Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Thursday, June 21, 2012

#10 Aku Kembali

Surabaya. Sudah lima tahun aku tidak pulang ke rumah Ayah. Karena dia menikah lagi, itulah penyebabnya. Aku tidak menginginkan adanya seorang ibu baru, apalagi di saat ibuku masih segar bugar. Tapi begitulah yang terjadi akibat perceraian. Di saat ibuku kukuh untuk menghidupi dirinya sendiri tanpa mencari pasangan hidup yang baru, Ayah memutuskan untuk menikah lagi, dengan seorang janda yang beranak satu malah. Aku tidak menghadiri pernikahan kedua Ayahku empat tahun yang lalu, dan tidak pernah menginjakkan kaki di rumahnya hingga sekarang.

Selama lima tahun ini, aku memilih tinggal di tempat kosku di Jogja, dan hanya pulang ke rumah Ibuku di Solo beberapa minggu sekali. Ibu pun sebenarnya menginginkanku untuk berdamai dengan Ayah, terlepas dari perceraian mereka. Beberapa kali dia memintaku untuk pulang ke rumah Ayah, tapi aku selalu menolak.

Kemudian minggu lalu, sewaktu aku pergi ke Tawangmangu dan bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang kakinya terkilir, barulah aku tergugah. Wanita itu sudah terpisah dengan suaminya yang tak diketahui keberadaannya selama bertahun-tahun. Sementara aku, yang jelas-jelas tahu dimana rumah Ayahku berada, malah menolak bertemu ke sana. Aku malu pada diriku sendiri.

*

Di depan rumah ayahku, aku tertegun sejenak sebelum memutuskan untuk memencet bel. Selain cat yang diperbarui, tidak ada perubahan pada rumah ini. Tak berapa lama, seseorang keluar dari dalam rumah. Seorang anak perempuan.

“Mas Ario ya?” tanyanya sambil tersenyum.

Aku mengiyakan, sambil menerka apakah anak ini adalah anak dari istri Ayah. Di dalam, aku disambut oleh Bulek Yati, istri ayahku. Dia orang yang ramah, meskipun aku tidak tahu berapa lama keramahan itu bertahan. Mudah-mudahan bukan cuma sekedar berbasa-basi saja. Bulek Yati hendak memanggil Ayah yang sedang membaca koran di belakang. Kubilang tak usah, biar aku saja yang mendatanginya.

“Pak, Ario pulang, Pak.”

Aku membungkuk dan mencium tangannya. Ayah tidak bicara apa-apa, tapi bisa kurasakan kebahagiaannya melihat putra satu-satunya sudah kembali.
Ayah memperkenalkan seisi rumah padaku. Setelah memperkenalkan lagi Bulek Yati, dia memperkenalkan anak perempuan tadi sebagai Mila, anak Bulek Yati yang sekarang sudah kelas 3 SMA. Juga adik kecil berusia 3 tahun yang diberi nama Laras. Adik-adik tiriku.

Sesudah beristirahat sejenak dan meletakkan ranselku di kamar tamu yang baru dibuat (kamar lamaku sekarang ditempati Mila), sore harinya aku menanyakan sepedaku yang dulu pada Ayah. Mau jalan-jalan sebentar, kataku. Ayah menyuruhku mengajak Mila juga. Mungkin dikiranya aku bakal nyasar, atau mungkin, kabur entah kemana.



Kangen juga aku bersepeda di jalanan Surabaya ini, apalagi sore-sore begini udaranya sejuk. Kami terus mengayuh hingga sampai di area Old Town, dimana bangunan-bangunan tua berada. Aku mengajak Mila untuk beristirahat dan mampir di salah satu warung tenda di sekitar situ.

Selagi aku meminum es tehku, Mila tiba-tiba saja bertanya.

“Mas Ario ga suka sama kami ya?”

“Eh, kenapa bertanya seperti itu?”

“Habisnya sejak Mama nikah sama Bapak, Mas Ario ga pernah mau datang.”

Aku berpikir keras, berusaha menyusun jawaban yang bisa diterimanya.

“Waktu itu memang aku ga setuju dengan keputusan Bapak. Sekarang aku sudah bisa menerimanya.”

“Padahal aku seneng lho Mas, waktu tahu kalo bakal punya kakak laki-laki. Kayaknya seru aja.”

Hmmm, betul. Aku pun merasa senang karena setelah sekian lama menjadi anak tunggal, sekarang naik pangkat menjadi seorang kakak.

“Mas Ario di sini sampai kapan?”

“Lusa sudah mesti balik lagi ke Jogja.”

Mila terlihat kecewa.

“Nanti kalo libur Lebaran, aku pulang ke sini lagi kok. Sabar aja,” hiburku.

Aku teringat akan kompas pemberian wanita yang kutemui di Tawangmangu. Aku akan memberikannya pada Mila besok sebelum berangkat lagi ke Jogja. Dia orang yang tepat untuk menerimanya.


-end-


*datar banget perasaan -.- bodo lah, kapan2 dibenerin kalo sempet

2 comments:

Anonymous said...

aaaaaaaaw!!!!!
to ttwiiit bradeeer to twiiiit!!! *komen ganggu*
:D

minky_monster said...

macammah sissss :D

Post a Comment