Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Sunday, June 17, 2012

#6 Sehangat Serabi Solo


Jam setengah tujuh. Malas sekali rasanya untuk meninggalkan tempat tidur ini. Padahal ada acara yang mesti kami hadiri nanti jam sembilan, dan sudah setengah jam aku terbangun, hanya mendekam di balik selimut, melamun. Ketika sudah terlalu lama waktu terbuang untuk melamun, kesimpulan pun tercapai. Keputusanku sudah bulat.

Solo. Tepatnya di rumah Yana, salah satu sepupuku yang tinggal di sini. Aku dan Arga tiba dari Jakarta dengan penerbangan malam. Ketimbang mencari hotel, aku lebih memilih menginap di rumah kerabatku, untuk menghemat biaya. Ada acara pernikahan yang mesti kami hadiri pagi ini.

Aku keluar dari kamar, dan mencari Arga. Tidak ada. Kutanya pada Yana, rupanya Arga sudah keluar sejak subuh tadi, jogging katanya. Kukirim pesan padanya lewat ponselku.

“Lagi dimana?”
“Pasar Klewer, lagi makan serabi. Kamu nyusul aja.”

Pasar Kelewer letaknya tidak begitu jauh dari rumah Yana, hanya sekitar lima menit dengan berjalan kaki. Setelah berganti kaos, tanpa mandi, aku langsung meluncur keluar menuju pasar itu.

Di antara ramainya suasana pasar di Sabtu pagi, kutemukan Arga yang tampak tenang melahap serabinya. Dia menyodorkan sepiring berisi lima serabi segera setelah aku mengambil tempat di sampingnya.

Hmm, rasa serabi Solo ini masih sama seperti dulu, khas, sedikit berbeda dengan surabi imut yang kucicipi sewaktu mengunjungi Bandung. Keduanya sama-sama enak tentunya.

Setelah melahap 3 potong serabi, barulah kuutarakan maksudku.

“Ga, aku gak jadi dateng ke sana, ke pernikahannya Irfan dan Tari.”

Inilah hal yang sudah menjadi bahan pikiranku selama seminggu terakhir ini, bukan, tepatnya sejak pertama kali undangan itu sampai padaku akhir bulan lalu.

“Oke.” Arga berkomentar singkat.

Pada saat ini, aku mengharapkan Arga melihatku dengan tatapan terkejut dan menanyakan alasanku membatalkan rencana. Tapi dia tampak santai saja, seakan tidak terjadi apa-apa. Hal ini sedikit membuatku kesal. Kupukul bahunya supaya dia menoleh padaku, melupakan serabi-serabi yang sedang dimakannya.

“Nath, sejak awal aku sudah memperkirakan hal seperti ini bakal terjadi. Gak gampang untuk hadir ke acara nikahannya mantan, apalagi kalau dia nikahnya dengan orang yang bikin kalian dulu putus.”

“Lalu kenapa kamu gak ngingetin aku? Daripada kayak gini, kita udah jauh-jauh dateng ke Solo, siap-siap dateng ke sana sebagai pasangan, tapi ujung-ujungnya malah gak jadi. Kamu bisa ngajak aku untuk membatalkan rencana ini sejak awal.”

Sambil tersenyum, dia menjawab, “Nath, kamu kayak ga kenal sifatmu sendiri aja. Kalau aku larang kamu dateng, kamu pasti bakal nolak, dan mati-matian ingin membuktikan kalau kamu gak akan terpengaruh sama mereka, dan tetap datang.”

Arga kemudian melanjutkan, “Kadang, kita mesti menempuh perjalanan yang jauh, untuk mengetahui apa yang sebenarnya kita inginkan. Atau dalam hal ini, yang tidak kita inginkan.”

Aku terdiam dan membenarkan dalam hati semua ucapan Arga barusan. Kusantap lagi serabi-serabi lezat yang masih hangat ini. Padahal bukan hanya aku saja yang mesti bergelut dengan konflik batin ini. Semestinya dia juga.

Irfan dan Tari adalah teman-teman kami semasa kuliah. Irfan memutuskanku karena dia dan Tari, diam-diam menjalin hubungan. Padahal Tari waktu itu masih punya pacar, Arga. Entahlah apa sebenarnya tujuan awalku menghadiri pernikahan mereka. Untuk menunjukkan bahwa kami baik-baik saja, dan bahkan bisa berbahagia setelah bertahun-tahun setelah segala perselisihan itu?

“Lalu sekarang gimana? Masa kita langsung balik ke Jakarta lagi?” tanyaku.

“Ya enggak lah. Masih banyak yang bisa kita lakukan. Kita bisa ke Jogja.”

Jogja, hmm, ide yang bagus.


-end-

530 kata.

*akhirnya nulis yg normal

3 comments:

Anonymous said...

gurih... segurih serabi solo... :)

Anonymous said...

beuuh ngga baik ini, gantung aja, harus ada lanjutannya inii

minky_monster said...

@butirbutirhujan hehe, makasih muizz dah komen :D

@chemistryofray kenapa siiih kok pada bilangnya gantung? *ga terlalu suka drama*

Post a Comment