setelah berpuluh orang menjadi korban kutukan rumah itu, seseorang mampu berpikir logis. Dia menghubungi kepolisian, dan memberikan usul.
"I know how to end the curse. We have to burn that house."
Dia berhasil. Rumah itu pun dibakar sampai habis.
Dan berakhirlah riwayat rumah itu.




*berdasarkan film Ju-On.





Beberapa minggu setelah rumah itu musnah, beberapa orang mengaku melihat hantu wanita berambut panjang itu (dan anaknya), di beberapa tempat di daerah itu. Kutukan belum berakhir.

Tuesday, October 11, 2011

thank you

Dua tahun kita bersama, kamu sudah memberiku banyak kenangan indah
Dua tahun kita bersama, kamu mengajariku bagaimana cara mencintai seseorang
Dua tahun kita bersama, kamu membuatku menjadi manusia yang lebih baik

Thank you, thank you so much.

Kemudian kamu mengajakku menemui orangtuamu
Kamu ingin aku menikahimu
Saat itulah baru aku tersadar,
aku terlalu jauh masuk ke dalam hatimu
Aku menolak permintaanmu
Aku tidak bisa menikah denganmu

-Why not?
It's not gonna work. I know it. I'm not gonna be a good husband for you.
-Yes you will.
No, I won't. You deserve someone better.

Dan dengan berat hati, kita pun berpisah.
Kita tak pernah bertemu lagi sesudahnya
Meskipun sesekali aku mengawasimu dari kejauhan
Hingga aku yakin bahwa kamu baik-baik saja tanpaku


I'm sorry dear, and thank you... for everything.
I will always love you.












Setelah dua minggu menenangkan diri, kutelpon sebuah nomor yang sudah lama tak kuhubungi.

- Who is this?
This is No. 19, sir.
- Nineteen? I thought you're retired.
I've decided to return. Any assignment?
- Of course. How long can you get here?
Immediately, sir.

Kubuka lemari pakaian, dan kuambil pistol yang tersembunyi di sela-sela pakaian.
Masih berfungsi.

Damn, I miss killing people.

Monday, October 10, 2011

kamu dan aku, di tengah hujan

Waktu kamu bilang ingin hujan-hujanan, aku pun menyanggupi. Sore itu sebelum pulang, kita duduk di kantin, memandangi langit yang mendung, menunggu hujan turun. Sementara orang-orang justru bergegas pulang sebelum hujan itu tiba.

Kamu dan aku, duduk berdampingan, berbagi earphone untuk mendengarkan lagu dari iPodmu. Kamu yang sebelah kiri, aku sebelah kanan.

Kemudian, aku pun merasakannya.
"It's coming. Three minutes from now."
"Wow, how did you know that?"
"I can hear it, I can feel it. I know when it's coming."
"That's quite amazing."
"I don't know. It just feels natural to me."

Kamu dan aku, masih duduk berdampingan, iPod sudah dimatikan, dan kita berkonsentrasi menunggu saat itu tiba. Samar-samar terdengar suara gemuruh dari kejauhan. Seiring suaranya yang semakin keras, butir-butir hujan pun berjatuhan dengan derasnya. Aku pun berdiri, menarik tanganmu dan membawamu pergi menyambut guyuran hujan di depan sana.

Kamu dan aku, kita berlari di tengah hujan yang deras itu.
Dan ketika kita lelah, kita pun berjalan saja,
masih di tengah hujan, bergandengan tangan.
Kita tersenyum dan tertawa seperti anak kecil.
Kita tak mempedulikan sekujur badan dan pakaian yang basah kuyup.
Biarlah, biar kita menikmati hujan ini selagi kita bisa

Kamu dan aku, kita bernyanyi di tengah hujan

Aku selalu bahagia saat hujan turun
karena aku dapat mengenangmu untukku sendiri
Aku bisa tersenyum sepanjang hari
karena hujan pernah menahanmu disini untukku


(Utopia - Hujan)




Besoknya, kamu terkena demam dan harus beristirahat di rumah. Aku yang sudah terbiasa dengan hujan, tidak kenapa-napa.

