-kelanjutan dari ‘Menikahlah Denganku’-
Cao Cao masih terkesima dengan apa yang dilihatnya. Putrinya, Cai Wenji, tiba-tiba saja pergi dengan Lu Xun, putra Sun Jian yang jadi lawannya di perang ini, dan meninggalkan arena peperangan. Di seberang sana, Sun Jian pun merasakan hal yang sama. Dia pun bergegas maju ke tengah dataran tempat peperangan itu berlangsung, dan berhadapan dengan Cao Cao.
“Sun Jian, putramu membawa lari putriku.”
“Hai Cao Cao, aku pun tak tahu menahu tentang masalah ini. Bagaimana kalau kita tunda peperangan ini, dan bersama-sama mengejar mereka untuk mengetahui kebenarannya?”
Cao-Cao pun menyanggupi. Akhirnya mereka berdua, dan beberapa orang pasukannya, berusaha menyusul Lu Xun dan Cai Wenji yang sudah terlebih dahulu pergi.Setelah sekitar setengah hari, mereka akhirnya berhasil menemukan sepasang anak muda itu di sebuah desa kecil yang berada di luar daerah kekuasaan kerajaan Wei dan Wu.
Kedua raja itu menghampiri masing-masing anaknya dengan wajah marah.
“Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?”
Lu Xun memegang tangan Cai Wenji erat-erat.
“Kami saling mencintai, ayah. Dan sekarang kalian tidak akan bisa memisahkan kami, karena kami sudah resmi menikah.”
“Lu Xun! Ayah membutuhkanmu untuk menjadi penggantiku suatu saat.” hardik Sun Jian. Begitupun dengan Cao Cao. “Cai Wenji, kau adalah calon ratu yang akan memerintah kerajaan Wei. Kau tidak bisa menikah dengan calon raja dari pihak musuh.”
Giliran Cai Wenji yang berbicara dengan tegas.
“Ayah, Paman Sun Jian, kami sudah lelah dengan perseteruan di antara kalian berdua, dan tidak ingin menjadi bagian darinya. Jadi biarkan kami pergi untuk hidup dengan damai. Kalau kalian memaksa, kami akan tetap bertahan pada pendirian kami.”
Kedua raja itu terdiam mendengar pernyataan tegas anak-anak mereka. Mereka yang lebih tahu, kalau anak-anak itu sama keras kepalanya seperti mereka. Kalaupun ada hal yang bisa mengubah kekeraskepalaan ini, itu adalah...
“Lalu apa yang kalian inginkan supaya kalian kembali?”
“Hentikan perang ini, dan berdamailah, maka kami akan kembali. Kita tidak perlu berseteru lagi setelah ini, karena aku dan Cai Wenji sudah menjadi simbol persatuan kedua kerajaan. Kami akan memerintah wilayah yang sudah bersatu ini di kemudian hari, bersama-sama.”
Sun Jian dan Cao Cao saling berpandangan, mempertimbangkan usul Lu Xun tadi.
“Cao Cao, demi generasi mendatang, aku bersedia untuk melupakan pertikaian di antara kita, dan mempersatukan dua kerajaan ini di tangan mereka. Bagaimana denganmu?”
“Rasa sayangku pada putriku lebih besar dan tentu lebih penting ketimbang keinginanku untuk berseteru dengan kalian. Wahai Sun Jian, aku setuju untuk berdamai.”
Kedua raja itu pun saling berjabat tangan, menegaskan perdamaian di antara kedua kerajaan sejak saat itu. Lu Xun dan Cai Wenji pun turut bahagia, karena mereka akhirnya berhasil menyelesaikan masalah ini dengan cinta yang mereka miliki. Masa depan kedua kerajaan pun cerah.
Beberapa hari kemudian, setelah Wu dan Wei resmi bersatu, ratusan kilometer dari sana, seorang ksatria bernama Lu Bu baru saja menerima kabar itu dari anak buahnya.
“Cao Cao dan Sun Jian berdamai. Hilang sudah kesempatanku sekarang.”
“Kenapa, tuanku Lu Bu?” tanya Diao Chan, kekasihnya.
“Aku berencana untuk menyerang keduanya ketika mereka kelelahan setelah perang berlangsung, dan menguasai kedua kerajaan itu sendiri. Dengan batalnya perang, rencanaku pun sia-sia.”
“Tapi, siapa sangka, dua raja yang hebat itu bisa ditaklukkan oleh cinta sepasang anak manusia Lu Xun dan Cai Wenji. Tidakkah menurutmu itu romantis?”
Lu Bu tersenyum senang. “Kau benar. Itu sesuatu hal yang luar biasa.”
-END-
=================
author's note: nama-nama tokoh merupakan karakter di Romance of Three Kingdom, or in my case, Dynasty Warriors :D Latar belakang tokoh diubah sesuka hati penulis, hehe
9 comments:
waaa... manis, keren!
Makasiiiih :D
Suka! *fans Romance of Three Kingdoms* :D
Keren! :3
Hehe, ini karena asik maen Dynasty Warriors pake Cai Wenji, jadinya pengen bikin ceritanya.
Terimakasih atas kunjungannya, harap datang kembali :D
bagus, sempet2nya hampir diakhir ada twist akan menyerang kedua negara saat kelelahan perang. :)
iya, abis kalo udah gt aja, jadinya datar dan happy2 aja, pengen ada end credit scene-nya :D
keren :)
Makasih :D
ceritamu juga keren mbak, bagus :)
Post a Comment