“Bagaimana, Kimiko?”
Kimiko tidak menjawab. Duduk bersimpuh di lantai, dia berada di tengah-tengah aula istana yang dipenuhi oleh para pengawal, sementara di hadapannya, duduk di singgasana yang megah, Pangeran Yasuhito, penguasa distrik ini.
“Kimiko, kau gadis paling cantik yang bisa kutemukan di desa ini. Kau hanya perlu mengatakan ya, dan kau akan bisa menikmati hidup yang mewah di istana ini bersamaku. Yang kuminta adalah agar kau mau menjadi milikku untuk selamanya, sebagai istriku.”
Kimiko meneguhkan hatinya, kemudian mengangkat kepalanya ke arah Pangeran Yasuhito dan menjawab.
“Maafkan aku, Pangeran Yasuhito. Permintaanmu sungguh baik hati, dan aku yakin dalam keadaan normal, tidak ada wanita yang akan sanggup menolaknya, begitupun denganku.”
Pangeran Yasuhito tersenyum puas.
“Akan tetapi, aku tidak bisa begitu saja mengabaikan fakta akan semua perbuatanmu selama ini. Sejak kau mengambil alih kekuasaan dari ayahmu, kau menerapkan kebijakan yang memberatkan rakyat. Kau memaksa rakyat bekerja berkali lipat seperti budak, untuk kemudian kau rampas semua hasil kerja mereka untuk membayar upeti yang kau naikkan seenaknya. Semua itu kau lakukan supaya kau bisa hidup bermewah-mewah seperti ini. Maaf saja Pangeran, tapi aku tidak bisa mengabaikan semua hal itu.”
Pangeran Yasuhito mulai geram.
“Apa itu berarti kau menolak tawaranku?”
“Lebih baik aku mati daripada menuruti perintahmu.” Kimiko berkata dengan tegas.
Pangeran Yasuhito bangkit dari singgasananya dan berteriak dengan marah.
“Pengawal! Penggal leher wanita ini. Dasar wanita tak tahu diri. Aku memberimu kesempatan, tapi malah kau sia-siakan.”
Seorang pengawal bergerak mendekati Kimiko yang diam tak bergerak. Dia mencabut pedangnya, dan memposisikannya di leher Kimiko, kemudian mengangkat pedangnya sebagai ancang-ancang untuk memenggal Kimiko.
Kimiko tidak memejamkan matanya. Dia sudah siap dengan keputusannya, dan sama sekali tak ada rasa takut di hatinya. Ketika pengawal itu mengayunkan pedang untuk menebasnya, dia sadar, inilah kematiannya.
Tapi pedang itu tak pernah menyentuh leher Kimiko. Pengawal itu tiba-tiba saja terpental. Berdiri di samping Kimiko, seorang pemuda berpakaian asing. Kimiko memandanginya. Diakah yang sudah membuat pengawal itu terpental dan menyelamatkan nyawanya?
Pangeran Yasuhito pun murka. “Siapa kau ini?”
Dengan tenang, orang itu membuka suara.
“Sudah cukup, Yasuhito. Semua tindakan semena-menamu akan berakhir saat ini juga.”
“Bunuh dia!”
Seluruh pengawal yang ada di ruangan itu pun mencabut pedang mereka dan bergerak untuk menyerang orang asing itu.
“Sleep.”
Hanya satu kata itu yang diucapkan pemuda itu, dan seluruh pengawal seakan terhipnotis. Mereka semua roboh ke lantai. Tidak mati, hanya tertidur.
Pangeran Yasuhito memandang tak percaya. Belum habis keheranannya, pemuda itu melesat dengan cepat dan berdiri di hadapannya.
“Hai.”
“Kau...”
Pangeran Yasuhito tidak bisa bicara lebih banyak lagi. Dengan suatu gerakan cepat, tangan pemuda itu mengoyak dadanya hingga tembus ke belakang punggungnya. Tamat sudah riwayat penguasa kejam itu.
Orang asing itu mencabut tangannya kembali dan membiarkan tubuh Yasuhito roboh ke lantai. Dia lalu berjalan menghampiri Kimiko.
“Mulai sekarang kalian bebas.” ujarnya singkat.
“Terima kasih. Kau sudah menyelamatkan kami.”
Orang itu tak menjawab dan langsung melesat pergi meninggalkan istana. Kimiko masih duduk di sana, terkejut, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Dia mengenali orang itu sebagai Kogoro, pembantai yang menjadi buronan pemerintah.
-END-
====================
author's note: asal usul cerita:
Kimiko tidak menjawab. Duduk bersimpuh di lantai, dia berada di tengah-tengah aula istana yang dipenuhi oleh para pengawal, sementara di hadapannya, duduk di singgasana yang megah, Pangeran Yasuhito, penguasa distrik ini.
“Kimiko, kau gadis paling cantik yang bisa kutemukan di desa ini. Kau hanya perlu mengatakan ya, dan kau akan bisa menikmati hidup yang mewah di istana ini bersamaku. Yang kuminta adalah agar kau mau menjadi milikku untuk selamanya, sebagai istriku.”