Sunday, October 09, 2011

dariku untuknya

Ulang tahunnya akan jatuh hari Minggu nanti, 3 hari dari sekarang. Dan aku sudah menyiapkan hadiah untuknya. Dua pasang sepatu, dikemas dalam sebuah kotak yang dibungkus kertas kado yang manis. Hadiah yang kucari sesorean tadi bersama dua orang teman. Setelah membeli sepatu pertama, aku melihat ada sepatu bagus di toko lain. Daripada nanti kecewa karena melewatkan kesempatan itu, aku beli juga sepatu yang kedua itu sekalian. Sepatu-sepatu ini tidaklah mahal, harganya di bawah 50 ribu, karena aku tidak mau memberikan sesuatu yang terlalu mahal sehingga nantinya dia merasa bersalah.

Pada waktu kembali ke unit malam harinya, kutitipkan kado yg sudah terbungkus rapi itu ke temanku yang tadi ikut membantu mencari. Karena aku tahu, dia masih ada disana. Aku tidak mau dia memergokiku membawa bungkusan kado besar, dan bertanya, "Itu apa?" Jangan. Ketika dia sudah pulang, barulah kado itu kuambil dari temanku dan kusimpan di lokerku.

Di hari minggu siang, di ulang tahunnya itu, siangnya aku datang lagi ke kampus, ke unit, untuk menyelesaikan urusan ini. Tentunya aku juga sudah mengirim sms dan menelponnya tadi malam, beberapa menit setelah jam 12 malam untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Kuselipkan di kado untuknya, amplop berisi tulisan testimonial dariku untuknya, kemudian di luarnya kutulis buat (namanya). Kado itu kutinggalkan di lokerku, kukunci, tapi kuncinya kubiarkan berada di sana, supaya dia bisa langsung membukanya.

Langkah penutup, kukirim email padanya, isinya singkat.
"buka loker gw di unit. just take it."
Kemudian di forum, di thread selamat ulang tahun untuknya, kutulis pesan juga, dibalik spoiler tag, 
"cek email."

Dan aku sudah menggunakan berbagai macam fasilitas untuk menyampaikan pesan padanya, mulai dari sms, telpon, penggunaan loker, email, dan forum juga. Aku tersenyum membayangkannya.



Beberapa hari yang lalu, padahal batin ini berdebat.
Why do you have to make all this trouble to give her a present? She didn't give you anything last week, and it's your birthday.
- I know she didn't give me anything. But it doesn't matter. This might be my only chance to give her a birthday present. I might not see her again next year. So I'm gonna do it now.



Sure enough, that was the only time I gave her a birthday present. I didn't regret it, and it still remain as one of my favorite memories with her.






Besoknya, di hari Senin, kuperiksa lokerku. Kosong. Dia sudah mengambilnya. Aku tersenyum.

Jurnal 9 Oktober 2011

Minggu ini adalah minggu menulis blog. We'll get there. Hari Selasa gw ke tempat urut lagi, dikarenakan urat di sekitar lutut kayaknya pada nyangkut, jadinya kalo dipake buat berlutut pas sujud, langsung terasa sakit, kayak belibet gitu. Abis diurut sih normal, tapi yg di mata kaki karena keseleo minggu lalu masih belom bener2 ilang sakitnya. Asal jangan dilurusin dan ga dipake buat lari sih, ga masalah.

Kemudian Rabunya, ke ITC lagi, kali ini buat beli modem GSM buat flash sialan itu. Ini mesti, soalnya hari itu libur, dan artinya ga ke kantor, dan ga ada koneksi internet, dan artinya ga bisa ngeposting 15harimenulisdiblog. Sure enough, dapet modem telkomflash yg harganya 450, tapi dapet bonus kartu flash yg udah gratis 3 bulan. Okay, setelah tau dapet bonusnya, jadi ngerasa ga terlalu mahal. Selain itu beli aksesori laen sih, macam sarung laptop (yg mestinya dah dari dulu2 gw beli) dan mousepad.

Kamis, gw lupa bawa dompet. Penyebabnya ya karena kemaren Rabu itu abis ke ITC, pakenya tas yg satu lagi. Dan pas berangkat, lupa ngambil dompet di tas yg itu, jadinya gw berangkat cuma berbekal duit di jaket yg pas banget buat bayar angkot dan kereta. Abis itu ga ada sama sekali, kecuali receh 1000an. Alhasil pas sampe di kantor langsung pinjem duit ke temen, minimal buat ongkos pulang lah. Jadinya sih kepake buat makan siang juga.

