Hah, suara apa itu? Aku tengok kiri kanan, kulihat tidak ada orang yang terpengaruh. Semua masih duduk di tempatnya masing-masing di kafe ini. Ada apa sih, tanya wanita teman kencanku ini. Ga tahu juga, kayak ada suara apa gitu tadi. Hei, bosmu daritadi nelpon mulu, nanyain laporan minggu kemaren, gimana sih, kok belum dibikin juga? Hah, sebentar. Buru-buru aku keluar dari kamar mandi menuju meja tempat laptopku, kucari-cari file laporannya. Nah, itu ada juga. Mau pesan apa kak? Yang paket hemat aja ada ga, tapi nambah ayamnya satu lagi sama kentang goreng juga. Sudah lama juga ga makan di Mekdi. Tumben cepat sekali pesanannya datang. Whooaaa, kulitnya, kulitnya, pokoknya udah ga sabar buat nyomot kulitnya...
DAG DIG DUG!
Ooooogh brengsek. Apaan sih itu. Mekdi pun hilang, yang ada malah duduk di stasiun. Mana keretanya gangguan lagi. Udah malem pula, laper. Bentar, rogoh-rogoh kantong. Ada receh buat naek angkot ga ya? Uuugh susah banget sih, terbangnya. Padahal sudah melayang begini, tapi serasa berat sekali untuk terbang lebih tinggi. Orang-orang yang lain terbang sangat cepat dan meninggalkanku yang lambat ini. Kuambil gelas di meja, kuisi dengan air dari dispenser, dan langsung kuminum semuanya. Waktunya berbuka. ~In the middle of the night, when I’m in this
DAG DIG DUG!
buka twitter, cepetan buka twitter, #FF kakak paling baik sejagat raya :) Aw, si kucing gigit kakiku. Sana, sana, kulempar tulang ayam yang entah kapan kumakan. Terus, terus kugenjot terus sepedaku, kubalap beberapa pesepeda lain, dan akhirnya, turunan! Whussss, semakin kencang, semakin
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!
Cepat, cepat! Hosh, hosh, ini sudah putaran keempat. Masih ketinggalan dari Defri, cuma beberapa meter, ayo bisa, balap dia, lari! Nafasku sudah mulai abis, tapi tidak kupedulikan, pokoknya harus terus
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!
Lho? Intan, aku disini! Tunggu aku, jangan pergi!
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!
Oh sial, bomnya. Kabelnya terlalu banyak. Mana yang mesti dicabut, mana, mana? Merah, biru, merah, Lima detik lagi!
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!
Cepat lari, kugenjot lagi sepedaku dengan kencang, secepatnya pergi dari tempat ini. Tiga, dua, sa..
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!
AAAAAAH, TIDAK SEMPAAAT! Cahaya putih disana semakin terang dan menyilaukan.
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DI
Aku tersentak!
~
Mataku terbuka. Banyak orang mengelilingiku. Hah?
“Pak Wahyu? Bisa dengar suara saya?”
“...Da..Pa?”
“Syukurlah. Bapak tadi tertabrak mobil, dan sempat mengalami kritis selama beberapa jam. Jangan kuatir pak, jantung Bapak sudah kembali berdenyut.”
-END-
DAG DIG DUG!
Ooooogh brengsek. Apaan sih itu. Mekdi pun hilang, yang ada malah duduk di stasiun. Mana keretanya gangguan lagi. Udah malem pula, laper. Bentar, rogoh-rogoh kantong. Ada receh buat naek angkot ga ya? Uuugh susah banget sih, terbangnya. Padahal sudah melayang begini, tapi serasa berat sekali untuk terbang lebih tinggi. Orang-orang yang lain terbang sangat cepat dan meninggalkanku yang lambat ini. Kuambil gelas di meja, kuisi dengan air dari dispenser, dan langsung kuminum semuanya. Waktunya berbuka. ~In the middle of the night, when I’m in this
DAG DIG DUG!
buka twitter, cepetan buka twitter, #FF kakak paling baik sejagat raya :) Aw, si kucing gigit kakiku. Sana, sana, kulempar tulang ayam yang entah kapan kumakan. Terus, terus kugenjot terus sepedaku, kubalap beberapa pesepeda lain, dan akhirnya, turunan! Whussss, semakin kencang, semakin
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!
Cepat, cepat! Hosh, hosh, ini sudah putaran keempat. Masih ketinggalan dari Defri, cuma beberapa meter, ayo bisa, balap dia, lari! Nafasku sudah mulai abis, tapi tidak kupedulikan, pokoknya harus terus
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!
Lho? Intan, aku disini! Tunggu aku, jangan pergi!
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!
Oh sial, bomnya. Kabelnya terlalu banyak. Mana yang mesti dicabut, mana, mana? Merah, biru, merah, Lima detik lagi!
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!
Cepat lari, kugenjot lagi sepedaku dengan kencang, secepatnya pergi dari tempat ini. Tiga, dua, sa..
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!
AAAAAAH, TIDAK SEMPAAAT! Cahaya putih disana semakin terang dan menyilaukan.
DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DIG DUG! DAG DI
Aku tersentak!
~
Mataku terbuka. Banyak orang mengelilingiku. Hah?
“Pak Wahyu? Bisa dengar suara saya?”
“...Da..Pa?”
“Syukurlah. Bapak tadi tertabrak mobil, dan sempat mengalami kritis selama beberapa jam. Jangan kuatir pak, jantung Bapak sudah kembali berdenyut.”
-END-
No comments:
Post a Comment