Waktu kamu bilang ingin hujan-hujanan, aku pun menyanggupi. Sore itu sebelum pulang, kita duduk di kantin, memandangi langit yang mendung, menunggu hujan turun. Sementara orang-orang justru bergegas pulang sebelum hujan itu tiba.
Kamu dan aku, duduk berdampingan, berbagi earphone untuk mendengarkan lagu dari iPodmu. Kamu yang sebelah kiri, aku sebelah kanan.
Kemudian, aku pun merasakannya.
"It's coming. Three minutes from now."
"Wow, how did you know that?"
"I can hear it, I can feel it. I know when it's coming."
"That's quite amazing."
"I don't know. It just feels natural to me."
Kamu dan aku, masih duduk berdampingan, iPod sudah dimatikan, dan kita berkonsentrasi menunggu saat itu tiba. Samar-samar terdengar suara gemuruh dari kejauhan. Seiring suaranya yang semakin keras, butir-butir hujan pun berjatuhan dengan derasnya. Aku pun berdiri, menarik tanganmu dan membawamu pergi menyambut guyuran hujan di depan sana.
Kamu dan aku, kita berlari di tengah hujan yang deras itu.
Dan ketika kita lelah, kita pun berjalan saja,
masih di tengah hujan, bergandengan tangan.
Kita tersenyum dan tertawa seperti anak kecil.
Kita tak mempedulikan sekujur badan dan pakaian yang basah kuyup.
Biarlah, biar kita menikmati hujan ini selagi kita bisa
Kamu dan aku, kita bernyanyi di tengah hujan
Aku selalu bahagia saat hujan turun
karena aku dapat mengenangmu untukku sendiri
Aku bisa tersenyum sepanjang hari
karena hujan pernah menahanmu disini untukku
(Utopia - Hujan)
Besoknya, kamu terkena demam dan harus beristirahat di rumah. Aku yang sudah terbiasa dengan hujan, tidak kenapa-napa.
Kamu dan aku, duduk berdampingan, berbagi earphone untuk mendengarkan lagu dari iPodmu. Kamu yang sebelah kiri, aku sebelah kanan.
Kemudian, aku pun merasakannya.
"It's coming. Three minutes from now."
"Wow, how did you know that?"
"I can hear it, I can feel it. I know when it's coming."
"That's quite amazing."
"I don't know. It just feels natural to me."
Kamu dan aku, masih duduk berdampingan, iPod sudah dimatikan, dan kita berkonsentrasi menunggu saat itu tiba. Samar-samar terdengar suara gemuruh dari kejauhan. Seiring suaranya yang semakin keras, butir-butir hujan pun berjatuhan dengan derasnya. Aku pun berdiri, menarik tanganmu dan membawamu pergi menyambut guyuran hujan di depan sana.
Kamu dan aku, kita berlari di tengah hujan yang deras itu.
Dan ketika kita lelah, kita pun berjalan saja,
masih di tengah hujan, bergandengan tangan.
Kita tersenyum dan tertawa seperti anak kecil.
Kita tak mempedulikan sekujur badan dan pakaian yang basah kuyup.
Biarlah, biar kita menikmati hujan ini selagi kita bisa
Kamu dan aku, kita bernyanyi di tengah hujan
Aku selalu bahagia saat hujan turun
karena aku dapat mengenangmu untukku sendiri
Aku bisa tersenyum sepanjang hari
karena hujan pernah menahanmu disini untukku
(Utopia - Hujan)
Besoknya, kamu terkena demam dan harus beristirahat di rumah. Aku yang sudah terbiasa dengan hujan, tidak kenapa-napa.
3 comments:
tulisanku kok akhir2 ini cheesy semua ya?
Wow akan sangat menyenangkan jika bisa seperti itu. Bisa tahu tepatnya kapan hujan. "Three minute from now."
Dan demamnya sebanding dengan kebahagiaannya ketika berdua menikmati hujan.
nice.
@namara
thank you for visiting here :)
Post a Comment