Oke, sekarang ke topik utama minggu ini, yaitu #15harimenulisdiblog. Gw ikutan sejak hari Minggu lalu, di hari yg ke#3. Dan setelah itu tiap harinya selalu nyetor hasil tulisan ke mas aan @hurufkecil dan kak @elnaa_ di twitter. Setelah itu nunggu tinggal nunggu dimention sama mas aan, dapet nomer urut berapa gitu. Abis itu gw favoritin dan retweet.

Adapun inilah postingan2 gw sejauh ini di #15harimenulisblog
#3 perkenalan
skenario alternatif minggu lalu
#4 timeline
Abaikan yang Lain
#5 hilang
not completely gone
#6 taman kanak kanak
Anak itu.
#7 telur dadar
sini aku ajarin
#8 pesan
untunglah pesan itu belum sampai padanya
#9 jendela
jendela itu pun tertutup rapat

Cara penulisan gw untuk tiap tema itu beda-beda, ada yg semifiktif, fiktif sama sekali, ada juga yg berdasarkan pengalaman. Berikut keterangannya.

#3 skenario alternatif minggu lalu
gw mikirin tentang minggu waktu itu di FX, tentang situasi yg gw harapkan bisa terjadi, despite the fact that I missed it, and I probably wouldn't have the guts to do it. Tapi kita boleh berkhayal kan?
Ditulis di hari minggu sore, mepet sebelum pulang.
#4 Abaikan yang Lain
ini berdasarkan kondisi bahwa meskipun gw difollow oleh orang, terkadang gw mendapat kesan kalau hal itu ga ada gunanya, ga ada bedanya dengan gw ga difollow. Apalagi kalo orang ybs cuma sibuk merhatiin seseorang doang, yg lain mana dipeduliin sih. 
Dipikirin dari Senin sore, termasuk waktu di dalem kereta, bener2 gw mikirin cara nulisnya. Sampe kantor langsung ditulis, cepet aja, karena takut deadlinenya jam 6 sore, padahal engga juga.
#5 not completely gone
Gw selalu pengen mengangkat tema bahwa hantu juga ada yg ikutan twitter. Dan hasilnya begitulah, ditambah sedikit narasi yg agak2 mundur gitu biar seru.
Ditulis Selasa pagi, mumpung masih di kantor, sebelum pulang.
#6 Anak itu.
Kali ini, di tengah tema taman kanak kanak yg biasanya mendatangkan nuansa ceria, gw pengen yg lain, yg suasananya rada suram. Dan gw juga inget, dulu waktu SD pernah maen ke TK cuma karena ada ayunan dan perosotan di sana. Jadi ini semacam semifiktif juga sih, didramatisir istilahnya. Aslinya ya ga separah itu.
Ditulis hari Rabu pagi, dan diposting sorenya setelah beli modem baru.
#7 sini aku ajarin
aslinya mau bikin yg agak serem2, kayak misalnya misteri pembunuhan dengan telur dadar di TKP, atau yg aneh2 seperti kutukan telur dadar yg berasal dari ayam yg teraniaya, tapi kok tema ini rasanya jadi sulit ya. Jadinya gw beralih ke tema2 yg lebih menyenangkan. Terinspirasi dari diri sendiri yg bisa masak dikit, membayangkan pasti ada ya cewek yg ga bisa masak sama sekali, dan disitulah kesempatan gw buat ngajarin dia masak. Jreng.
Ditulis hari Kamis abis zuhur.
#8 untunglah pesan itu belum sampai padanya
Yang ini pengalaman pribadi, dengan nama-namanya disamarkan, dimana gw nyaris aja ngasih pesan berbahaya ke temen gw. Ditulis abis magrib2 gitu, dan selesai jam 8.
#9 jendela itu pun tertutup rapat
dan jendela apakah ini selain jendela hati? Yap, tadinya mau nyantumin jendela hati, tapi gw apus lagi karena udah ada yg judul postingannya jendela hati, meskipun isinya jauh beda. Postingan ini menggambarkan bagaimana jendela hati gw saat ini sudah tertutup rapat buat siapapun. Lah segitunya banget. Tapi rada puas juga bacanya, kode banget, yg bener2 sulit dimengerti.
Ditulis Sabtu malam, jam 8an gitu lah.

