Featured Post

[Review] Game of Thrones (season 6)

Setelah setahun, GoT kembali di season 6. Sebenarnya gw juga ga begitu nunggu2 sih, karena lagi asik ngikutin serial yg lain (The Flash...

Sunday, January 08, 2012

Menjenguk Lili

Sejak Ibu Rosa, wali kelas mereka menikah sebulan yang lalu, kelas 2-C tidak pernah seheboh seperti minggu ini. Penyebabnya adalah Lili, salah satu talenta terbaik dari kelas mereka, masuk ke babak final Gisella Cup, kompetisi menyanyi tingkat SMA se-provinsi. Di final nanti, Lili akan bersaing dengan 9 finalis lainnya untuk dapat maju ke level nasional. Alhasil, tidak cuma Lili, tapi seisi kelas ikut bersemangat mendukungnya. Bahkan mereka sampai membuat kaos dan spanduk bertuliskan dukungan untuk Lili. Hampir semua murid di kelas 2-C antusias menyambutnya.

Seminggu sebelum final, setiap harinya Lili berlatih selesai jam sekolah, bersama beberapa rekan dari Paduan Suara dan guru kesenian. Mereka memilihkan lagu-lagu yang akan dinyanyikan Lili di final nanti. Sejauh ini, situasinya cukup menjanjikan, dan Lili serta yang lainnya cukup percaya diri dengan kans mereka untuk menang.

Hingga tibalah dua hari menjelang final. Selesai latihan, Lili merasa kepalanya sedikit berat. Mungkin kecapekan, pikirnya. Besoknya dia tidak masuk. Sakit. Flu. Mesti beristirahat di rumah. Dan itu H-1.

Berita bahwa Lili sakit menggemparkan seisi kelas 2-C, tak terkecuali Loki, satu-satunya orang yang kelihatannya tidak terpengaruh oleh kegemparan seminggu terakhir ini. Selagi yang lain sibuk membicarakan Lili atau repot dengan segala atribut fans Lili, Loki terus saja tenggelam dalam buku-entah-apa-judulnya yang dibacanya dan earphonenya. Kali ini, di tengah-tengah alunan musik yang menutupi telinganya, Loki mengangkat kepalanya dan memperhatikan suasana kelas. Kuatir. Cemas. Kekecewaan. Semua aura negatif seakan berkumpul karena sakitnya Lili, yang hampir pasti akan membuatnya absen di final besok.

Seusai pulang sekolah, beberapa anak berinisiatif untuk menjenguk Lili, dengan tujuan untuk menghiburnya. Loki, entah kenapa, meminta untuk ikut serta, satu-satunya anak cowok yang ikut menjenguk diantara enam anak cewek lainnya.

Singkat cerita, mereka mendatangi Lili yang sedang berbaring di kamarnya, lalu setelah beberapa kata simpatik dan menghibur, malah akhirnya ngerumpi khas cewek selama kira-kira sejam lebih. Di luar kamar, Loki duduk dan menunggu saja di ruang tamu, memandangi segelas sirup yang sama sekali tak diminumnya. Begitu ada tanda-tanda bahwa rumpian mereka segera berakhir, dia bangkit dan ikut masuk ke kamar Lili. Sewaktu yang lain pergi sambil melirik heran ke arahnya, Loki tetap berada di sana, akhirnya empat mata saja dengan Lili. Dia duduk di kursi yang disediakan di samping tempat tidur Lili.

“Hai, Liliana.” sapanya.
 “Amarillo. Ehm, aku sebenarnya ga percaya waktu mereka bilang kamu ikut datang kesini. Kamu kan, ga pernah ngobrol sama sekali denganku di sekolah.”
“Memang, tapi bukan berarti aku ga peduli.”

Kemudian mereka hanya diam saja. Keheningan itu hanya sesekali diisi dengan suara hidung Lili yang tersumbat.

Loki mendekat dan meraba kening Lili dengan telapak tangannya. Panas.

