Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Tuesday, January 31, 2012

Review Film: There Be Dragons (2011)


Sutradara: Roland Joffe
Cast:

Charlie Cox
Wes Bentley
Dougray Scott
Olga Kurylenko


Plot:
Seorang jurnalis (Scott) yg ditugaskan untuk membuat artikel tentang Josemaria Escriva, calon peraih gelar saint dari Vatikan, mengetahui bahwa Escriva ternyata adalah teman ayahnya. Robert, si jurnalis, kemudian mengunjungi ayahnya lagi setelah 8 tahun untuk mencari tahu lebih banyak.

Ayah Robert, yaitu Manolo Torres, ternyata memang teman Josemaria sejak kecil. Mereka memiliki pandangan yang berkebalikan. Itu sebabnya mereka mengambil jalan hidup yang berbeda ketika dewasa. Manolo (Bentley) yang tidak puas karena ayahnya mati karena desakan kaum buruh, bergabung dengan kaum militer dan menyusup ke kalangan pemberontak, untuk membocorkan rencana mereka ke militer. Sementara Josemaria (Cox), yang mendapat pencerahan, menjadi pendeta.

Josemaria tumbuh menjadi pendeta yang berdedikasi tinggi. Dia mendapat inspirasi lagi untuk menerapkan cinta pada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan hanya di gereja. Josemaria kemudian perlahan membangun gerakan yang sekarang dikenal dengan Opus Dei. (Jauh dari kesan ekstrim yang digambarkan di The Da Vinci Code)





Perjuangan Josemaria sungguh berat karena Spanyol waktu itu sedang mengalami Perang Sipil, dimana ada berbagai kubu yang bertikai, dan pendeta seperti dirinya diburu oleh para pemberontak. Dia mesti mengadakan kebaktian atau konsultasi dengan jamaahnya secara diam-diam, dan berkali-kali berpindah tempat karena hampir ketahuan. 



Sementara Manolo yg menyusup ke pihak pemberontak, jatuh cinta pada aktivis dari Hungaria, Ildiko (Kurylenko), yg lebih memilih komandan mereka. Cemburu karena cintanya ditolak, selain memberitahukan rencana pemberontak ke militer, Manolo juga melimpahkan kesalahan ke Ildiko dengan memasang radio sebagai barang bukti pengkhianatan. 



Komandan yg tak tega menghabisi Ildiko akhirnya malah bunuh diri, sementara Ildiko, yang tengah hamil (anak komandan), kehilangan keinginan untuk hidup dan ingin menyusul komandan untuk mati juga. Setelah anaknya lahir, pada suatu peperangan dalam keadaan terjepit, Manolo menembak Ildiko, memberinya hal yang diinginkannya, kematian.

Manolo yang saat ini tengah menunggu ajal kemudian memberitahu Robert kalau dialah anak Ildiko. Meskipun awalnya kesal, Robert pun berdamai dengan Manolo. Manolo juga gembira karena bisa berdamai dengan Josemaria, sahabatnya.

Josemaria selamat dari upaya pembunuhan oleh kaum pemberontak karena Manolo mencegahnya. Dia pun berhasil mendirikan Opus Dei, dan kemudian setelah kematiannya, diberi gelar Saint (orang suci) oleh Vatikan.

Komentar:

Yang tadinya gw pikir ini film perang (karena posternya), ternyata lebih dari sekedar itu. Ini sebuah epic yang rentang waktunya mulai dari masa kecil Josemaria dan Manolo, lalu sewaktu mereka dewasa dan menjalani pilihan hidup yang berbeda, hingga bertahun2 kemudian sewaktu Manolo di ambang kematiannya.

Ceritanya cukup dalam, dan banyak aspek yang ada di film ini, mulai dari agama, perang, pengkhianatan, penebusan dosa (redemption), hubungan ayah-anak, dsb. Ditambah lagi dengan cerita yang dibagi jadi 3 point of view, dari Manolo, Josemaria, dan Robert di masa kini. Yang kurang mungkin aksen bahasa Inggris patah2 yang diucapkan para pemerannya. Tapi overall ini film yang bagus.

my Rating: 7.5

No comments:

Post a Comment