Kimiko meneguhkan hatinya, kemudian mengangkat kepalanya ke arah Pangeran Yasuhito dan menjawab.
“Maafkan aku, Pangeran Yasuhito. Permintaanmu sungguh baik hati, dan aku yakin dalam keadaan normal, tidak ada wanita yang akan sanggup menolaknya, begitupun denganku.”
Pangeran Yasuhito tersenyum puas.
“Akan tetapi, aku tidak bisa begitu saja mengabaikan fakta akan semua perbuatanmu selama ini. Sejak kau mengambil alih kekuasaan dari ayahmu, kau menerapkan kebijakan yang memberatkan rakyat. Kau memaksa rakyat bekerja berkali lipat seperti budak, untuk kemudian kau rampas semua hasil kerja mereka untuk membayar upeti yang kau naikkan seenaknya. Semua itu kau lakukan supaya kau bisa hidup bermewah-mewah seperti ini. Maaf saja Pangeran, tapi aku tidak bisa mengabaikan semua hal itu.”
Pangeran Yasuhito mulai geram.
“Apa itu berarti kau menolak tawaranku?”
“Lebih baik aku mati daripada menuruti perintahmu.” Kimiko berkata dengan tegas.
Pangeran Yasuhito bangkit dari singgasananya dan berteriak dengan marah.
“Pengawal! Penggal leher wanita ini. Dasar wanita tak tahu diri. Aku memberimu kesempatan, tapi malah kau sia-siakan.”
Seorang pengawal bergerak mendekati Kimiko yang diam tak bergerak. Dia mencabut pedangnya, dan memposisikannya di leher Kimiko, kemudian mengangkat pedangnya sebagai ancang-ancang untuk memenggal Kimiko.
Kimiko tidak memejamkan matanya. Dia sudah siap dengan keputusannya, dan sama sekali tak ada rasa takut di hatinya. Ketika pengawal itu mengayunkan pedang untuk menebasnya, dia sadar, inilah kematiannya.
Tapi pedang itu tak pernah menyentuh leher Kimiko. Pengawal itu tiba-tiba saja terpental. Berdiri di samping Kimiko, seorang pemuda berpakaian asing. Kimiko memandanginya. Diakah yang sudah membuat pengawal itu terpental dan menyelamatkan nyawanya?
Pangeran Yasuhito pun murka. “Siapa kau ini?”
Dengan tenang, orang itu membuka suara.
“Sudah cukup, Yasuhito. Semua tindakan semena-menamu akan berakhir saat ini juga.”
“Bunuh dia!”
Seluruh pengawal yang ada di ruangan itu pun mencabut pedang mereka dan bergerak untuk menyerang orang asing itu.
“Sleep.”
Hanya satu kata itu yang diucapkan pemuda itu, dan seluruh pengawal seakan terhipnotis. Mereka semua roboh ke lantai. Tidak mati, hanya tertidur.
Pangeran Yasuhito memandang tak percaya. Belum habis keheranannya, pemuda itu melesat dengan cepat dan berdiri di hadapannya.
“Hai.”
“Kau...”
Pangeran Yasuhito tidak bisa bicara lebih banyak lagi. Dengan suatu gerakan cepat, tangan pemuda itu mengoyak dadanya hingga tembus ke belakang punggungnya. Tamat sudah riwayat penguasa kejam itu.
Orang asing itu mencabut tangannya kembali dan membiarkan tubuh Yasuhito roboh ke lantai. Dia lalu berjalan menghampiri Kimiko.
“Mulai sekarang kalian bebas.” ujarnya singkat.
“Terima kasih. Kau sudah menyelamatkan kami.”
Orang itu tak menjawab dan langsung melesat pergi meninggalkan istana. Kimiko masih duduk di sana, terkejut, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Dia mengenali orang itu sebagai Kogoro, pembantai yang menjadi buronan pemerintah.
-END-
====================
author's note: asal usul cerita:
@plut0saurus: @minky_monster "Jadilah milikku, selamanya." Lalu ditebas samurai :p *plot non galau*
10 comments:
Tulisannya makin keren. :)
Ah, dia bukan buronan. Dia salah satu orang dengan kemampuan spesial di serial heroes. *salah fokus*
=))
Nice FF!
*bayangin buronannya secakep Prince of Persia*
@findingnem0
^^ tinggal tambah hestek pembunuhan, beres lah minggu ini
@rachma
bayangin aja kalo dia itu mirip sylar :D
Sylar labil ah. Kadang jahat, kadang baik. Gimana nanti arah hubungan kami berdua? *alah*
aku maunya peter petreli aja <3
Peter Petrelli kan ga bunuh orang. *inget aja ceritanya*
*mikir*
dia membunuh orang jahat. =))
Eh, iya sih gak mbunuh orang. T-T
dilema. Sylar aja deh kalo begitu.
*nah lo, ini nama yang labil jadi aku?* -___-
maaf meramaikan notif. :(
hehehe gapapa biar blognya (keliatannya) makin rame kalo banyak komen,
eh komentari yg ini juga ya kalo sempet http://voilaminky.blogspot.com/2012/01/pegasus-antarkan-aku-padanya.html
Okeee ^^
thanks :D
Post a Comment