Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Wednesday, June 27, 2012

Mungkin (Takkan) Ada Lagi

Drowning. Tenggelam. Sudah sekian lama aku membayangkan dan bermimpi tentang tenggelam, melayang-layang di kedalaman laut, breathless, menunggu sesuatu terjadi. Di dalam laut, kubayangkan situasinya begitu tenang, tidak ada suara bising seperti halnya di daratan. Momen yang menenangkan. Aku pun diam saja, memasrahkan diri untuk jatuh semakin dalam ke dasar la-

Dug. Eka menyikutku dari samping. Dari balik masker divingnya dia memberi isyarat padaku untuk mengikutinya naik ke atas. Right. Kita bukan sedang tenggelam di sini, tapi menyelam.

*

Seminggu yang lalu, sewaktu aku sedang menyantap Nasi Goreng Ikan Teri di kantin, Eka tiba-tiba datang dan memberikan penawaran.

“Lu mau gak ikut sama gw ke Raja Ampat tiga hari lagi? Gw menang undian berhadiah jalan-jalan ke sana. Buat dua orang.”

Setelah memulihkan diri dari kejutan yang membuatku tersedak itu, aku mencoba mencerna ajakannya dengan cermat.

“Lho, kenapa gak ngajak Bram?”

Sambil melirik kiri kanan, dia berbisik.

“Gw baru putus kemaren ama dia. Tapi jangan cerita ke siapa-siapa ya.”

“Putus kenapa?”

“Auk ah. Nyebelin pokoknya.”

Sad, really, another breakup. Pasti tadinya dia mau pergi sama Bram, mereka kan sama-sama suka traveling.

“Trus kenapa gak ngajak Irma atau Fani?”

“Kalo ngajak mereka, nanti mereka bakal tau kalo gw baru putus. Gengsi gw.”

Terus ke gw ga gengsi, gitu? Aneh-aneh aja ni cewek. Eh, tapi Raja Ampat kan...

“Raja Ampat itu bukannya yang di Papua itu, yang udah kayak surga gitu pemandangannya?”

Eka mengangguk.

“Bukannya mahal banget ya ke sana? Gw baca-baca, bisa 8 juta sampe 20 juta seorangnya.”

Eka mengangguk lagi.

“Jadi, mau gak?”

“YA MAU LAHHH! Gratisan gini masa ditolak?”

Kuperkirakan untuk orang yang sudah bekerja saja, mungkin butuh waktu lama untuk menabung supaya bisa pergi ke Raja Ampat, apalagi kami yang masih kuliah ini. Jadi, meskipun aku tidak terlalu hobi traveling, yang seperti ini mana boleh dilewatkan. Mungkin tidak ada kesempatan seperti ini lagi. Bless you, Eka, yang sudah menang undian dan ehm, karena sudah putus dengan Bram, sehingga malah aku yang diajak. Okay, sedikit merasa bersalah karena berbahagia di atas kesedihan orang lain.

*

Setelah melalui perjalanan yang melelahkan, termasuk penerbangan dari Jakarta ke Sorong, yang juga menjadi pengalaman terbang pertamaku, dan kapal dari Sorong, akhirnya kami pun tiba di Waigeo, salah satu pulau besar yang menjadi inti dari kepulauan Raja Ampat. Bersama-sama dengan belasan orang lain yang juga menjadi pemenang undian berhadiah yang diadakan sebuah majalah ternama di bidang lingkungan.

Ternyata bukan sekedar undian berhadiah, karena sebelum terpilih peserta mesti menulis essay berkaitan dengan travel di wilayah nusantara. Barulah setelah itu panitia lomba memilih 7 tulisan untuk menjadi pemenang, dimana Eka-lah salah satunya.



Setelah mengelilingi pantai dan menyaksikan pemandangan luar biasa, layaknya surga yang jatuh ke bumi, begitulah istilahnya, dan beristirahat semalam, keesokan paginya, kami dijadwalkan untuk snorkling di sekitar Waigeo. Waduh. Segera aku berbicara sembunyi-sembunyi dengan Eka.

“Gw boleh ga ikut acara nyelamnya gak? Jadi cuma nonton aja.”

“Kenapa emangnya?”

“Udah lama banget soalnya sejak gw terakhir kali nyebur ke kolam renang. Waktu SMP. Gw ga yakin bisa berenang ato engga.”

Mendengar kata-kataku, Eka melotot, kemudian mencengkram kedua bahuku dan menatapku dengan tajam.

“Gilang. Denger ya, gw udah ngajak lu jauh-jauh ke tempat ini, gratis pula, dimana harusnya gw bisa pergi sama Bram dan mesra-mesraan sama dia, tapi batal karena dia ternyata brengsek. Enam hari kita di Raja Ampat, dan tiap hari bakal ada acara nyelamnya, dan lu mau bilang kalo lu ga mau ikut nyelam, trus gw mesti nyelam sendiri, gitu? Jangan harap!”

Aku menelan ludah. Menyeramkan sekali Eka yang sedang marah campur curhat seperti ini.

“Lagian nyelam itu ga susah, kan ada peralatannya. Kalo ada apa-apa juga pasti bakal gw tolong. Jangan ada alasan lu ga ikut.”

Adakah pilihan lain, selain menuruti keinginannya? Kalau maksud pilihan lain itu berarti menyatakan perang ke Eka, sepertinya tidak. Lagipula, kita sedang berada di tempat terindah di permukaan planet ini, baik di atas, maupun di bawah perairannya terdapat pemandangan yang luar biasa. Kesempatan ini mungkin cuma datang sekali dalam seumur hidup, buatku.

*

Setelah melihat Eka dan yang lainnya terjun dari atas kapal, giliranku pun tiba. Dengan mantap, aku menyusul mereka menceburkan diri ke perairan Raja Ampat ini. Ini adalah hari kedua kami menyelam. Kemarin, selama satu jam penyelaman Eka mengajariku tentang apa saja yang harus kulakukan selama di air. Ha, siapa sangka, ternyata tidak terlalu sulit buatku. Dalam setengah jam, aku pun terbiasa dengan situasi ini.

Setelah masuk ke dalam air, dia sudah menunggu untuk membawaku lagi ke terumbu karang yang kemarin kita tengok, dan menjelajahinya lebih lama. Kami pun turun semakin dalam, menyelami keindahan surga dunia ini.

Aku bertanya-tanya, dengan dalamnya laut ini, dengan masker yang menutupi wajah, bisakah dia membaca gerak bibirku dan menerka kalimat apa yang akan kuucapkan. Yang sudah kupendam sekian lama, sejak bertahun-tahun aku berteman dengannya.

I like you, a lot.



-end-


* #15HariNgeblogFF hari ke-15.

No comments:

Post a Comment