Efek dari 15harimenulisdiblog ini adalah: gw sering ngecek statistik blog gw, liat berapa jumlah view untuk tiap2 post, juga per harinya. Yaiyalah biasanya juga ga ada yg baca, sekarang jadi ada yg nyampe 90 view pas hari apa itu.



Dan kegiatan 15harimenulisdiblog ini baru setengahnya berlangsung. Masih ada hari ke 10 sampai ke 15, jadi seminggu ke depan gw masih akan sibuk nulis blog.

Saturday, October 08, 2011

jendela itu pun tertutup rapat

Lima tahun yang lalu, jendela yang tadinya tertutup itu, perlahan membuka
Minggu demi minggu, jendela itu semakin terbuka lebar
Sampai akhirnya jendela itu terbuka sepenuhnya
Membuat segala sesuatu dengan leluasa hilir mudik menyeberanginya

Setelah beberapa bulan, jendela itu perlahan mulai menutup
Dan tidak butuh waktu lama, hingga jendela itu hanya terbuka sedikit saja
Sampai akhirnya suatu saat, jendela itu pun tertutup rapat
Tidak ada yang bisa masuk dan keluar

Jendela itu masih tertutup hingga sekarang
Tidak hanya tertutup, jendela itu juga dipalang dengan kayu
sehingga tidak memungkinkan untuk dibuka kembali





I'm not sure the window will open again, but I know it would take some divine intervention to make it happen.





Beberapa tahun kemudian, cuaca sedemikian buruknya
Petir menyambar-nyambar, berusaha menghancurkan penghalang di jendela itu
Gagal.

Friday, October 07, 2011

untunglah pesan itu belum sampai padanya

Sewaktu kuliah dulu, aku sempat melakukan satu kesalahan fatal: jatuh cinta dengan pacar teman sendiri. Keduanya padahal teman baikku, dan seringkali kita pergi bersama-sama, berempat, dengan seorang teman lagi. Waktu itu pengalaman cintaku masih kurang, dan pengendalian emosi masih belum ada sama sekali. Jadinya aku kerap tersiksa, karena perasaan cemburu yg tidak pada tempatnya.

Dan pernah hal itu mencapai puncaknya. Aku ga inget persisnya gimana, tapi Rani (nama samarannya) kayaknya nyuekin aku dari pagi. Aku sapa ga dibales, dan tampangnya bosen gitu. Aku jadi agak kesel, dan ditambah lagi dengan sifatku yg agak parah, yg menganggap sesuatu terlalu serius, atau mungkin juga karena sudah beberapa hari aku merasa dicuekin sama dia, kemarahan sampai pada puncaknya.

Kutulis di sebuah kertas dengan huruf kapital:
WE'RE NO LONGER FRIENDS. I DON'T WANT TO TALK TO YOU EVER AGAIN.
Kertas itu kemudian kulipat2, lalu aku temui temenku yg satu lagi, Dimas (juga nama samarannya) yang kosannya deket sama kosan Rani. Kubilang ke dia
"Dim, nitip ini dong, kasihin ke Rani, jangan dibaca ya."
"Oh, oke"
Dia ga nanya macem-macem.

Aku nitipin pesan lewat Dimas itu siang2. Sekitar jam 3, aku sms Dimas, nanyain udah dikasih apa belom pesannya. Dia bilang belom sempet ke kosannya Rani, ntar katanya, mau nyuci dulu. Yaudah. Kemudian sesorean itu aku tenggelam memikirkan kemungkinan2 yang akan terjadi setelah pesan itu dibaca sama Rani. Memperkirakan reaksinya, dan menyiapkan respon apa yg mesti kulakukan kalo itu terjadi.

Dan sore pun tiba, waktunya berbuka (waktu itu lagi bulan Ramadhan). Aku masih di kampus, nunggu jatah makanan buka gratis yg suka ada di kampus. Pas mau pulang, masih di sekitar kampus, tanpa disangka, aku ketemu mereka, Rani dan pacarnya yg juga temenku. Dia keliatan lagi seneng, dan moodnya bagus banget.