“Demammu masih tinggi.” Komentarnya singkat.
“Begitulah. Paling tidak aku mesti beristirahat hingga besok supaya demamnya sedikit turun. Kalaupun kondisiku cukup fit untuk ikut final, pilek dan batuk ini sudah pasti akan berpengaruh pada suaraku. Goodbye, final.” Lili tertawa kecil.

Loki melepas tangannya dari kening Lili, kemudian menggenggam tangan kirinya yang tak kalah panas.  Sementara itu Lili berusaha untuk tidak terlihat gugup. Untungnya dalam kondisinya yang demam ini, hal itu tersembunyikan dengan baik. Loki ini, dalam bahasanya sendiri, termasuk rupawan. Hanya memang orangnya rada aneh dan tertutup. Makanya sewaktu dia memegang tangannya, terang saja Lili gugup.

“Kompetisi ini, apakah buatmu sangat penting?”

Dan begitu saja dia bertanya, sementara tangannya masih memegang tanganku, pikir Lili.
“Ga juga sih. Aku... cuma mau berusaha sebaik-baiknya dan mengeluarkan penampilan terbaikku. Sekarang kesempatan itu pun lenyap. Lagipula...” kemudian Lili terdiam.
“Lagipula apa?”

Dengan ragu, Lili meneruskan,
“Menyanyi adalah satu-satunya keahlian yang kupunya. Aku ga berbakat di bidang pelajaran yang lain. Matematika dan hafalanku jelek, dan aku lemah dalam olahraga.”
“Apa iya?”

Lili memandangnya heran. “Maksud kamu?”
“Dari tempatku duduk, mau tak mau, aku sering melihatmu. Kamu orang yang giat, selain itu kamu ramah dan punya banyak teman. Kamu orang yang selalu membawa keceriaan bagi orang lain. Menurutku itu juga bisa disebut keahlian.”
“Hmm, ada-ada saja.” senyum Lili.

Loki melepaskan genggaman tangannya pada Lili, kemudian berdiri.

“Jangan dulu melepaskan harapan. Mungkin besok pagi kondisimu sudah membaik. Goodnight.”

Dan dia pun pergi, sementara Lili masih merenungkan kata-katanya. Apanya yang membaik, pilek mana bisa sembuh dalam semalam? Dan Lili pun tertidur.

~

Keesokan paginya Lili terbangun, dengan kondisi yang segar bugar. Semua pusing, pilek dan batuk-batuk yang dideritanya kemarin hilang tak berbekas. Suaranya pun baik-baik saja. Lili pun terheran-heran.

Loki, pikirnya.

Menyadari bahwa dia harus segera bersiap-siap untuk mengikuti final, Lili bergegas menghubungi guru pembimbingnya yang kemudian segera menyebarkan informasi yang luar biasa penting itu ke seluruh pendukung Lili. Jagoan mereka bakal tampil di final!

~

Selesai menyanyikan lagu pamungkasnya, Lili tersenyum ke arah penonton, berusaha mencari Loki di antara mereka. Dia tidak tampak di sana.

Pada akhirnya, Lili tidak menjadi yang terbaik di final, tapi dia tetap lolos ke tingkat nasional sebagai runner-up.

Loki tidak ikut merayakan keberhasilan Lili bersama teman-temannya yang lain. Dia ada di luar ruangan kompetisi, duduk di kantin gedung itu sendirian. Dia bisa mendengar riuhnya suasana kompetisi yang baru saja berakhir, juga suara teman-temannya yang memberikan ucapan selamat pada Lili. Sambil menyeka hidungnya yang pilek, dia tersenyum singkat.

~ END ~

2 comments:

minky_monster said...

Kata Dian, "
baguuuus. eh coba krm k mjlh gadis/kawanku deh. Kayanya genre nya masuk. Idenya bagus.
"
Kubales, "
gadis, kawanku :O emoh ah. ga sesuai sama umur & gender :[
"

minky_monster said...

Kata Dian lagi, "
yg penting cerita nya sesuai segmen kaaan, dapet duit pulak. :p
"
Kubales lagi, "
hmm, kapan2 deh dicari infonya.
"

Post a Comment