Pada awalnya, kami semua berasal dari satu sumber, satu kesatuan yang utuh. Kemudian mereka mulai memecah belah kami, memasang cangkang pada tubuh kami dan membagi kami menjadi puluhan, bahkan ratusan individu terpisah. Kami pun tak bisa berbuat apa-apa untuk menolaknya, karena kami tak memiliki pilihan dalam hal ini selain mengikuti kehendak mereka.
Mereka kemudian menyekap dan menculik kami, kemudian menelantarkan kami ke berbagai tempat, semakin mencerai-beraikan kami. Kemudian dalam satu penjara yang luas, kami ditahan di sana, bersama rekan-rekan kami yang berasal dari wilayah dan suku lain. Kami dipertontonkan layaknya pertunjukan sirkus.
Meskipun begitu paling tidak aku bersyukur karena bisa bersama-sama menanggung semua ini bersama rekan-rekan sependeritaanku. Sayangnya, seiring waktu berjalan, satu demi satu rekan kami hilang, dibawa pergi oleh mahluk-mahluk besar itu. Aku pun semakin waswas menunggu giliranku tiba. Yang kudengar dari rekan-rekanku, mereka akan memakan kami hingga habis. Merinding aku membayangkannya.
Akhirnya hari itu pun tiba. Salah satu raksasa itu mengambil dan membawaku pergi, dan meringkusku bersama mahluk-mahluk kecil lain yang rupanya juga menjadi tawanannya. Dia membawaku ke tempat tinggalnya, menahanku di suatu ruangan sempit dan meletakkanku bersama dengan para tahanan lain yang tampaknya sudah dimakan olehnya, sehingga hanya sebagian saja dari tubuh mereka yang tersisa. Ketika dia pergi, tak lupa dimatikannya cahaya, sehingga kami mesti hidup dalam kegelapan di penjara baru ini.
Beberapa jam kemudian, dia muncul lagi dan menyalakan cahaya secara tiba-tiba, menyilaukan pandanganku. Kemudian dia membuka cangkangku, dan mengambil sebagian kecil dari diriku, meletakkanku pada semacam alat berserabut yang kukira semacam wadah makannya, dan kemudian memasukkanku ke dalam mulutnya. Oh tidak, dia akan memakanku, pikirku.
Kemudian... Apa ini? Alih-alih perasaan takut, aku merasakan sensasi lain. Raksasa ini bersenandung sewaktu dia meratakan tubuhku ke giginya. Dan aku tidak dimakannya. Aku tidak lenyap, melainkan berbaur dengan kosmos yang lebih besar, yang memberikan semacam kekuatan pada giginya. Aku merasa berarti. Akhirnya, setelah sekian lama aku diciptakan, baru kali ini aku menyadari bahwa aku pun dapat berguna bagi yang lain.
Raksasa itu, manusia itu, pun selesai menggunakan jasaku. Dia tersenyum, memamerkan sederetan giginya yang menjadi lebih bersih dan mengkilap, dan itu akibat peranku. Aku semakin terharu. Oh, kurasa aku telah jatuh hati pada manusia ini. Aku rela memberikan semua yang kupunya untuknya, supaya dia bisa terus tersenyum dengan sempurna seperti ini.
-END-
Mereka kemudian menyekap dan menculik kami, kemudian menelantarkan kami ke berbagai tempat, semakin mencerai-beraikan kami. Kemudian dalam satu penjara yang luas, kami ditahan di sana, bersama rekan-rekan kami yang berasal dari wilayah dan suku lain. Kami dipertontonkan layaknya pertunjukan sirkus.
Meskipun begitu paling tidak aku bersyukur karena bisa bersama-sama menanggung semua ini bersama rekan-rekan sependeritaanku. Sayangnya, seiring waktu berjalan, satu demi satu rekan kami hilang, dibawa pergi oleh mahluk-mahluk besar itu. Aku pun semakin waswas menunggu giliranku tiba. Yang kudengar dari rekan-rekanku, mereka akan memakan kami hingga habis. Merinding aku membayangkannya.
Akhirnya hari itu pun tiba. Salah satu raksasa itu mengambil dan membawaku pergi, dan meringkusku bersama mahluk-mahluk kecil lain yang rupanya juga menjadi tawanannya. Dia membawaku ke tempat tinggalnya, menahanku di suatu ruangan sempit dan meletakkanku bersama dengan para tahanan lain yang tampaknya sudah dimakan olehnya, sehingga hanya sebagian saja dari tubuh mereka yang tersisa. Ketika dia pergi, tak lupa dimatikannya cahaya, sehingga kami mesti hidup dalam kegelapan di penjara baru ini.
Beberapa jam kemudian, dia muncul lagi dan menyalakan cahaya secara tiba-tiba, menyilaukan pandanganku. Kemudian dia membuka cangkangku, dan mengambil sebagian kecil dari diriku, meletakkanku pada semacam alat berserabut yang kukira semacam wadah makannya, dan kemudian memasukkanku ke dalam mulutnya. Oh tidak, dia akan memakanku, pikirku.
Kemudian... Apa ini? Alih-alih perasaan takut, aku merasakan sensasi lain. Raksasa ini bersenandung sewaktu dia meratakan tubuhku ke giginya. Dan aku tidak dimakannya. Aku tidak lenyap, melainkan berbaur dengan kosmos yang lebih besar, yang memberikan semacam kekuatan pada giginya. Aku merasa berarti. Akhirnya, setelah sekian lama aku diciptakan, baru kali ini aku menyadari bahwa aku pun dapat berguna bagi yang lain.
Raksasa itu, manusia itu, pun selesai menggunakan jasaku. Dia tersenyum, memamerkan sederetan giginya yang menjadi lebih bersih dan mengkilap, dan itu akibat peranku. Aku semakin terharu. Oh, kurasa aku telah jatuh hati pada manusia ini. Aku rela memberikan semua yang kupunya untuknya, supaya dia bisa terus tersenyum dengan sempurna seperti ini.
-END-
4 comments:
FFnya baguus. Kepikiran aja sih kaya gitu.
mending sih :p tadinya mau nulis yg odolnya jadi bukti kalo istrinya selingkuh, trus suaminya nyampurin racun ke odolnya, biar selingkuhannya mati. Parah pokoknya :p
tapi karena diharapkan bikin yg 'bener', yah bikin yg ini aja.
Baguuuus.
Eh, yang ide awal boleh tuh dibikin FFnya :D
*masukin daftar tulisan yg mau dibuat*
Post a Comment