"Hei, ikut yuk."
Dan dia nyapa, ngajakin makan bareng.
Now, I know I already told myself that I would never speak to her again, but I just can't resist it, not after she gave me a nice greeting.
"Engga, gw mau pulang aja."

Dan mereka pun berlalu, sementara aku masih disana, berjalan dengan gontai, dan batin pun bergejolak.
Dasar bodoh. WHAT WERE YOU THINKING?! Masa aku mau ngorbanin persahabatanku dengan mereka hanya karena prasangka2 tolol yg belum terbukti benar?

Untung aku masih bisa berpikir cepat. Kutelpon Dimas, nanyain lagi udah dikasih belom kertas berisi pesan tadi siang,
"Belom, ini gw bentar lagi mau ke tempat dia."
"Jangan, Dim. Batalin. Buang aja kertasnya, apa robek2 gitu."
"Lho emangnya kenapa?"
"Lu baca aja sendiri kalo mau, pokoknya jangan kasih ke dia ya..."

Setelah itu aku pun lega, untunglah pesan itu belum sampai padanya. Aku terselamatkan.

Kami tetap berteman dekat selama setahun kedepan, sebelum akhirnya masing-masing punya kesibukan lain, dan terpisah.

*kali ini dengan berat hati mesti saya jelaskan kalo ini bukan fiktif.

Sometimes I wonder. I never spoke about my feelings to her, but does she ever know that I was once in love with her? Somehow I think she knew, or at least consider that possibility. Bukankah ada yg pernah bilang: cewek pasti tau kalo ada cowok yg suka padanya. Entahlah.

Thursday, October 06, 2011

sini aku ajarin

Beberapa hari yang lalu, sekali-kalinya aku dapet kesempatan untuk main ke rumahnya Dian, temen kuliah. Ngerjain tugas kelompok. Bertiga sebenarnya, tapi temen kita yg satu lagi pergi duluan karena ada urusan, jadilah tinggal kita berdua saja di rumahnya. Tugasnya akhirnya selesai, jam setengah 2.

Eh Gus, makan yuk. Udah laper kan?
-Banget.
Yuk, ke kantin deket sini.
-Lho emangnya di sini ga ada makanan?
Cuma nasi, ga ada lauknya.
-Tapi di kulkas tadi ada telor.
Iya, tapi ga ada yg masak. Pembantu lagi mudik.
-Kamu aja gitu ga bisa?
Aku.... aku.... ga bisa.
-Ga bisa apa?
Masak.
-Tapi cuma telor lho...
Iya, ga bisa.
Aku melongo.
-Masa sih kamu ga bisa masak? Sama sekali?
Aku ga pernah nyentuh dapur sama sekali.
Aku melongo lagi.
-Ini tidak bisa dibiarkan. Dian, kamu cewek, sudah 21 tahun. Mau jadi apa kamu kalo ga bisa masak?
Dian menunduk.
-Sudah, sudah. Sini aku ajarin cara bikin telor yang gampang.
Kamu bisa masak?
-Bisa dong. Sebagai orang yang mempersiapkan diri untuk tidak menikah, memasak itu salah satu skill dasar yang mesti dimiliki.
Wow, bisa masak apa aja?
-Yah, standar banget sih. Masak mie, telor, telor campur mie, dan nasi goreng.
Eh itu udah lumayan sih.
-I know. Tapi kita kembali ke inti masalah. Ayo ke dapur!

Dan selama setengah jam berikutnya, aku mengajari dia cara bikin telor dadar. Jadi, aku sekalian praktek, dan dia nyontoh aku. Mulai dari ambil mangkok, ambil telor, pecahin telornya. *Dia panik karena telornya langsung pecah berantakan. 3 telor pecah sia-sia sebelum akhirnya dia bisa mecahin telor yang ke-4 dengan sempurna.*

Trus ambil bawang merah, ambil pisau, ambil tatakan, dan mulai ngiris bawang. *Dia mencoba mengikuti, tapi karena tampaknya dia bakal ngiris jarinya sendiri, tugas ngiris bawangnya aku ambil alih sekalian.*
Kemudian campurin irisan bawang merahnya ama adonan telor, trus diaduk2 pake sendok. *Yang ini keliatannya dia ga ada masalah*

Sampai waktu menggoreng pun aku terus pantau dan bimbing dia biar hasilnya bagus.



Kami pun duduk di meja, berhadapan, dengan sepiring nasi dan telor dadar hasil masakan kami, plus saos yang diratain ke telurnya.

-Sudah siap, mencoba masakanmu sendiri untuk yg pertama kalinya?
Siap.

Dan sewaktu dia menelan suapan pertama, kulihat wajahnya berbinar ceria. Aku ikut tersenyum senang. Kami berhasil. It's a start.





*ah maaf, sepertinya saya harus mengklarifikasi terlebih dahulu kalo cerita ini fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, yakinlah, saya memang sengaja menggunakan nama Dian untuk tokoh ini. Sungkem sama @harigelita dan @DianOnno karena sudah make nama Dian*







epilog.
-Sepertinya kita perlu sering-sering masak bareng seperti ini lagi deh. Biar kamu bisa masak. Dan aku juga mau belajar masak yg laen-laen sih, jadi biar kita sama-sama belajar. Menurut kamu gimana?
Ehm, boleh.
katanya sambil tersenyum malu. :))

Wednesday, October 05, 2011

Anak itu.

1993

Anak itu duduk di sebuah ayunan sendirian.
Umurnya baru 7 tahun. Sejam sudah berlalu sejak waktu pulang sekolah, tapi dia tidak pulang ke rumahnya.

Dia datang ke sebuah TK tempatnya dulu, yang letaknya agak jauh dari sekolahnya.
Dia datang ke sana, bukan karena tempat itu memberinya banyak kenangan menyenangkan. Dia datang ke sana karena saat itu tidak ada orang di sana.

Anak itu duduk di sebuah ayunan sendirian.
Tangannya menggenggam sebongkah kecil batu. Dia menggenggamnya erat-erat.
Anak itu lapar. Tapi dia belum mau pulang. Dia masih ingin berada di sana.

Anak itu masih duduk di sebuah ayunan di TK itu.
Dia memandangi kumpulan awan di atas sana, yang untuk sementara menutupi matahari, yang membuatnya mampu memandangi langit saat ini.

Dia tidak mengerti. Dia kesal. Dia marah. Dan dia menangis.

Dia tidak mengerti kenapa dunia begitu jahat padanya. Dia tidak mengerti kenapa orang-orang yang disebutnya teman sering mengejeknya. Dia tidak mengerti kenapa mereka jahat padanya.

Anak itu sudah tidak menangis. Tapi dia masih tidak mengerti. Dan dia masih kesal dan marah.

Kemudian semilir angin yang berhembus membuatnya merasa nyaman. Sejuk.

Dia memejamkan mata. Dan tertidur.

......................................................




"I know that everything must have been difficult for you right now, but have a faith. You're gonna survive this. You're gonna be fine."

Anak itu tidak mengerti sedikitpun apa yang dikatakan orang ini. Dia juga tidak pernah melihat orang ini sebelumnya. Dia hanya memandanginya tanpa berkata apa-apa.





.......................................................

Anak itu terbangun.

Dia masih duduk di sebuah ayunan di TK itu.
Tangannya sudah tidak lagi menggenggam bongkahan batu.
Dia masih sendirian di sana. Dia masih lapar.

Tapi dia sudah tidak kesal. Dia sudah tidak marah.

Hari sudah sore.
Dia harus segera pulang.
Ibunya pasti sudah menunggunya di rumah.

Tuesday, October 04, 2011

not completely gone

Selasa, malam
- We should definitely meet!
Agree. Kapan ya?
- Hmm, nanti ya aku cari waktu yg tepat. Kukabari besok.
Oke :))
Rabu
Dia belum muncul dan ngasihtau kapan mau ketemuan.
Cek profilnya. Last update kemaren.

Kamis
Masih belum ada.
Cek profilnya lagi. Last update hari Selasa.
Hmm, kemana ya orangnya? Aku mulai kuatir.

Jumat, malam
- Haiiii
Kamuu, kok ngilang sih?
- Aduh maaf, kemaren2 ada masalah, ga sempet online bahkan.
Jadi, kapan kita bisa ketemu?
- Yeah, ummm, about that... I'm afraid that it would be very difficult for you to see me. I'm leaving this town. In fact, I already am.
Yah, kok mendadak?
- Begitulah. Tapi jangan kuatir, kita masih bisa terus kontak seperti sekarang kok.
:(( Sedih ga bisa ketemu kamu
- Cup cup. Tanpa ketemu pun, aku tahu kamu cantik :)
Ah :)

Oke, maybe I can't see him, but he's still with me. That would be enough.







*seandainya bagian ini sudah cukup, mungkin kita tidak perlu berpikir macam-macam ya? Karena...

Jumat sore, beberapa jam sebelumnya...

Si gadis berjalan menyusuri pepohonan menuju rumahnya, sambil bersenandung kecil. Tentunya dia tak sadar, bahwa, 500 meter darinya, seorang laki-laki memperhatikannya.
"Cantik. You are... so pretty," batinnya. Dia tersenyum.




*apakah ini sebuah twist? mungkin. tapi... harap bersabar dulu. Kita mundur lagi beberapa hari sebelumnya.

Selasa, malam.

Ide bahwa sebentar lagi dia akan dapat bertemu dengan gadis yang disukainya, membuatnya senang bukan kepalang. Dia pun pulang mengendarai motornya dengan bahagia. Terlalu bahagia mungkin, karena di tikungan yang tajam itu, dia tidak sempat memperhatikan truk yang melaju, agak lambat sebenarnya. Tapi impact dari tubrukan motornya ketika menghantam truk itu, sudah cukup untuk mengantarnya ke alam lain. Dia tewas seketika.


*ah, I know.

Monday, October 03, 2011

Abaikan yang Lain

@abaikan_01 blablabla
@selebtwit_01 blablabla
@abaikan_02 blablabla
@abaikan_01 blablabla
@dia mimpi semalem kok indah banget ya :)
@abaikan_03 blablabla
@abaikan_02 blablabla
@selebtwit_02 blablabla
@selebtwit_01 blablabla
@aku @dia oya? memangnya ada aku di mimpimu ya? #eaaaa
@abaikan_04 blablabla
@selebtwit_03 blablabla
@abaikan_01 blablabla
@dia @aku ah, kamu tau aja :)
@abaikan_03 blablabla
@selebtwit_02 blablabla
@abaikan_04 blablabla
@selebtwit_03 blablabla
@aku @dia cerita dong, kayak gimana mimpinya :3
@selebtwit_04 blablabla
@selebtwit_01 blablabla
@abaikan_02 blablabla
@abaikan_03 blablabla

Akuilah, suatu saat, pasti kita pernah mengalami yg seperti ini. When you really like someone, nothing else seems matters on your timeline. Only him/her. I know.

~aku, salah satu nama terabaikan di timelinemu.

Sunday, October 02, 2011

Jurnal 2 Oktober 2011

Hal terpenting yang mengubah suasana minggu ini adalah: modem yang sudah tidak berfungsi lagi. Terjadi pada hari Selasa, dimana karena kesel banget karena koneksi Tel***Flash susah banget nyambungnya, akumulasi dari kekesalan selama ini, ditambah rasa lapar, membuat saya lepas kendali, dan ngebanting modemnya. Ya, modem yang tak berdosa itu. Yang berdosa sebenarnya kan kartunya, dan providernya. Jadilah modemnya rada penyok pas di bagian colokannya, dan kayaknya di dalemnya ada yg patah. Walhasil begitu dicolok, ga kedetek itu modem. Yah, apabolehbuat...

Efeknya adalah, ga bisa twitteran kalo pas di rumah. Bisa sih, posting lewat sms, tapi itu sifatnya kan cuma satu arah, ngetwit tanpa peduli isi timeline. Ga bisa nerima update. (bisa sih kalo mau diset, tapi nanti repot kalo banjir sms isinya updatean timeline). Jadi cuma di kantor bisa leluasa buka twitter lewat TweetDeck ato web. Di rumah, cuma bisa lewat txt.

Puncaknya adalah hari Kamis, dimana masaaktif nomer im3 lontong ini lewat, jadinya bahkan ga bisa kirim sms sekalipun. Dari pagi, sampe malem ga twitteran sama sekali. Malem doang curi2 kesempatan buka twitter dari hape kakak. Untungnya ga kebosenan banget soalnya dari pagi sampe siang nganterin mama terapi.

Hari Jumat bisa twitteran sepuasnya dari kantor, meskipun rada sibuk banget hari itu, karena berkali-kali dapet telepon dari petugas lapangan yang minta bantuan buat nanganin masalah. Mana hari Jumat itu sendiri pula dinasnya, biasanya kan ada rekan satu lagi. Oke keterusan curhatannya. Oiya ada yg lebih parah, si hape S**y Ericsson bangsat ini ngambek lagi, ga bisa dicharge, biasa lah masalah colokannya yg katanya rada kendor, ga stabil banget lah pokoknya. Dari hari Rabu sih ga mau dicharge.

Berdasarkan hal-hal di atas, dengan bulat hati, aku memutuskan untuk membeli hape baru di hari Sabtu. Sudah persiapan sih sebelumnya, beli tabloid PULSA dulu, cari2 hape murahan yang mirip2 sama yg bagus. Dan tertujulah pada sebuah merek bernama CSL Bl**berry. Hapenya Agnezmo lho, yg diiklanin dia tapi ga pernah dia pake. Ini pertama kali denger merek ini kan tahun lalu, di chanel apa gitu di Bandung sana, waktu acara yg bahas film2 bioskop gelar kuis, hadiahnya ya Blueberry ini.

Bentuknya sih boleh juga sebenarnya, asal ga ngeliatin tulisan Blueberrynya, yah mirip2 lah ama BB. Tapi begitu liat LCD, beuh, barulah ketauan lokalnya. Dan karena pake koneksi GPRS dari kartu GSM, lemotnya ya minta ampun. Dari kemaren aja, persentasi keberhasilan buka twitter dari hape ini, yah, cuma 30% lah, sisanya ga terhubung. Dan masih kagok make hape qwerty, belom terbiasa. Yaelah gimana nanti mau pake BB ato iPhone? Mesti baca manualnya juga ini nanti.

Hmm Jumat kemaren tiba2 kepikir buat dengerin lagi lagu-lagunya Maaya Sakamoto. Mulai dari T-Shirt, Kinobori to Akari Skirt, Purachina, 30minutes night flight, Light of Love, Setsuna. Sayang ada satu yg kurang: Saigo no Kajitsu yg OSTnya Tsubasa Reservoir Chronicle. Ini lagu2 nostalgia yg dulu gw dengerin waktu tahun 2007. Masa-masa indah.

Dan hari ini, sore tadi, ngeliat hashtag #15harimenulisblog. Tiba2 pengen ikutan juga, karena ini bukan kontes, semua yg nulis nanti dicantumin, jadi ga seperti fiksimini yg persaingannya rada berat buat diRT. Temanya perkenalan. Setelah mikir beberapa macam topik yg bisa ditulis, jadinya gw malah nulis tentang percakapan semifiksional, yg melibatkan si cewek gila itu. Biarlah.

skenario alternatif minggu lalu

Halo... Nisa ya?
Iya.
Wah, aku tadi ga yakin ini kamu. Kamu kan ga termasuk klub ini ya?
Memang engga sih. Aku cuma numpang nongkrong di sini, hehe.
Oh. Em, aku sebenarnya lagi nunggu temen sih. Boleh numpang duduk disini ga?
Loh aku kan juga numpang disini. Silahkan aja.

dan aku pun duduk di kursi sebelahnya.

Kamu... tidak segila yang kubayangkan.
Tau darimana?
Buktinya kamu bisa bersikap normal kalo sepi begini.
Maksudku, tau darimana kalo aku gila?
Aku sering baca tulisan kamu.
Oya, menurutmu gimana?
Menurutku, kamu itu, meskipun gila, dan pervert, tapi pinter minta ampun dan berbakat pula.
Ah, cuma bagian gila dan pervert doang yang bener kali, hahaha
Nggak, aku udah pernah baca waktu itu, waktu kamu ngomongin teori Heisenberg. Juga istilah-istilah yang kamu pake sewaktu kamu lagi gila-gilaan.
Ah, kamu terlalu muji.
Mungkin. Ngomong-ngomong, di bawah tadi ada piano lho nganggur. Kamu mau maen gak?
Emangnya boleh ya?
Gapapa, biar aku yang urus nanti.
Oke.

Percakapan semifiktif, yang kuharapkan terjadi minggu lalu.

Eh bentar, kamu belum nyebutin nama kamu.
I know. Nanti ya..

yg barusan epilog.